Anda di halaman 1dari 13

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

DI RSJ RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG KABUPATEN PASURUAN

Dosen Pembimbing:

Ns. Indari M,kep

Oleh :

Adi Wijaya 181060

Asfary Zahidah P 181008

Bherta Harnik 181

Dilla Tri 181

Ega Najih 181

Tuta Mimby 181

PROGRAM D III KEERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr SOEPRAOEN

MALANG
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi
pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari
interaksidengan orang lain (Rowlins, 1993). Dimana individu yang mempunyai
mekanisme koping maladaptive (skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan
terapi penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih
banyak dan lebih buruk.
Penatalaksanaan pasien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan
salah satunya dengan pemberikan intervensi Terapi Aktivitas Kelompok
sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa
dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian
psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien.
Berdasarkan pendangan kami, di ruang Cempaka RSJ dr Radjiman
Wediodiningrat terdapat pasien yang menjaga jarak dengan pasien lain, kurang
berkomunikasi, dan belum bersosialisai dengan baik. Oleh karena itu, kami dari
praktikkan kelompok V ITSK dr. Soepraoen bermaksud mengadakan TAK
sosialisasi untuk memfasilitasi kemampuan pasien dalam bersosialisasi dengan
pasien lainnya, sehingga nantinya para pasien akan bisa saling mengenal dan
mampu berintekasi satu sama lain.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pasien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
terhadap,
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu memperkenalkan diri
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masaah pribadi
pada orang lain
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok


Kelopok adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling
bergantung satu sama lain dan menyepakati suatu tatanan norma tertentu.
Individu dalam kelompok saling mempengaruhi dan bertukar melalui
komunikasi. Dinamika dalam kelompok bahkan dapat memfasilitasi
perubahan perilaku anggota kelompoknya sehingga apabila kelompok ini di
desain secara sistematis dapat menjadi sarana perubahan perilaku maladaptif
menjadi perilaku adaptif atau dapat difungsikan sebagai terapi. Terapi
menggunakan aktifitas dalam kelompok ini tersebut sebagai Terapi Aktivitas
Kelompok.
Pasien dangan gangguan jiwa mengalami perubahan perilaku yang
ditandai dengan perilaku pasien maladaptif, tidak umum, aneh, tidak lazim,
dan menimbulkan distress serta gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari. Terapi menggunakan aktivitas dalam kelompok sebagai
bagian dari terapi kelompok sangat penting diterapkan dalam penanganan
pasien ganguan jiwa dimasyarakat.
Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu jenis pada sekelompok
pasien (5-12 orang) yang bersama-sama melakukan aktivitas tertentu untuk
mengubah perilaku maladaptive menjadi adaptif. Lama pelaksanaan TAK
adalah 20-40 menit untuk kelompok yang baru terbentuk. Untuk kelompok
yang sudah kohesif, TAK dapat berlangsung selama 60-120 menit (Budi Ana
Keliat, 2007).
Terapi Aktivitas Kelompok dibagi menjadi 4, yaitu terapi aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori, terapi aktivitas stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi.
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi
Pasien dilatih mempersepsikan stimulasi yang disediakan atau
stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi pasien dievaluasi
dan ditingkatkan dalam pada tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan
respon pasien terhadap berbagai stimulus yang disediakan, stimulus dari
pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi pasien yang
maladaptive atau distruktif, misalnya kemarahan, kebencian, putus
hubungan, pandangan negative pada orang lain dan halusinasi.
Kemudian dilatih persepsi pasien terhadap stimulus.
2. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Aktivitas digunakan sebagai stimulus sensori pasien. Kemudian
diobservasi reaksi sensoris pasien terhadap stimulus yang disediakan,
berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah dan gerakan
tubuh). Biasanya pasien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi
verbal akan terstimulasi emosi dan perasaannya, serta menampilkan
respon. Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus, misalnya lagu
kesukaan pasien, dapat digunakan sebagai stimulus.
3. Terapi Aktivitas Kelompok Realitas
Aktivitas dapat berupa : orientasi orang, waktu, tempat, benda yang
ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar pasien. Sosialisasi dapat dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu dan satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat
berupa latihan sosialisai dalam kelompok (Budiana Keliat, 2005)
BAB II
PELAKSANAAN

A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
B. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Kamis, 27 Mei 2021
Waktu :
Tempat : Ruang Cempaka
C. Nama Pasien :
1. Ny. Endiastoeti
2. Ny. Putri Dhyan
3. Ny. Siti Halimah
4. Ny. Rizki Amalia
5. Ny, Isna
D. Susunan Pelaksanaan
1. Leader : Bherta Harnik
2. Co. Leader : Tuta Mimby
3. Fasilitator I : Adi Wijaya
4. Fasilitaor II : Ega Najih
5. FAsilitator II : Dilla Tri
6. Observer : Asfary Zahidah
E. Uraian Tugas
1. Tugas Leader
a. Memimpin berlangsungnya TAK
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur berlangsunya TAK
c. Menyampaikan materi sesuai TAK
d. Memimpin diskusi TAK
2. Tugas Co. Leader
a. Membuka acara
b. Menampingi leader
c. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
d. Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader
e. Menutup acara leader
3. Tugas fasilitator
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b. Memberikan stimulus dan motivasi kepada pasien anggota
kelompok untuk aktif menfikuti berlangsungnya TAK
4. Tugas Observer
a. Mencatat serta mengamati respon pasien
b. Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan, proses
hingga penutup
F. Setting
a. Pasien dan terapis duduk bersama
b. Ruangan nyaman dan tenang
Denah Pelaksanaan TAK

Keterangan :

: Leader : Fasilitator

: Co. Leader : Pasien

: Obsever
G. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan Tanya Jawab
3. Bermain peran/simulasi
H. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih pasien
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapakan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan pasien saat ini
c. Menjelaskan tujuan dari kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
d. Menjelaskan aturan main
e. Menjelaskan peratutan kegiatan, yang akan meninggalkan
kelompok harus meminta izin kepada terapis
f. Lama kegiatan 10 menit
g. Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu pasien akan memperkenalkan diri
secara bergantian
b. Beri contoh oleh leader
c. Pasien harus memperkenalkan diri : salam, nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi, lalu memperagakan hobinya
dimulai oleh terapis sebagai contoh.
d. Ulangi bagian C sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan (pandu positif)
4. Tahap Terminasi
a.Evaluasi
a) Menayakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
b) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
B,Rencana Tindak Lanjut

b. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan


diri kepada orang lain dikehidupan sehari – hari.
c. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok
d. Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,
khususya pada tahap kerja yang menilai kemampuan pasien
melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
pasien sesuai dengan tujuan TAK. Dievaluasi kemampuan pasien
memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut :

Kemampuan Verbal

No. Aspek yang Dinilai Nama Pasien

1. Menyebutkan nama
lengkap
2. Menyebutkan nama
panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
Jumlah
Kemampuan Nonverbal

No. Aspek yang Dinilai Nama Pasien

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Mengunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal
Jumlah
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosialisai adalah kegiatan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan


orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada
individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain (Rowlins, 1993).

Penatalaksanaan pasien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan


salah satunya dengan pemberikan intervensi Terapi Aktivitas Kelompok
sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa
dalam sebuah aktivitas secara kolektif dalam rangka mencapai penyesuaian
psikologis, perilaku dn pencapaian adaptasi optimal pasien.

B. Saran

Kegiatan TAK sosialisasi (TAKS) merupakan kegiatan yang dilakukan


untuk memancing pasien untuk bisa bersosialisasi dengan pasien lainnya
dengan cara yang menyenakan. Dalam melakukan kegiatan ini diharapkan
semua persiapan telah rampung sehingga dalampelaksanaannya nanti tidak
mengalami hambatan.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta: EGC

Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Edisi 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai