EVALUASI
A. Ketanagaan (MAN-M1)
1. Evaluasi struktur ketenagaan
Kelompok menerapkan model asuhan keperawatan Tim nursing. Dasar
pemilihan model asuhan keperawatan ini adalah jumlah pasien kelolaan di
ruang P-Q berjumlah 9 orang, semua tenaga perawat yang ada berjenjang
pendidikan S1 keperawatan (ners) dimana hal tersebut sesuai dengan
kualifikasi. Kelompok memilih satu mahasiswa sebagai kepala ruangan, 3
mahasiswa sebagai perawat Ketua Tim, dan 9 mahasiswa perawat associate.
2. Evaluasi proses ketenagaan
Selama menjalani praktik manajemen keperawatan mahasiswa
memiliki hambatan dalam proses pelaksanaan MAKP Di karenakan
kelompok kurang memahami alur dari MAKP. Sedangkan hitungan BOR,
dan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien Mahasiwa Tidak memiliki hambatan, karena
mahasiswa sebelumnya sudah memiliki format yang dipersiapkan serta
mendapatkan arahan dari CI dan kepala ruangan sehingga memudahkan
mahasiswa dalam melakukan pengumpulan data dan menganalisa data yang
terjadi di ruangan, khususnya ruang P-Q.
3. Evaluasi hasil ketenagaan
Keseluruhan penghitungan tenaga perawat yang dibutuhkan
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien selama mahasiswa praktik
manajemen keperawatan menerapkan MAKP di ruangan didapatkan selama
3 hari pertama, perawat yang dibutuhkan adalah sebanyak 3 orang setiap
shift dikarenakan jumlah ketergantungan pasien yang terdata di ruang P-Q
ada pasien yang termasuk dalam tingkat ketergantungan total, sehingga
jumlah jam perawatan yang dibutuhkan lebih Panjang untuk setiap pasien.
C. Metode (Method-M3)
1. MAKP
a. Evaluasi struktur MAKP
Penerapan MAKP yang dilakukan oleh mahasiswa di ruang Tu;ip 2
barat adalah dengan menggunakan model tim, Dasar pemilihan model
asuhan keperawatan ini adalah jumlah pasien kelolaan di ruang P dan Q
berjumlah 9 orang, semua tenaga perawat yang ada berjenjang
pendidikan S1 keperawatan (ners) dimana hal tersebut sesuai dengan
kualifikasi kemampuan minimal dari perawat primer. kelompok memilih
satu mahasiswa sebagai kepala ruangan, satu mahasiswa sebagai ketua
tim, dan 9 mahasiswa perawat associate.
b. Evaluasi Proses
Penerapan MAKP model tim yang diterapkan oleh mahasiswa
praktik manajemen keperawatan telah sesuai dengan tugas dan fungsi
dari setap elemen yang terdapat dalam struktur MAKP. Pelaksanaan
MAKP di ruang Tulip 2 Barat telah maksimal akan tetapi dalam
prosesnya mahasiswa memerlukan sekurang-kurangnya 3 hari dalam
pemahaman yang benar-benar matang untuk proses penugasan dan
dokumentasi keperawatan yang harus dilakukan berdasarkan model
MAKP yang dilipih oleh kelompok.
c. Evaluasi hasil
MAKP yang diaplikasikan oleh mahasiwa praktik manajemen
dapat dikategorikan baik, hal tersebut dikarenakan adanya dukungan
yang diberikan oleh kepala ruangan dan perawat ruang teratai bawah
membuat mahasiswa praktek manajemen keperawatan lebih cepat dan
mudah dalam memahami pembagian tugas serta fungsi dari setiap elemen
yang ada pada struktur MAKP. Adanya kesempatan bagi mahasiswa
praktek manajemen keperawatan memiliki ruang kelolaan untuk
menerapkan MAKP membuat mahasiswa lebih cepat dalam memahami
pengaturan manajemen keperawatan.
3. Sentralisasi Obat
a. Evaluasi Struktur Sentralisasi Obat
Pelaksanaan sentralisasi obat yang dilakukan kelompok
sebelumnya telah melalui beberapa persiapan yang meliputi penentuan
penanggung jawab sentralisasi obat, pembagian peran sebagai Karu,
Ketua Tim, PA, dan pasien. Lalu kelompok menyepakati alur sentralisasi
obat, menyiapkan materi sentralisasi obat meliputi persiapan tindakan
sentralisasi obat dan pelaksanaan sentralisasi obat, menyiapkan media
sentralisasi obat meliputi form persetujuan sentralisasi obat dan lembar
medikasi, menetapkan lokasi waktu untuk pelaksanaan kegiatan
sentralisasi obat.
b. Evaluasi Proses Sentralisasi Obat
Tabel 5.2 Kegiatan Sentralisasi Obat
No Waktu Kegiatan
1 Proses pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan
tugasnya masing-masing.
2 Evaluasi dari pembimbing ruangan dan dosen :
1. Proses Proses sentralisasi obat yang dilakukan
oleh masiswa praktik manajemen keperawatan
sudah berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan
dengan mahasiswa menuliskan jadwal
pemberian obat pada lembar medikasi, adanya
paraf pada lembar medikasi setelah pemberian
obat, dan lembar persetujuan sentralisasi obat
pada awal pasien masuk ruangan.
2. Mahasiswa tidak melakukan pengecekan
ketersediaan obat yang digunakan.
3 Kegiatan sentralisasi obat berakhir
c. Evaluasi hasil
1) Kegiatan dihadiri oleh kepala ruangan Tulip 2 Barat selaku
pembimbing.
2) Kegiatan tidak dihadiri oleh dosen manajemen keperawatan tetapi
direkam untuk dikonfirmasikan ke dosen pembimbing.
3) Selama kegiatan berlangsung semua mahasiswa melakukan tugas dan
fungsinya masing-masing.
4) Acara dimulai pukul 09.00 WIB sampai selesai
5) Acara berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal
5. Supervisi
a. Evaluasi struktur supervisi
Persiapan pelaksanaan role play supervisi dilakukan dengan
membuat instrumen penilaian supervisi yang dalam hal ini kegiatan
supervisi yang dilakukan adalah timbang terima dan dokumentasi
keperawatan. Pelaksanaan role play supervisi dilaksanakan pada tanggal
14 Juni 2021, kegiatan role play dihadiri oleh kepala ruangan Tulip 2
Barat.
b. Evaluasi proses
Tabel 5.4 Kegiatan Pelaksanaan Supervisi
c. Evaluasi hasil
1) Kegiatan dihadiri oleh kepala ruangan Tulip 2 Barat selaku
pembimbing.
2) Kegiatan tidak dihadiri oleh dosen manajemen keperawatan akan
tetapi direkam untuk konfirmasi ke dosen pembimbing.
3) Selama kegiatan berlangsung semua mahasiswa melakukan tugas dan
fungsinya masing-masing
4) Acara dimulai pukul 09.00 WIB sampai selesai
5) Acara berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal
6. Discharge planning
a. Evaluasi struktur discharge planning
Proses discharge planning yang dilakukan oleh mahasiswa praktik
manajemen dimulai dengan mempersiapkan format discharge planning,
status klien, dan leaflet.
b. Evaluasi proses
Tabel 5.5 Kegiatan Pelaksanaan Discharge planning
No Waktu Kegiatan
.
1. Melakukan pelaksanaan discharge planning,
perawat primer memberikan edukasi tentang
kriteria pasien perencanaan pulang kritis,
perawatan dan aktivitas di rumah, aturan diet,
obat-obat yang masih diminum, dosis, warna,
dan efek samping, rencana hari perawatan,
edukasi kesehatan, rincian pemulangan.
2. Evaluasi pembimbing ruangan dan dosen:
1. Penggunaan komunikasi yang baik masih
perlu di asah kembali, agar proses
pelaksanaan discharge planning dapat
dilakukan seefektif dan seefesien mungkin.
2. Health education, minum obat dan jadwal
kontrol sudah sampaikan.
3. Kegiatan discharge planning
c. Evaluasi hasil
Selama kegiatan mahasiswa dapat menajalankan perannya masing-
masing secara maksimal.
7. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan belum pernah dilakukan, hal tersebut dikarenakan
selama mahasiswa profesi menjalani praktek manajemen di ruang teratai
atas tidak ada pasien yang mengalami ALOS memanjang, tidak ada pasien
yang memiliki masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun telah
dilakukan tindakan keperawatan, serta tidak ada pasien dengan penyakit
baru dan langka.
8. Dokumentasi Keperawatan
a. Evaluasi struktur dokumentasi
Penulisan dokumentasi keperawatan dilakukan dengan
mempersiapkan lembar rekam medis pasien yang berisikan cover rekam
medis pasien, lembar keluar masuk rumah sakit, lembar persetujuan
umum, lembar pemberian informasi pasien baru, lembar transfer pasien,
lembar discharge planning, lembar assessment awal, embar pengkajian
pasien, embar pengkajian resiko jatuh, lembar pengkajian nyeri, catatan
perkembangan terintegrasi, lembar implementasi, lembar hak pasien dan
keluarga, lembar medikasi, lembar garafik, dan lembar catatan pemberian
edukasi dan informasi terintegrasi lanjutan.
b. Evaluasi proses
Tabel 5.6 Kegiatan Pelaksanaan Dokumentasi
c. Evaluasi hasil
Dokumentasi keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa praktek
manajemen keperawatan mengalami follow up dari pertama tanggal 07
Juni 2021 menerapkan MAKP sampai batas waktu terakhir penerapan
MAKP tanggal 13 Juni 2021.
D. Money (M4)
1. Evaluasi struktur
Sumber keuangan di ruang Tulip 2 barat bawah berasal dari
pembiayaan umum/biaya sendiri dan asuransi (BPJS).
2. Evaluasi proses
Semua pembiayaan tindakan medis maupun nonmedis di ruang tulip 2
barat didokumentasikan secara komputerisasi untuk menentukan jumlah
total pembiayaan perawatan. Sementara pendanaan yang didapatkan oleh
kelompok berasal dari sumbangan yang diberikan oleh setiap anggota
kelompok.
3. Evaluasi hasil
Selama masa perawatan tanggal 07-Juni -2021 sampai 13 –Juni -2021
terdapat pasien kelolaan kamar P dan Q sebanyak 9 orang di Ruang Tulip 2
Barat , sumber pembiayaaan yang terbanyak berasal dari BPJS Kesehatan 9
orang (100%).
E. Mutu (M5)
Pengendalian mutu diruang kelolaan kelompok yaitu ruang P dan Q
sebanyak 100% pasien tidak mengalami jatuh selama dilakukan perawatan,
tidak ada pasien yang mengalami angka tertusuk jarum selama tindakan
dilakukan perawatan, tidak ada pasien mengalami angka kejadian tidak
diharapkan dalam pemberian obat, tidak mengalami kejadian nyaris cidera
dalam pemberian obat. Angka kejadian infeksi nosokomial yang didapatkan
setelah melakukan penerapan MAKP di ruang P dan Q didapatkan jumlah
terpasang infuse selama 7 hari adalah sebanyak 9 pasien, sedangkan jumlah
kejadian Phlebitis adalah terjadi pada 0 orang (0%) dari total pasien, sedangkan
resiko terjadinya phlebitis 2 orang dari 9 pasien (100%).
Pelaksanaan evaluasi kepuasan pasien melalui kuesioner yang berisi 5
soal pertanyaan. Pengumpulan data dari tanggal 07-06-2021 sampai 13-06-
2021 pada pasien kelolaan didapatkan bahwa 2 orang (22%) memilih puas,
dengan pelayanan perawat sedangkan 7 orang (78%) orang sangat puas.
Pelaksanaan evaluasi kepuasan perawat melalui kuesioner yang berisi 5 soal
pertanyaan berbentuk checklist, pengumpulan data dari tanggal 07-06-2021
sampai 13-06-2021 pada perawat di dapatkan bahwa 5 orang (71%) memilih
sangat puas dengan kinerja kelompok selama menerapkan MAKP di ruang
kelolaan, hal tersebut dikarenakan dalam menjalani praktik manajemen
keperawatan mahasiswa telah dapat menerapkan MAKP sesuai dengan tugas
dan fungsinya masing-masing, sedangkan 3 orang (29%) merasa puasa
dikarenakan mahasiswa mendapatkan bimbingan dari kepala ruangan dan
perawat ruangan, sehingga mahasiswa mengalami peningkatan dalam
memahami proses pelaksanaan manajemen keperawatan.