Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Risiko K3 Konstruksi Dengan Menggunakan Pendekatan JSA

Nurfratami Suci; Hidayat Wildan; HS Jumadil; Yosia Rainhard; Syifana Putri Bita; Prasetya
Sitanggang Apriyoan

ABSTRACT

The basic cause of work accidents is the absence of proper management good for dealing with
occupational hazards. Work safety risk management is an attempt to solve problems in
machining, where risk management is a management effort in an effort to prevent potential risks
occur. Selection of Job Safety Analysis is one technique to identify risk before the risk occurs in
an ongoing activity. JSA can used to eliminate or prevent hazards to safety and
health in the workplace, making work methods more effective. In use JSA there are four stages
of implementation: selecting a job, describing it work, identify potential hazards, provide action
prevention / developing solutions. This study aims: knowing the risk description good, do a risk
assessment (severity, exposure, likelihood), analyze found risks, evaluate the level of risk based
on the value of risk, provide alternative solutions to minimize potential hazards. The final results
of the study is to obtain recommendations for priority-based decision-making processes risk
control to realize zero accidents on the production department

Keywords : Risk Management, Job Safety Analysis, Occupational Health and Safety
ABSTRAK

Penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah tidak adanya manajemen yang baik untuk
menangani risiko-risiko bahaya kerja. Manajemen risiko keselamatan kerja merupakan suatu
upaya untuk mengatasi masalah pada pengerjaan mesin, dimana manajemen risiko merupakan
upaya pengelolaan dalam upaya mencegah risiko yang dapat terjadi. Pemilihan Job Safety
Analysis merupakan salah satu teknik untuk mengidentifikasi risiko sebelum risiko tersebut
terjadi pada suatu kegiatan yang sedang berjalan. JSA dapat digunakan untuk menghilangkan
atau mencegah bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan ditempat kerja, membuat metode
kerja yang lebih efektif. Dalam penggunaan JSA terdapat empat langkah tahapan pelaksaan
: memilih pekerjaan, menguraikan pekerjaan, mengidentifikasi potensi bahaya, memberikan
tindakan pencegahan/mengembangkan solusi. Penelitian ini bertujuan : mengetahui gambaran
risiko yang baik, melakukan penilaian risiko (keparahan, paparan, kemungkinan), menganalisis
risiko-risiko yang ditemukan, mengevaluasi tingkat risiko berdasarkan nilai risiko, memberikan
alternatif solusi untuk meminimalisir potensi bahaya. Hasil akhir penelitian adalah untuk
mendapatkan rekomendasi proses pengambilan keputusan berdasar prioritas pengendalian
risiko untuk mewujudkan zero accident pada bagian produksi.

Kata Kunci : Manajemen Risiko, Job Safety Analysis, Keselamatan dan kesehatan kerja
1. PENDAHULUAN
Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang menimbulkan korban jiwa,
kerusakan materi, dan gangguan produksi. Mengutip data BPJS Ketenagakerjaan, pada Januari
hingga Oktober 2020, terdapat 177.000 kasus kecelakaan kerja yang terjadi, sementara
sepanjang 2019 terdapat 114.000 kasus kecelakaan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja
harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi,
logistik, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan
seperti apa adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk
mengelolanya. Karena itu ahli K3 sejak awal tahun 1980an berupaya meyakinkan semua pihak
khususnya manajemen organisasi untuk menempatkan aspek K3 setara dengan unsur lain
dalam organisasi. Hal inilah yang mendorong lahirnya berbagai konsep mengenai manajemen
K3. Menurut Kepmenaker 05 tahun 1996, Untuk dapat meminimalisir risiko kecelakaan kerja
tersebut perlu dilakukan penanganan berupa Manajemen Risiko K3. Manajemen risiko adalah
suatu bidang ilmu ang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran
dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan
manajemen secara komprehensif dan sistematis (Fahmi, 2010). Sedangkan keselamatan an
kesehatan kerja (K3) adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Armanda, 006). Sistem
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
sistem yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara
mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada. Tujuan dan sasaran manajemen risiko K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang
melibatkan segala pihak sehingga tercipta tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif

2. METODA/PERANCANGAN
2.1 Metoda
Untuk tahap identifikasi bahaya, menggunakan metode Job Safety Analysis dengan
tujuan untuk mengetahui setiap bahaya yang ada pada proses konstruksi. Sehingga setelah
mengenali jenis bahaya yang ada, perusahaan dapat menempatkan posisi risiko dan
menentukan bagaimana cara menangani risiko yang tepat, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi timbulnya kecelakaan kerja dan apabila kecelakaan kerja tetap terjadi maka
dampak dari kecelakaan tersebut tidak akan berpengaruh banyak dan menghambat pekerjaan
yang lainnya
2.2 Manajemen Risiko dan K3
Menurut Peltier (2001) manajemen risiko merupakan proses mengidentifikasi risiko,
mengukur untuk mengurangi risiko.. Manajemen risiko menurut Djohanputro (2008)
merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan,
mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan
penanganan risiko. Manajemen risiko memiliki klasifikasi yang telah ditetapkan secara global
yaitu berdasarkan tujuan diadakannya penilaian risiko untuk mencegah suatu jenis masalah.
Berikut beberapa contoh standar yang ditetapkan
a. ISO 14001 : Masalah lingkungan dengan menitiberatkan pada polusi
b. OHSAS 18001 : Masalah keselamatan dengan menitiberatkan pada cidera dan
Kesehatan
c. ISO 9001 API Q1. Q2 : Masalah kualitas dengan menitiberatkan pada produk atau
pelayanan
d. ISO 27001 : Masalah keamanan dengan menitiberatkan pada informasi
Manajemen risiko adalah pemeliharaan, proses, dan struktur yang mengacu langsung
pada pengetahuan efektif terhadap kesempatan potensial dan efek yang merugikan.
Untuk lebih mempertegas penggambaran tahapan manajemen risiko dapat dilihat pada
gambar berikut

Gambar 2.1 Tahapan Manajemen Risiko Menurut AZ/ NZS 4360:1999/2004


2.3 Hubungan Manajemen Risiko dan K3
Manajemen risiko dan K3 merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan. Manajemen
risiko memberikan warna dan arah terhadap penerapan dan pengembangan sistem K3, jika
tidak ada bahaya maka tidak akan ada risiko. Maka upaya K3 tentu tidak diperlukan dan
sebaliknya keberadaan risko dalam suatu kegiatan di perusahaan mendorong perlunya upaya
keselamatan untuk mengendalikan semua bahaya dan risiko yang ada. Dengan demikian,
manajemen risiko adalah bagian tidak terpisahkan dengan K3 yang diibaratkan mata uang
dengan dua sisi. Salah satu implementasi Manajemen Risiko dan K3 dimulai dengan
perencanaan yang baik yang meliputi, identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko

2.4 JSA (Job Safety Analysis)


JSA (Job Safety Analysis) merupakan salah satu teknik atau cara untuk mengidentifikasi
risiko sebelum risiko tersebut terjadi pada suatu kegiatan yang sedang berjalan. JSA dapat
digunakan untuk menghilangkan atau mencegah bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan
ditempat kerja, membuat metode kerja yang lebih efektif. Tahapan pelaksanaan Job Safety
Analysis terdiri dari empat langkah : memilih pekerjaan yang akan dianalisis, membagi
pekerjaan ke dalam tahapan tugas, mengidentifikasi bahaya atau risiko keselamatan kerja
yang ada pada setiap tahapan tugas, menentukan prosedur atau tindakan pengendalian guna
meminimalisasi risiko tersebut.

Tabel 2.2 Kategori Konsekuensi Secara Semikuantitatif


Tabel 2.3 Kategori Exposure Secara Semikuantitatif

Tabel 2.4 Kategori Exposure Secara Semikuantitatif


Tabel 2.4 Kategori Level of Risk Secara Semikuantitati

Menurut Purnamasari (2010) manfaat dari pelaksanaan JSA adalah sebagai berikut:

a. Dapat digunakan untuk memberikan pelatihan atau training mengenai prosedur kerja
dengan lebih aman dan efisien,
b. Memberikan training kepada tenaga kerja/karyawan baru,
c. Memberikan Pre-job instruction pada pekerjaan yang tidak tetap,
d. Melakukan review pada job prosedur setelah terjadi kecelakaan
e. Melakukan studi terhadap pekerjaan untuk memungkinan dilakukan improvement
metode kerja
f. Identifikasi pengaman apasaja yang perlu dipakai saat bekerja
g. Meningkatkan produktifitas kerja dan tingkah laku positif mengenai safety
Gambar 1.1 Contoh JSA
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa teknik pengumpulan data mencakup :


1. Teknik observasi : yakni melakukan pengamatan langsung terhadap proses
yang terjadi pada bagian produksi

2. Teknik dokumentasi : yakni mengcopy data yang dibutuhkan dalam penelitian


3. Teknik wawancara : yakni dengan melakukan wawancara kepada pekerja
tentang penelitian ini, sehingga data yang diperoleh dapat dicapai secara akurat.

Tahapan Pekerjaan di Lantai Produksi


1. Bagian Pembelahan Log Kayu (Log Bandsaw)
2. Bagian Pemotongan Balok Kayu (Crosscut)
3. Bagian Pencetak Profil Papan Kayu (Moulding)
4. Bagian Pengeringan Papan Kayu (Kiln&Dry)
5. Bagian Packing Papan Kayu

IDENTIFIKASI RISIKO K3
PENILAIAN RISIKO K3

ANALISIS RISIKO K3
PRIORITAS PENGENDALIAN RISIKO K3 PADA KONSTRUKSI
Berdasarkan perolehan nilai risiko tertinggi, lima risiko yang diprioritaskan adalah :
1. Tubuh kejatuhan log kayu
2. Mata terkena serpihan kayu
3. Gangguan pernafasan akibat debu dan serbuk kayu
4. Kebisingan
5. Tertabrak forklift

Tahapan Pengendalian :
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Engineering control
4. Administrative control
5. APD (Alat Pelindung Diri)
4. KESIMPULAN
1. Risiko-risiko yang ditemukan dari 5 bagian pada konstruksi yang dianalisis adalah
tertabrak forklift, kaki kejatuhan log kayu, tubuh kejatuhan log kayu, kaki
tersandung, jari tangan terjepit, potongan gergaji pengenai perut, gangguan
pendengaran, mata terkena serpihan kayu, gangguan pernafasan, kesetrum, jari
tangan tergores, tergelincir dan terjatuh, dagu atas terkena serpihan kayu,
konsleting, jari tangan terkena mesin panas, mata terkena gram las.
2. Nilai keparahan atau konsekuensi tertinggi bernilai 50 (Disaster) ditemukan pada
risiko tubuh kejatuhan log kayu. Sedangkan untuk nilai paparan tertinggi yang ada
bernilai 10 (Countinously) ditemukan pada risiko kebisingan, mata terkena serpihan
kayu. Serta untuk nilai kemungkinan tertinggi adalah 6 (Likely) yang ditemukan
pada risiko tertabrak forklift, jari tangan terjepit, kebisingan, mata terkena serpihan
kayu, gangguan pernafasan, jari tergores pisau, tergelincir dan terjatuh.
3. Hasil analisis tingkat risiko tertinggi adalah tubuh kejatuhan log kayu, mata terkena
serpihan kayu, gangguan pernafasan akibat debu dan serbuk kayu, kebisingan,
tertabrak forklift.
4. Tindakan yang dilakukan pada risiko tubuh kejatuhan log kayu mengharuskan
adanya tindakan perbaikan secara teknis. Tindakan yang dilakukan pada risiko mata
terkena serpihan kayu perlu pengendalian sesegera mungkin. Tindakan yang
dilakukan pada risiko gangguan pernafasan akibat debu dan serbuk kayu
mengharuskan adanya tindakan perbaikan secara teknis. Tindakan yang dilakukan
pada risiko kebisingan (gangguan pendengaran) mengurangi nilai ambang batas
hingga mencapai nilai ambang batas yang bisa diterima atau diperbolehkan.
Tindakan yang dilakukan pada risiko tertabrak forklift perlu pengendalian sesegera
mungkin
DAFTAR PUSTAKA

Daryaningrum, Hana. “Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pekerja
Pada Bagian Produksi Pengolahan Kayu Dengan Metode JSA (Job Safety Analysis) PT.
Kharisma Jaya Gemilang” https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/view/8633
Anton, T. J. 1989. Occupational Safety and Health Management. Singapore: McGraw-Hill,
Inc.
Apriana, Rahma W. (2016). Kajian Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pada Proyek Pembangunan Hotel Santika Palembang. Skripsi Sarjana Jurusan Teknik
Sipil Universitas Sriwijaya.
Agustina, S. (2011). Analisa Risiko pada Pelaksanaan Proyek Duplikasi Jembatan Air
Keramasan Palembang. Skripsi Sarjana Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya.
Palembang
Soputan, G. (2014). Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) (Studi Kasus
pada Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar. Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam
Ratulangi.

Anda mungkin juga menyukai