Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA


Jl. Haluoleo No. 5 Kompleks Perkantoran Bumi Praja Anduonohu, Kendari 93232

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Desa Lawadia Kec.
Tiwu Kab. Kolaka Utara

I SCOPE PEKERJAAN :
Perkuatan Tebing (Bronjong Pabrikasi) = 70 m'
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan = 90 (sembilan puluh) hari kalender

II. PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1 Papan Tanda Proyek dan Buku Direksi
Pekerjaan papan tanda proyek tidak termasuk dalam kontrak tetapi merupakan pekerjaan
yang menjadi kewajiban penyedia jasa untuk melaksanakannya.
Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara papan tanda proyek. Papan
tanda proyek harus menunjukkan dan memuat nama pemilik pekerjaan (Owner) dalam
hal ini Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Marga Prov. Sultra, nama penyedia jasa
(Kontraktor), judul/nama pekerjaan/proyek serta jumlah hari pelaksanaan pekerjaan.
Lokasi pemasangan ditunjukkan oleh Direksi/Engineer Consultant dan dipasang sebelum
mulai pelaksanaan pekerjaan.
Selain papan proyek, penyedia jasa juga wajib menyediakan buku direksi. Buku direksi
ini disiapkan sebagai catatan bagi para direksi dan pihak terkait (Supervise Consultant )
berupa saran/masukan dan atau hal-hal yang perlu perbaikan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Jika pelaksanaan pekerjaan telah selesai dan telah diserahterimakan, maka papan tanda
proyek harus dicabut oleh penyedia jasa.

Buku direksi diserahkan kepada pihak direksi bersama dengan Laporan hasil pekerjaan.

2.2 Persiapan dan Pelaksanaan RK3K


Penerapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (RK3) dalam pelaksanaan
Konstruksi sangat diperlukan. Fungsi dan tujuannya ialah untuk :
Melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja agar kinerjanya
-
dapat meningkat.
Memastikan dan menjaga kesehatan dan keselamatan semua tenaga kerja yang ada di
-
lingkungan kerja.
Memastikan semua sumber produksi terpelihara dengan baik serta dapat digunakan
-
secara aman dan efisien.
Sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi, perusahaan wajib menyusun Dokumen
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) dengan melakukan
Identifikasi terhadap bahaya/resiko kerja yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
konstruksi, sehingga sejak awal sudah dapat diperkirakan rencana tindakan apa yang
perlu dilakukan dan apa saja yang perlu disiapkan dalam rangka pengendalian/minimalisir
terjadinya bahaya/resiko.
Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai rencana tindakan dalam rangka
pengendalian/minimalisir terjadinya bahaya/resiko pekerjaan konstruksi antara lain ialah
menyusun manual/prosedur Instruksi Kerja, menyediakan alat pelindung kerja,
menyediakan alat pelindung diri, menyediakan asuransi, menyediakan fasilitas sarana
kesehatan, penyediaan rambu-rambu kerja, dan menugaskan seseorang yang bertugas
sebagai petugas/personil K3 untuk mengurus seluruh penerapan K3K pada pelaksanaan
konstruksi di lapangan.
2.3 Koordinasi dengan Pemerintah Setempat
Untuk dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, sebelum masuk lokasi
pekerjaan, Penyedia jasa konstruksi bersama-sama dengan Konsultan Pengawas dan Tim
Direksi Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara, wajib
memberikan surat pemberitahuan pelaksanaan pekerjaan sekaligus melakukan koordinasi
dengan Pemerintah setempat terkait dengan akan dilaksanakannya pekerjaan di lokasi
pemerintahannya. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan atau
konflik/pertentangan kepentingan oleh masing-masing pihak sehingga pelaksanaan
pekerjaan dapat berjalan tanpa adanya hambatan dari pihak-pihak yang tidak
berkepentingan dan tidak menimbulkan permasalahan terkait lokasi pekerjaan
dikemudian hari.
2.4 Mobilisasi dan Demobilisasi

Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan
transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan.
Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam
rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan, sewa lahan/rumah untuk
menempatkan alat/bahan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai.

Kegiatan Mobilisasi dan Demobilisasi meliputi hal sebagai berikut :


- Mobilisasi personil inti, tenaga kerja dan peralatan sesuai dengan daftar personil dan
peralatan yang akan dibutuhkan oleh kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan seperti
yang tercantum dalam Kontrak.
- Mobilisasi sudah harus dilaksanakan paling lambat 14 hari sejak tanggal
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ).
- Demobilisasi peralatan dan tenaga kerja dilaksanakan setelah semua pekerjaan
dilapangan selesai dan telah disetujui oleh direksi.
2.5 Administrasi Pelaporan/Dokumentasi
Kontraktor wajib membuat segala keperluan administrasi dan pelaporan mengenai hasil
pekerjaan seperti yang diminta oleh direksi, serta ketentuan-ketentuan yang berlaku Di
Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Marga.
Kontraktor harus menyampaikan laporan yang diketahui dan disetujui oleh direksi dalam
rangkap 3 (tiga), yang mana 2 rangkap laporan diserahkan kepada direksi dan 1 rangkap
sebagai arsip kontraktor. Jenis laporan berupa :
a. Laporan Harian, yang meliputi :
- Laporan yang berisikan catatan harian, mengenai : Jumlah Tenaga Kerja, bahan-
bahan bangunan yang masuk, keadaan cuaca, dan pos-pos pekerjaan yang
dikerjakan tiap hari.
- Perintah teguran dan peringatan tertulis konsultan Pengawasan dan Pengelola
Teknik mengenai semua hal yang menyangkut Pelaksanaan Pekerjaan (Buku
Direksi).
b. Laporan Mingguan :
Berdasarkan laporan Harian, dibuat Laporan Mingguan yang merupakan rangkuman
dari isi Laporan Harian.
c. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan adalah laporan yang berisi kesimpulan Laporan Mingguan yang
disusun tiap bulan.
Sebagai bukti pekerjaan di lapangan benar dilaksanakan, laporan yang dibuat harus
melampirkan foto-foto dokumentasi pekerjaan.

Pengambilan foto dokumentasi dilakukan pada setiap scope/item pekerjaan dilapangan.


Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan
sebelum mulai pekerjaan (0%), keadaan dalam tahap konstruksi (50%) dan keadaan
dalam penyelesaian (100%). Foto – foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang
tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut diatas dengan latar belakang
yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan
keterangan jenis pekerjaan dan progress pekerjaan dan harus diserahkan kepada direksi
pada penyelesaian akhir sebanyak 3 rangkap.

2.6 Shop Drawing dan Asbuilt Drawing


Sebelum melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa didampingi oleh panitia mutual check
(MC) melakukan pengukuran kembali besaran volume pekerjaan sesuai kondisi riil
lapangan terkini dan jika terjadi perubahan harus dibuatkan Shop Drawing yang nantinya
digunakan untuk pedoman gambar pelaksanaan pekerjaan.
Setelah seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan, maka penyedia jasa wajib membuat
As Built Drawing yaitu gambar realisasi suatu pekerjaan sesuai dengan bentuk dan
ukuran bangunan yg telah dilaksanakan di lapangan. Gambar harus dibuat minimal
rangkap 5 (lima) dan dibuat dengan skala 1 : 20 , 1 : 100, dan 1 : 200 dan atau telah
disetujui oleh Direksi Teknik.

III. PEKERJAAN TANAH


3.1 Galian Tanah Biasa Ked 0 s/d 1 m'
Galian tanah biasa dilakukan secara manual dengan kedalaman galian kurang dari 1 m.
Hasil galian diletakkan pada tempat yang ditentukan direksi, dirapihkan agar tidak
membentuk gundukan tanah sehingga tidak mengganggu pada saat pelaksanaan
konstruksi.
3.2 Galian Tanah Biasa (Mekanis)
Galian tanah biasa (Mekanis) dilakukan untuk pekerjaan normalisasi sungai dan galian kuku
pasangan bronjong dengan menggunakan alat Excavator dengan kedalaman galian lebih besar
sama dengan 1 m. Bagian pekerjaan harus dilaksanakan sesuai besaran dan dimensi ukuran serta
elevasi yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Sebagian hasil galian diletakkan dibelakang
rencana pasangan bronjong sebagai timbunan tanah dudukan bronjong dan selebihnya diletakkan
pada sisi tanggul sungai atau pada tempat yang ditentukan direksi, dirapihkan sehingga tidak
membentuk gundukan tanah.
3.3 Timbunan Tanah Kembali dari Hasil Galian
Tanah hasil galian digunakan kembali untuk menimbun area lokasi yang ditentukan
dalam gambar kerja; juga pada area sisi-sisi atau rongga-rongga tanah yang terbuka pasca
pelaksanaan konstruksi. Timbunan tanah kembali hasil galian dipadatkan hingga
mencapai kepadatan yang diharapkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
oleh direksi teknis.

IV. PEKERJAAN KONSTRUKSI


4.1 Tiang Pancang Pondasi Bronjong

Tiang pancang pondasi bronjong terbuat dari bahan Kayu Dolken kelas I dengan panjang
pancang 2 m dan diameter 15-20 cm. Pemancangan dikerjakan oleh sekelompok pekerja
menggunakan alat bantu dengan memancang kayu dolken pada lokasi kuku pasangan
bronjong. Ujung bawah Kayu dolken diruncing dan dipancang dengan jarak antara
dolken sesuai dengan gambar kerja.

4.2 Bronjong (Pabrikasi) UIC 2x1x0,5


Bronjong pabrikasi adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng
yang proses penganyamannya dilakukan menggunakan tenaga mesin / secara pabrikasi
yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegah erosi yang dipasang pada
tebing-tebing sungai.

Bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan kawat anyaman 3 kali dan berjarak maksimum
40 mm. Ukuran ø anyaman bronjong 80 mm x 110 mm (toleransi 10%) dengan ø kawat
2,7 mm. Bronjong berbentuk kotak serupa matras berukuran 2 m x 1 m x 0,5 m.
Toleransi ukuran kotak / matras (panjang, lebar, tinggi) sebesar 5%. Pada pemasangan,
bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan pada bagian yang bersinggungan
dengan tanah dan diberi lapisan filter ijuk. Batu harus dimasukkan satu demi satu
sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin. Untuk
menjaga kepadatan, tiap keranjang yang diisi batu harus diberi sekat pada bagian
tengahnya, dan diikat mengunakan kawat pengikat/bendrat dengan sisi-sisi beronjong
yang bersinggungan. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya, dua
kawat pengaku horizontal dari muka ke belakang harus dipasang. Keranjang, selanjutnya
diisi sedikit berlebihan agar terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu yang
berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada
anyaman Tiap sisi antara matras bronjong satu dengan yang lain harus diikat dengan
kawat pengikat ø 2 mm sebanyak 3 kali lilitan agar tidak mengalami pergeseran pada saat
penyusunan/pemasangan.

Kendari, 31 Mei 2021

Pengguna Anggaran (PA) /


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga
Provinsi Sulawesi Tenggara

Ttd.

Ir. H. BURHANUDDIN, M.Si


Nip. 19651231 199303 1 104

Anda mungkin juga menyukai