Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSELING KELUARGA

“TEORI KELUARGA”

Dosen Pengampu:

Husnul Khotimah, S.Psi., M.A.

Oleh Kelompok I:

1. Rendy Samuel Wacanno (15090000092)


2. Yasinta E. Kurnianti (18090000096)
3. Rosda Intan Fachriya (18090000103)
4. Shofi Royani (18090000109)
5. Mariana Elin (18090000133)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
Kelas C
Maret 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Keluarga” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa saja hal-hal yang berkaitan dengan
teori keluarga. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah ini.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan. Kami mohon adanya usulan, kritik, dan saran yang
membangun untuk kebaikan kami bersama.

Lamongan, 17 Maret 2021

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1.........................................................................................Makna Keluarga
2.2............................................................................................Jenis Keluarga
2.3.......................................................................................Ciri-Ciri Keluarga
2.4..........................................................................................Fungsi Keluarga
2.5......................................................................Struktur dan Peran Keluarga
BAB III: PENUTUP

.1. Kesimpulan ..............................................................................................


DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai
kehidupannya. Keluarga membentuk suatu hubungan yang sangat erat
antara ayah, ibu, maupun anak. Hubungan tersebut terjadi dimana antar
anggota keluarga saling berinteraksi. Interaksi tersebut menjadikan suatu
keakraban yang terjalin di dalam keluarga. Keluarga menjadi lingkungan
pertama bagi seorang anak. Melalui lingkungan itulah anak mulai mengenal
dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari; melalui
lingkungan itulah anak mengalami proses sosialisasi awal (Soerjono, 2004:
70-71).
Keluarga sebagai unit sosial terkecil, merupakan fondasi awal untuk
membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas
menjadi lebih baik. Sebab, di dalam keluarga internalisasi nilai-nilai dan
norma-norma sosial jauh lebih efektif dilakukan daripada melalui institusi
lainnya di luar lembaga keluarga. Peran aktif orang tua terhadap
perkembangan anak sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih
berada dibawah usia lima tahun. Seorang bayi yang baru lahir sangat
tergantung dengan lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga khususnya orang
tua ayah dan ibunya (Diana, 2010: 86).
Peran aktif orang tua merupakan sebuah usaha yang secara langsung
dapat memberikan sosialisasi terhadap anak dan juga menciptakan
lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang pertama dijumpai oleh
anak. Tidak hanya itu, keluarga juga menjadi tempat belajar pertama anak
dalam berkehidupan yaitu dari awal cara makan sampai anak belajar hidup
bermasyarakat. Keluarga menjadi hal yang terpenting dalam membawa anak
untuk menjadi seorang individu yang baik. Orang tua sebagai pemegang
kendali keluarga, memegang peranan dalam membentuk hubungan dengan
anak-anak mereka. Seorang anak memerlukan dorongan untuk melihat apa

iii
yang terjadi disekelilingnya, dan membutuhkan pertolongan untuk dapat
mengerti apa yang terjadi di sekitarnya. Keterlibatan keluarga sangat
mempengaruhi proses perkembangan anak, dimana keluarga yang
memberikan perhatian dan dukungan pada anak akan memberikan perasaan
diterima, diperhatikan dan memiliki rasa percaya diri, sehingga proses
perkembangan anak tersebut dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas, kami akan memberikan beberapa ulasan
terkait dengan berbagai hal mengenai keluarga, semoga nantinya dapat
dipahami oleh siapapun yang membacanya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah:
1) Apa makna keluarga?
2) Apa sajakah jenis keluarga?
3) Bagaimana ciri-ciri keluarga?
4) Apa fungsi keluarga?
5) Bagaimana struktur dan peran keluarga?
1.3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa makna keluarga
2) Untuk mengetahui apa sajakah jenis keluarga
3) Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri keluarga
4) Untuk mengetahui apa fungsi keluarga
5) Untuk mengetahui bagaimana struktur dan peran keluarga
1.4. Manfaat Penulisan
Kami sangat berharap semoga dengan makalah ini kami bisa
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan keluarga.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Makna Keluarga


Keluarga merupakan konsep yang multidimensi. Ilmuwan George Murdock
menguraikan bahwa keluarga adalah kelompok sosial yang memiliki
karakteristik dengan tinggal bersama, kemudian terdapat kerja sama
ekonomi serta terjadinya proses reproduksi. Berbeda dengan pendapat Reiss
keluarga adalah kelompok kecil yang terstruktur dan memiliki fungsi utama
yaitu sosialialisasi pemeliharaan terhadap generasi baru.
Selain itu Fitzpatrick (2004) mengatakan bahwa keluarga ditinjau dari 3
sudut pandang definisi, yaitu:
1) Struktural yang mendefinisikan bahwa keluarga diartikan sebagai
kehadiran atau ketidak hadiran anggota keluarga, seperti orang tua,
anak menjadi bagian keluarga. Dengan demikian bahwa keluarga
merupakan sebagai asal-usul (families is origin), keluarga sebagai
wahana melahirkan keturunan (families of pro –creation), dan
keluarga batih (extended family).
2) Fungsional yang mendefinisikan bahwa keluarga memiliki
penekanan pada terpenuhinnya tugas-tugas dan fungsi psikososial
yang mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi
dan materi serta pemenuhan peran. Atau lebih memfokuskan pada
tugas yang dilakukan dalam sebuah keluarga.
3) Transaksional yang mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang
mengembangkan keintiman dengan ditunjukannya perilaku yang
memunculkan rasa identitas sebagai keluarga seperti, ikatan emosi,
dan cita-cita masa depan.
2.2. Jenis Keluarga
Menurut pendapat Goldenberg (1980:157) terdapat sembilan macam bentuk
keluarga, antara lain:

v
1) Keluarga inti (nuclear family), keluarga yang terdiri dari suami, istri
serta anak-anak kandung. Keluarga ini merupakan keluarga yang
sangat ideal;
2) Keluarga besar (extended family), keluarga yang disamping terdiri
dari suami, istri, dan anak-anak kandung, juga sanak saudara
lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek,
mantu, cucu, cicit), maupun menurut garis horizontal (kakak, adik,
ipar) yang berasal dari pihak suami atau pihak isteri;
3) Keluarga campuran (blended family), keluarga yang terdiri dari
suami, istri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri;
4) Keluarga menurut hukum umum (common law family), keluarga
yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam
perkawinan sah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
5) Keluarga orang tua tunggal (single parent family), keluarga yang
terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena bercerai, berpisah,
ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak
mereka tinggal bersama;
6) Keluarga hidup bersama (commune family), keluarga yang terdiri
dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak,
dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama;
7) Keluarga serial (serial family), keluarga yang terdiri dari pria dan
wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi
kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki
anak-anak dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya
menganggap sebagai satu keluarga;
8) Keluarga gabungan/komposit (composite family), keluarga terdiri
dari suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau
istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri) yang
hidup bersama;
9) Keluarga tinggal bersama (cohabitation family), keluarga yang
terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan
perkawinan dan hukum yang sah.

vi
Dari jenis keluarga yang telah dijelaskan oleh Goldenberg di atas, dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa tipe keluarga sangat beragam yang dapat
dipandang dari setiap sudut pandang sub sistem anggota keluarganya
masing-masing.
Selanjutnya menurut Gladding (2012:435) pada dasarnya jenis keluarga
dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1) Keluarga orang tua tunggal, yaitu keluarga yang terdiri atas satu
orang tua, baik adopsi atau kandung, yang secara tunggal
bertanggung jawab merawat anak-anak dan dirinya sendiri;
2) Keluarga yang menikah lagi (bercampur sengan orang tua, saudara
tiri) suatu rumah tangga yang tercipta ketika dua orang menikah dan
setidaknya salah satu dari mereka sebelumnya sudah pernah
menikah dan mempunyai anak.
2.3. Ciri-Ciri Keluarga
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari
suatu hubungan yang tetap untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan
dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Walaupun sulit untuk
menentukan atau mencari persamaan-persamaan dan ciri-ciri keluarga
secara umum, yang akan terdapat pada keluarga dalam bentuk dan tipe
apapun. Untuk ini kita akan menggolongkan ciri-ciri keluarga. Ciri-ciri
keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Page:
 Keluarga merupakan hubungan perkawinan
 Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan
dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara
 Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan.
 Ketentuan-ketentuan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi
yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
 Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang
walau bagaimanapun tidak mungkin menjadi terpisah kelompok
keluarga (Khairuddin, 1997: 5).

vii
Ciri lainnya, yakni:
a) Keluarga terdiri dari individu-individu yang disatukan oleh ikatan
perkawinan darah dan adopsi.
b) Anggota keluarga biasanya hidup bersama dalm satu rumah tangga atau
jika mereka terpisah, tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai
rumah mereka.
c) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam
peran social keluarga seperti suami istri, ayah ibu, anak laki-laki dan
anak perempuan dan lain sebagainya.
d) Keluarga menggunakan budaya yang sama yang diambil dari
masyarakat dengan ciri sendiri.
2.4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi
sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain.
Hal ini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas
hubungan keluarga. Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas kesehatan dan
kesejahteraan seluruh anggota keluarga (Families, 2010).
Terdapat 8 fungsi keluarga menurut Wirdhana et al., 2013, antara lain:
1) Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai
agama, sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak
baik dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Fungsi Sosial Budaya
Fungsi sosial budaya yang dimaksud ialah menanamkan pada
anggota keluarga sesuatu yang baik dengan mengajarjan pola
tingkah laku serta nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Kehidupan bermasyarakat menuntut kita untuk mengerti dan
memahami hal-hal yang berkembang disana. Budaya dalam satu
keluarga yang baik akan menghasilkan keluarga yang harmonis pula.
3) Fungsi Cinta dan Kasih Sayang

viii
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap
hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak
dengan anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga
keluarga menjadi tempat utama bersemainya kehidupan yang punuh
cinta kasih lahir dan batin.
4) Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap
anggota keluarganya.
5) Fungsi Reproduksi
Salah satu tujuan sebagian besar manusia memilih berkeluarga
adalah untuk mendapatkan keturunan. Melalui pernikahan yang sah,
keluarga menjadi entitas yang mampu menghasilkan generasi
penerus bangsa. Pendidikan seks sejak dini dan sikap menghargai
lawan jenis perlu ditanamkan dalam keluarga.
6) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar bersosialisasi
dengan orang lain. Di dalam keluarga pula proses pendidikan untuk
pertama kalinya diterima oleh anak. Semua ini disebabkan oleh
interaksi intensif yang terjadi sehingga proses pendidikan terjadi
secara natural dan efektif.
7) Fungsi Ekonomi
Kondisi ekonomi sebuah keluarga biasanya mempengaruhi
keharmonisan keluarga. Oleh karena itu, mengajarkan anak untuk
berhemat dan menabung akan membuat mereka kelak dapat cerdas
secara finansial.
8) Fungsi Pembinaan Lingkungan
Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika ditanamkan sejak
dini dalam keluarga. Begitu juga dengan kebiasaan peduli dengan
lingkungan sekitar, seperti tetangga dan masyarakat secara umum.

ix
Tanamkan sifat cinta lingkungan, hemat energi dan air bersih, serta
membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya sedari dini,
karena hanya dari alam lah kita dapat hidup.
2.5. Struktur dan Peran Keluarga
A. Struktur keluarga
1) Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
3) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
4) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
5) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
Adapun beberapa ciri-ciri dari struktur keluarga, seperti:
 Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
 Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi
dan tugasnya masing-masing.
 Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
B. Peran Keluarga

x
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Peranan ayah.
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu.
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3) Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

xi
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari
tiap anggota keluarga. Menurut George Murdock (Lestari, 2012: 22)
Keluarga adalah kelompok sosial yang memiliki karakteristik dengan
tinggal bersama, kemudian terdapat kerja sama ekonomi serta terjadinya
proses reproduksi.
Gladding (2012:435) pada dasarnya jenis keluarga dapat dibedakan menjadi
dua bentuk, yaitu: Keluarga orang tua tunggal (keluarga yang terdiri atas
satu orang tua, baik adopsi atau kandung, yang secara tunggal bertanggung
jawab merawat anak-anak dan dirinya sendiri); Keluarga yang menikah lagi
(suatu rumah tangga yang tercipta ketika dua orang menikah dan setidaknya
salah satu dari mereka sebelumnya sudah pernah menikah dan mempunyai
anak).
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat

xii
DAFTAR PUSTAKA

Willis, Sofyan S. (2011). Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung:


Alfabeta.
Hulukati, Wenny. (2015). Peran Lingkungan Keluarga Terhadap Perkembangan
Anak. Jurnal Musawa, 7 (2), 265 – 282.

xiii

Anda mungkin juga menyukai