Anda di halaman 1dari 4

PELAYANAN TINDAKAN PADA PATAH TULANG TERTUTUP

SEDERHANA

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 3

Rumah Sakit Umum


Daerah
Dr. Wahidin Sudiro
Husodo
Kota Mojokerto

Ditetapkan,
SPO Tanggal Terbit Plt. Direktur RSUD dr. Wahidin Sudirohusodo
(STANDAR Kota Mojokerto
PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr. Triastutik Sri Prastini, Sp.A
NIP. 19660513 199707 2 002

Panduan Tindak Medik (PTM) Pelayanan Tindakan Pada Patah Tulang


PENGERTIAN Tertutup Sederhana adalah suatu tindakan yang dilakukan Dokter
Spesialis Orthopedi Traumatologi yang bersifat definitif terhadap pasien
dengan patah tulang tertutup sederhana atas indikasi medik.
Tindakan dilakukan dalam rentang waktu pukul 08.00 sampai dengan
pukul 20.00 dengan induksi anestesi terakhir pukul 19.00.
Kriteria diagnosis yang dapat dilakukan tindakan pada waktu tersebut
adalah :
1. Patah tulang tertutup
2. Jenis patahan adalah sederhana (simpel) dengan pola transverse,
oblik, spiral, simple butterfly fragment, bukan patahan kominutif
3. Tidak ada komplikasi penyakit lain seperti diabetes mellitus dan
hipertensi, anemia kronis dan lain – lain
4. Waktu puasa yang cukup untuk tindakan pembiusan
5. Perkiraan lama waktu tindakan tidak melebihi 2 jam sejak operasi
dimulai
Jenis tindakan yang dilakukan adalah operasi Open Reduction and
Internal Fixation (ORIF) maupun Closed Reduction and Casting
(pemasangan gips)
Tindakan dilakukan dengan memperhatikan kasus lain dengan derajat
kegawatdaruratan yang lebih besar apabila diperlukan

1. Mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien


TUJUAN 2. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga
3. Meningkatkan prognosis kesembuhan pada kasus tertentu dan
mencegah komplikasi akibat patah tulang
4. Meningkatkan pelayanan rumah sakit dengan standar keilmuan
sehingga terwujud Rumah Sakit Umum Daerah yang dipercaya
oleh masyarakat Kota Mojokerto dan sekitarnya
Keputusan Direktur RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto No.
445 / 1055 / 417.407 / 2015, tanggal 02 Maret 2015 tentang
KEBIJAKAN Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Bedah Sentral

A. PERSIAPAN
1. Pasien adalah orang sakit dengan diagnosis yang memenuhi
kriteria diatas yang datang ke Instalasi Gawat Darurat
PROSEDUR
2. Setelah diagnosis ditegakkan sesuai standar medis dan
menggunakan sarana penunjang yang memadai, Dokter Jaga
melaporkan kasus kepada Dokter Spesialis Orthopedi
Traumatologi
3. Dokter Spesialis Orthopedi Traumatologi melakukan pemeriksaan
pasien, melakukan skin marking dan memutuskan akan
melakukan tindakan definitif orthopedi pada waktu tertentu
4. Dokter Spesialis Orthopedi Traumatologi memberikan informasi
dan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk dilakukan tindakan
5. Keluarga dan/atau pasien mengisi formulir persetujuan tindakan
6. Dokter Jaga dan Perawat Jaga berkoordinasi dengan Perawat
Instalasi Bedah Sentral (IBS) yang sedang bertugas tentang
rencana tindakan.
7. Perawat IBS yang sedang bertugas melakukan persiapan sarana
dan prasarana di kamar operasi
8. Dokter Jaga melakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis
Anestesi dan dokter spesialis lainnya sesuai dengan kondisi
pasien
9. Perawat Jaga mempersiapkan pasien dengan pemasangan infus,
pemberian obat analgesik, dan skin test antibiotik (bila perlu)
10. Di Ruang Premedikasi dilakukan serah terima pasien antara
Perawat Jaga kepada perawat IBS yang bertugas, meliputi
diagnosa dan rencana tindakan.
11. Perawat IBS bertugas:
a. Menghubungi petugas farmasi untuk mempersiapakan bahan
habis pakai
b. Mempersiapkan alat-alat operasi steril atau sarana lain yang
sudah standby di Ruang operasi.

B. PELAKSANAAN
1. Identifikasi pasien (nama pasien dan suami atau orang tuanya,
tanggal lahir, nomor rekam medik)
2. Pemberian obat – obatan yang diperlukan sesuai indikasi di ruang
premedikasi
3. Pasien dimasukkan ke ruang operasi dan diantar menuju meja
operasi
4. Pemasangan alat monitor tanda-tanda vital (TTV)
5. Pembacaan sign in oleh perawat sirkulasi
6. Dokter Spesialis Anestesi melakukan pembiusan
7. Asisten operator atau operator melakukan tindakan aseptik dan
antiseptik lapangan operasi
8. Operator melakukan tindakan orthopedi sesuai rencana, baik
operasi ORIF maupun Closed Reduction and Casting
(pemasangan gips)
9. Operasi selesai, dilakukan pembacaan sign out
10. Pasien dipindahkan ke Ruang Pulih setelah stabil dengan
persetujuan Dokter Spesialis Anestesi
11. Pasien dipindahkan ke Ruang Rawat Inap setelah memenuhi
kriteria
 Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT  Instalasi Radiologi dan Laboratorium
 Instalasi Bedah Sentral
 Instalasi Farmasi
 Ruang Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai