Proposal Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Wahyu Firlanza
(1522240025)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................10
C. Batasan Masalah .....................................................................................10
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................11
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tidak ada pendidikan sedikitpun maka
tidak akan mungkin manusia bisa hidup dengan sejahtera serta bahagia menurut
memiliki ilmu dan pengetahuan pada derajat yang tinggi sebagaimana firman
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al- Mujadilah, 58:11).
memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik dan benar serta indah untuk
Guru adalah komponen pemegang suatu peranan yang utama pada proses
informasi atau teacher center melainkan siswa diharuskan lebih kreatif, aktif dan
mata pelajaran fisika salah satunya adalah agar siswa memiliki keterampilan
dan dekduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
masih sangat rendah (Putri, Ibrahim dan Soetjipto, 2016). Hal ini ditunjukkan
3
dan mencari fenomena yang terjadi di alam. Dibawah ini adalah hasil penilaian
Rata-Rata Skor
No Aspek Yang Dinilai
K1 K2 K3 K4 K5
Tabel 1.1 menunjukkan skor rata-rata untuk tiap aspek yang diobservasi
kriteria penskoran 0,00-1,00 kurang baik, 1,01-2,00, cukup baik dan 2,01- 3,00
sangat baik. Berdasarkan hasil pada tabel 1.1 semua kelompok sudah
mendapatkan skor yang baik dalam tugas pembuatan produk, namun banyak
diungkapkan siswa pada saat ditunjuk oleh guru dikarenakan takut salah dan
dimarahi guru, jawaban siswa kurang orisinil kebanyakan sama dengan literatur
dan siswa kurang terbiasa untuk menghubungkan suatu persoalan dengan konsep
atau disiplin ilmu (fisika). Saat diskusi dan persentasi hanya sedikit siswa yang
hasil belajar. Guru sudah berupaya untuk selalu memotivasi siswa untuk
nilai ulangan harian pada materi usaha dan energi sebagai berikut:
Tabel 1.2 Nilai Ulangan Harian Materi Usaha Dan Energi Semester Genap
Siswa Kelas X MIA SMA PGRI 5 Palembang Tahun Pelajaran 2019/2020
1 XA 5 5 13 5 2 30
2 XB 8 12 2 4 4 30
3 XC 8 3 12 4 5 32
4 XD 6 5 15 3 4 33
Jumlah 27 25 42 16 15 125
Dapat diketahui pada tabel di atas bahwa dari 125 siswa yang tuntas dalam
mata pelajaran fisika materi usaha dan energi adalah siswa yang mendapatkan
yang belum tuntas dalam pelajaran fisika materi usaha dan energi sebanyak 94
siswa atau sebesar 75,2% dari empat kelas, di SMA PGRI 5 Palembang. Dari
berlangsung belum mencapai hasil yang baik, karena lebih dari setengah jumlah
dipengaruhi oleh gen hanya berkisar 1/3 bagian, selebihnya 2/3 bagian dapat
dengan negara-negara lain (Silalahi, Malik dan yuwono, 2018). Hal ini dapat
dilihat dari berbagai indikator, misal dalam bidang sains hasil studi Programme
skor rata-rata internasional yaitu 457,6 (OECD, 2018). Oleh karena itu, lembaga
berkembang.
dengan potensi sumber daya yang berkualitas yakni berpikir kritis, kreatif,
kehidupan manusia (sulaeman, dkk., 2014). Sains pada dasarnya terdiri dari
aspek proses, produk, dan sikap yang saling berintegrasi sesuai dengan
data. Sains sebagai produk yakni terdapat teori, konsep dan hukum yang telah
ilmiah seperti jujur, tanggung jawab dan kerjasama (Nugroho, dkk., 2012).
tokoh utama yang bertujuan menumbuhkan keaktifan dan kecakapan siswa dalam
berpikir kreatif dan penemuan gagasan atau ide baru, bukan hanya sekedar hasil.
langsung dapat memberikan peluang siswa untuk berpikir terbuka dan fleksibel
7
tanpa adanya rasa takut atau salah. Situasi belajar yang dibentuk harus
gagasan atau ide merupakan contoh dari berpikir terbuka dan fleksibel. Aspek-
secara individu oleh siswa dan pengendalian tidak terlalu ketat (Widowati, 2013).
materi dan tema dalam pembelajaran. Pengetahuan bisa didapatkan secara merata
anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen yang diawali dengan
persoalan atau permasalahan yang diberikan oleh guru. Adanya interaksi siswa
optimal. Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengkaitkan antar konsep
siswa adalah metode peta konsep. Pemaduan dengan peta konsep merupakan cara
mengukur keterampilan berpikir kreatif yang dimiliki siswa. Peta konsep adalah
menjelaskan gagasan atau ide yang dimilikinya melalui sarana grafis tersebut.
9
siswa.
Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Pemetaan Konsep Siswa Pada Materi
aktivitas belajar siswa, ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan akibat
pengaruh model pembelajaran STAD berbantu peta konsep pada materi pokok
Pelajaran 2012/2013.
10
Kreatif Siswa”.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipadu peta
C. Batasan Masalah
memfokuskan pada:
3. Materi fisika pada penelitian adalah usaha dan energi kelas X MIA semester
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh model kooperatif tipe STAD dipadu peta konsep terhadap
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
yang inovatif.
3. Bagi sekolah
yang inovatif.
12
BAB II
oleh sebab itu banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam
(Isjoni, 2011).
menekankan pada aktivitas dan interaksi antara siswa dengan siswa untuk
13
ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam Matematika, IPA, IPS,
Bahasa Inggris, Teknik, dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah
tanggung jawab, semua siswa secara individu diberi tes yang akan berpengaruh
terhadap evaluasi seluruh kelompok, yaitu terdiri atas 4-5 orang. Setiap tim atau
kelompok hendaknya memiliki anggota yang heterogen baik jenis kelamin (laki-
laki dan perempuan), ras, etnik, maupun berbagai kemampuan (tinggi, sedang
dan rendah).
siswa) dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui
tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim secara individu atau tim, tiap
satu atau dua minggu diadakan evaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka
terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Tiap siswa dan tiap tim diberi
skor atas penguasaanya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu
atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi
penghargaan, jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu. Menurut
1. Anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang yang heterogen dari segi
memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep yang akan dipelajari, agar
siswa dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dengan yang disampaikan
oleh guru.
Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang dipelajari
dipahami bukan sekedar diisi dan diserahkan pada guru. LKS juga digunakan
sebagai keterampilan kooperatif siswa. Dalam hal ini, apabila di antara anggota
15
Tes individu atau hasil belajar ini digunakan setelah kegiatan kelompok
usai dan dikerjakan secara individu. Tes ini bertujuan supaya siswa dapat
individu dihitung berdasarkan skor awal. Skor awal mewakili skor rata-rata
kooperatif tipe STAD setelah memberikan dua kali atau lebih kuis, maka
digunakan hasil nilai terakhir siswa dari tahun lalu. Menurut Slavin (2012) untuk
Skor perkembangan individu didapat dari selisih skor awal dengan skor
atas dasar aktivitas dan jumlah siswa yang tuntas belajar. Bentuk
kelompok dengan aturan- aturan khusus ataupun dengan cara sederhana yang
Rata-rata Kualifikasi
0≤N≤5
Tim yang kurang baik (Bad Team)
kooperatif tipe STAD. Menurut Kagan (2011) ada tiga keuntungan yaitu:
bergabung dalam kelompoknya yang terdiri dari empat atau lima orang
untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka
kuis atau tes secara individu. Skor hasil kuis atau tes digunakan untuk
a. Di dalam kelompok siswa dituntut untuk aktif sehingga dengan model ini siswa
c. Dengan kelompok yang ada siswa diajarkan untuk membangun komitmen dalam
mengembangkan kelompoknya.
e. Dalam kelompok siswa diajarkan untuk saling mengerti dengan materi yang ada,
sebagai berikut:
b. Jika guru tidak bisa mengarahkan anak, maka anak yang berprestasi bisa jadi
Aktivitas Pembelajaran
No Tahap
Guru Siswa
2 Kegiatan Guru membagi anggota kelas menjadi beberapa Siswa duduk dengan kelompok yang
telah dibagi oleh guru.
Kelompok kelompok, kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan
Siswa mengumpulkan informasi dan
kemampuan berbeda. Materi usaha dan energi.
berdiskusi untuk membuat peta
Guru memberikan LKS dan mendorong siswa konsep dan dipresentasikan masing
masing kelompok ke depan kelas.
berdiskusi mengisi LKS dan menyimpulkan materi
Guru memberikan kuis untuk siswa secara Siswa mengerjakan soal kuis yang
diberikan oleh guru.
individual.
3 Tes Individu
Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling
hasil belajar individual dari skor awal ke skor kuis Siswa menarik kesimpulan
pembelajaran yang telah
berikutnya.
dilaksanakan.
Guru mengajak siswa menarik kesimpulan dan
dilaksanakan besama-sama.
23
baru sebagai pengembangan dari gagasan atau ide yang telah lahir
menciptakan suatu hal yang baru, baik gagasan atau ide maupun karya
kreatif yaitu:
bervariasi.
berikut:
telah ditemukan.
mimpi.
Menurut Baer (1993) aspek keterampilan berpikir kreatif meliputi aspek dan
pikir yang menjadi dasar perumusan prinsip secara general (Henno dan Reiska,
konsep yang sederhana atau mendasar sampai konsep yang kompleks. Fisika
juga memiliki materi yang saling berkaitan, sehingga perlu keterampilan dalam
mempelajarinya agar siswa tidak sekedar tahu dan hafal. Peta konsep yang
diperkenalkan oleh Novak merupakan alat visual yang berisi konsep-konsep dan
hubungan antar konsep yang disusun secara hierarki. Hasil penelitian Kurnia
dapat memberikan pembelajaran yang lebih efektif dan dapat meningkatkan hasil
merangsang pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang ide-ide dalam teks,
karena mereka harus mencari tau hubungan antara ide-ide dan mengorganisasi isi
27
peta konsep. Ketika siswa belajar belajar menggunakan peta konsep dapat
Verbal Learning, belajar bermakna merupakan suatu proses dalam belajar yang
mengkaitkan antara informasi baru dengan konsep-konsep lama yang sudah ada
dalam struktur kognitif siswa. Ada beberapa kelebihan metode peta konsep
Kreatif
pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya
hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat
sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang
dapat menumbuhkan ide-ide orisinil, baru dan berbeda dari yang telah ada
sehingga memudahkan siswa untuk mengingat suatu materi pelajaran. Cara ini
sunguh-sungguh agar mendapatkan nilai 100 pada saat ujian dikatakan telah
karena ingin mendapatkan gelar sarjana. Seorang pedagang yang setiap hari
mainannya yang terletak pada rak yang agak tinggi dengan menggunakan
kasus lainnya.
Apakah pengertian usaha dalam hal ini tepat? Dalam konteks kehidupan
sehari-hari, tentu saja pernyataan ini tidaklah salah. Tetapi dalam sudut
pandang fisika, pengertian usaha bila diartikan seperti ini adalah keliru.
1. Pengertian Usaha
pada suatu benda sehingga benda itu bergerak. Agar usaha berlangsung,
maka gaya harus dikerahkan pada suatu benda hingga benda tersebut
dorongan kepada kereta salju sehingga kereta salju bergerak (berpindah). Adanya
gaya yang bekerja sebuah kereta salju yang menyebabkan kereta salju tersebut
berpindah tempat menunjukkan adanya usaha yang telah dilakukan oleh masing-
barbel dalam suatu olimpiade kejuaraan angkat besi. Atlet tersebut mencoba
kepalanya. Gaya yang diberikan oleh atlet tersebut pada barbel menyebabkan
barbel dapat berpindah (berubah ketinggiannya). Adanya gaya yang diberikan oleh
atlet itu kepada barbel sehingga barbel dapat berpindah menunjukkan adanya usaha
sejumlah gaya kepada dinding, namun dinding sel tersebut tetap di tempatnya
(tidak bergerak atau berpindah). Adanya gaya yang diberikan oleh tahanan
tersebut kepada dinding sel tetapi dinding sel tersebut tidak berpindah
menunjukkan bahwa tahanan itu tidak melakukan usaha atau tidak ada usaha yang
terjadi
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua syarat
pada suatu benda sehingga menyebabkan benda berpindah sepanjang garis lurus
sebagai berikut.
W = F́ . ś .............(1)
Keterangan:
W = Usaha (Joule)
F = Gaya (N)
S = Perpindahan (m)
2. Energi
Tipler (1991) jika kerja atau usaha dilakukan oleh suatu sistem
oleh
1
Ek = v́ . v́ m .............. (2)
2
Keterangan :
Ek = Energi Kinetik (Joule)
m = massa (kg)
ν = m
Kecepatan ( )
s
energi yang dimiliki oleh suatu benda karena interaksi gravitasi. Ketika
(EP) dari suatu benda relatif terhadap suatu permukaan nol sembarang,
berikut:
EP = m g h ............(3).
Keterangan :
36
G = m
Percepatan Gravitasi ( 2 )
s
H =Ketinggian Benda (m)
37
kita memiliki energi karena kita makan (energi kimia). Dari mana asal
energi kimia bahan makanan yang kita makan? Ternyata asalnya dari
Energi.
Wres = Ek
38
Usaha oleh gaya resultan Wres adalah usaha yang dilakukan oleh gaya-gaya
Wk + Wtk = Ek
Jika pada sistem hanya bekerja gaya konservatif maka Wtk = 0, dan persamaan
di atas menjadi
W k + 0 = Ek
Wk = Ek
Keterangan :
Jika pada suatu sistem hanya bekerja gaya-gaya dalam yang bersifat
konservatif (tidak bekerja gaya luar dan gaya dalam tak konservatif), maka
energi mekanik sistem pada posisi apa saja selalu tetap (kekal). Artinya energi
mekank sistem pada posisi akhir sama dengan energi mekanik sistem pada
posisi awal.
J. Penelitian Relevan
STAD, Peta Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa yang telah
dilakukan dan dapat dijadikan kajian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
pembelajaran kooperatif tipe STAD, nilai rata-rata tes akhir dan observasi
sebesar 79,94 dan 10,86 lebih baik dibandingkan dengan kreativitas siswa
kontrol sebesar 2,39 dan nilai signifikansi sebesar 0,1 untuk kelas
eksperimen sebesar 2,81 dan nilai signifikansi sebesar 0,2 terdapat pengaruh
Diperoleh t hitung lebih besar dari t table dan taraf signifikansi sebesar 5%.
dalam pembelajaran kimia lintas minat pada siswa kelas X IS 2 MAN 2 Kota
Padang.
yang diberi model GI dengan siswa yang diberi model STAD;(2) Terdapat
Siswa Pada Materi Keliling dan Luas Daerah Lingkaran di Smp Negeri 18
Kooperatif Tipe STAD yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi keliling dan luas daerah lingkaran dengan mengikuti fase-fase (1)
bahwa (1) Ada pengaruh signifikan pada hasil belajar siswa setelah
42
Belajar Siswa, hal ini ditunjukkan dari hasil uji Mann whitney U sebesar
STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa, hal ini ditunjukkan dari hasil uji
10. Penelitian yang dilakukan oleh Charlina (2016) dengan judul “Perbandingan
Kooperatif Tipe STAD”. Hasil penelitian dari uji hipotesis kesamaan dua
sedangkan untuk berpikir kreatif didapatkan -0,7<1,99 berarti t h it < t tabel , tidak
dapat menolak H 0 yang berart inilai tes kemampuan berpikir kritis dan
berpikir kreatif sama hal ini disebabkan dari beberapa kendala seperti
43
lingkungan dan aktivitas siswa yang belum sering berlatih tentang materi
yang diajarkan.
K. Hipotesis
H0 : tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipadu peta
L. Kerangka Berpikir
dan kecakapan siswa dalam berpikir (Pabumbun dan Dalle, 2017). Partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran harus lebih dipusatkan pada proses berpikir
misalnya keterampilan berpikir kreatif dan penemuan gagasan atau ide baru,
siswa.
44
sangat rendah (Putri, Ibrahim dan Soetjipto, 2016). Hal ini ditunjukkan adanya
yang ada dikarenakan masih banyak siswa yang belum berani mengungkapkan
gagasan atau ide yang dimilikinya. Pengungkapan gagasan atau ide cenderung
diungkapkan siswa pada saat ditunjuk oleh guru dikarenakan takut salah dan
dimarahi guru, jawaban siswa kurang orisinil kebanyakan sama dengan literatur.
kreatif siswa bisa optimal. Salah satu metode pembelajaran yang dapat
mengukur keterampilan berpikir kreatif yang dimiliki siswa. Peta konsep adalah
menjelaskan gagasan atau ide yang dimilikinya melalui sarana grafis tersebut.
siswa.
Masalah:
1. Jawaban siswa kurang orisinil kebanyakan sama dengan literatur.
2. Siswa belum berani mengungkapkan gagasan atau ide yang
dimilikinya.
3. Pengungkapan gagasan atau ide cenderung pada saat ditunjuk oleh
guru.
Hasil
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Parameswara No. 18, Bukit Baru, Kec. Ilir Bar. I, kota Palembang, Sumatera
Selatan.
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dengan kondisi yang
dua kelas yang dipilih secara random (R). Kelas pertama yang terpilih adalah
sebagai kelas kontrol dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrol
berbeda. Kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
STAD dipadu peta konsep, selanjutnya kedua kelas diberi postest diakhir
48
ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipadu peta
Keterangan:
O1 : Postest kelas kontrol.
O2 : Postest kelas ekperimen.
X1 : kelas dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
X2 : kelas dengan penerapan model kooperatif tipe
STAD dipadu peta konsep
yaitu:
a. Penyajian Materi
b. Kegiatan Kelompok
49
c. Tes Individu
mengerjakan kuis.
mereka.
e. Penghargaan Kelompok
dan menghasilkan karya atau gagasan baru dari karya atau gagasan
X1 Y X1Y
X
X2 Y X2Y
Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian
Keterangan :
X : Model dan metode pembelajaran
X1 : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
X2 : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dipadu peta konsep
Y : Keterampilan berpikir kreatif
X1Y : Keterampilan berpikir kreatif kelas kontrol
X2Y : Keterampilan berpikir kreatif kelas eksperimen
1. Populasi Penelitian
51
Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X MIA di SMA PGRI
2. Sampel Penelitian
adalah teknik pengambilan sampel yang diberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Ada
Jumlah
Kelas Laki-laki Perempuan Kelas Penelitian
Siswa
Kelas
X MIA A 30 13 17
Eksperimen
dilapangan selama penelitian. Teknik yang di gunakan pada penelitian ini yaitu
a. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa melalui
tes formatif.
b. Teknik non-tes
1) Wawancara
2) Dokumentasi
G. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa melalui tes formatif.
Bentuk tes yang digunakan adalah essay yang terdiri dari 5 soal pada materi
usaha dan energi, Tes yang digunakan posttest. Posttest digunakan untuk
2. Lembar observasi
berbasis model kooperatif tipe STAD dipadu peta konsep dengan indikator aspek
sebagai berikut :
Keterangan :
1. Tes
sering disebut valid atau sahih. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai
alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya. Makin tinggi validitas instrumen,
apabila rhitung lebih besar dari rtabel. Sampel yang digunakan sebanyak 30
siswa. Nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% adalah 0,361. Klasifikasinya bisa
Berdasarkan tabel 3.5 hasil uji validitas 5 butir soal postest sudah valid
maka bisa diterapkan di kelas X MIA A sebagai kelas eksperimen dan X MIA
b. Reliabilitas
yang sama dalam waktu yang berbeda. Data diakatakan reliabel apabila dua
atau lebih penelitian dengan objek yang sama akan menghasilkan data yang
sama pula.
a. Uji Normalitas
dalam Factor List lalu pilih Plots ceklist Normality Plots With Tests,
lalu ceklist Power Estimation kemudian Klik Continue dan Klik Ok.
apabila nilai sig > 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan data
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
kelompok kontrol sama atau tidak. Uji homogenitas pada hasil belajar
sebagai berikut:
60
dalam Factor List lalu pilih Plots lalu ceklist Power Estimation
2. Setelah output muncul, lihat pada kolom Levene Statistic lihat nilai
sig > 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan data hasil belajar bersifat
homogen.
c. Uji Hipotesis
mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering
hipotesis itu diterima atau ditolak. Setelah dilakukan uji normalitas dan
uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Independent
ada tidaknya perbedaan pada hasil belajar post test siswa dari kelompok
1. Pilih Analyze pada menu file yang ada, pilih compare mean lalu
variabel terikat yaitu data hasil belajar dan factor masukkan kelas
3. Setelah output muncul, maka lihat nilai sig. apabila nilai sig< 0,05
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Jalan Parameswara No. 18, Bukit Baru, Kec. Ilir Bar. I, kota Palembang,
Sumatera Selatan. Pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. Penelitian ini
digunakan adalah kelas X MIA A dan kelas MIA C, kelas MIA A sebagai kelas
diajarkan adalah materi Usaha dan Energi, hasil posttest keterampilan berpikir
pada kelas X MIA A sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA C sebagai
a. Kelas Eksperimen
konsep.
Tahap tes ndividu, peneliti memberikan kuis membuat peta konsep apa
yang sudah di pelajari dari awal sampai akhir dan peneliti menginstruksikan
65
kepada siswa/siswi untuk mengerjakan kuis secara individu dan tidak saling
bekerja sama walaupun satu kelompok. Skor kuis yang didapatkan oleh
masing kelompok.
b. Kelas Kontrol
penghargaan kelompok.
ada, karena dalam permainan roller coaster ada ketinggian dan ada
mengerjakan kuis secara individu dan tidak saling bekerja sama walaupun
masing kelompok.
dilaksanakan.
Data keterampilan berpikir kreatif siswa diperoleh dari nilai tes tertulis
kognitif , nilai dari unjuk kerja kreativitas dan nilai dari test kreativitas peta
terperinci (elaboration) dan berpikir luwes (flexibility). Data ini diambil dari
dua kelas yaitu satu kelas kontrol (X MIA C) dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan satu kelas eksperimen (X MIA A) dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD di padu peta konsep pada materi Usaha
dan Energi. Data keterampilan berpikir Kreatif siswa pada kelas kontrol dan
kreatif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol yaitu
69,824 untuk kelas eksperimen dan 63,752 untuk kelas kontrol. Selisih data
14,732 dan variansi 217 sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai
penyebaran nilai pada kelas eksperimen lebih kecil sehingga dapat dikatakan
70
keterampilan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi yaitu untuk
kontrol sebesar 66,28 selisih unjuk kreativitas siswa antara kelas eksperimen
dan kontrol sebesar 3,79 dan nilai rata-rata keterampilan berpikir kreatif
siswa untuk posttest kelas eksperimen sebesar 67, sedangkan kelas kontrol
sebesar 60,53 selisih nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen dan
statistik. Analisis uji t memerlukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Keputusan untuk uji ini adalah apabila nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka dapat dinyatakan data terdistribusi normal. Hasil uji
Keputus Kesimpul
Kolmogorov-smirnov Kriteria
Kelas an an
Statistic df Sig.
Data
Kontrol 125 32 200 H0 =
Sig>0,05 terdistribu
diterima
Eksperimen 114 30 200 si normal
73
b. Uji Homogenitas
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan data tersebut
c. Uji Hipotesis
α =0,05 dan dibantu dengan SPSS.16. Keputusan untuk uji ini adalah
0,0394
Sig<0,05 Ha = diterima
keterampilan bepikir kreatif siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai sig<0,05,
serta nilai rata-rata keterampilan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dengan
bahwa frekuensi kelas kontrol maupun kelas eksperimen paling banyak berada
pada interval nilai 64-74. Sedangkan nilai minimum ditempati oleh kelas kontrol
sebanyak 2 orang. Frekuensi nilai tersebut terjadi karena siswa pada kelas
bahwa peta konsep dapat membantu siswa memahami materi pelajaran yang
tinggi yaitu siswa yang kreatif, biasanya memperoleh hasil belajar yang lebih
tinggi dari teman lainya. Hasil penelitian Komarudin (2011) menyatakan bahwa
hasil belajar yang dicapai seseorang siswa erat kaitanya dengan tingkat
intelektual yang tinggi, tetapi juga pada perkembangan emosi yang harmonis dan
kekuatan egonya. Orang yang tegang dan takut, walaupun sebenarnya pandai
tetapi tidak tahan terhadap stress maka kurang dapat berpikir kreatif. Siswa yang
secara kelompok.
Langkah pertama dalam model kooperatif tipe STAD dipadu peta konsep
pada pertemuan ketiga yaitu penyajian materi, diawali oleh peneliti yang
coaster dan apakah ada hubungannya dengan ilmu fisika?” dari proses ini siswa
akan timbul rasa keingintahuan mereka mengenai energi mekanik yang akan
dipelajari.
proyek roller coaster milik kelompok mereka. Siswa mulai membaca petunjuk
77
LKS yang diberikan oleh peneliti, kemudian siswa menyiapkan peralatan yang
mereka. Siswa terlihat sangat antusias dalam membuat rangkaian roller coaster
berpikir lancar (fluency), aspek berpikir luwes (flexibility) dan aspek berpikir
peta konsep apa yang sudah di pelajari dari awal sampai akhir dan peneliti
dan tidak saling bekerja sama walaupun satu kelompok dan Skor kuis yang
tim mereka. Menurut Novak dan Gowin (1984) Metode peta konsep digunakan
menyatakan bahwa kelebihan peta konsep bagi siswa yaitu dapat meningkatkan
menuliskan hasil perolehan skor kuis mereka ke dalam kartu kelompok masing-
masing-masing kelompok.
yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipadu peta
konsep sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Siswa antusias
Menurut Delismar, dkk (2013) siswa yang kreatif lebih termotivasi dan
tertantang untuk lebih bisa mengikuti sintaks dari model kooperatif tipe STAD
dipadu peta konsep yang membutuhkan kreativitas yang tinggi, sebaliknya siswa
pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD. Peran guru dalam model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dipadu peta konsep lebih baik dalam
orisinal.
pembelajaran kooperatif tipe STAD dipadu peta konsep lebih baik dalam
fluency.
pembelajaran kooperatif tipe STAD dipadu peta konsep lebih baik dalam
flexibility.
pembelajaran kooperatif tipe STAD dipadu peta konsep lebih baik dalam
elaboration.
kooperatif tipe STAD memiliki potensi yang sangat besar untuk melatih
BAB V
A. KESIMPULAN
berpikir kreatif siswa pada materi Usaha dan Energi pada kelas X MIA di SMA
82
bepikir kreatif siswa dari uji t dengan hasil posttest diperoleh nilai 0,0394<0,05
keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi Usaha dan Energi pada kelas X
B. SARAN
diskusi.
agar siswa dapat mengungkapkan gagasan atau ide yang baru atau unik
melaksanakan ide-idenya.
83
2. Bagi Peneliti
keterampilan berpikir kreatif siswa dengan pokok bahasan yang lain dan
alokasi waktu yang longgar dalam mengerjakan LKS agar siswa tepat
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsmi. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI.
Baer. (1993). Creativity and Divergent thinking: A Task Specific Approach. London:
Borich, Gray D. (1994). Observation Skill for Effective Teaching. New York :
Bueche, Frederick J. & Hecht, Eugene. (2006). Fisika Universitas Edisi Kesepuluh.
WIB.
Balitbang Depdiknas.
UNG
161.
85
Handayani, Sri & Damari, Ari. (2009). Fisika untuk SMA dan MA Kelas
COMPANY.
Alfabeta.
sma revisi feb13 pada tanggal 5 febuary 2020, pukul 20.12 WIB.
Malang.
tidak diterbitkan.
Sugiarto, Iwan. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir Holistik dan
Alfabeta.
Grup. 2017