Anda di halaman 1dari 5

Perpetaan - Program Studi Teknik Lingkungan

BAB II
SATUAN UKURAN DALAM UKUR TANAH

Data ukuran yang diperoleh (parameter pengukuran) dalam ukur tanah adalah :
1. Sudut : sudut horisontal dan sudut vertikal
2. Jarak : jarak horisontal dan jarak vertikal (beda tinggi)
3. Azimut (sudut arah)
Besaran-besaran di atas mempunyai satuan yang berbeda-beda.

2.1 Satuan Sudut atau Arah


Sudut pada ukur tanah pada dasarnya merupakan selisih antara dua arah dari dua
buah target di lapangan. Dasar untuk menyatakan besarnya sudut ialah lingkaran
yang dibagi dalam empat bagian, yang dinamakan kuadran. Satuan sudut terdiri
dari beberapa sistem, yaitu :
1. Sexagesimal
Satu lingkaran dibagi menjadi 360 bagian yang dinamakan derajat (360°).
1 derajat = 60 menit (60’), 1 menit = 60 secon (60”)
2. Centicimal
Satu lingkaran dibagi menjadi 400 bagian atau grade (400 g), 1 grade = 100
centigrade (100c), 1 centigrade = 100 centi centigrade (100cc)
3. Radian
Dalam satuan radian satuan lingkaran dibagi menjadi 2  radian. Simbol
radian dinyatakan dengan  (rho).
Satu lingkaran dibagi menjadi 2 radian
Dari ketiga sistem di atas, satuan tersebut dapat dihitung konversinya sebagai
berikut : Satu lingkaran = 360° = 400g = 2 radian

13
Perpetaan - Program Studi Teknik Lingkungan

2.2 Satuan Jarak


Di Indonesia, sebagai satuan jarak umumnya digunakan metrik atau meter.
Namun demikian, ada pula yang menggunakan satuan lain yaitu feet atau kaki.
Sebagai satuan luas umumnya digunakan meter persegi (m2) atau hektar (hekto
are/ha) di mana 1 ha = (100 x 100) m atau = 10.000 m 2. Untuk satuan volume
tanah dipakai meter kubik (m3), jarang yang menggunakan feet kubik.

2.3 Sudut Arah dan Kuadran


Sudut arah dalam ukur tanah tidak sama dengan ilmu ukur sudut (goneometri).
Sudut arah dalam ukur tanah dimulai dari arah utara (sumbu Y positif) ke arah
timur (sumbu X positif) dengan searah jarum jam. Sedangkan dalam ukur sudut,
dimulai dari arah timur (sumbu X positif) ke arah utara (sumbu Y positif) dengan
arah berlawanan arah putaran jarum jam. Dalam ukur tanah, sudut arah sering
disebut juga sebagai azimut.

Gambar 2.1 Sudut arah dan kuadran

Dalam ilmu ukur tanah, sudut arah dinamakan pula sudut jurusan atau azimuth.
Berkaitan dengan peralatan ukur tanah yang menggunakan kompas sebagai
penunjuk arah, dikenal pula azimuth kompas atau azimuth boussole dan ada pula
istilah bearing.

14
Perpetaan - Program Studi Teknik Lingkungan

Selain sudut arah yang berbeda, letak kuadran juga berbeda, pada ilmu ukur sudut,
urutan kuadran berlawanan arah dengan putaran jarum jam, sedang pada ilmu
ukur tanah urutan kuadran searah putaran jarum jam. Namun rumus-rumus
goneometri sepenuhnya dapat dipakai dalam ilmu ukur tanah.

Tabel 2.1 Kuadran pada Ilmu Ukur Sudut dan Ilmu Ukur Tanah
Ilmu Ukur Sudut Ilmu Ukur Tanah
Kuadran I II III IV Kuadran I II III IV
Sb X + - - + Sb X + + - -
Sb Y + + - - Sb Y + - - +
Sin  + + - - Sin  + + - -
Cos  + - - + Cos  + - - +
Tg  + - + - Tg  + - + -

Dari uraian di atas, dapat didefinisikan azimut adalah sudut yang dimulai dari arah
utara, berputar searah dengan jalannya jarum jam dan diakhiri pada jurusan yang
bersangkutan. Karena sudut ini menyatakan suatu jurusan, maka sudut ini
dinamakan juga sudut jurusan.

Sudut, azimut dan jarak merupakan parameter pengukuran dalam pekerjaan ukur
tanah. Oleh karenanya pengertian ketiga parameter ini harus benar-benar
dipahami terlebih dahulu sebelum mempelajari lebih lanjut tentang ukur tanah.

2.4 Matematika Dalam Ukur Tanah


Cabang matematika yang paling dominan pemakaiannya dalam ukur tanah adalah
trigonometri. Perhitungan untuk mendapatkan koordinat-koordinat titik yang
belum diketahui dari hasil pengukuran (pembacaan jarak dan sudut), pada
dasarnya dengan menggunakan metode trigonometri. Pada hakekatnya fungsi
trigonometri memberikan hubungan antara sudut dan sisi-sisi sebuah segitiga
seperti sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan dan cotangen.

15
Perpetaan - Program Studi Teknik Lingkungan

Pada segitiga siku-siku ABC seperti gambar berikut, sisi-sisi a, b, c terletak


berhadapan dengan sudut ,  dan .

a
b

A B
c
Gambar 2.2 Segitiga siku-siku di A

Dari gambar di atas, maka dapat dinyatakan rumus-rumus seperti berikut :


b
1. sinβ=
a
c
2. cos=
a
b
3. tan=
c

Untuk sembarang segitiga baik tumpul maupun lancip seperti pada gambar 2.3,
maka berlaku rumus seperti berikut.
a b c
4. Rumus sinus : = =
sinα sinβ sinγ
5. Rumus cosinus : a 2=b2 +c 2−2 bc cos
Catatan :  adalah harga absolut dari cos α=−cos ⁡( 180° −α )

6. Rumus luas :
1
Luas segitiga ABC= a b sin γ
2

Andaikan 2 s=a+ b+c , maka akan diperoleh persamaan berikut :

16
Perpetaan - Program Studi Teknik Lingkungan

( s−b )( s−c )
7. sin ½ α=
√ bc
s ( s−a )
8. cos ½α =
√ bc
9. Luas segitiga ABC juga dapat dinyatakan dengan :

Luas=√ s ( s−a ) ( s−b ) (s−c)

c b

B a C

Gambar 2.3 Segitiga ABC

17

Anda mungkin juga menyukai