Anda di halaman 1dari 19

c 

  c      c 


c    

oleh

Yonif Priagung Yuswanto

NIM 207321409146

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

NOVEMBER 2010
 
 

?   
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi luhur, berkepribadian,
bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani
dan rohani. semuanya itu dilaksanakan antara lain melalui pendidikan baik secara
formal maupun informal.
Pendidikan dalam hal ini Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang
bertujuan mempelajari bagian-bagian dari materi dan hubungan timbal balik
diantaranya yang teramati berupa gejala alam (Alonso dan Finn, 1980). gejala-geajala
alam ini biasanya sangat rumit, oleh karena itu untuk mempelajarinya perlu dilakukan
penyederhanaan- penyederhanaan, namun demikian masih mendekati dengan keadaan
yang sebenarnya.
dengan pesatnya kemajuan teknologi masa kini ilu fisika memberikan andil yang
cukup besar. tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa fisika merupakan kuncinya
teknologi(Budisusilo, 1988:1). bertolak dari itu semua maka perlu sekali dunia
pendidikan mengembangkan atau meningkatkan pembelajaran fisika sampai
memberikan hasil belajar fisika pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di kelas VII SMPN 7 Blitar. Sebagian besar siswa
menganggap bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami, selalu
berhubungan dengan rumus-rumus dan perhitungan yang rumit, sehingga kurang
disukai oleh siswa. Hal ini mungkin disebabkan model pembelajaran yang digunakan
masih dilaksanakan dengan mencatat, menghafalkan rumus, menghafalkan konsep
fisika, dan mengerjakan soal. Model ini membuat siswa merasa bosan dan
beranggapan bahwa fisika hanya berisi hal-hal yang bersifat teoritis belaka, dan tidak
ada hubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika SMPN 7 Blitar,
diperoleh informasi bahwa pembelajaran fisika belum menunjukkan sains sebagai
suatu proses dan pengetahuan. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran
guru memberikan materi fisika dengan ceramah, sehingga dalam proses pembelajaran
guru berperan sebagai pemberi informasi mutlak. Di SMPN 7 Blitar guru hanya
mengandalkan buku pegangan dan LKS, kemudian guru menerangkan konsep fisika
dan siswa mencatat dan mendengarkan penjelasan guru, kondisi tersebut
menyebabkan kerja ilmiah siswa rendah.
Pengalaman belajar yang diberikan pada metode ceramah hanya terbatas pada
mendengar, sehingga belum mengisyaratkan adanya kerja ilmiah baik penyelidikan
ilmiah, komunikasi ilmiah, dan sikap ilmiah. Hal tersebut menyebabkan interaksi dalam
pembelajaran antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa relatif rendah.
Pembelajaran dengan metode ceramah tidak dapat mengembangkan keterampilan
siswa karena siswa terlalu pasif. Siswa banyak yang tidak tahu bentuk, kegunaan, dan
cara penggunaan alat-alat praktikum fisika. Tanpa siswa terlibat langsung dan
mengkonstruk sendiri pengetahuan tersebut maka pemahaman akan sulit dicapai siswa.
Menurut Basyar (2006), pengajar fisika di sekolah lebih sering membahas teori
dari buku pegangan yang digunakan, kemudian memberikan rumus-rumusnya dan
memberikan contoh soal. Hal ini menyebabkan dalam pembelajaran fisika, guru masih
mengutamakan tersampaikannya semua materi dimana guru sebagai pengendali dan
aktif menyampaikan informasi, sedangkan siswa sebagai pihak yang pasif, hanya
menerima informasi dari guru. Hal ini bertentangan dengan hakekat pembelajaran
fisika, yang mengatakan bahwa siswa harus terlibat dalam penemuan fakta dan prinsip
serta dapat bersikap secara ilmiah seperti sikap fisikawan.
Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat dominan
untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan (i  ) pendidikan.
Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang menyebabkan kualitas pendidikan menjadi
rendah, artinya pembelajaran bergantung dari kemampuan guru dalam melaksanakan
atau mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik
dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya
pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang kurang baik akan menyebabkan
potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan.
Menurut Piaget (dalam Mundilarto, 2002:2) bahwa seorang anak menjadi tahu dan
memahami lingkungannya melalui jalan berinteraksi dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Siswa harus membangun sendiri pengetahuannya melalui observasi,
eksperimen dan diskusi. Pengetahuan dibangun oleh siswa melalui proses assimilasi,
akomodasi, dan equilibrasi. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Guru tidak akan mampu memberikan
semua pengetahuan pada siswa, sehingga siswa harus mampu mengkonstruksikan
pengetahuan dalam struktur mental mereka melalui kerja ilmiah.
Menurut Dewey (dalam Rustaman, 2005:5) kemampuan bekerja ilmiah sangat
penting dikembangkan dalam pembelajaran fisika disetiap jenjang pendidikan karena
memungkinkan orang yang belajar dan yang membelajarkannya mengembangkan dan
menggunakan berpikir tingkat tinggi dalam pemecahan masalah.
Akan tetapi kenyataannya masih banyak siswa yang kemampuan bekerja
ilmiahnya kurang optimal. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang
tidak bisa merangkai dan menggunakan alat praktikum dengan benar. Siswa juga
masih kesulitan dalam membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari
percobaan.
Melihat fenomena tersebut diperlukan alternatif pembelajaran yang diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan kerja ilmiah siswa dengan menggunakan model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep-konsep
fisika.
Pemilihan model pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting untuk
menentukan kualitas pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang
mengutamakan proses pencarian suatu konsep dengan melibatkan siswa secara aktif
yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing,
guru bertindak membimbing siswa dalam proses pencarian pengetahuan atau konsep
melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Selama proses pencarian
pengetahuan siswa tidak dibiarkan begitu saja, tetapi bimbingan guru tetap diberikan.
Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilakukan dengan pengenalan pemahaman
secara konseptual. Sehingga siswa dapat belajar dengan lebih mudah tentang sesuatu
hal yang nyata dan dapat diamati dengan panca inderanya.
Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan
sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru
sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi
belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar yang lebih memberdayakan siswa.
Atas dasar hal tersebut perlu kiranya dilaksanakan pembelajaran kontekstual dalam
artian pembelajaran yang lebih memperhatikan potensi siswa, memperhatikan situasi
dan kondisi, memperhatikan sarana pembelajaran dan memperhatikan tujuan yang
ingin dicapai. Semua elemen itu dikemas atau dikelola oleh guru menjadi suasana yang
menyenangkan, menggairahkan dan motivasi tinggi bagi siswa dalam belajar. Hal ini
juga sesuai dengan tuntutan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan yang memberikan
sinyal dalam implementasinya menggunakan strategi dengan menekankan pada aspek
kerja siswa. Jadi dalam hal ini fungsi dan peranan guru hanya sebagai mediator, siswa
lebih proaktif untuk merumuskan sendiri tentang fenomena yang berkaitan dengan
fokus kajian secara kontekstual.
? Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan dengan
judul ³MENGANALISIS PROSES PEMBELAJARAN FISIKA KELAS 7 DENGAN
MATERI KALOR DI SMPN 7 BLITAR TAHUN AJARAN 2010/2011´, penulis
hanya menggambarkan secara kualitatif proses pembelajaran fisika kelas 7 di SMPN 7
Blitar dengan materi kalor dan melalui metode yang digunakan oleh guru fisika di
SMPN 7 Blitar sehingga penulis dapat menyimpulkan tingkat efektifitas metode
tersebut.


? !"!#c#$
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut.
a.? Bagaimana tanggapan siswa terhadap mata pelajaran fisika?
b.? Bagaimana proses pembelajaran fisika dengan materi kalor di SMPN 7 blitar?
c.? Apa saja yang menyebabkan siswa kesulitan dalam pembelajaran fisika?
d.? Bagaimana hasil pembelajaran fisika dengan materi kalor yang telah dilaksanakan
di SMPN 7 Blitar?

%? !&!''
a.? mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap pembelajaran fisika di SMPN 7 Blitar
b.? Mendeskripsikan dan memaparkan proses pembelajaran di SMPN 7 blitar
c.? Mendeskripsikan berbagai kesulitan yang dialami siswa dalam memahami pelajaran
fisika
d.? Mendeskripsikan hasil pembelajaran fisika siswa SMPN 7 Blitar dan membuat
kesimpulan terhadap metode pembelajaran yang dilaksanakan
(? c)''

 ?  '!'#
Memberikan gambaran mengenai proses pembelajaran fisika dengan materi
kalor yang dilaksanakan di SMPN 7 blitar sehingga penulis dapat membuat
kesimpulan apakah metode pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut sudah
dapat dikatakan berhasil atau belum.

u?  ' !!


Sebagai bahan referensi bagi guru fisika untuk mengetahui sejauh mana
efektifitas metode pembelajarannya dan juga pengetahuan bagi guru untuk
mendiagnosis kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran.

?  '#*$
Sekolah mengetahui tingkat keberhasilan metode pembelajaran yang telah
dilaksanakan khususnya pada mata pembelajaran fisika dengan materi kalor.
+? ! ' !,'' 
Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
a.? Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-A UPTD SMP Negeri 2 Gampengrejo
semester genap tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 39 siswa.terdiri dari 20
siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.
b.? Konsep yang diajarkan adalah pembiasan cahaya pada kaca plan paralel dan pada
lensa cembung, alat-alat optik khususanya lup dan mikroskop.
c.? Aspek yang diteliti adalah hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik. Perkembangan aspek kognitif ditunjukkan dengan melihat nilai
siswa . Aspek afektif dan psikomotorik ditunjukkan melalui lembar observasi .

-? )''#'*,#'*


SMPN 7 Blitar adalah salah satu SMPN yang berada di kota Blitar, terletak tepat di utara
stadion Blitar.
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu hal sehingga dapat dianalisis
Hasil belajar adalah perolehan pembelajaran yang mencakup 3 aspek yaitu aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik yang masing-masing secara berurutan dicerminkan melalui skor tes,
skor hasil observasi afektif, skor hasil observasi psikomotorik.
 
&'!#

 ? '#'
Fisika merupakan pelajaran tentang kejadian dalam alam yang memungkinkan
dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara sistematis,dan
berdasarkan peraturan-peraturan umum (Brockhaus dalam Druxes, 1986). Fisika
menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa-peristiwa dalam alam, teknik, dan
dunia sekeliling kita. Sehingga ditemukan aturan-aturan atau hukum-hukum dalam alam
yang mungkin dapat menerangkan gejala-gejalanyaberdasarkan struktur logika antara
sebab dan akibat. Para ahli fisika membuat model dan teori yang digunakan untuk
menjelaskan dan memahami gejala dan peristiwa alam tersebut. memahami disini berarti
dapat menyesuaikan gambaran pengertian, model, dan teori berdasarkan pengalaman
yang mana hal tersebut didapat dari penginderaan dan pengamatan.

 ? & '#'

Teori Belajar Behavioristik menyatakan bahwa belajar adalah perubahan-perubahan


dalam perilaku yang tampak sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan Teori Belajar
Kognitif menyatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam struktur mental yang berisi
informasi-informasi yang diperoleh dari interaksi dengan dunia fisik. Pada dasarnya
belajar adalah bertambahnya informasi ataupun pengalaman dalam struktur mental
seseorang yang didapat dari interaksi dengan lingkungan sehingga mampu mengubah
tingkah laku seseorang (Koes, 2003:28). Berdasarkan pengertian tersebut dalam
pengertian belajar terkandung beberapa unsur. Adapun unsur-unsur pokok yang
terkandung di dalam pengertian belajar adalah: (1) belajar sebagai suatu proses, (2)
perolehan pengetahuan dan keterampilan, (3) perubahan tingkah laku, dari (4) aktivitas
diri. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai proses diperolehnya pengetahuan atau
keterampilan serta perubahan tingkah laku melalui aktivitas diri.
Fisika pada dasarnya adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
materi dan energi serta gejala alam (Druxes, 1986). Gejala alam yang kita pelajari
biasanya cukup sulit. Untuk menerangkan dan mempelajarinya dilakukan
penyederhanaan ataumembuat suatu model sehingga didapatkan hubungan antara
konsep dalam bentuk hukumatau prinsip yang akhirnya dapat menjelaskan suatu gejala
alam tersebut.Dari hakekat fisika dapat diketahui bahwa pelajaran fisikaberkaitan
dengan kegiatan seperti mengumpulkan data informasi, menghitung, menganalisis,
mencari hubungan antara dua hal, menghubungkan konsep-konsep dan sebagainya.
Semua ini dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu belajar fisika
merupakan suatu kegiatan yang tidak hanya memerlukan kemampuan verbal, tetapi juga
diperlukan tingkat pemahaman yang bersifat konseptual. hal ini disebabkan karena
fisika pada hakekatnya berkenaan dengan fakta-fakta, konsep- konsep, maupun teori-
teori ilmiah. tetapi tidak jarang juga dalam belajar fisika dituntutkemampuan untuk
berpikir abstrak, sehingga siswa tidak hanya dituntut menghafalkan rumus-rumus serta
pengertian dasar saja. tetapi juga dituntut untuk menerapkan rumus-rumus dalam
permasalahann yang bersifat aplikatif atau dengan kata lain siswa harus
bisamengorganisasi semua konsep atau hukum fisika dalam rangka memecahkan
masalah.
Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam atau dikenal
dengan sains. Sains merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.
Sains didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam
yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan
keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi
pengertian bahwa sains merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan
pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-
hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penelaran matematis dan
analisis data terhadap gejala- gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya sains atau
fisika merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta,
konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian
kegiatan dalam metode ilmiah.
Sains memiliki dua sisi yaitu sebagai proses dan sisi lain sebagai produk. Proses
sains merupakan upaya pengumpulan dan penggunaan bukti untuk menguji dan
mengembangkan gagasan. Suatu teori pada mulanya berupa gagasan imajinatif dan
gagasan itu akan tetap sebagai gagasan imajinatif selama belum bisa menyajikan
sejumlah bukti. Penggunaan bukti sangat pokok dalam kegiatan sains termasuk fisika.
sehingga serring disebutkan bahwa fisika adalah basic science.
 

c 
   


ð  ?V    V 
 
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks
melalui pengumpulan dari latar alami dengan memanfaatkan peneliti sebagai instrumen
kunci. Menurut Moleong (2000: 4-7) ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu: (1) mempunyai latar
alamiah sehingga sumber data langsung, yakni situasi kelas penelitian bersikap wajar
sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi, (2) peneliti sebagai instrumen atau alat pengumpul
data, (3) analisis data bersifat induktif, data yang terkumpul diolah secara mendalam, (4)
bersifat deskriptif karena data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata ataupun kalimat, bukan
sekedar angka-angka, (5) lebih mementingkan proses disamping hasil, karena hal yang diteliti
lebih jelas pada saat proses belajar mengajar dan keaktifan siswa pada saat mengikuti
kegiatan eksperimen.

?
%?$.'''
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti mutlak diperlukan karena pengumpulan
data dilakukan dalam situasi sesungguhnya oleh peneliti. Kedudukan peneliti dalam
penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisis,
penafsir data dan akhirnya pelaporan hasil penelitian (Moleong, 2000:121). Dalam penelitian
ini peneliti berposisi sebagai, pelaksana, observer, pengumpul data, penganalisis sampai pada
tahap pelaporan hasil penelitian. Untuk perencanaan proses pembelajaran sepenuhnya
dilakukan oleh guru dengan metode yang biasa dilakukan sehingga peneliti bisa membuat
kesimpulan atas metode tersebut.
Untuk menjaga kealamiahan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, kehadiran
peneliti sebagai observer tidak diberitahukan pada subjek penelitian.

%%?*#'.!u&''
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Blitar yang terletak di Jln. Panglima Sudirman
No.18 Kota Blitar. Siswa yang menjadi sasaran penelitian adalah siswa kelas 7 dengan
jumlah 39 siswa, yang terdiri dari 19 perempuan dan 20 laki±laki. Pelaksanaan penelitian ini
pada semester genap tahun ajaran 2010/2011.

%(?!"u
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah
a.? Hasil observasi berupa wawancara kepada sampel beberapa siswa dan guru fisika
berkaitan dengan rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti.
b.? Data berikutnya adalah hasil belajar siswa yang meliputi 3 aspek yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif diperoleh dari hasil tes oleh guru fisika.
Aspek afektif dan psikomotorik diperoleh dari observasi dengan menggunakan
instrumen penelitian.
%+?*#.! !",!

%+? ,
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seefektif mana metode yang
digunakan oleh guru kelas 7 di SMPN 7 Blitar dalam menyampaikan materi fisika.
Dalam penelitian ini tidak diberikan perlakuan pada obyek penelitian, perlakuan
sudah terjadi sebelumnya yaitu berupa kegiatan belajar mengajar. untuk memperoleh
data keaktifan dan nilai siswa, dilakukan pencatatan langsung untuk mengambil data
keaktifan dan juga instrumen penilaian berupa angket kepada siswa untuk
memperoleh nilai-nilai siswa.

%+? ,#
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada

%+%? $' !",!


Data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi

%+%?
u#/#'
Data hasil survei ini diperoleh dengan cara:
3.4.2.1.1.? Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186).
Wawancara dilakukan kepada:
Bapak Suryono, S.Pd selaku Guru fisika SMPN 7 Blitar.
Siswa kelas 7 SMPN 7 Blitar, masing-masing kelas diambil
sampel 10 siswa secara acak untuk mengisi angket tanggapan
mengenai pelajaran fisika
Wawancara terhadap kedua narasumber di atas dilaksanakan pada
hari Kamis, tanggal 1 April 2010.

3.4.2.1.2.? Observasi Kelas


Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan
observasi langsung. Observasi langsung adalah pengamatan yang
dilakukan peneliti dengan melihat sendiri hal-hal atau peristiwa
yang ada di lapangan serta mencatatnya sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Pencatatan data diperoleh dengan cara menggunakan
lembar observasi yang juga menjadi instrumen penelitian.
Pengambilan data observasi dilakukan dengan pengamatan
secara langsung dan pengambilan gambar yang juga dilakukan
pada tanggal 1 April 2010.

%+%?*!"#'
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis untuk keperluan pengujian
suatu peristiwa yang digunakan sebagai bahan perenungan sebelum
pelaksanaan tindakan. Dokumentasi diperlukan dalam penelitian karena
dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan bahkan meramalkan. Dokumentasi penelitian
disajikan penulis dalam Foto observasi dan lembar observasi.

%+%%?#!"''
Instrumen penjaringan data yang disusun di kelompokkan menjadi
dua meliputi: instrumen untuk kegiatan wawancara dan instrumen untuk
kegiatan observasi. Instrumen untuk kegiatan wawancara berisi
pertanyaan-pertanyaan terhadap narasumber berkaitan dengan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada mata pelajaran fisika kelas 7
di SMPN 7 Blitar.
Instrumen untuk kegiatan observasi berupa catatan point-point
penting yang dapat mempermudah penulis melakukan observasi, Untuk
menilai aktifitas siswa baik afektif maupun psikomotor maka
digunakanlah lembar observasi. Penulis menyiapkan lembar observasi
penilaian untuk kelompok jika pada proses pembelajaran terdapat diskusi
berkelompok dan lembar observasi individu untuk menilai keaktifan
siswa antar individu.

 c  
 0  

"u
u#/#' $#'*"**1'#!#'.##'2
c&3u.
* " " &!,4 !#'# ') ,.,
''
*",*
 A 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
 B 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
% C 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
( D 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
+ E 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
- F 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

 5
Nilai total
A= 11-12 C = 5-7
B= 8-10 D = 1-4
m  

c&3u." &!,4
'' *
Mampu menjelaskan dengan rinci dan dapat diterima dengan baik %
Mampu menjelaskan dengan rinci tetapi belum bisa diterima dengan baik 
Belum mampu menjelaskan secara rinci 

m 

!#'#
'' *
Antusias dalam menerima pelajaran dan mampu mengikuti pelajaran dengan baik %
Antusias dalam menerima pelajaran tetapi belum mampu mengikuti pelajaran dengan baik 
Kurang antusias dalam menerima pelajaran dan kurang memperhatikan pelajaan 

m 

Keaktifan
'' *
Aktif dan terampil dalam pelajaran juga berani mengeluarkan pendapat %
Aktif dan terampil dlam pelajaran tapi belum mampu mengeluarkan pendapat 
Kurang aktif dalam pelajaran 

!u'(5
,.,
'' *
Menghormati setiap pendapat yang disampaikan anggota kelompok (tidak memaksakan
%
pendapat)
Mengemukakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan 
Tidak dapat menghormati setiap pendapat yang disampaikan anggota kelompok 




"u
u#/#' $)')'.'/'.!
* &#" c4",' u,., !#'# ''
"  #

 ahmad 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
 geo 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
% hari 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
( medi 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
+ eki 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
- Farid 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

 5
Nilai total
A= 11-12 C = 5-7
B= 8-10 D = 1-4

!u'5&#"
'' *
Mampu bekerja sama dengan setiap anggota kelompok dengan sangat baik (bersikap
%
proaktif)
Mampu bekerja sama dengan setiap anggota kelompok dengan baik 
Tidak mampu bekerja sama dengan setiap anggota kelompok (pasif) 

!u'5c4",'  #
'' *
Mampu menyampaikan gagasan dengan baik sesuai dengan konsep %
Mampu menyumbang ide/gagasan walaupun kurang lengkap 
Tidak mampu menyampaikan gagasan dalam kelompok 

!u'%5 ,.,
'' *
Menghormati setiap pendapat yang disampaikan anggota kelompok (tidak memaksakan
%
pendapat)
Mengemukakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan 
Tidak dapat menghormati setiap pendapat yang disampaikan anggota kelompok 

!u'(5!#'#
'' *
Bersikap sangat antusias terhadap pembelajaran di kelas/ kelompok %
Kurang antusias dalam menanggapi tugas diskusi yang diberikan guru 
Tidak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas/ kelompok 

 c  
 0  

"u
u#/#' $#'*"**'.'/'.!
c&3u.
* " " &!,4
!#'# ') ,., ''

 ahmad 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
 geo 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
% hari 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
( medi 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
+ eki 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
- Farid 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

 5
Nilai total
A= 11-12 C = 5-7
B= 8-10 D = 1-4

m  

c&3u." &!,4
'' *
Mampu menjelaskan dengan rinci dan dapat diterima dengan baik %
Mampu menjelaskan dengan rinci tetapi belum bisa diterima dengan baik 
Belum mampu menjelaskan secara rinci 
m 

!#'#
'' *
Antusias dalam menerima pelajaran dan mampu mengikuti pelajaran dengan baik %
Antusias dalam menerima pelajaran tetapi belum mampu mengikuti pelajaran dengan baik 
Kurang antusias dalam menerima pelajaran dan kurang memperhatikan pelajaan 

m 

Keaktifan
'' *
Aktif dan terampil dalam pelajaran juga berani mengeluarkan pendapat %
Aktif dan terampil dlam pelajaran tapi belum mampu mengeluarkan pendapat 
Kurang aktif dalam pelajaran 

!u'(5
,.,
'' *
Menghormati setiap pendapat yang disampaikan anggota kelompok (tidak memaksakan
%
pendapat)
Mengemukakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan 
Tidak dapat menghormati setiap pendapat yang disampaikan anggota kelompok 

"u
u#/#' $)')1"'#!#'.##'2
* " &#" c4",' u,., !#'# ''
 #
*",*
 A 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
 B 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
% C 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
( D 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
+ E 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
- F 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

 5
Nilai total
A= 11-12 C = 5-7
B= 8-10 D = 1-4

!u'5&#"
'' *
Mampu bekerja sama dengan setiap anggota kelompok dengan sangat baik (bersikap
%
proaktif)
Mampu bekerja sama dengan setiap anggota kelompok dengan baik 
Tidak mampu bekerja sama dengan setiap anggota kelompok (pasif) 

!u'5c4",'  #
'' *
Mampu menyampaikan gagasan dengan baik sesuai dengan konsep %
Mampu menyumbang ide/gagasan walaupun kurang lengkap 
Tidak mampu menyampaikan gagasan dalam kelompok 

!u'%5 ,.,
'' *
Menghormati setiap pendapat yang disampaikan anggota kelompok (tidak memaksakan
%
pendapat)
Mengemukakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan 
Tidak dapat menghormati setiap pendapat yang disampaikan anggota kelompok 

!u'(5!#'#
'' *
Bersikap sangat antusias terhadap pembelajaran di kelas/ kelompok %
Kurang antusias dalam menanggapi tugas diskusi yang diberikan guru 
Tidak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas/ kelompok 
ð  ?
   

Untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan data hasil observasi
diolah sebagaimana tercantum dalam tehnik pengumpulan data dan instrumen
penelitian. Dengan teknik pengumpulan data observasi berupa wawancara kepada siswa
dapat diperoleh jawaban tentang bagaimana tanggapan siswa terhadap mata pelajaran
fisika dan juga kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerima mata pelajaran fisika,
lalu wawancara terhadap guru fisika dapat diperoleh data mengenai proses pembelajaran
dan sumber belajarnya, Pengumpulan data dengan instrumen penelitian akan didapatkan
data mengenai bagaimana keaktifan siswa dan juga nilai siswa sehingga dapat
disimpulkan hasil pembelajaran fisika yang dilaksanakan di kelas 7 SMPN 7 Blitar
sudah berhasil atau belum. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data hasil
penelitian ini, antara lain sebagai berikut.

%-? 0')'#'
Sejak semula peneliti berusaha mencari makna data yang dikumpulkan.
Pemaknaan tersebut menjadi kesimpulan sementara yang seiring dengan
bertambahnya data, kesimpulan tersebut dimungkinkan berubah. Data yang
diperoleh harus memenuhi syarat objektivitas, kesahihan, dan keandalan.
Verifikasi dilakukan dengan melakukan pemeriksaan ulang atas data yang
terkumpul dan menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh bukti
tentang hal yang sama, misalnya guru ataupun pengamat lain.

%-? .!#'
Reduksi data dilakukan setelah semua data yang diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara yang telah ditulis dalam lembar rekaman data yang
sudah disiapkan. Data yang diperoleh dalam bentuk rekaman tersebut kemudian
dikumpulkan, dirangkaikan dan dipilih hal-hal yang pokok untuk disajikan.

%-%?  *. *$ 


Data yang terkumpul dikelola dan diolah sesuai kebutuhan. Selain data
kualitatif, dalam penelitian ini diperoleh juga data kuantitatif . Oleh karena itu,
data penelitian juga dianalisis dengan analisis statistik sederhana, diantaranya
menentukan rerata dan persentase.

%-(? ,
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, setelah diverifikasi dan
diolah secara sederhana, selanjutnya dideskripsikan secara naratif, sehingga
dapat dilihat gambaran secara keseluruhan dalam paparan data.

%-+? ,#'
Berdasarkan pengolahan data dilaksanakan pemaknaan, sehingga dapat
dideskripsikan temuan-temuan dalam penelitian ini dan bagaimana pula
pencapaiannya. Dalam interpretasi data ini akan mengantarkan hasil penelitian
pada tahapan selanjutnya, tahap penyimpulan hasil penelitian.

%--? '#'",!
Penyimpulan merupakan proses pengambilan inti sari dari sajian data yang
telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat
dan padat tetapi mengandung pengertian luas. Proses ini menghasilkan
kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian atau hasil tindakan, yaitu
berupa indikator-indikator perilaku mahasiswa berkaitan dengan pemberian
tindakan. Temuan-temuan yang merupakan kesimpulan sementara, selanjutnya
dideskripsikan dan diverifikasi, sehingga diperoleh kesimpulan akhir. Hasil
kesimpulan akhir dapat digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya
ataupun siap dilaporkan.
Dalam penelitian ini, analisis data untuk aspek afektif dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
a.? Memberikan penilaian terhadap masing-masing aspek afektif yang
diamati sesuai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan.
b.? Menjumlahkan skor masing-masing aspek afektif yang diamati.
c.? Memprosentasekan skor untuk masing-masing aspek afektif yang
teramati dengan menggunakan rumus
   100 % (Arikunto, 2000:246)

Keterangan:
F=Jumlah aspek afektif yang tampak di lapangan
N=Jumlah nilai aspek afektif siswa ideal.
P=Persentase tingkat aspek afektif.
d.? Menentukan nilai rata-rata kelas

Sedangkan analisis data untuk aspek psikomotorik dilakukan dengan


langkah sebagai berikut:
a.? Memberikan penilaian terhadap masing-masing aspek psikomotorik
yang diamati sesuai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan.
b.? Menjumlahkan skor masing-masing aspek psikomotor yang diamati.
c.? Mempersentasekan skor untuk masing-masing aspek psikomotorik
yang teramati dengan menggunakan rumus
   100 % (Arikunto, 2000:246)

Keterangan:
F=Jumlah aspek psikomotorik yang tampak di lapangan
N=Jumlah nilai aspek psikomotorik siswa ideal.
P=Persentase tingkat aspek psikomotorik

Sebagai pedoman dalam menarik kesimpulan dari analisis data,


diterapkan kriteria sesuai dengan Tabel 3.2.

u%.*"!''
* 6u$#' )u$#'
1. 81 - 100 Sangat baik
2. 61 - 80 Baik
3. 41 - 60 Cukup
4. 21 - 40 Kurang
5. 0 - 20 Sangat Kurang
(Diadaptasi dari Arikunto:245)
Analisis data untuk aspek kognitif dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut
a.? Memberikan penilaian terhadap hasil tes yang dilaksanakan setelah
materi selesai, soal tes murni berasal dari guru tanpa campur
tangan peneliti.
b.? Merata-rata hasil tes.
c.? Membandingkan nilai rata-rata kelas dengan nilai standart yang
telah ditentukan oleh guru bidang studi sehingga dapat
disimpulkan efektifitas metode pembelajaran.
) !&!

?
 ?? Ô  Ô     
 ?


? ? 

???

c???? c  
       ?
?

? 


?

Moleong, L. J. 2004. ci  . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Koes, Supriyono, H. 2003. . Malang: Universitas Negeri


Malang.

Anda mungkin juga menyukai