Anda di halaman 1dari 17

RUANG LINGKUP EKONOMI MONETER

Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari


tentang sifat, fungsi dan pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Cakupan
ekonomi moneter antara lain:
1.      Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
2.      Sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang beredar dan kredit
3.      Struktur dan fungsi bank sentral
4.      Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
5.      Pembayaran serta sistem moneter internasional

Alasan perlunya mempelajari ilmu ekonomi moneter


1. Dapat mengetahui secara mendalam tentang mekanisme penciptaan uang,
tingkat bunga, pasar uang, sistem dan kebijakan moneter, serta pembayaran
internasional.
2. Dapat mengetahui serta menganalisa beberapa fenomena moneter dalam
kaitannya dengan efek kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi.
Ekonomi moneter  dapat analisis mengenai berbagai fenomena  dan dampak
kebijakan moneter dalam aktifitas ekonomi masyarakatdan Negara.

 Beberapa dampak moneter misalnya :

1. Bertambahnya uang yang beredar dalam suatu Negara


2. Berubahn ya tingkat suku bunga
3. Kredit macet
4. Adanya fluktuasi nilai tukar dan sejenisnya

Beberapa kebijakan moneeter di antaranya :


1.      Kebijakan bank Indonesia dalam menetapkan  suku bunga
2.      Kebijakan bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar rupiah
3.      Kebijakan bank indonesia dalam  mendorong penyaluran kredit dan
sejenisnya

Ekonomi moneter terdiri dari 2 konsep yaitu  :


1.      Konsep ekonomi moneter konvensional
Adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang  membahas tentang peranan uang
dalam mempengaruhi tingkat harga dan tingkat kegiatan ekonomi  dalam suatu 
Negara. Tujuan ekonomi moneter konvensional adalah memegang uang yang
terdiri dari 3 keinginan yaitu:
a.       Tujuan transaksi
Dalam rangka membayar pembelian-pembalianyang akan mereka lakukan

b.      Tujuan berjaga-jaga


Sebagai alat untuk menghadapi kesusahan yang mungkin timbul dimasa yang
akan datang.

c.       Tujuan spekulasi


Dalam masyarakat yang umumnya menganut system ekonomi konvensial, maka
fungsi dari uang yang tidak kalah pentingnya adalah untuk berspekulasi,
dimana  pelaku ekonomi dengan cermat mengamati tingkat bunga yang berlaku
saat itu, jika menguntungkan bila dibandingkan investasi.

2.      Konsep ekonomi moneter syariah


Menurut syariah konsep ekonomi yang sesungguhnya tidak mengutamakan suku
bunga. Sejak zaman Islam diperkenalkan kebijakan moneter dilaksanakan tanpa
mengunakan instrument bunga sama sekali.

PENGERTIAN UANG
A.Pengertian Uang
Dalam arti luas Uang adalah sesuatu yang diterima atau dipercaya oleh
masyarakat secara umum sebagai alat pembayaran atau transaksi. Dan alat
tukar itu berupa apa saja tidak hanya uang seperti sekarang ini akan tetapi
apasaja yang dapat diterima oleh siapa saja ketika belum diciptakannya uang
tapi sekarang masyarakat sudah menggunakan alat pembayaran berupa
uanguntuk proses pertukaran barng dan jasa.

Syarat-syarat uang agar dapat diterima adalah sebagai berikut :


a. Dapat diterima oleh umum.
b. Jumlahnya sedikit (langkah)
c. Sangat disukai
d. Tahan lama

Uang pun mempunyai beberapa kelemahan yang antara lain :


a. Apabila dipecah atau dibagi nilainya menjadi sangat merosot.
b. Umumnya tidak tahan lama
c. Nilainya tidak tetap
d. Sukar di simpan dalam jumlah banyak

B. Syarat dan Fungsi Uang

Syarat-syarat uang

a. Diterima dan dipercaya oleh umum.


b. Memiliki nilai stabil
c. Ada jaminan dari pemerintah.
d. Terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak.
e. Mudah disimpan.
FUNGSI UANG
Secara umum, fungsi uang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Fungsi asli, yang terdiri dari :
1. Sebagai alat pertukaran, atau tukar menukar.
2. Sebagai satuan hitungan

b. Fungsi turunan uang, antara lain terdiri :


1. Sebagai alat pembayaran
2. Sebagai pendorong kegiatan ekonomi

JENIS-JENIS UANG
Berdasarkan jenisnya, uang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu uang kartal dan uang giral.

1. Uang Kartal
Uang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pembayaran
yang sah berdasarkan undang-undang yang berlaku merupakan uang kartal.
Contoh :
a. Uang kartal Negara.
b. Uang kartal bank

2. Uang Giral
Definisi dari uang kartal adalah sebagai berikut :

1. Merupakan alat pembayaran yang sah untuk umum.

2. Setiap orang harus menerima dan berlaku memaksa.

3. Beredar diseluruh lapisan masyarakat

4. Tidak mengandung resiko karena di jamin oleh Negara dan diterima secara
langsung.

2. Uang giral
Uang giral dapat diartikan tagihan atau rekening di bank yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran yang sah.
Contoh :
a. Cek
b. Bilyet Giro
c. Telegrafic Transfer

Definisi dari uang giral adalah sebagai berikut :


1. Bukan merupakan alat pembayaran yang berlaku untuk umum.
2. Umum boleh menolak dan sifat berlakunya tidak memaksa.
3. Hanya beredar di kalangan tertentu
4. Jika terjadi sesuatu dengan bank resiko ditanggung sendiri

Standar Moneter

Standar moneter merupakan suatu benda yang ditetapkan sebagai objek


pembanding atau nilai dalam jumlah satuan tertentu dan dalam waktu tertentu
sebagai alat kesatuan hitung. Standar mata uang yang digunakan dapat berupa
logam atau kertas.

Standar moneter dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :


1.      Standar Barang (Commodity Standar)
2.      Yaitu sistem moneter yang dimana nilai/tenaga beli uang dijamin sama
dengan berat tertentu suatu barang.
3.      Misalkan : emas, perak, dll.
 
2.Standar Kepercayaan (Fiat Standar)
Yaitu sistem moneter yang dimana nilai/tenaga beli uang tersebut tidak dijamin
berat barang tertentu
Misalkan : logam

Sumber :
http://webserbada.wordpress.com/tag/ruang-lingkup-ekonomi-moneter/
http://bizgun.wordpress.com/tag/ruang-lingkup-ekonomi-moneter/
http://marchela04.blogspot.com/2011/04/ekonomi-moneter_05.html

UANG DAN STANDAR MONETER

1. Pengertian Serta Pentingnya Uang dan Standar Moneter

KONSEP DASAR UANG

Pengertian Uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima saecara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang
di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sedangkan uang dalam ilmu ekonomi
modern, didefinisikan beberapa ahli sebagai berikut:

1. AC Pigou; dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud uang adalah alat

tukar.
2. DH Robertson; dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa uang adalah sesuatu

yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.

3. RG Thomas; dalam bukunya Our Modern Banking, menjelaskan uang adalah sesuatu yang tersedia dan
secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta
kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.

Peran Uang dalam Perekonomian

Semua aspek kehidupan manusia dalam peradaban modern saat ini tidak terlepas dan
ditopang sepenuhnya oleh uang. Tidak ada satupun peradaban di dunia ini yang tidak mengenal dan
menggunakan uang. Kalaupun ada, maka perekonomian dalam peradaban tersebut pasti stagnan
dan tidak berkembang.

Peran uang dalam perekonomian dapat diibaratkan darah yang mengalir dalam tubuh
manusia. Tanpa darah, manusia seakan-akan hendak mati. Kekurangan uang bagaikan kekurangan
darah yang mengakibatkan gairah hidup menurun dan lemah, yang pada akhirnya manusia menjadi
sakit-sakitan.

Uang memang benda mati. Namun ternyata ia bisa mengendalikan hidup manusia. Ini bisa
terjadi jika manusia lupa akan fungsi dan peran uang yang sesungguhnya. Dengan uang – yang
notabene adalah benda mati – napas hidup perekonomian suatu negara dapat terlihat. Dengan uang
manusia bisa membeli rasa “aman:, bersosialisasi, dihargai dan dihormati. Dengan uang manusia
dapat mengaktualisasikan dirinya.

Sejarah Perkembangan Uang

1. Tahap sebelum barter

Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha
memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Apa yang diperolehnya itulah yang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Tahap barter

Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang


diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-
barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan
barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu
barang ditukar dengan barang.
Namun akhirnya dirasakan ada kesulitan-kesulitan dengan sistem ini, di antaranya:

• Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan

juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.

• Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya

dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.

Untuk mengatasinya mulai timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda

tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.

3. Tahap uang barang

Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan
yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang
yangsaling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia
untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda
tertentu sebagai alat tukar.

Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh
umum (generaly accepted). Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau
memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-
hari. Misalnya, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun sebagai alat
pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang. Orang
Inggris menyebut upah sebagai salary, yang berasal dari bahasa Latin Salarium yang berarti
garam. Orang Romawi membayar upah dengan salarium (garam).

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan pertukaran tetap ada diantaranya:

• Nilai yang dipertukarkan belum mempunyai pecahan.

• Banyak jenis uang barang yang beredar dan hanya berlaku di masing-masing

daerah.
• Sulit untuk penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation).

• Mudah hancur atau tidak tahan lama.

4. Tahap uang logam

Tahap selanjutnya adalah tahap uang logam. Logam dipilih sebagai bahan uang

karena:

• digemari umum

• tahan lama dan tidak mudah rusak

• memiliki nilai tinggi

• mudah dipindah-pindahkan

• mudah dipecah-pecah dengan tidak mengurangi nilainya

Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang yang terbuat
dari emas dan perak disebut uang logam. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai Uang
Penuh (full bodied money), artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya
(nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang menempa uang,
melebur, dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang
logam.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar-menukar yang


harus dilayani dengan uang logam juga berkembang. Sedangkan jumlah logam muliaterbatas.
Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam hal
penyimpanan dan pengangkutan). Sehingga terciptalah uang kertas.

5. Tahap uang kertas

Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan perak
sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada
saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pande emas
atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.

Selanjutnya masyarakat tidak lagi menggunakan emas – secara langsung – sebagai alat
pertukaran. Sebagai gantinya mereka menjadikan kertas bukti tersebut sebagai alat tukar.

Desa Jachymod di Ceko, Eropa Timur, dianggap sebagai wilayah pertama yang menggunakan
mata uang yang diberi nama dollar, yang merupakan mata uang yang paling populer di abad
modern.. Mulanya disebut Taler, kemudian orang Italia mengejanya Tallero, lidah Belanda
menuturkan daler, Hawai dala, dalam dialek Inggris

diungkapkan sebagai dollar. Embrio dollar dibuat dari bahan baku perak dan emas dalam

bentuk koin.

Pada mulanya, taler sendiri adalah sebutan mata uang yang berkembang di daratan benua
Eropa sejak abad ke-16 yang jenisnya lebih dari 1500. namun dalam peradaban modern, masing-
masing bangsa atau negara menciptakan sebutan tersendiri bagi mata uangnya untuk menunjukkan
statusnya yang independen.

Fungsi Uang

1. Fungsi Asli

• Sebagai alat tukar (medium of change)

Dengan uang orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan
barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan
cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

• Sebagai satuan hitung (unit of account)

Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang
juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa. Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran.

• Sebagai penyimpan nilai (store of value)

Dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang.
Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa
yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa
di masa mendatang.

2. Fungsi Turunan

• Sebagai alat pembayaran

• Untuk menentukan harga

• Sebagai alat pembayaran hutang

• Sebagai alat penimbun kekayaan

• Sebagai alat pemindahan kekayaan (modal)

• Sebagai alat untuk meningkatkan status social

Syarat-syarat Uang

1. Diterima secara umum (acceptability)


2. Memiliki nilai yang cenderung stabil (stability of value)
3. Ringan dan mudah dibawa (portability)
4. Tahan lama (durability)
5. Kualitasnya cenderung sama (uniformity)

6. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)

7. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)

Jenis uang berdasarkan tingkat likuiditasnya terbagi atas:

• M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening

koran (demand deposit).

• M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank

umum.

• M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan


nonbank.

Klasifikasi Uang

1. Full bodied money

Nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata
lain, nilai nominal = nilai instrinsik. Jika uang tersebut terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama
dengan nilai emas yang dikandungnya.

2. Representative full bodied money

Uang ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya sebagai barang tidak ada (nol). Uang jenis ini
hanya mewakili (represent) dari sejumlah barang/logam di mana nilai logam sebagai barang sama
dengan nilainya sebagai uang. Misal: surat emas (gold certificate) yang beredar di AS sebelum ditarik
pada tahun 1933.

3. Credit money

Jenis uang dimana nilainya sebagai uang lebih besar daripada nilai sebagai barang. Dalam keadaan
tertentu nilai sebagai barang tidak penting, seperti uang kertas. Untuk memelihara nilai sebagai
barang lebih rendah daripada nilai sebagai uang maka pemerintah membatasi pencetakan uang.

Credit Money ini Dapat Berbentuk

a. Token Coins (Uang Tanda)

Jenis uang ini berbentuk logam dengan nilai nominal (sebagai uang) lebih tinggi dari pada
nilai sebagai barang (sering disebut : nilai intrinsik). Nilai nominal biasanya kecil, sebab uang
jenis ini sering digunakan untuk perhitungan uang “kembali” yang biasanya merupakan
pecahan kecil. Uang perak, merupakan salah satu contoh token coin. Sebelum tahun 1960-an
harga perak relatif rendah sehingga sebagai token coin masih terjamin karena nilai
nominalnya lebih tinggi dari pada nilai intrinsik. Namun semenjak tahun 1960-an
penggunaan perak menjadi lebih banyak sehingga harga perak naik. Akibatnya banyak uang
perak dilebur menjadi batngan perak.

b. Representatif Token Money


Bedanya dengan Full bodied money bahwa adalah representative token money dijamin
dengan logam atau coin yang nilainya sebagai barang (intrinsik) lebih rendah dari nilai
nominal. Salah satu contohnya adalah “sertifikat perak” yang dikeluarkan di Amerika Serikat
tahun 1978-1967.

c. Uang kertas yag dikeluarkan oleh pemerintah

Biasanya berbentuk uang kertas dan sering disebut Fiat Money. Kepercayaan masyarakat
merupakan dasar penerimaan kertas tersebut sebagai uang. Namun masyarakat sering
mengemukakan keberatannya lantaran pemerintah dapat mencetak uang ini guna membiayai
defisit anggaran belanjanya terutama pada masa perang.

d. Uang kertas yang dikeluarkan oleh Bank Sentral

Kebanyakan uang kertas yang beredar di masyarakat dewasa ini berupa uang kertas yang
dikeluarkan oleh Bank Sentral. Di Indonesia, kita lihat setiap uang kertas selalu ada tulisan
Bank Indonesia.

e. Demand Deposit (Uang Giral)

Bagian terbesar dari jumlah uang yang beredar merupakan uang giral. Maki maju suatu
perekonomian biasanya proporsi uang giral akin besar. Uang giral ini merupakan simpanan di
Bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain untuk
melakuakn pembayaran. Uang giral ini lebih praktis sebagai alat pembayaran karena :

 Kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga yang menemukan tidak bisa
menguangkan.

 Dapat dipindahtangankan tanpa ongkos / biaya yang tinggi dann dapat dilakukan
dengan cepat.

 Tidak diperlukan adanya uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai dengan
nilai transaksi.

Dalam perekonmian yang telah maju biasanya dua jenis uang terakhir inilah yang mendominasi uang
beredar dalam masyarakat, dengan proporsi terbesar uang giral.
PERMINTAAN UANG

Sebagai pada analisis ekonomi pada umumnya, selalu diketengahkan masalah


keseimbangan antara permintaan dan pemawaran uang dengan melibatkan satu atau beberapa
varianbel yang mempunyai permintaan dan penawaran uang persamaan berikut:

Dari pendapat tersebut di atas dapat dikatakan jumlah dan nilai uang mempunyai hubungan
timbal balik, dan apabila pendapat ini dihubungkan dengan harga maka bila jumlah uang dua kali
lipat harga pun akan naik dua kali lipat demikian pula sebaliknya, oleh karena itu teori tersebut
sering di rumuskan sebagai berikut :

Sementara itu dalam teori Cambridge ( Marshall Pingou ), Juga melihat permintaan uang
dari masyarakat sebagai kebutuhan akan likuid untuk transaksi. Pendapat ini mengemukakan
hubungan proporsional antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah pendapatan, yang di
rumuskan sebagai berikut :

Perbedaan utama teori Cambridge dengan teori fisher terletak pada tekanan teori

“permintaan uang”.

Menurut Keynes menyatakan bahwa masyarakat memegang uang untuk

memenuhi 3 ( tiga ) keinginan yaitu :

• Membayar pembelian – pembelian yang akan mereka lakukan ( transaction

motive).

• Menghadapi kesusahan yang mungkin timbul di masa akan dating ( precautionary

motive ).

• Digunakan dalam kegiatan spekulasi ( speculative motive ).

Permintaan uang tujuan spekulasi, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Semakin
tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk motif spekulasi.
Alasaanya ,

• Apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang kas makin besar
begitu juga sebaliknya terjadi.

• Masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga normal berdasarkan pengalaman, trutama
pengalaman tingkat bungayang baru terjadi. Tingkat bunga normal artinya suatu tingkat bunga yang
diharapkan akan kembali ke tingkat bunga normal manakala terjadi perubahan.

Apabila tingkat bunga yang berlaku dibawah atau lebih rendah dari pada tingkat bunga normal,
meraka akan mengkirakan naik lagi ke tingkat bunga normal. Demikian juga sebaliknya.

STANDAR MONETER

A. Standar Kembar (Bimetallism)

Standar kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai
mata uangnya. Caranya, harga perak ditetapkan, misalnya sebesar $1,293 per gram dan emas
sebesar $19,395 per gram. Dengan demikian perbandingan niali antara perak dengan emas
adalah 15 : 1. Perbandingan ini disebut Mint Ratio. Artinya, harga emas 15 kali harga perak.
Pemerintah bersedia untuk membuat uang (pada perbandingan tersebut) semua emas dan
perak yang ditawarkannya. Demikian juga masyarakat bebas untuk melebur uang menjadi
logam mulia dan sebaliknya. Namun, standar kembar ini sering menimbulkan masalah.

B. Standar Emas

Sebenarnya sangat sulit untuk memberikan gambaran tentang standar emas ini, karena bentuk
dari sistem ini bermacam – macam (berbeda antara satu negara dengan negara lain). Nmaun
secara umum dapat dilakukan bahwa suatu negara memakai sistem standar emas apabila nilai
mata uangnya, dikaitkan / didasarkan atas nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas
untuk melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta
menukarkan mata uangnya (yang bukan emas)dengan emas atau sebaliknyadengan
perbandingan yang telah di tentukan oleh bank sentral.

Karena negara – negara lain juga mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas, maka
dapatlah diketahui perbandingan nilai mata uang mereka (kursnya). Misalnya di Amerika
perbandingan dolar dengan emas adalah US$4/1 gram, sedangkan di inggris perbandingannya
€1/1 gram, maka nilai tukar antara dolar dengan pondsterling adalah US$4/€1. Nilai tukar ini
akan stabil jika bank sentral di kedua negaratersebut tidak mengubahperbandingan nilai mata
uangnya degan emas. Stabilitas inilah yang merupakan salah satu keuntungan penggunaan
sistem standar emas.

C. Fiat Standar

Masalah pokok yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak) adalah kurang praktis
apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar. Atas dasar alasan ini, kemudian beredar
surat emas / perak sebagai pengganti emas / perak yanng disimpan. Surat emas / perak ini
semula dijamin 100% dengan emas / perak yang tersimpan kemudian berangsur – angsur
jaminan in i makin berkurang. Semula memang pengeluaran surat emas ini sebagai bukti atas
pemilikan emas yang tersimpan dimana setiap saat si pemilik dapat mengambil emas
tersebut. Oleh karena itu kertas (sertifikat) yang tidak dijamin dengan 100% emas itu pun
apabila memenuhi fungsi – fungsi tersebut diatas dapat disebut uang.

D. Uang Giral (Deposit Money)

Deposito di Bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan sebagai
uang. Mengapa? Karena pertama, depositoini dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
Caranya, pembayaran ini dilakukan dengan menulis ek., yakni transfer deposito dari si
penulis / pembayar kepada si penerima pembayaran. Kedua Deposito ini dapat dipakai
sebagai alat penumpuk kekayaan. Seseorang atau suatu badan usaha dapat mewujudkan
kekayaannya dalam bentuk deposito. Ketiga, deposit dapat dipakai sebagai alat pembayaran
tertunda (deffered payment). Seseorang atau badan usaha dapat membayar utangnya tiap
bulan dengan menulis cek atas depositonya di Bank. Karena deposito dapat memenuhi fungsi
– fungsi uang, maka dapat dikategorikan sebagai uang. Dan bahkan makin maju suatu
perekonomian jenis uang giral ini proporsinya terhadap jumlah total uang beredar makin
besar. Di Amerika Serikat pada tahun 1983 jumlah uang giral meliputi kurang lebih ¾ dari
jumlah uang beredar., sisanya (yang ¼) berupauang kartal (uang kertas dan logam).

E. Uang Kuasi

Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik
swasta domestik. Apabila kriteria uang didasarkan pada fungsinya, maka sebenarnya
tabungan ini tidak masuk dalam pengertian uang. Namun, ada yang berpendapat bahwa
seseorang itu dapat mewujudkan kekayaannya dalam bervagai bentuk seperti : tanah, rumah,
uang, perhiasan, dan bahkan berbentuk tabungan. Maka memasukan tabungan kedalam
pengertian uang dapat dimengerti.Argumentasi lain untuk memasukan tabungan kedalam
pengertian uang dengan melihat apakah ada kemungkinan saling mengganti (substitutability)
antara tabungan dengan uang giral (demand deposit). Apabial ada maka tabungan dapat
dimasukan kedalam pengertian uang.Karena kriteria ini pun belum jelas, yakni sampai
seberapa besar angka substitutability ini dapat diterimanya tabungan sebagai uang, maka
hingga kini masalah tersebut selalu diperdebatkan.

KESIMPULAN

1. Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peranan uang
dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara.

2. Dalam pandangan ekonomi konvensional maka tujuan memegang uang terdiri dari tiga keinginan,
yaitu : Tujuan transaksi, Tujuan Berjaga-jaga, Tujuan Spekulasi.

Sedangkan dalam pandangan ekonomi Islam maka tujuan memegang uang terdiri dari dua
keinginan, yaitu : Tujuan transaksi, Tujuan Berjaga-jaga.

3. Dalam pandangan kebijakan moneter syariah, kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya
mengutamakan suku bunga. Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin,
kebijakan moneter dilaksanakan tanpa mengunakan instrumen bunga sama sekali. Sedangkan
dalam pandangan kebijakan moneter konvensional bunga (interest) ini menjadi hal yang sangat
dominan bisa dilihat dari fungsi uang dalam kebijakan ekonomi moneter salah satunya adalah
tujuan spekulasi.

4. Bentuk Kebijakan Moneter terdiri dari Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kebijakan Moneter
Kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution,Mulia. Ekonomi Moneter Uang dan Bank. Jakarta : Djambatan, Agustus, 1998.

Artikel, Ekonomi Moneter, http//www.imz.or.id

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Edisi kedua, Rajawali Pers Desember 1994

Nopirin,Ph.D, Ekonomi Moneter, Edisi Pertama, BPFE : Yogyakarta, November, 1992.


Diposkan oleh ratikah di 00.45

http://tika-udan.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-ekonomi-moneter-dan-uang.html

Anda mungkin juga menyukai