Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Dimetilol urea juga dapat dibuat dengan cara yang sama tetapi
menggunakan dua buah molekul formaldehid. Baik mono-metilol urea maupun
dimetilol urea larut dalam air sehingga reaksi pembentukannya dilaksanakan
dalam fasa pelarut air. Tahap reaksi pembentukan mono-metilol urea dan
dimetilol-urea biasa dikenal dengan sebutan tahap pembuatan intermediate.
Kondensasi lanjut akan menghasilkan jembatan metilen antara dua
molekul urea. Jenis kondensasi ini dapat berlanjut terus menghasilkan rantai lurus.
3.1.2 Bahan
1. Urea (CH4NO2)
2. Amonia (NH3)
3. Asam Klorida (HCl)
4. Etanol (C2H5OH)
5. Penolphtalein
6. Air (H2O)
7. Natrium Karbonat (Na2CO3)
8. Natrium Sulfat (Na2SO4)
9. Formalin (CH2O)
3.2 Prosedur Kerja
1. Kedalam labu leher empat dimasukkan formalin sebanyak 100 ml.
2. Kepada larutan ini ditambahkan katais (amoniak pekat) sebanyak 5% dari
massa total campuran dan ditambahkan Buffering Agent (Na2CO3)
sebanyak 5% dari massa katalis.
3. Diaduk campuran sampai rata dan diambil sebanyak 11 ml sampel sebagai
sampel No.0 untuk dianalisa.
4. Dimasukkan urea 58,81 gr kedalam labu leher empat secara perlahan-
lahan, kemudian diaduk sampai rata.
5. Diambil 11 ml sampel sebagai sampel No.1 untuk dianalisa.
6. Dipanaskan campuran sampai mendidih dan diambil sebanyak 11 ml
sampel sebagai sampel No.2 untuk dianalisa.
7. Diatur pengambilan sampel sebanyak 11 ml dengan selang waktu 10
menit.
8. Dihentikan pengambilan sampel pada saat kadar formaldehid bebas
didalam larutan telah konstan.
A. Analisa Densitas
1. Piknometer kosong ditimbang massanya.
2. Piknometer diisi sebanyak ml air dan ditimbang massanya.
3. Piknometer diisi sebanyak ml sampel dan ditimbang massanya.
4. Densitas sampel dihitung dengan persamaan:
Massa sampel (gr)
ρsampel =
Massa air (ml)
B. Analisa Viskositas
1. Viskometer Ostwald dikalibrasikan dengan air untuk menentukan harga k.
2. Sampel dimasukkan kedalam viscometer Ostwald.
3. Sampel dihisap hingga melewati batas atas viscometer.
4. Sampel dibiarkan mengalir kebawah sampai melewati batas bawah
viskometer.
5. Waktu alir sampel dari batas atas kebatas bawah diukur.
6. Viskometer sampel dihitung dengan persamaan:
densitas sampel
Sg sampel =
densitas air
μsampel = k × sg sampel × t
C. Analisa pH
1. Larutan sampel dimasukkan ke dalam bekker gelas.
2. Dimasukkan kertas pH ke dalam bekker gelas tersebut.
3. Warna pH disesuaikan dengan warna standar yang sesuai dengan harga
pH-nya.
D. Analisa Kadar Formaldehid Bebas
1. Sampel sebanyak 11 ml ditambahkan 2-3 tetes phenolphthalein dan
ditambahkan 5 ml etanol 96%.
2. Ditambahkan 25 ml Na2SO4 dan diaduk sampai homogen.
3. Larutan dititrasi denan HCl 0,5 N.
4. Dilakukan titrasi blanko.
5. Kadar formaldehida bebas dihitung dengan persamaan:
Gr CH 2 O 3× ml HCl × N HCl
=
V ( ml ) larutan ml Sampel
ml HCl = ml titrasi – ml titrasi blanko
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Massa picnometer kosong = 12,21 gram
Massa picnometer + air = 17,44 gram
Massa air = 5,23 gram
Waktu laju alir air = 0,43 detik
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Resin Urea Formaldehid
No Waktu Viskositas Densitas Kadar pH Suhu (
Sampel (menit) (cP) (gr/ml) Formaldehid °C)
Bebas (gram)
0 0 1,779 1,047 0,081 10 35
1 0 0,844 1,121 0,054 9 35
2 15 0,579 1,140 0,027 8 92
3 30 0,560 1,140 0,027 8 88
4 45 0,523 1,140 0,027 8 88
4.1 Pembahasan
Percobaan pembuatan resin urea formaldehid (RUF) bertujuan untuk
mempelajari pengaruh perubahan kondisi reaksi terhadap kecepatan reaksi dan
hasil pada intermediate, dimana tahap intermediate merupakan suatu reaksi
pembentukan monometilol urea. Melalui percobaan ini didapatkan hasil analisa
untuk mengetahui densitas, viskositas, pH dan kadar formaldehid bebas.
Percobaan ini menggunakan 5 sampel yang diberi nomor 0-4. Sampel nomor 2-3
diberi selang waktu 15 menit untuk pengambilan sampel. Sampel yang digunakan
yaitu formaldehid dan urea dimana faktor yang mempengaruhi kondisi reaksi
adalah perubahan suhu dan penambahan katalis. Katalis yang digunakan yaitu
NH3 (amonia) yang berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi.
1.1
1.08
1.06
1.04
1.02
1
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu (menit)
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu (menit)
8.2
8
7.8
7.6
7.4
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu (menit)
0.05
Kadar Formaldehid
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu (menit)
5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan adalah
sebagai berikut :
1. Semakin tinggi volume titrasi maka massa sampel juga semakin besar.
2. Semakin lama waktu yang dipanaskan maka nilai dan kadar viskositas
suatu sampel larutan akan semakin rendah
3. Semakin besar waktu yang digunakan, densitas yang didapat juga semakin
besar.
4. Semakin besar pH sampel maka massa sampel juga akan semakin kecil.
5.2 Saran
Pada saat pencampuran antara senyawa-senyawa yang memiliki sifat
spesifikasi yang berbahaya harus lebih hati- hati. Pada saat penimbangan sampel,
catatlah seluruh angka agar hasil yang diinginkan lebih akurat. Pada saat
pengambilan bahan kimia yang berbahaya, pantauan terhadap praktikan harus
lebih mendetail dan memantau.