Anda di halaman 1dari 7

Kiryoku, Volume 2 No 1, 2018

e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497


Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

HEWAN PELIHARAAN SEBAGAI HUMAN SUBSTITUTE


DALAM KELUARGA JEPANG
Fajria Noviana
Program Studi S1 Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Universitas Diponegoro

fajrianoviana0701@gmail.com

Abstract
(Title: Pets As Human Substitute In Japanese Family) This study aims to describe the
Japanese society's view of pets, especially in relation to the substitution of the position of
family members, especially children, in a family. This is in line with the emergence of a
phenomenon whereby the presence of children in the family has been replaced by pets,
especially for those who choose not to have children or elderly citizens. The method used is
analytical descriptive method and literature study. From the analysis results, it is known that
the presence of pets in lieu of the presence of friends, family members, even biological child
(human substitute) for some Japanese is a necessity. On the one hand, this can be seen as
something positive because it raises human awareness in animals. But on the other hand, this
can be interpreted as a decrease in the quantity and quality of interaction among human
beings, which in the long term can affect a person's ability to show empathy to others.

Keywords: pet; pet attachment; human substitute

PENDAHULUAN tahun atau kurang justru menurun


sebanyak sekitar 12% (Kyodo Staff, 2017).
Pada bulan Juli 2017, koran The
Salah satu penyebab meningkatnya
Japan Times memberitakan bahwa pada
jumlah penduduk lanjut usia adalah
tahun 2016 Jepang mengalami penurunan
semakin baik dan terjangkaunya fasilitas
jumlah penduduk yang paling signifikan
layanan kesehatan dan kesejahteraan bagi
sejak tahun 1968, tahun dimana survei
warga lanjut usia ini. Di seluruh Jepang,
untuk mengetahui jumlah penduduk
banyak didirikan pusat layanan kesehatan
dimulai. Pada tahun 2016 ini, jumlah
dan kesejahteraan (silver center), panti
angka kelahiran jauh lebih sedikit
wredha (rojin homu), dan layanan
dibandingkan dengan jumlah angka
penitipan lansia harian (daycare) dengan
kematian, yaitu dengan selisih sekitar
fasilitas yang sangat baik.Bahkan
330.000 jiwa. Selain itu, jumlah penduduk
pemerintah pun membuat fasilitas publik
lanjut usia (65 tahun atau lebih) mencapai
yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhan
sekitar 27% dari total jumlah penduduk,
penduduk difabel namun juga lansia,
sedangkan jumlah penduduk berusia 14

Copyright @2018, KIRYOKU, e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497 11


Kiryoku, Volume 2 No 1, 2018
e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

sehingga dapat dikatakan bahwa Jepang Sementara, khusus bagi kaum


adalah negara ramah lansia (Seftiani, 2015). wanita sendiri, alasan keengganan mereka
Di sisi lain, menurunnya angka untuk memiliki anak dan persentasenya
kelahiran ternyata disebabkan oleh jika dibandingkan dengan negara lain yang
keengganan pasangan suami istri untuk notabene merupakan negara besar
memiliki anak, dan bahkan terdapat (Amerika, Perancis, Swedia) ternyata
keengganan di kalangan kaum muda lajang berada di posisi teratas. Hal tersebut dapat
untuk menikah. Disarikan dari berbagai dilihat dalam diagram batang beserta
sumber, keengganan ini disebabkan oleh penjelasannya di bawah ini ( ウ ェ ジ ー ,
faktor-faktor sebagai berikut: 2017).
a. Biaya perawatan dan pendidikan yang Gambar 1. Alasan keengganan
dikeluarkan jika memiliki anak sangat wanitaJepang memiliki anak
besar
b. Kekuatiran kehilangan pekerjaan atau
berpindah posisi ke bagian yang tidak
menguntungkan dalam pekerjaan bagi
wanita pekerja setelah cuti hamil dan
melahirkan berakhir, karena biasanya
pekerjaan tersebut sudah di-handle
orang lain
c. Lebih memilih karir demi kemandirian
dan kemapanan finansial
a. Karena tidak percaya diri untuk
d. Adanya anggapan bahwa pernikahan
merawat anak sendiri (51,4%)
akan mengekang kebebasan, sehingga
b. Karena menjadi orangtua sepertinya
lebih baik melajang
merepotkan (44,6%)
e. Adanya anggapan bahwa pernikahan
c. Karena tidak tertarik untuk memiliki
akan menjadi beban, karena masing-
anak (40,5%)
masing pihak harus mau
d. Karena tidak suka anak-anak (37,8%)
mengorbankan keinginan pribadi demi
e. Karena punya anak butuh banyak uang
keluarga
(35,1%)
f. Sulit menemukan pasangan yang
f. Karena tidak yakin dengan
sesuai kriteria
kemampuan fisik sendiri (24,3%)

12 Copyright @2018, KIRYOKU, e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497


Kiryoku, Volume 2 No 1, 2018
e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

g. Karena merasa sudah puas dengan di seluruh Jepang mencapai sekitar 22 juta
gaya hidup yang dijalani saat ini ekor, sedangkan jumlah anak usia 15 tahun
(23%) atau lebih muda hanya mencapai 16,6 juta
Meskipun banyak terdapat jiwa.
pasangan suami istri yang tidak ingin Fenomena dimana seolah-olah
memiliki anak maupun kaum muda lajang keberadaan anak dalam keluarga telah
yang enggan menikah dan memiliki anak tergantikan oleh petto ini sangat menarik
hingga mereka menjadi lansia, namun untuk diteliti.Hal inilah yang menjadi
ternyata mereka tetap menginginkan ada rumusan masalah dalam tulisan
yang dapat dirawat sekaligus dapat ini.Sementara, tujuannya adalah untuk
dijadikan teman.Akhirnya, pilihan paling mendeskripsikan pandangan masyarakat
logis bagi mereka adalah memiliki hewan Jepang tentang petto, terutama dalam
peliharaan atau lazim disebut petto. Dalam hubungannya dengan pengganti posisi
Kamus Besar Bahasa Indonesia, hewan anggota keluarga, khususnya anak, dalam
peliharaan atau hewan piaraan sebuah keluarga.
didefinisikan sebagai “hewan yang dipiara
untuk kesenangan atau dibudidayakan”. METODE
Namun dalam tulisan ini, hewan peliharaan Dalam tulisan ini, digunakan
yang dimaksud dibatasi hanya pada hewan metode deskriptif analitis dan studi
yang dipiara untuk kesenangan. kepustakaan untuk memecahkan masalah
Bagi orang Jepang, pilihan untuk yang disebutkan di atas. Referensi yang
memelihara ini didasari oleh beberapa digunakan bersumber dari buku-buku
faktor, antara lain karena biaya tercetak dan e-book, jurnal, dan artikel
pemeliharaan petto jauh lebih murah koran yang berhubungan dengan tema
daripada anak; petto tidak rewel; petto yang diteliti. Sementara, langkah-langkah
tidak banyak menuntut; dan lain-lain. konkret yang ditempuh adalah:
Menurut laman www.nodai.ac.jp, pada 1) mencari buku dan tulisan yang
tahun 2003 jumlah petto di seluruh Jepang berhubungan dengan tema;
mencapai sekitar 19 juta ekor, jauh lebih 2) mengklasifikasikan data terkumpul
banyak daripada jumlah anak usia 15 tahun sesuai topik bahasan;
atau lebih muda. Bahkan, dalam laman 3) mencari keterkaitan antar data;
www.jepang.net tahun 2012, jumlah petto 4) dan menarik simpulan.

Copyright @2018, KIRYOKU, e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497 13


Kiryoku, Volume 2 No 1, 2018
e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

Tetapi, mulai tahun 2017 posisi


HASIL DAN PEMBAHASAN anjing sebagai hewan peliharaan di
Dalam subbab ini, terlebih dahulu peringkat pertama telah dikalahkan oleh
diuraikan tentang petto secara umum bagi kucing yang sebelumnya berada di
orang Jepang, kemudian mengerucut ke peringkat kedua.Hal ini disebabkan oleh
arah bagaimana petto dapat menggantikan biaya pemeliharaan anjing yang makin
posisi anggota keluarga, khususnya anak, mahal dan dibutuhkannya waktu yang
dalam sebuah keluarga. lebih banyak dalam memelihara anjing,
misalnya untuk mengajaknya berjalan-
Petto Yang Banyak Dipelihara jalan.Oleh karena itu, akhirnya banyak
Seperti di berbagai negara lain, orang Jepang, terutama pekerja yang sibuk
jenis petto yang banyak dipelihara di dan kaum lansia, yang memilih untuk
Jepang adalah kucing dan anjing. Berikut memelihara kucing.
ini adalah hasil survei pemerintah Jepang Survei Japan Pet Food Association
tahun 2010 tentang jenis hewan peliharaan yang dirilis bulan Desember tahun lalu
yang dimiliki warganya. menunjukkan, perkiraan jumlah kucing
peliharaan sepanjang tahun 2017 mencapai
Gambar 2.Diagram jenis hewan peliharaan
9,5 juta ekor. Sementara, jumlah anjing
di Jepang tahun 2010
peliharaan menurun menjadi sekitar 8,9
juta ekor. Diperkirakan biaya pemeliharaan
seekor anjing sepanjang hidup mereka
mencapai 1,6 juta yen atau Rp 191,4 juta,
sedangkan untuk kucing hanya sekitar 1,08
juta yen atau Rp 129,2 juta (Yasinta, 2017).
Selisih biaya yang cukup besar ini
disebabkan oleh harapan hidup anjing di
Jepang saat ini yang cukup lama, yaitu 14
tahun, dan semakin tingginya harga anjing
peliharaan.

Pet Attachment Pada Orang Jepang


Sumber: Kementerian Kesehatan, Perburuhan,
Pet attachment secara umum dapat
danKesejahteraan Jepang
diartikan sebagai kelekatan secara
emosional kepada hewan peliharaan. Hal
14 Copyright @2018, KIRYOKU, e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497
Kiryoku, Volume 2 No 1, 2018
e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

ini sejalan dengan tulisan Nigel (2009) hubungan sosial, membuat pemiliknya
yang menyatakan bahwa, dapat membangun hubungan pertemanan,
Interspesies attachmentbonding is dan mengurangi kecemasan dalam diri
assumed to develop in much the same
manner as bondingbetween human in anak-anak serta orang dewasa.
providing security and protection or Pemilik hewan peliharaan yang
reciprocal attachment security.
berduka saat hewan peliharaannya tersebut
Dengan demikian, kutipan di atas
mati, menunjukkan kemiripan perilaku
mempertegas bahwa kelekatan secara
dengan orang yang berduka saat seseorang
emosional yang bersifat timbal balik tidak
yang dekat dengannya meninggal dunia.
hanya dapat terjalin antar manusia, namun
Hal ini menunjukkan bahwa ikatan antara
juga antar spesies, dalam hal ini adalah
pemilik hewan peliharaan dengan hewan
hewan peliharaan.
peliharaannya adalah sesuatu yang bersifat
Dalam hubungannya dengan petto,
otentik dan menunjukkan hubungan
manusia berperan sebagai caregiver bagi
emosional yang dalam (Meehan, 2017).
hewan peliharaannya.Sebagai caregiver,
Tulisan Meehan di atas sejalan
manusia memberikan kasih sayang dan
dengan apa yang terjadi pada orang Jepang
perhatian kepada hewan peliharaannya.
sekarang yang memiliki petto. Mereka
Dalam hubungan timbal balik, saat
mengembangkan ikatan emosional yang
manusia memberikan kasih sayang dan
dalam, saling mendukung satu sama lain,
perhatian kepada hewan peliharaannya,
dan saling membutuhkan. Bahkan,
maka saat itu pula ia menerima cinta dan
kadangkala kebutuhan pribadi petto ini
kenyamanan dari hewan peliharaannya.
lebih diprioritaskan daripada kebutuhan
pribadi sang pemilik itu sendiri. Sebagai
Petto Sebagai Human Substitute Dalam
contoh, Jepang memiliki cukup banyak
Keluarga
doubutsu kafe atau jika diterjemahkan
Meehan (2017) dalam tulisannya
secara harfiah berarti kafe binatang.
menyebutkan bahwa hewan peliharaan
Namun, doubutsu kafe ini sebenarnya
akan memberikan keuntungan bagi
terbagi ke dalam dua jenis, yaitu 1) kafe
pemeliharanya berupa pertemanan, cinta
yang khusus melayani pemilik petto yang
yang tulus, dukungan, serta kesehatan fisik
datang bersama hewan peliharaannya; dan
dan mental. Hewan peliharaan dapat
2) kafe biasa yang memiliki petto yang
bertindak sebagai fasilitator dalam
disediakan untuk pengunjung yang ingin

Copyright @2018, KIRYOKU, e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497 15


Kiryoku, Volume 2 No 1, 2018
e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

bermain bersama mereka. Dalam doubutsu Dari kedua contoh di atas, dapat
kafe tipe pertama, pengunjung dapat dikatakan bahwa petto sudah memainkan
berinteraksi dengan petto miliknya, petto peran sebagai pengganti kehadiran teman,
milik pengunjung lain, dan atau pemilik anggota keluarga, dan bahkananak
petto lain. Sementara, doubutsu kafe tipe kandung. Orang umumnya bersedia
kedua lebih memfokuskan diri pada melakukan banyak hal, bahkan berkorban
melayani pengunjung yang tidak memiliki demi seseorang yang mereka cintai.
petto, yang ingin bermain dengan hewan Namun tidak demikian halnya dengan
peliharaan. pemilik petto. Mereka justru jauh lebih rela
Contoh lain adalah adanya berkorban demi petto mereka. Hal tersebut
pemanjaan yang berlebihan pada petto. menunjukkan bahwa petto di sini menjadi
Pemilik tidak segan mendandani pettonya human substitute bagi sang pemilik dalam
dengan baju-baju dan asesoris bermerk dan kehidupan mereka.
berkelas internasional yang mahal,
memberi mereka hidangan mahal seperti SIMPULAN
kaviar, dan bahkan memesankan tempat Kehadiran hewan peliharaan atau
duduk untuk mereka di kabin pesawat saat petto sebagai pengganti kehadiran teman,
menempuh perjalanan melalui udara. anggota keluarga, bahkan anak kandung
Sebagai contoh terakhir adalah (human substitute) bagi sebagian orang
adanya peningkatan kebutuhan warga Jepang merupakan suatu keniscayaan. Di
lanjut usia akan petto. Petto bagi mereka satu sisi, hal ini dapat dilihat sebagai
tidak hanya sebagai teman, namun juga sesuatu yang positif karena meningkatkan
untuk memenuhi kebutuhan warga lansia kepedulian manusia pada hewan. Namun
ini akan kasih sayang, dukungan, dan di sisi lain, hal ini bisa dimaknai sebagai
kesehatan mental, terutama bagi para penurunan kuantitas dan kualitas interaksi
lansia yang tinggal di rojin homu yang antar sesama manusia, yang dalam jangka
merasa terasing atau terbuang dari panjang dapat mempengaruhi kemampuan
1
keluarganya. Sistem kaku kazoku seseorang dalam menunjukkan empatinya
sebenarnya juga berperan dalam kepada sesama.
munculnya perasaan terasing atau terbuang
dari para lansia ini.

1
Sistem di mana suatu keluarga hanya terdiri dari
kedua orangtua dan anak (keluarga inti)

16 Copyright @2018, KIRYOKU, e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497


Kiryoku, Volume 2 No 1, 2018
e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

DAFTAR PUSTAKA
Nugrahaeni, Hardiana Saraswati. 2016.
Hubungan Antara Pet Attachment
Anonim.Tanpa tahun.人間とペットの共生を Dengan Kualitas Hidup Pada Pemilik
考える~犬との上手な付き合い方と Hewan
は?~. 知的好奇心へのアドベンチャ Peliharaan.Skripsi.Universitas Negeri
ー V o l . 3 4 . D i u n d u h Semarang.
darihttp://www.nodai.ac.jp/
web_journal/adventure/vol34.html Nurlayli, Rizqi K. dan Hidayati, Diana S.
pada tanggal 5 April 2018. 2014.Kesepian Pemilik Hewan
Peliharaan Yang Tinggal Terpisah
Anonim. 2012. Kenapa Orang Jepang Dari Keluarga.Jurnal Ilmiah
Lebih Memilih Hewan Psikologi Terapan, Vol. 2 (1), 21-35.
Peliharaan?.Diunduh dari
http://www.jepang.net/2012/06/kena Seftiani, Sari. 2015. Fasilitas
pa-orang-jepang-lebih-memilih- Kesejahteraan Bagi Penduduk
hewan.html pada tanggal 5 April Lansia; Sebuah Catatan Perjalanan
2018. di Sendai, Jepang. Diunduh dari
http://kependudukan.lipi.go.id/id/kaji
Dradjat, Anita Sawitri. 2010. Kaitan an-kependudukan/50-keluarga-dan-
Antara Loneliness Pada Lansia di kesehatan/287-fasilitas-
Hari Tua Dengan Pet Boom di kesejahteraan-bagi-penduduk-la
Jepang. Skripsi.Universitas Indonesia. nsia-
sebuah
Kyodo Staff. 2017. Japan’s Population -catatan-perjalanan-di-sendai-jepang
Falls for Eighth Straight Year, But pada tanggal 5 April 2018.
Number of Foreign Residents Rises.
D i u n d u h d a r i Smolkovic, Iris, et. al. 2012.Attachment to
https://www.japantimes. Pets and Interpersonal
co.jp/news/2017/07/05/ Relationships.Journal of European
national/social-issues/japans- Psychology Students, Vol. 3, 15-23.
population-falls-eighth-straight-year-
number-foreign-resid Yasinta, Veronika. 2017. Salip Anjing,
ents-rises/#.WsUAQtRubMx pada Kucing Jadi Hewan Peliharaan
tanggal 4 April 2018. Favorit di Jepang. Diunduh dari
https://internasional.kompas.com/rea
Meehan, Michael, et.al. 2017. Using d/2017/12/26/10455291/salip-anjing-
Attachment Theory and Social kucing-jadi-hewan-peliharaan-
SupportTheory to Examine and favorit-di-jepang pada tanggal 4
Measure Pets as Sources ofSocial April 2018.
Support and Attachment Figures.
Anthrozoös, Vol. 30 (2), 273-289. ウェジー. 2017. 日本女性が「将来子どもが欲
しいと思わない理由」上位に納得.
Nigel P. Field, et al. 2009. Role of Diunduh dari
Attachment in Response to Pet Loss. https://camily.jp/detail
California: Pasific Graduate School /entry/cp00018/article/36176 pada
of Psychology. tanggal 5 April 2018.

Copyright @2018, KIRYOKU, e-ISSN:2581-0960, p-ISSN: 2599-0497 17

Anda mungkin juga menyukai