Anda di halaman 1dari 30

1.

Jawaban

Pajak Terutang Pak Ahmad


Penghasilan WP  Rp          300.000.000
Penghasilan PNS Istri setahun
(Rp8.000.000x12 Bln)  Rp             96.000.000
Laba Toko Butik Istri  Rp          150.000.000
Jumlah Penghasilan Bruto  Rp          546.000.000
PTKP (K/I/3)  Rp             56.700.000
PKP  Rp          489.300.000
Tarif Pajak Terutang
5% X 50.000.000  Rp               2.500.000
15% X 200.000.000  Rp             30.000.000
25% x 239.300.000  Rp             59.825.000
PPh Terutang  Rp             92.325.000
PPh Pasal 21 Istri  Rp               4.351.000
PPh KB  Rp             87.974.000
Pajak Terutang PerBulan  Rp               7.331.167
PPh Pasal 25  Rp               7.331.000
2. Jawab:
Gaji sebulan 2.000.000, biaya jabatan 5% x 2.000.000 = 100.000
Iuran pensiun 50.000 + 150.000 – Penghasilan Netto sebulan = 1.850.000
Penghasilan Neto setahun: 12 x 1.850.000 = 22.200.000
PTKP setahun
Untuk WP sendiri 2.880.000
Untuk WP kawin 1.440.000
4.320.000 – Penghasilan Kena Pajak Setahun = 17.880.000
PPh pasal 21 terutang
5% x 17.880.000 = Rp.894.000
3. Jawab:
Gaji sebulan 2.000.000, biaya jabatan 5% x 2.000.000 = 100.000
Iuran pensiun 50.000 + 150.000 – Penghasilan Netto sebulan = 1.850.000
Penghasilan Neto setahun: 12 x 1.850.000 = 22.200.000
PTKP setahun
Untuk WP sendiri 2.880.000
Untuk WP kawin 1.440.000
4.320.000 – Penghasilan Kena Pajak Setahun = 17.880.000
PPh pasal 21 terutang
5% x 17.880.000 = Rp.894.000
4. Jawaban:
Penghasilan neto per tahun = 12 x Rp 10.000.000 = Rp 120.000.000
PKP Santoso = Rp 120.000.000 – Rp 54.000.000 = Rp 66.000.000
PPh progresif = Tarif 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
= Tarif 15% x Rp 16.000.000 = Rp 2.400.000
Pembayaran PPh = Rp 2.500.000 + Rp 2.400.000 = Rp 4.900.000.
5. Nilai Kontrak = Rp230.000.000,00
PPN terutang = 10/110 x Nilai Kontrak
= 10/110 x Rp230.000.000,00
= Rp20.909.090,907
DPP PPN = Nilai Kontrak - PPN terutang
= Rp230.000.000,00 - Rp20.909.090,907
= Rp209.090.909,09
6. PKP perusahaan = penghasilan kotor – pengeluaran
= 120 miliar – 65 miliar
= 55 miliar
PPh Badan = 25% x PKP perusahaan
= 25% x 55 miliar
= 13,75 miliar
Utang pajak = PPh Badan - PPh – PPh Pasal 23
= 13,75 miliar – 8 miliar - 2 miliar
= 3,75 miliar
7. Jawaban:
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun):
a) Gaji setahun 168.000.000
b) Bonus 8.000.000
c) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2.520.000
d) Premi Jaminan Kematian 504.000
e) Penghasilan Bruto setahun (a+b+c+d) 179.024.000
f) Pengurangan:
Biaya Jabatan 6.000.000
Iuran pensiun setahun 1.800.000
Iuran Jaminan Hari Tua 3.360.000
g) Penghasilan neto setahun (e-f) 167.864.000
h) PTKP (K/3) 72.000.000
i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 95.864.000
j) PPh Pasal 21 terutang:
5% x Rp 50.000.000 2.500.000
15% x Rp 45.864.000 6.879.600
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus 9.379.600
PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun:
a) Gaji setahun 168.000.000
b) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2.520.000
c) Premi Jaminan Kematian 504.000
d) Penghasilan Bruto setahun (a+b+c) 171.024.000
e) Pengurangan:
Biaya Jabatan (5%) 6.000.000
Iuran pensiun setahun 1.800.000
Iuran Jaminan Hari Tua Setahun 3.360.000

f) Penghasilan neto setahun (d-e) 159.864.000


g) PTKP (K/3) 72.000.000
h) Penghasilan Kena Pajak (f-g) 87.864.000
i) PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 50.000.000 2.500.000
15% x Rp 37.864.000 5.679.600
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus 8.179.600
PPh Pasal 21 atas Bonus:
Rp 9.379.600 – Rp 8.179.600 = Rp 1.200.000
Jadi, besarnya PPh 21 atas bonus yang harus dibayarkan sebesar Rp 1.200.000
8. Jawab:
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp200.000.000 = Rp30.000.000
25% x Rp150.000.000 = Rp37.500.000
Jadi, jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak adalah
Rp70.000.000. Nilai ini akan semakin besar apabila PKP Wajib Pajak semakin
tinggi.
9. Jawab:
Sesuai dengan PMK No. 163/PMK.03/2012 tarif PPN atas Kegiatan Membangun
Sendiri yang terhutang adalah
= 10 % X DPP = 10 % X (20 % X Total biaya Pembangunan) = 10 % X (20 % X
(Rp 180.000.000 + Rp 70.000.000
Sehingga PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri yang terhutang adalah = 10 %
X 20 % X Rp 250.000.000 = Rp 5.000.000
10. Jawab:
Total penghasilan kotor (Bruto) = Gaji pokok + Uang Lembur + JKK
0,24% + JK 0,3%
Maka penghasilan kotor (Bruto) = Rp6000.000 + Rp2.000.000 + Rp14.400+
Rp18.000
Hasil akhir Bruto = Rp8.032.400
Sedangkan penghasilan bersih (Netto)
Bruto – Biaya Jabatan – Iuran JHT – Jaminan Pensiun
Maka penghasilan bersih (Netto) = Rp8.032.400 – Rp401.620 – Rp120.000 –
60.000 = Rp7.450.780
Jika dikalikan 12 bulan dan dibulatkan persentasenya maka PPh Pasal 21
Bulan Juli = Rp1.770.450,00 : 12 = Rp147.538,00
Jadi, besar pajak yang harus dibayar sebesar Rp147.538

11. Jawab:
Besar penghasilan pak Ryan : Rp9.800.000
Dana jabatan : 5 % x Rp9.800.000 = Rp300.000
sehingga diperoleh Rp9.800.000 - Rp300.000 = Rp9.500.000
Gaji dalam waktu setahun = 12 x Rp9.500.000 = Rp114.000.000
PTKP : Rp15.840.000
4 x Rp1.320.000 + Hasil Rp21.120.000
Gaji yang kena pajak : Rp82.880.000
Jumlah Pajak Yang Harus Dibayar :
5 % x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15 % x Rp32.880.000 = Rp4.932.000
Rp7.432.000
Pajak yang harus dibayar perbulannya adalah: Rp7.432.000 : 12 = Rp619.000
Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Pak Ryan perbulannya
adalah sebesar Rp619.000
12. Jawaban
 Untuk omzet Juli 2018 yang disetorkan Agustus = 0,5% x Rp15.000.000=
Rp75.000,
 Jika Rp15.000.000 merupakan omzet Juni yang akan dibayar Juli ini, maka
perhitungannya masih menggunakan tarif 1% x Rp15.000.000 = Rp150.000.
 Tuan Agus bisa memanfaatkan tarif setengah persen itu hingga 7 tahun.
Setelah itu, dia wajib membuat pembukuan dan menjadi wajib pajak
normal.
13. Jawab:
 Pengurang Penghasilan Neto : 500.000 + 100.000 = 600.000
 Penghasilan Neto Sebulan : 10.000.000-600.000 = 9.400.000
 Penghasilan Neto Setahun : 9.400.000 x 12 = 112.800.000
 PTKP : 54.000.000 + 4.500.000 = 58.500.000
 Penghasilan Kena Pajak ; 112.800.000 - 58.500.000 = 54.300.000
 PPh Pasal 21 Terutang Setahun : 2.500.000 + 645.000 = 3.145.000
 5 % x 50.000.000 = 2.500.000
 15 % x 4.300.000 = 645.000
PPh Pasal 21 Sebulan : 3.145.000 : 12 = 262.083
Jadi PPh yang harus dibayarkan Pak Abdul adalah sebesar Rp262.083,00
14. Jawab :
 PKP Perusahaan : Penghasilan kotor – pengeluaran
Rp60.000.000.000 – Rp40.000.000.000 = Rp20.000.000.000
 Pajak Terutang PT.Danu :
 25% x PKP = PPh Badan
25% x Rp20.000.000.000 = Rp5.000.000.000
 PPh Badan – PPh – PPh pasal 23 = utang pajak
Rp5.000.000.000 – Rp3.000.000.000 – Rp1.000.000.000 = Rp1.000.000.000
Jadi, pajak terutang PT.Danu sebesar Rp1.000.000.000
15. Jawab :
 Tuan Syam membeli kepada Tuan Tono =25 unit x Rp4.500.000,00
= Rp112.500.000,00
PPN Masukan = 10% x Rp112.500.000,00
= Rp11.250.000,00

 Tuan Syam menjual Tuan Nano = 20 unit x Rp6.000.000,00


= Rp120.000.000,00
PPN Keluaran = Tarif 10% x Rp120.000.000,00
= Rp12.000.000,00

 PPN terutang Tuan Syam = PPN Keluaran - PPN


Masukan
= Rp12.000.000,00 - Rp11.250.000,00
= Rp750.000,00

16. Jawaban :

Laba bersih usaha Rp 750.000.000

Penghasilan di luar usaha

▪ Pendapatan lain-lain Rp 75.000.000

▪ Pendapatan bunga Rp 25.000.000 +

Rp 100.000.000 +

Total Penghasilan Neto Komersial Rp 850.000.000


Penyesuaian Fiskal Positif

▪ Sumbangan Rp 10.000.000

▪ Selisih penyusutan komersial

di atas penyusutan fiskal Rp 20.000.00

▪ Rugi penghapusan piutang dagang Rp 50.000.000 +

Rp 80.000.000

Penyesuaian Fiskal Negatif

▪ Pendapatan bunga

(Penghasilan yang dikenakan PPh Final) (Rp25.000.000)

Laba bersih fiskal Rp905.000.000

17. Jawab :

Penghasilan kena pajak yang memperoleh fasilitas:


(Rp4,8 miliar/Rp30 miliar) x Rp3 miliar = Rp480 juta.
PPh badan: 12,5% x Rp480 juta = Rp60 juta.

Penghasilan kena pajak yang tidak memperoleh fasilitas:


(Rp3 miliar - Rp480 juta) = Rp2,52 miliar
PPh badan: 25% x Rp2,52 miliar = Rp630 juta.
Dengan demikian, total PPh badan yang harus dibayar adalah Rp60 juta +
Rp630 juta = Rp690 juta.
18. Jawab :
Cost Rp100.000.000,00
Insurance cost (5%) 5.000.000,00
Freight cost (10%) 10.000.000,00 +
CIF Rp115.000.000,00
Bea masuk (20%) Rp 23.000.000,00 +
Nilai Impor Rp138.000.000,00

PPh Pasal 22 (dengan API) = 2,5% x Nilai impor


= 2,5% x Rp138.000.000,00
= Rp3.450.000,00
19. Penghasilan Kotor – Pengeluaran = PKP Perusahaan
= Rp100.000.000.000 – Rp40.000.000.000
= Rp60 miliar.
Jadi, cara perhitungan pajak terutang PT Astra adalah sebagai berikut:
= Rp60.000.000.000 x 25%
= Rp15.000.000.000
Sehingga total pajak yang harus dibayarkan PT Astra
= Rp15.000.000.000 – Rp5.000.000.000 – Rp3.000.000.000
= Rp7.000.000.000
20. Jawab:
Gaji sebulan 2.000.000, biaya jabatan 5% x 2.000.000 = 100.000
Iuran pensiun 50.000 + 150.000 – Penghasilan Netto sebulan = 1.850.000
Penghasilan Neto setahun: 12 x 1.850.000 = 22.200.000
PTKP setahun
Untuk WP sendiri 2.880.000
Untuk WP kawin 1.440.000
4.320.000 – Penghasilan Kena Pajak Setahun = 17.880.000
PPh pasal 21 terutang
5% x 17.880.000 = Rp.894.000
21. Jawab:
1. Pembayaran royalti 3 orang penulis : Rizky Nastiti Amelia NPWP
01.555.999.3.898.000, Anto Lesmana NPWP 01.555.676.3.976.000, dan
Ridwan Kurniawan NPWP 01.555.656.3.876.000. Royalti yang diberikan
masing- masing mendapatkan 10.000.000,-
2. Pembayaran bunga pinjaman kepada BJB dengan NPWP
03.111.222.2.543.000 untuk bulan Oktober sebesar 2.000.000,-
Sehingga perhitungan PPh PT Sehati Jaya adalah
 Untuk pembayaran royalty
Rizky 15% x Rp.10.000.000,- = Rp.1.500.000,-
Anto 15% x Rp.10.000.000,- = Rp.1.500.000,-
Ridwan 15% x Rp.10.000.000,- = Rp.1.500.000,-
Setelah melakukan pemotongan PPh Pasal 23 maka penulis akan
mendapatkan hasil bukti pemotongan
 Untuk pembayaran atas Bungan pinjaman pada BJB, tidak dikenakan PPh
Pasal 23. Sebab termasuk penghasilan yang dibayarkan atau terutang
kepada bank dan merupakan pengecualian terhadap PPh Pasal 23.

22. Jawab:

Besar pph pasal 23 :

 PPh pasal 23 tarif x jumlah deviden(bruto) = Rp


15% x Rp 30,000,000.- = Rp 4,500,000.-
 Di potong untuk 22 pemegang saham
22 x Rp 4,500,000.- = Rp 99,000,000.-
23. Jawab :
Karena Departemen Keuangan adalah salah satu badan yang ditunjuk sebagai
pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22, maka atas transaksi penjualan di atas
harus dipungut PPh Pasal 22 sebesar 1,5 % dari harga Jual sebelum dikenakan
PPN 10%.
100
Harga jual = x Nilai penjualan
110
100
Harga jual = x Rp2.200.000,00
110
= Rp2.000.000,00
PPh Pasal 22 = 1,5% x Rp2.000.000,00
PPh Pasal 22 = Rp300.000,00
24. Jawab:

Total Pembeliaan = 110 x Rp 90.000,00 = Rp 9.900.000,00


PPN Masukan = Rp 9.900.000,00 x 10% = Rp 990.000,00

Total Penjualan = 100 x Rp 110.000,00 = Rp 11.000.000,00


PPN keluaran = Rp 11.000.000,00 x 10% = Rp 1.100.000,00

PPN Terhutang = PPN Keluaran – PPN Masukan


PPN Terhutang = Rp 1.100.000,00 – Rp 990.000,00 = Rp 110.000,00

Jadi, yang disetorkan dan dilaporkan ke kantor pajak sebesar Rp 110.000,00.

25. Jawaban
 Jumlah PKP dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas
= (Rp4.800.000.000,00 : Rp32.000.000.000,00) x Rp2.000.000.000,00=
Rp300.000.000,00.
 Jumlah PKP dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas:
= Rp2.000.000.000,00 – Rp300.000.000,00.= Rp1.700.000.000,00

 PPh yang terutang:


(50% x 25%) x Rp300.000.000,00 = Rp37.500.000,00
25% x Rp1.700.000.000,00= Rp425.000.000,00
Jumlah PPh yang terutang = Rp37.500.000,00 + Rp425.000.000,00=
Rp462.500.000,00
26. Jawab:
Pajak Terutang Penjual-Pembeli Tanah-Bangunan
Nilai Transaksi  Rp          250.000.000
Pajak Terutang Tuan Budi, PPh Pasal
4 (2), Penjual
Tarif Pajak (5% x Rp.250.000.000,-)  Rp             12.500.000

BPHTB Tuan Ahmad, Pembeli


NPOP  Rp          250.000.000
NPOPTKP  Rp             60.000.000
NPOPKP  Rp          190.000.000
Tarif BPHTB (5% x Rp.190.000.000,-)  Rp               9.500.000
Jumlah BPHTB  Rp               9.500.000

27. Jawaban :
 PKP Perusahaan :Penghasilan kotor – pengeluaran
Rp60.000.000.000 – Rp40.000.000.000 = Rp20.000.000.000
 PajakTerutangPT.Danu :
25% x PKP = PPh Badan
25% x Rp20.000.000.000 = Rp5.000.000.000
 PPh Badan – PPh–PPhpasal 23 = utang pajak
Rp5.000.000.000 – Rp3.000.000.000 – Rp1.000.000.000 = Rp1.000.000.000
 Jadi, pajakterutangPT.Danusebesar Rp1.000.000.000

28. Jawab:
(semua angka di tabel dalam satuan rupiah)

PPh terutang tahun 2019    50.000.000

Kredit pajak:    

PPh Pasal 21  10.000.000  

PPh Pasal 22  5.000.000  

PPh Pasal 23  3.000.000  

PPh Pasal 24 3.500.000  

Jumlah kredit pajak   (21.500.000)

Dasar Perhitungan PPh Pasal 25 tahun    28.500.000


2020
Besarnya PPh Pasal 25 per bulan = Rp28.500.000/12 = Rp2.375.000. Jadi, Tuan
Purnama harus membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan pada
tahun 2020 mulai masa Maret sebesar Rp2.375.000.

29. Jawab:
SKPKB hasi lpemeriksaan = Rp750.000.000,00
Setuju hasil pemeriksaan = Rp200.000.000,00
Yang dibayar oleh wajib pajak =
Rp500.000.000,00
Keputusan keberatan, SKPKB menjadi =
Rp600.000.000,00
Pajak kurang dibayar (Rp600.000.000,00 – Rp500.000.000,00) =
Rp100.000.000,00
Sanksi denda (50% x Rp100.000.000,00) = Rp50.000.000,00
Yang harus dilunasi apabila tidak mengajukan banding (pajak kurang dibayar +
sanksi denda) = Rp100.000.000,00 + Rp50.000.000,00 = Rp150.000.000,00
30. Jawaban:
Hitung terlebih dahulu nilai bangunan dan tanahnya:
- Bangunan: 100 x Rp 500.000 = Rp. 50.000.000
- Tanah: 150 x Rp 1.000.000 = Rp 150.000.000

Kemudian kita hitung NJOP sebagai dasar pengenaan PBB:


- Nilai Bangunan: Rp 50.000.000
- Nilai Tanah: Rp 150.000.000
--------------------------------------------- +
Rp 200.000.000
31. Jawaban :
Besar penghasilan Rp. 90.000.000,00
Tarif Pajak nya : 5% X Rp. 25.000.000,00 = Rp. 1.250.000,00
10% X Rp. 25.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
15% X Rp. 40.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00
Pajak Penghasilan per tahunnya adalah sebesar Rp. 9.750.000,00
Pajak Perbulannya adalah Rp. 812.500,00
Jadi, besarnya pajak yang harus dibayar oleh Pak Harun perbulannya adalah
sebesar Rp. 812.500,00
32. Harga Jual dihitung sebagai berikut: Rp150.000.000,00
Harga Beli
Nilai Tambah :
- Biaya Lainnya Rp 8.000.000,00
- Laba Rp22.500.000,00

Jumlah Nilai Tambah Rp 30.500.000,00


Harga Jual Rp 196.000.000,00
PPN=10% x Rp196.000.000,00 Rp 19.600.000,00
Jumlah yang diterima atas penjualan mobil Rp215.600.000,00
Ertiga
33. Jawab:
Laba bersih usaha Rp 750.000.000
Penghasilan di luar usaha
▪ Pendapatan lain-lain Rp 75.000.000
▪ Pendapatan bunga Rp 25.000.000 +
Rp 100.000.000 +
Total Penghasilan Neto Komersial Rp 850.000.000
Penyesuaian Fiskal Positif
▪ Sumbangan Rp 10.000.000
▪ Selisih penyusutan komersial
di atas penyusutan fiskal Rp 20.000.000
▪ Rugi penghapusan piutang dagang Rp 50.000.000 +
Rp 80.000.000
Penyesuaian Fiskal Negatif
▪ Pendapatan bunga
(Penghasilan yang dikenakan PPh Final) (Rp25.000.000) +
Laba bersih fiskal Rp905.000.000

34. Jawab :

Penghasilan Neto:

(Rp150.000.000,00 + Rp100.000.000,00) = Rp250.000.000,00

PTKP:

WP sendiri : Rp54.000.000,00

Status Kawin : Rp4.500.000,00

Istri Bekerja/Usaha : Rp54.000.000,00

Jumlah PTKP : Rp112.500.000,00

Penghasilan Kena Pajak : Rp137.500.000,00

PPh Terutang :

5 % x Rp50.000.000,00 = Rp2.500.000,00

15 % x 87.500.000 = Rp13.125.000,00

Jumlah PPh Terutang = Rp15.625.000,00

35. Jawab :
Gaji sebulan Rp2.000.000,00, biaya jabatan 5% x Rp2.000.000,00 = Rp100.000,00
Iuran pensiun Rp50.000,00
Rp2.000.000,00 - Rp100.000,00 + Rp50.000,00 = Rp1.850.000,00
Penghasilan Neto setahun: 12 x Rp1.850.000,00 = Rp22.200.000,00
PTKP setahun:
Untuk WP sendiri Rp2.880.000,00
Untuk WP kawin Rp1.440.000,00
Rp22.200.000,00 - Rp4.320.000,00 = Rp17.880.000,00

PPh pasal 21 terutang


5% x Rp17.880.000,00 = Rp894.000,00
36. Jawab:
Besar penghasilan pak Eko : Rp9.800.000.
Dana jabatan : 5 % x Rp9.800.000. = Rp300.000
sehingga diperoleh Rp9.800.000 - Rp300.000. = Rp9.500.000.
Gaji dalam waktu setahun = 12 x Rp9.500.000 = Rp114.000.000
PTKP : Rp15.840.000.
4 x Rp1.320.000 + Hasil Rp21.120.000.
Gaji yang kena pajak : Rp82.880.000.
Jumlah Pajak Yang Harus Dibayar :
5 % x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15 % x Rp32.880.000 = Rp4.932.000
Rp7.432.000
Pajak yang harus dibayar perbulannya adalah: Rp7.432.000 : 12 =
Rp619.000
Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Pak Eko perbulannya
adalah sebesar Rp619.000.
37. Jawaban :
Gaji : Rp8.000.000,00
Pengurangan :
- Biaya jabatan (5% x Rp8.000.000,00) : Rp400.000,00
- Iuran pensiun (1% x Rp8.000.000),00 : Rp80.000,00
Penghasilan netto sebulan : Rp7.520.000,00
Penghasilan netto setahun (12 x Rp7.520.000,00) : Rp90.240.000,00
PTKP :
- Wajib pajak pribadi : Rp54.000.000,00
- Tambahan karena menikah : Rp4.500.000,00
Jumlah PTKP setahun : Rp58.500.000,00
Penghasilan kena pajak setahun : Rp31.740.000,00
PPh Pasal 21 Terutang (5% x Rp31.740.000,00) : Rp1.587.000,00
PPh Pasal 21 Februari 2018 (Rp1.587.000,00 : 12) : Rp132.250,00
38. Jawab:
a. PPN  =  10%  X  Rp1.500.000.000  =  Rp150.000.000 (Pajak Keluaran)
b. PPN  =  100/110  X  Rp550.000.000  =  Rp50.000.000 (Pajak Keluaran)
c. DPP  =  Rp5.000.000  -  Rp500.000  =  Rp4.500.000
PPN  =  10%  X  Rp4.500.000  =  Rp450.000 (Pajak Keluaran)
d. DPP  =  20%  X  Rp350.000.000  =  Rp70.000.000
PPN KMS  =  10%  X  Rp70.000.000  =  Rp7.000.000 (Pajak Keluaran)
Jadi total PPN yang harus disetorkan yakni Rp207.450.000 .

39. Jawab:
Pajak Keluaran
Atas penyerahan barang = 10% x Rp5.000.000,00
= Rp500.000,00
Atas penyerahan jasa = 10% x Rp8.000.000,00
= Rp800.000,00
Total Pajak Keluaran = Rp500.000,00 + Rp800.000,00
= Rp1.300.000,00
Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan
Atas penyerahan barang = 70% x Rp500.000,00
= Rp350.000,00
Atas penyerahan jasa = 60% x Rp800.000,00
= Rp480.000,00
Total Pajak Masukan = Rp350.000,00 + Rp480.000,00
= Rp830.000,00
PPN kurang / lebih bayar = pajak keluaran – pajak masukan
= Rp1.300.000,00 – Rp830.000,00
= Rp470.000,00 = Kurang bayar

40. Jawab:
Dasar Pengenaan Pajak = Rp 50.000.000,00
PPN = 10% x Rp 50.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
PPn BM = 35% x Rp 50.000.000,00 = Rp 17.500.000,00

PPN sebesar Rp 500.000,00 yang dibayar pada saat impor merupakan pajak
masukan bagi PKP “D” dan PPN sebesar Rp 5.000.000,00 merupakan pajak
keluaran bagi PKP “D”. Sedangkan PPnBM sebesar Rp 1.000.000,00 tidak
dapat dikreditkan. Begitu pun dengan PPnBM sebesar Rp 17.500.000,00 tidak
dapat dikreditkan oleh PKP “X”.
41. Jawaban
Besar penghasilan Rp. 8.000.000,00
Dana jabatan 5 % x Rp. 800.000,00 = Rp. 300.000,00
Gaji Pak Jaya : Rp. 7.700.000,00
Gaji dalam 1 tahun : 12 x Rp. 7.700.000,00 = Rp. 92.400.000,00
PTKP : Rp. 15.840.000,00
Gaji yang kena pajak : Rp. 76.560.000,00
Maka jumlah pajak yang harus dibayar :
Pajak 1 tahun :
5 % x Rp 5.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
15% x Rp. 26.560.000,00 = Rp. 3.984.000,00
Rp. 6.484.000,00
Pajak perbulannya : Rp. 6.484.000,00 : 12 = Rp. 540.333,00
Jadi, besarnya pajak yang harus dibayar oleh Pak Jaya perbulannya sebesar
Rp. 540.333,00.
42. Jawab :
Importir
Beli =Rp 100.000.000
PPN = Rp 10.000.000
PPnBM = Rp 20.000.000
Nilai tambah untuk di jual ke PT A = Rp 30.000.000

PT. A
Beli =Rp 150.000.000
PPN =Rp 15.000.000
Nilai tambah untuk dijual ke konsumen akhir = Rp 50.000.000

Konsumen akhir
Beli = Rp 150.000.000
PPN = Rp 20.000.000
Jadi PPN tidak pernah masuk di dalam harga jual, sedangkan PPnBM masuk
didalam
harga perolehan PKP yang pertama kali (importir atau pabrikan).
43. Jawab:
Besar penghasilan pak Ryan : Rp9.800.000
Dana jabatan : 5 % x Rp9.800.000 = Rp300.000
sehingga diperoleh Rp9.800.000 - Rp300.000 = Rp9.500.000
Gaji dalam waktu setahun = 12 x Rp9.500.000 = Rp114.000.000
PTKP : Rp15.840.000
4 x Rp1.320.000 + Hasil Rp21.120.000
Gaji yang kena pajak : Rp82.880.000
Jumlah Pajak Yang Harus Dibayar :
5 % x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15 % x Rp32.880.000 = Rp4.932.000
Rp7.432.000
Pajak yang harus dibayar perbulannya adalah: Rp7.432.000 : 12 = Rp619.000
Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Pak Ryan perbulannya
adalah sebesar Rp619.000
44. Jawaban :
Penjualan Rp70.000.000,00
Biaya Rp50.000.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp20.000.000,00
Penghasilan neto disetahunkan :
(12 x Rp20.000.000,00) = Rp240.000.000,00
PPh Terutang :
(28% x Rp240.000.000,00) = Rp67.200.000,00

PPh pasal 25 masa Juni :


Rp67.200.000,00 / 12 = Rp5.600.000,00
45. Jawab:
PPh terutang :

 50% x 25% x Rp5.000.000.000 = Rp625.000.000

Karena PT Maju Mundur sudah menyetorkan PPh karyawan dan PPh pasal 23
maka PPh yang masih harus dibayar sebesar:

Rp625.000.000 – Rp100.000.000 – Rp200.000.000 = Rp325.000.000

Jadi PPh 23 yang harus dibayar oleh PT Maju Mundur adalah sebesar
Rp325.000,00

46. Jawab:

PKP = penghasilan bersih – PTKP

PKP = Rp Rp 88.800.000 – Rp 54.000.00

PKP = Rp 34.800.000

Karena PKP kurang dari Rp 50.000.000, maka berlaku tarif PPh 21 sebesar 5%.

PPh 21 terutang = 5% x Rp 34.800.000

PPh 21 terutang = Rp 1.740.000

47. Jawab :

 Penghasilan kena pajak yang memperoleh fasilitas:


(Rp4,8 miliar/Rp30 miliar) x Rp3 miliar = Rp480 juta.
PPh badan: 12,5% x Rp480 juta = Rp60 juta.
 Penghasilan kena pajak yang tidak memperoleh fasilitas:
(Rp3 miliar - Rp480 juta) = Rp2,52 miliar
PPh badan: 25% x Rp2,52 miliar = Rp630 juta.
Dengan demikian, total PPh badan yang harus dibayar adalah Rp60 juta +
Rp630 juta = Rp690 juta.
48. Jawab :
PPh Pasal 22 dihitung sebagai berikut:
1) Menentukan nilai impor
-Harga faktur (Cost) USD100.000
-Biaya Asuransi (Insurance): 0,5% x USD100.000 USD 500
-Biaya angkut (Freight): 10% x USD100.000 USD 10.000
CIF (Cost, Insurance, Freight) USD110.500
Bea masuk: 10% x USD110.500 USD 11.050
Nilai impor USD121.550
Nilai impor (dalam rupiah): USD121.550 x Rp11.500 Rp1.397.825.000
Menghitung PPh Pasal 22 Impor
2,5% x Rp1.397.825.000 Rp34.945.625

Jika importir yang bersangkutan tidak mempunyai API, besarnya PPh Pasal 22
adalah:
7,5% x Rp1.397.825.000 Rp104.836.875
49. Jawab:
 Gaji sebulan 2.000.000
 biaya jabatan 5% x 2.000.000 = 100.000
 Iuran pensiun 50.000 + 150.000 – Penghasilan Netto sebulan = 1.850.000
 Penghasilan Neto setahun: 12 x 1.850.000 = 22.200.000
 PTKP setahun
Untuk WP sendiri 2.880.000
Untuk WP kawin 1.440.000
 4.320.000 – Penghasilan Kena Pajak Setahun = 17.880.000
PPh pasal 21 terutang
5% x 17.880.000 = Rp.894.000
Jadi PPh yang harus dibayarkan Rasyid pertahun adalah sebesar Rp262.083,00
50. Keuntungan Lala Inc US$ 100,000.00
Pajak Penghasilan (Corporate income tax)
atas Lala Inc : (48%) US$ 48,000.00 (-)
US$ 52,000.00
Pajak atas dividen (38%) US$ 19,760.00 (-)
Dividen yang dikirim ke Indonesia US$ 32,240.00
Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan terhadap seluruh Pajak Penghasilan
yang terutang atas PT Five adalah pajak yang langsung dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri, dalam contoh di atas
yaitu jumlah sebesar US$19,760.00.
51. PPN = Tarif PPN x (harga barang – PPNBM)
PPN = 10% x ((30 x Rp5.000.000) – (harga barang total x 40%))
PPN = 10 % x (Rp150.000.000 – (Rp150.000.000 x 40%))
PPN = 10% x 90.000.000 = Rp 9.000.000

Artinya, total pajak yang harus dibayar PT LAN Jaya adalah Rp9.000.000.

52. Bagi Pengusaha Kena Pajak QQ


Pajak Keluaran = 10% x Rp75.000.000,00
= Rp7.500.000,00
Pajak Masukan = 10% x Rp50.000.000,00
= Rp5.000.000,00
53. PPN terutang 10% X Rp 10.000.000,- = Rp 1.000.000,- +
Harga Beli = Rp 10.000.000,-
PPN 10% X Rp 10.000.000,- = Rp 1.000.000,- +
Jumlah yang harus dibayar = Rp 11.000.000,-
54. Perhitungan PPN atas pembelian tersebut adalah
PPN terutang = DPP + (10% x DPP)
PPN terutang = Rp10.000.000 + (10% x Rp10.000.000)
PPN terutang = Rp10.000.000 + Rp1.000.000
PPN terutang = Rp11.000.000
Jadi, yang harus dibayar oleh PT. Pelita kepada PT.Abadi adalah sebesar
Rp11.000.000.
55. Harga barang Elektronik = Rp130.000.000,00
DPP = 100/130 x Rp130.000.000,00
= Rp100.000.000,00

PPN = 10% x Rp100.000.000,00


= Rp10.000.000,00
PPnBM = 20% x Rp100.000.000,00= Rp20.000.000,00

56. CIF = Cost + Insurance + Freight


PPN terutang = Rp250.000.000,00 + Rp25.000.000,00 + Rp35.000.000,00
= Rp310.000.000,000
Bea Masuk = 10% x CIF
= 10% x Rp310.000.000,00
= Rp31.000.000,00
DPP PPN = CIF + Bea Masuk + Cukai
= Rp310.000.000,00 + Rp31.000.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp346.000.000,00
57. PPN = 10% X 1.500.000.000 = 150.000.000 (Pajak Keluaran)
PPN = 100/110 X 550.000.000 = 50.000.000 (Pajak Keluaran)
DPP = 5.000.000 - 500.000 = 4.500.000
PPN = 10% X 4.500.000 = 450.000 (Pajak Keluaran)
DPP = 20% X 350.000.000 = 70.000.000
PPN KMS = 10% X 70.000.000 = 7.000.000 (Pajak Keluaran)
Jadi total PPN yang harus disetorkan yakni 207.450.000
58. Jumlah biaya = Rp720.000.000
Biaya pembebasan tanah = Rp150.000.000
DPP = jumlah biaya + biaya pembebasan tanah = Rp570.000.000
PPN 10% x 40% x Rp570.000.000,00
= Rp22.800.000,00
59. PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – (Rp900.000.000 x 40%))
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – 360.000.000)
PPN = 10% x Rp540.000.000 =Rp54.000.0000
Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak Miyako adalah:
Harga Mobil + PPN + PPnBM = Rp1.314.000.00015% x Rp120.000.000 = Rp
18.000.000
Jadi, PPN yang dipungut oleh perusahaan Bapak Andre adalah Rp18.000.000
60. 120000 X 10% = 12000, 120000 + 12000 = 132000
61. PPN = 10% x Rp30.000.000,00 = Rp3.000.000,00
Harga jual = Rp30.000.000,00
PPN = Rp3.000.000,00 +
Total = Rp33.000.000,00
62. PPN terutang = DPP (10% x DPP)
PPN terutang = Rp11.000.000 (10% x Rp11.000.000)
PPN terutang = Rp11.000.000 + Rp1.100.000
PPN terutang = Rp12.100.000

63.

No Perhitungan PPN Masukan dan PPN Keluaran Jumlah (Rp)

1 10% x Rp1.750.000.000 175.000.000

2 DPP = Rp1.780.000 - Rp178.000 1.602.000

Pajak Keluaran 176.602.000

3 DPP = 100/110 x Rp550.000.000 = 50.000.000


Rp500.000.000

PPN = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000

4 10% x Rp5.000.000 500.000

Pajak Masukan 50.500.000

5 Total PPN yang harus disetor 126.102.000

64. Pajak Keluaran = 10% X Rp 140.000.000 = Rp 14.000.000


Pajak Masukan = 70% X Rp 14.000.000 = Rp 9.800.000
PPN Terutang = Pajak Keluaran (PK) – Pajak Masukan (PM)
= Rp 14.000.000-Rp 9.800.000
= Rp 4.200.000
65. Maka PPN keluaran – pajak masukan = Rp100.000.000 – Rp90.000.000 =
Rp10.000.000 (PPN kurang bayar)
PPN keluaran – pajak masukan = – Rp20.000.000 (kelebihan PPN)
PPN keuaran – pajak masukan = Rp20.000.000 (PPN kurang bayar)
PPN kurang bayar sebesar Rp20.000.000
Kelebihan bayar pada bulan Rp20.000.000
Jadi PPN masa April Rp0 atau nihil.
66. Jumlah pembayaran Rp200.000.000,-
PPN 10% X Rp 200.000.000 Rp 20.000.000,-
PPN-BM 20% X Rp 200.000.000 Rp 40.000.000,-
jumlah yang harus dibayar Rp 260.000.000,-
67. Pajak masukan dapat yang dapat dikreditkan hanya sebesar Rp. 35.000.000 sesuai
denganyang dilaporkan dalam surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.
Dengan demikian,perhitungan hasil pemeriksaan :
Pajak Keluaran = Rp55.500.000
Pajak Masukan =Rp 42.000.000 –
Kurang bayar menurut hasil pemeriksaaan =Rp.13.500.000
Kurang bayar menurut surat pemberitahuan =Rp.9.500.000
Masih kurang bayar =Rp. 4.000.000
68. Perhitungan total PPN terutang Masa Januari 2017 PT willow Motor
Total pajak Keluaran = Rp5.000.000 + 8.000.000 + 1.000.0000+ 2.000.000
= Rp 16.000.000 (pajak masukan yang dapat dikreditkan)
Total Pajak masukan = 90% x Rp16.000.000
= Rp14.400.000
PPN kurang/(lebih) bayar = Rp16.000.000 – 14.400.000 = Rp1.600.000
69. Harga satuan layar monitor adalah Rp4.500.000
Penjualan yang dilakukan Pak Adri sebanyak 50 unit, jadi total penjualannya adalah
50 x Rp4.500.000 = Rp225.000.000.
Besaran PPN yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 10% dari jumlah transaksi,
maka besaran PPN Keluaran yang harus ditanggung Pak Adri adalah 10% x
Rp225.000.000 = Rp22.500.000.
Dengan demikian, besar PPN Keluaran yang menjadi tanggung jawab Pak Adri
adalah Rp22.500.000 atas penjualan yang dilakukan terkait layar monitor tersebut.
70. 1. Pajak masukan = 10% x Rp.600,000,000 = Rp 60,000,000
2. Pajak keluaran atas penjualan didalam negeri
= 10% x Rp 300,000,000= Rp 30,000,000
Atas ekspor = 0% x Rp 900,000,000 = Rp 0
Jumlah pajak keluaran Rp 30,000,000
3. PPN keluaran = Rp 30,000,000
PPN masukan = Rp 60,000,000
PPN lebih bayar = Rp 30,000,000
71. PPN dipungut = Dasar Pengenaan Pajak (DPP) x Tarif
PPN dipungut = Rp12.000.000 x 10% = Rp1.200.000
Dan, mengetahui Kewajiban PPN yang disetor adalahdengan mengurangi PPN
Dipungut dengan Kredit Pajak(FPM), yaitu
Rp1.200.000–Rp1.000.000 = Rp200.000
72. Pajak masukan adalah pajak yang dikenakan ketika PKP melakukan pembelian
terhadap BKP atau pemanfaatan JKP. Sementara itu, pajak keluaran adalah pajak
yang dikenakan ketika PKP melakukan penjualan BKP atau penyerahan JKP.
73. Transaksi bulan November:
Pengiriman helmHarga helm 1000 unit x @ Rp 50.000 ,-= Rp 50.000.000,-
Biaya pengiriman 1000 unit x @ Rp 1.000,-= Rp 1.000.000,-
Dasar Pengenaan PajakRp 51.000.000,-
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% x Rp 51.000.000,-= Rp 5.100.000,-
Transaksi awal bulan Desember:
Return PenjualanReturn penjualan helm 200 unit x @ Rp 50.000,-= Rp 10.000.000,-
Biaya pengembalian barang 200 unit x @ 1.000,-=Rp 200.000,-
Dasar Pengenaan PajakRp 10.200.000,-
Pengembalian PPN 10% x Rp 10.200.000,-= Rp 1.020.000,-
Transaksi bulan November:
Pengiriman helmHarga helm 1000 unit x @ Rp 50.000 ,-= Rp 50.000.000,-
Biaya pengiriman 1000 unit x @ Rp1.000,-= Rp 1.000.000,-
Dasar Pengenaan PajakRp 51.000.000,-
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% x Rp 51.000.000,-= Rp 5.100.000,-
74. Atas penyerahan barang
= 10% x (Rp5.0000.000,00 + Rp20.000.000,00 -Rp6.000.000,00)
= 10% x Rp19.000.000,00= Rp1.900.000,00
Atas penyerahan jasa
= 10% x (Rp5.000.000,00 + Rp20.000.000,00)
= 10% x Rp25.000.000,00= Rp2.500.000,00
Total pajak keluaran
= Rp1.900.000,00 + Rp2.500.000,00= Rp4.400.000,00
Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan Atas penyerahan barang
= 70% x Rp1.900.000,00= Rp1.330.000,00
Atas penyerahan jasa = 60% x Rp2.500.000,00= Rp1.500.000,00
Total pajak masukan
= Rp1.330.000,00 + Rp1.500.000,00= Rp2.830.000,00
PPN kurang/(lebih) bayar = pajak keluaran - pajak masukan
= Rp4.400.000,00 - Rp2.830.000,00= Rp1.570.000,00
75. Transaksi Pertama
PPN = 10% x Rp 1.600.000.000 = Rp 160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
Transaksi Kedua
DPP = 100/110 x Rp 660.000.000 = Rp 600.000.000
PPN = 10% x Rp 600.000.000 = Rp 60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
Transaksi Ketiga
DPP = 20% x Rp 550.000.000 = Rp 110.000.000
PPN = 10% x Rp 110.000.000 = Rp 100.000.000 (pajak keluaran)
Transaksi Keempat DPP = Rp 2.000.000 - Rp 200.000 = Rp 1.800.000 (Pajak
keluaran)
Transaksi Tambahan
DPP = 100/110 x Rp 550.000.000 = Rp 500.000.000
PPN = 10% x Rp 500.000.000 = Rp 50.000.000 (pajak masukan)
Total PPN yang harus disetorkan:
PPN Keluaran
Transaksi Pertama + Transaksi Kedua + Transaksi Ketiga + Transaksi Keempat
Rp 160.000.000 + Rp 60.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 1.800.000 = Rp
321.800.000
PPN Masukan =Rp 50.000.000
PPN yang harus disetorkan: Pajak Keluaran - Pajak Masukan
Rp 321.800.000 - Rp 50.000.000 = Rp 271.800.000
Maka PPN yang harus disetorkan sebesar Rp.271.800.000
76. (*)Total pembelian = 100 x 70.000 = 7.000.000
PPN Masukan = 7.000.000 x 10% = 700.000
(*)Total penjualan = 80 x 100.000 = 8.000.000
PPN Keluaran = 8.000.000 x 10% = 800.000
(*)PPN Terhutang = PPN Keluaran – PPN Masukan
PPN Terhutang = 800.000 – 700.000 = 100.000
77. Total pajak keluaran
= Rp5.000.000,00 + Rp8.000.000,00 + Rp1.000.000,00 + Rp2.000.000,00=
Rp16.000.000,00
Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan
Total pajak masukan = 90% x Rp16.000.000,00= Rp14.400.000,00
PPN kurang/(lebih) bayar = pajak keluaran - pajak masukan
= Rp16.000.000,00 - Rp14.400.000,00= Rp1.600.000,00
78. Penjualan 80 T-shirt 80 X 100.000 = 8.000.000
Pemakaian sendiri 20 T-shirt 20 X 80.000 = 1.600.000
PPN = 10% X 8.000.000 = 800.000
PPN = 10% X 1.600.000 = 160.000
Jumlah PPN terhutang = 800.000 + 160.000 = 960.000
Jadi total PPN yang harus disetor yakni 960.000
79. P = PM x Z
= Rp25.000.000,00 x 70%
= Rp17.500.000,00
80. DPP PPN = Rp250.000.000,00
Sanksi Denda = 2% x Rp250.000.000,00
= Rp5.000.000,00
Jumlah tagihan dalam SPT = Rp250.000.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp255.000.000,00
81. Harga 1 laptop: Rp5.000.000
PKP menjual sebanyak 20 unit = 20 x Rp5.000.000 = Rp100.000.000
Maka PPN-nya: Rp100.000.000 x 10% (tarif PPN) = Rp10.000.000
Jadi, PPN sebesar Rp10.000.000 merupakan PPN Keluaran PKP yang menyerahkan
atau menjual BKP dalam bentuk laptop tersebut.
82. Pertama, Anda harus mencari DPP pajak propertinya terlebih dahulu. Caranya, 100%
x total harga jual.
DPP = 100% x (200 unit x Rp100.000.000) = Rp20.000.000.000
Setelah mengetahui besar DPP-nya, maka Anda hanya tinggal menghitung PPN yang
harus PKP setorkan kepada pemerintah dengan cara sebagai berikut:
PPN = 10% x Rp20.000.000.000 = Rp2.000.000.000.
Kemudian, salah satu unit properti tersebut dibeli oleh Tuan A dengan harga Rp
220.000.000. Suatu hari, Tuan A ingin menjual propertinya kepada pihak lain, Tuan
B (bukan PKP). Karena Tuan A bukan PKP, maka ia tidak bisa memungut PPN atas
properti tersebut. Namun, harga jual rumah tersebut sudah terdapat unsur PPN-nya.
Artinya komponen PPN sudah melebur dengan harga jual.
Maka dari itu, Tuan A menjual propertinya senilai Rp220.000.000, yang mana dalam
harga jual tersebut terdapat unsur PPN-nya sebesar 10%. Tuan A juga tidak boleh
menerbitkan faktur pajak atas transaksi properti yang ia lakukan dengan Tuan B.

83. Harga satuan layar monitor adalah Rp4.500.000


Penjualan yang dilakukan Pak Adri sebanyak 50 unit, jadi total penjualannya adalah
50 x Rp4.500.000 = Rp225.000.000.
Besaran PPN yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 10% dari jumlah transaksi,
maka besaran PPN Keluaran yang harus ditanggung Pak Adri adalah 10% x
Rp225.000.000 = Rp22.500.000.
Dengan demikian, besar PPN Keluaran yang menjadi tanggung jawab Pak Adri
adalah Rp22.500.000 atas penjualan yang dilakukan terkait layar monitor tersebut.

84. PPN = 10% x Rp450.000.000,00 = Rp45.000.000


PPN-BM = 20% x Rp200.000.000,00 = Rp90.000.000
Jumlah Pembayaran Ibu Gandhi
Harga BKP (Barang Kena Pajak) Rp450.000.000
PPN Rp 45.000.000
PPN-BM Rp 90.000.000
Jumlah yang harus dibayar Rp585.000.000

85. Pemotongan / Pemungutan PPh:


Pelaksanaan Konstruksi PT Wijaya Karya dibayar pada 22 Juli 2014:
Rp1.500.000.000 x 3% = Rp45.000.000
Perencanaan Konstruksi oleh Tuan Budi yang dibayar pada 5 Juli 2014:
Rp50.000.000 x 4% = Rp2.000.000
Pemungutan PPN
Bendahara Inspektorat Provinsi mengambil (Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar
10% dari transaksi jasa konstruksi tersebut.
Pelaksanaan Konstruksi oleh PT Wjaya Karya dibayar pada 22 Juli 2014:
Rp1.500.000.000 x 10% = Rp150.000.000
Perencanaan Konstruksi oleh Tuan Budi dibayar pada 5 Juli 2014: Rp50.000.000 x
10% = Rp5.000.000

86. CIF = 200 jt + 20 jt + 30 jt = 250jt


BM = 10 % x CIF = 10 % x Rp. 250 jt = Rp. 25 jt
Nilai impor (DPP)
= CIF + BM + Pungutan pabean lain
=250 jt + 25 jt + 5 jt
= Rp. 280 jt

87. No
Perhitungan PPN Masukan dan PPN Keluaran
Jumlah (Rp)
10% x Rp1.650.000.000 (Pajak Keluaran) = 165.000.000
DPP = Rp1.700.000 - Rp170.000 (Pajak Keluaran ) = 1.530.000
Pajak Keluaran 166.530.000
DPP = 100/110 x Rp550.000.000
PPN = 10% x Rp50.000.000 = Rp50.000.000
(pajak masukan) (50.000.000)
Total PPN yang harus disetor 116.530.000

88. PPN dan PPnBM setiap transaksi contoh PPN di atas adalah sebagai berikut. 
Transaksi pertama:
PPN = 10% x Rp1.600.000.000 = Rp160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
Transaksi kedua:
DPP = 100/110 x Rp660.000.000 = Rp600.000.000
PPN = 10% x Rp600.000.000 = Rp60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
Transaksi ketiga:
DPP = 20% x Rp550.000.000 = Rp110.000.000
PPN = 10% x Rp110.000.000 = Rp100.000.000 (pajak keluaran)
Transaksi keempat:
DPP = Rp2.000.000 – Rp200.000 = Rp1.800.000 (pajak keluaran)
Transaksi Kelima:
DPP = 100/110 x Rp550.000.000 = Rp500.000.000
PPN = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000 (pajak masukan)
Total PPN yang harus disetorkan:
PPN keluaranya:
Transaksi pertama + transaksi kedua + transaksi ketiga + transaksi keempat
Rp160.000.000 + Rp60.000.000 + Rp100.000.000 + Rp1.800.000 = Rp321.800.000
PPN masukannya:
Rp50.000.000
Cara menghitung PPN yang harus disetorkan: Pajak keluaran – pajak masukan
Rp321.800.000 – Rp50.000.000 = Rp271.800.000
Jadi, total PPn yang perlu PT Sega setorkan atas transaksi yang dilakukan selama
Maret 2020 tersebut adalah sebesar Rp271.800.000.

89. Maka PPN keluaran – pajak masukan = Rp100.000.000 – Rp90.000.000 =


Rp10.000.000 (PPN kurang bayar).
– Pada masa pajak Maret 2016
PPN keluaran PKP tersebut sebesar Rp110.000.000
Sedangkan pajak masukannya sebesar Rp130.000.000
Maka, PPN keluaran – pajak masukan = – Rp20.000.000 (kelebihan PPN)
– Pada masa pajak April 2016
PPN keluaran PKP tersebut sebesar Rp110.000.000
Sedangkan pajak masukannya sebesar Rp90.000.000
Maka, PPN keuaran – pajak masukan = Rp20.000.000 (PPN kurang bayar)
PPN kurang bayar sebesar Rp20.000.000
Kelebihan bayar pada bulan Rp20.000.000

Jadi PPN masa April Rp0 atau nihil.

90. Jawab :
a. PPN= 10% x Rp280.000.000,00= Rp28.000.000,00
PPN-BM= 20% x Rp280.000.000,00= Rp56.000.000,00
b. Jumlah Pembayaran
Harga BKP (Barang Kena Pajak) Rp280.000.000,00
PPN Rp 28.000.000,00
PPN-BM Rp 56.000.000,00
Jumlah yang harus dibayar Rp364.000.000,00

91. Jawab:
Harga 1 laptop: Rp5.000.000
PKP menjual sebanyak 20 unit = 20 x Rp5.000.000 = Rp100.000.000
Maka PPN-nya: Rp100.000.000 x 10% (tarif PPN) = Rp10.000.000
Jadi, PPN sebesar Rp10.000.000 merupakan PPN Keluaran PKP yang menyerahkan
atau menjual BKP dalam bentuk laptop tersebut.

92. Upah per periode (100 x 27.000)= Rp 2.700.000

Upah per hari (Rp 2.700.000/12)= Rp 225.000

DPP = 225.000 - (24.300.000/ 360)

= 225.000 - 67.500

= 157.500

PPh 21 tiap periode = 5% x 12 x Rp 157.500

= Rp 94.500,00

93. Tarif BPHTB adalah 5%

Harga Perolehan = 200.000.000

NPOPTKP = 50.000.000

NPOPKP = Harga Perolehan - NPOPTKP

= 200.000.000 - 50.000.000

= 150.000.000

Pajak Terutang = 5% x NPOPKP

= 5% x 150.000.000 = 7.500.000
94. Tarif PPh 22 untuk SPBU swastanisasi dikenakan 0,3% dari penjualan

Premium = 0,3% x 200.000.000

= 600.000

Solar = 0,3% x 150.000.000

= 450.000

Pertamax = 0,3% x 125.000.000

= 375.000

Besarnya utang PPh 22 PT X pada bulan Februari 2012

= 600.000 + 450.000 + 375.000

= 1.425.000

95. A. Hitung penghasilan bersih (Penghasilan Bruto - beban tanggungan)

= Rp100.000.000 - Rp2.000.000

= Rp98.000.000

B. Hitung PTKP (PTKP = Pribadi Istri Anak)

= Rp54.000.000 + Rp4.500.000 + Rp4.500.000

= Rp63.000.000

C. Hitung PKP (PKP = Penghasilan bersih - PTKP)

= Rp98.000.000 - Rp63.000.000

= Rp35.000.000

D. Hitung PPh (PKP x Persentase PPh)

Karena PKP Joko kurang dari Rp50.000.000, maka pajak yang harus ia bayarkan adalah 5
persen dari PKP-nya
= Rp35.000.000 x 5% = Rp1.750.000

Maka, PPh yang harus dibayarkan Joko selama setahun adalah sebesar Rp1.750.000

96. CIF = Cost + Insurance +Freight

PPN Terutang =Rp250.000.000,00 + Rp24.000.000,00+

Rp32.000.000,00

=Rp306.000.000,00

Bea masuk =10% x CIF

=10%X Rp306.000.000,00

=Rp30.600.000,00

DPP PPN =CIF + BEA masuk + Cukai

=Rp306.000.000,00 +Rp30.600.000,00+

Rp5.000.000,00

=Rp341.600.000,00

97. 5% x Rp50.000.000
= Rp2.500.000

15% x Rp200.000.000
= Rp30.000.000

25% x Rp150.000.000
= Rp37.500.000

Jadi, jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh Yuna adalah Rp70.000.000

98. Penghasilan bruto satu bulan :


Rp 8.000.000, 00
penghasilan bruto satu tahun :
12 x Rp 8.000.000,00 = Rp 96.000.000,00
PTKP TK/0 :
Rp 96.000.000,00 - Rp 54.000.000,00 = Rp 42.000.000,00
penghasilan kena pajak
5% x Rp 42.000.000,00 = Rp 2.100.000,00
PPh sebulan :
Rp 2.100.000,00 : 12 = Rp 175.000,00
Jadi Pak Joko wajib membayar PPh per bulan sebesar Rp. 175.000,00

99. Besar penghasilan Rp. 80.000.000,00


Tarif pajaknya:
5% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 1.250.000,00
10% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
15% x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 4.500.000,00
Pajak Penghasilan per tahun adalah sebesar Rp. 8.250.000,00
Pajak per bulannya adalah Rp. 8.250.000,00 ÷ 12 = Rp. 687.500,00
Jadi, pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Pak Agust perbulannya adalah
sebesar Rp. 687.500,00

100. Nilai kontrak sesudah dipotong PPh Pasal 23 = Rp1.000.000


Nilai kontrak di gross up = 100/(100 - 2) x Rp1.000.000
= 100/98 x Rp1.000.000
= Rp1.020.408
DPP PPN = nilai kontrak di gross up
= Rp1.020.048
PPN terutang = 10% x DPP PPN
= 10% x Rp1.020.408
= Rp102.041

Anda mungkin juga menyukai