2020
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Abortus
hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28
minggu dan memiliki BB 400-100 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400
gram itu diangggap keajaiban karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besar
kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2015). Abortus merupakan suatu
keadaan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar dengan usia kurang
B. Etiologi
hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada kehamilan
Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk abortus
dini dan kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom. Kelainan yang
belum siap untuk menerima implasi hasil konsepsi. Bisa juga karena gizi ibu
kematian janin. Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
menimbulkan keguguran.
menyangkut infeksi virus akut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi
terhadap penyakit cacar . nefritis kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan
anoksia janin. Kesalahan pada metabolisme asam folat yang diperlukan untuk
perkembangan janin akan mengakibatkan kematian janin. Obat-obat tertentu,
khususnya preparat sitotoksik akan mengganggu proses normal pembelahan sel yang
terjadi abortus.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
yang dalam pada saat melahirkan atau akibat tindakan pembedahan (dilatasi,
amputasi).
dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks
inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks
postpartum.
5. Trauma.
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri.Hubungan seksual khususnya
kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat
6. Faktor-faktor hormonal.
abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta mengambil
7. Sebab-sebab psikosomatik.
Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi uterus lewat
hipotalamus-hipofise.
1) Infeksi
2) Infeksi kronis
f) Trauma fisik.
3) Retroversikronis.
2) Mola hidatidosa.
pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau
5) Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah
kelainan chromosomal.
1. Abortus Spontan
Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk mengosongkan
uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata lain yang luas digunakan
secara spontan sebelum janin dapat bertahan. Sebuah keguguran secara medis disebut
sebagai aborsi spontan. WHO mendefenisikan tidak dapat bertahan hidup sebagai
embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang, yang biasanya sesuai dengan usia
janin (usia kehamilan) dari 20 hingga 22 minggu atau kurang. Aspek klinis abortus
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dan beberapa jam
sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin
terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis : nyeri dapat berupa nyeri punggung
bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul atau rasa tidak nyaman
Pada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin dan
terpisah. Apabila seluruh atau sebagian plasenta tertahan di uterus, cepat atau
d. Missed Abortion
Hal ini didefenisikan sebagai retensi produk konsepsi yang telah meninggal in
pervaginam atau gejala lain yang mengisyaratkan abortus iminens, mungkin juga
Keadaan ini didefinisikan menurut berbagai kriteria jumlah dan urutan, tetapi
definisi yang paling luas diterima adalah abortus spontan yang terjadi berturut-
Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada
umumnya dianggap bayi belum dapat hidup di luar kandungan apabila kehamilan
belum mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus bayi dibawah 100 gram bisa
a. Abortus medisinalis
Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita
sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu
b. Abortus kriminalis
Yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu
villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak
minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada
kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang
jelas dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak
dikeluarkan dalam waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi
uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah
telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti
daging. Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi
gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah
terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena
terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat menyebabkan
infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama. (Prawirohardjo,
2006)
E. Manifestasi Klinis
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervagina ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
F. Komplikasi
1. Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal, diatesa
hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca tindakan, dapat pula
2. Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik. Komplikasi ini dapat mengakibatkan
kematian yang mendadak. Diagnosis ini ditegakkan bila setelah seluruh pemeriksaan
dilakukan tanpa membawa hasil. Harus diingat kemungkinan adanya emboli cairan
3. Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus. Hal ini
terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga gelembung udara masuk
ke dalam uterus, sedangkan pada saat yang sama sistem vena di endometrium dalam
keadaan terbuka. Udara dalam jumlah kecil biasanya tidak menyebabkan kematian,
segera.
4. Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan tanpa
anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini dapat terjadi akibat
alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak dengan cairan yang terlalu panas
5. Keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia. Antiseptik lokal seperti
KmnO4 pekat, AgNO3, K-Klorat, Jodium dan Sublimat dapat mengakibatkan cedera
yang hebat atau kematian. Demikian pula obat-obatan seperti kina atau logam berat.
6. Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi
memerlukan waktu.
7. Lain-lain seperti tersengat arus listrik saat melakukan abortus dengan menggunakan
1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukkan apakah janin masih hidup
H. Penatalaksanaan
kondisi ketuban
d. Jika pemeriksaan, negatif dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
e. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang gejala
f. Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil
Terapi yang diberikan menurut Masjoer (2001) adalah sedativa ringan seperti
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian:
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
b. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
c. Riwayat kesehatan ,
klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
2) Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah
3) Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji
5) Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
d. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.
1) Inspeksi
2) Palpasi
abnormal
3) Perkusi
4) Auskultasi
f. Pemeriksaan laboratorium :
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap
KB jenis apa.
g. Data lain-lain :
Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di RS.
2. Diagnosa Keperawatan
jumlah berlebih
b. Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan dan kontraksi uterus
Keperawatan
1. Kekurangan volumeSetelah dilakukan tindakan Observasi TTV Mengetahui keadaan umum klien
cairan berhubungankeperawatan selama 3 x Posisikan ibu dengan tepat (semi Menjamin keadekuatan darah yang
dengan kehilangan24 jam volume cairan fowler) tersedia untuk otak, peninggian panggul
vaskuler berlebih terpenuhi dengan kriteria Berikan sejumlah cairan menghindari kompresi vena
tidak lemah, dan tidak sifat kehilangan darah Untuk mengetahui perkiraan banyak nya
dengan dilatasi serviks,24 jam nyeri teratasi dengan Lakukan pengkajian nyeri Meningkatkan koping klien dalam
nyeri
3. Resiko tinggi infeksiSetelah dilakukan tindakan 3 x Observasi TTV Mengetahui keadaan umum klien
berhubungan dengan24 jam pasien tidak Terangkan pada klien Untuk mencegah terjadinya infeksi
kriteria hasil: Lakukan teknik vulva hygiene Inkubasi kuman pada area genital yang
Tidak merasa nyeri pada Tingkatkan teknik cuci tangan relatif cepat dapat menyebabkan infeksi
daerah vulva. yang benar untuk meningkatkan Membantu mencegah penularan bakteri
dengan ancaman24 jam pasien tidak Berikan informasi dalam bentuk menurunkan rasa takut dan
kematian diri sendirimengalami kecemasan dengan verbal dan tertulis serta beri meningkatkan rasa kontrol terhadap
Klien mendiskusikan
ketakutan mengenai diri mengajukan pertanyaan Pengetahuan akan membantu ibu untuk
janin dan masa depan Pantau respon verbal dan non mengatasi apa yang sedang terjadi
kehamilan, juga mengenai verbal ibu dan pasangan. dengan lebih efektif. Informasi
ketakutan yang sehat dan Libatkan ibu dalam perencanaan sebaiknya tertulis, agar nantinya
Klien tampak tenang perawatan sebanyak mungkin informasi akibat tingkat stress.
I. PENGKAJIAN
1) IDENTITAS KLIEN
Umur : 39 Tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
2) PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. N
Pekerjaan : Supir
1) Alasan Masuk RS : Klien datang sendiri dengan keluhan perdarahan pervagina sejak jam
17.00. darah keluar bergumpal dan sudah ganti pembalut 2 kali. Pasien mengaku hamil
4) Riwayat Menstruasi :
1. Menarche : 12 Tahun
1) Keluhan utama saat pengkajian : Ny. M mengatakan nyeri pada perut bagian bawah.
Ny.M mengatakan terasa nyeri pada perut bagian bawah seperti di remas-remas, skala
nyeri 5 hilang-timbul.
2. Pernah dirawat
Tidak ada
4. Kebiasaan (Merokok/Kopi/Alkohol dll)
Tidak ada
- - - -
GENOGRAM :
Tn.S
Ny. Tn.J
(HT) Ny.E
N (HT)
Tn.N
Ny.
M
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Keturunan
: Tinggal serumah
: Pasien
Ny. M mengatakan sebelum sakit makan sehari 3 kali. Setelah sakit nafsu makan
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit : Ny. M mengatakan BAK ± 5 kali/hari bewarna kuning jernih. BAB 1
kali/hari.
Selama sakit : Ny.M mengatakan BAK ± 5kali/hari bewarna kuning jernih. Ny.M
Ny.M mengatakan sebagai IRT dan menjaga warung sembako dirumah, Ny.M
terbangun
6) Pola Kognitif
Ny. M mengatakan saya bersyukur atas apa yang ada dan ikhlas atas yang diberikan
9) Peran-Hubungan
Suami Ny.M dan anak-anaknya selalu mendukung Ny.M agar lekas sembuh.
10) Nilai-Kepercayaan
sholat 5 waktu.
11) Seksual-Reproduksi
V. PEMERIKSAAN FISIK
2. Kesadaran : E: 4 M: 5 V: 6 = Composmentis
O
3. Tanda-tanda vital :TD : 120/70 MmHg, N :80x/menit, S :36 C, Rr :
20x/menit.
rambut bewarna hitam, terlihat bersih, berdistribusi tebal, tidak ada nyeri tekan.
6. Mata : Bentuk mata simetris kanan kiri, mata terlihat cekung, sclera anikterik, pergerakan
bola mata simetris, konjungtiva ananemis, pupil isokor, tidak ada nyeri, tidak ada lesi,
7. Hidung : Bentuk simetris, terdapat sekret, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada polip,
8. Mulut : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, mukosa
bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi lengkap gigi geraham bawah berlubang.
9. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, ketajaman pendengaran baik,
tidak terdapat serumen dan cairan yang keluar pada lubang telinga, tidak terdapat
10. Leher : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada nyeri tekan.
11. Dada : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan,
perkembangan dinding dada simetris, terdengar bunyi vesikuler, terdengar bunyi jantung
12. Abdomen : Bentuk simetris, warna kulit sama dengan yang lain, tidak ada lesi, tidak ada
edema, terdapat nyeri pada bagian bawah perut, terlihat kembung, turgor kulit elastis,
13. Genetalia : Ny. M berjenis kelamin perempuan, terdapat nyeri pada jalan lahir skala 5
14. Ekstermitas atas dan bawah : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, warna
kulit sama rata, tidak ada nyeri tekan, akral hangat, turgor kulit elastis, CRT <3 detik.
Kekuatan otot 4444 4444
4444 4444
Hematokrit 33 35-47 %
Basofil 0 0-1 %
Eosinophil 2 2-4 %
Batang 0 3-5 %
Segmen 74 50-70 %
Limfosit 17 25-40 %
Monofosit 7 2-8 %
Glukosa dalam
82 <180 Mg/dl
darah
Antigen SARS-
Negative Negative
CoV-2
inkomplit post kuretase. Klien post kuretasi 2 hari yang lalu. Ny.M saat ini mengeluh nyeri
pada bagian jalan lahir dengan skala 5 dengan intensitas hilang timbul, nyeri bertambah
berat ketika bergerak dan merubah posisi. Klien mengatakan kuretasi ketika hamil usia 13
minggu dengan G3P2A0 dengan HPHT 20-02-2021, TP 27-11-21. Klien mengatakan saat
ini tidak nafsu makan. Klien makan sehari 3 kali dengan porsi yang tidak di habiskan. Klien
mengatakan belum BAB semenjak masuk rumah sakit. Riwayat kesehatan sebelumnya pergi
pada pagi hari dan ketika sore keluar perdarahan yang bergumpal dan terasa nyeri pada
19 x/menit, S : 36OC, TFU teraba 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik, perdarahan aktif (-).
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit belum BAB karena takut mengejan.
ANALISA DATA
DS : Curetase Konstipasi
- Ny.M mengatakan semenjak
masuk RS belum BAB Nyeri
- Ny.M mengatakan adanya
perubahan BAB Persepsi kecemasan untuk BAB
DO : Konstipasi
- Bising usus 4x/menit
DO : Kuretase
- Hasil Lab Leukosit : 12,07
x10^3/ul Jaringan terbuka
Infeksi bakteri
Risiko infeksi
4. Risiko infeksi dihubungkan dengan factor risiko efek prosedur invasive (kuretase)
(D.0142)
INTERVENSI KEPERAWATAN
1 Juni Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi 1. Dukungan mobilisasi (I.05173)
2021 b.d nyeri keperawatan selama 2x4 jam Observasi
diharapkan status mobilitas fisik
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
meningkat dengan kriteria hasil :
- Identifikasi toleransi fiasik melakukan pergerakan
- Kekuatan otot meningkat
Terapeutik
- Rentang gerak (ROM)
meningkat - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi
keperawatan
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan