Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM II : “FOTOSINTESIS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

SAMPE TRI PUTRA HASUGIAN 1913010123

YUDHA SYAHPUTRA SITUMORANG 1913010143

HERIYANTO BARUS 1913010104

ANGGI PASADA ULI PANJAITAN 1913010087

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN 2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya

matahari. Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan

hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan

diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal dari pemecahan karbohidrat yang

terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan tersebut, dan karbohidrat

yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang berlangsung dengan

menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini dinamakan

fotosintesis.

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga,

dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan

memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari

energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Organisme yang menghasilkan energi

melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis

merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon

bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.

Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai

klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara

pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Selain

fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya pengetahuan

tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor

internal maupun faktor eksternal  yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan

tentang fotosintesis ini. 


Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan

langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan

air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya.

Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan

persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Tumbuhan yang mengalami proses fotosintesis selain menghasilkan

glukosa, juga menghasilkan oksigen. Bagaimana pengaruh cahaya dalam proses

fotosintesis, maka praktikum kali ini dilakukan untuk membandingkan tanaman

yang berfotosintesis bergantung pada intensitas cahaya yang didiukur dari

banyaknya oksigen yang dihasilkan.

Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju fotosintesis.

2. Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis.


TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang

berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik

H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.

Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu

pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball,

2002)

Fotosintesis atau asimilasi karbon merupakan proses konversi energi cahaya

menjadi energi kimia. Daun merupakan organ utama dalam tubuh tumbuhan

sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada kloroplas terjadi transformasi

energi, yaitu energi cahaya (foton) sebagai energi kinetik berubah menjadi energi

kimia sebagai energi potensial berupa ikatan senyawa organik pada glukosa

(Setiowati dan Furqonita, 2007).

Fotosintesis merupakan reaksi sintesis glukosa pada organisme autotrof

dengan menggunakan sumber energi cahaya matahri. Jadi, fotosintesis dapat

berlangsung jika ada cahaya, klorofil, CO2 dan H2O. Secara ringkas, reaksi

fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut :

CO2 + H2O + (cahaya+klorofil) –> C6H12O6 + O2 (Karmana, 2006).

Tumbuhan memerlukan cahaya sebagai syarat terjadinya fotosintesis. Tanpa

fotosintesis, tumbuhan tidak dapat menyintesis makanannya. Hal

ini berakibat terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 

Bukti yang sangat jelas terlihat pada tumbuhan yang hidup di tempat gelap.
Tumbuhan tersebut tumbuh cepat dengan batang yang lebih panjang, ramping,

dan rapuh serta daun yang tidak lebar dan pucat, sedangkan tumbuhan yang

tumbuh ditempat terang, tumbuh lebih pendek, batang kokoh, dan daun hijau,

lebar, serta lebih tebal (Firmansyah,et al ., 2007).

Lama penyinaran cahaya matahari juga berpengaruh terhadap intensitas

cahaya matahari yang dapat diserap oleh tanaman sehingga berpengaruh pula

terhadap kegiatan fotosintesis. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman

secara baik, diperlukan lama penyinaran sekitar 9 –  10 jam per hari (Juanda dan

Cahyono, 2005).
METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum II : “Fotosintesis” dilaksanakan secara daring di rumah praktikan

pada hari Kamis, 29 April 2021 di Desa Sihastoruan, Kec. Tarabintang, Kab.

Humbang Hasundutan.

Alat dan Bahan

a. Alat

- Botol

- Toples

- Gunting

- Karet gelang

- Penggaris

b. Bahan

- Tanaman Hydrilla

- Air

- Batu

- Es

- Air bersuhu 50’C


Prosedur Kerja

a. Pengamatan I (Pengaruh Suhu terhadap Fotosintesis)

1. Kami memasukkan tanaman Hydrilla kedalam botol

2. Kami memasukkan air kedalam botol dengan tinggi mencapai leher botol dan

menutup rapat botol

3. Kami memasukkan air bersuhu normal kedalam toples

4. Kami memasukkan botol yang sudah berisi tanaman dan air ke dalam toples

5. Kami mengamati gelembung yang muncul setiap 5 menit selama 5 kali.

6. Kami melakukan percobaan yang sama pada toples yang berisi es (bersuhu 1’C

dan air yang bersuhu 50’C

7. Kami mencatat hasil dari ketiga perlakuan

b. Pengamatan II (Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Fotosintesis)

1. Kami mengisi botol dengan air hingga ¾ botol.

2. Kami memotong tanaman hydrilla setinggi 5 cm.

3. Kami mengikat tanaman dengan kerikil dibantuk karet gelang

4. kami memasukkan tanaman ke dalam botol dengan posisi tanaman berdiri.

5. Kami meletakkan botol ke luar rumah dengan intensitaas cahaya tinggi.

6. Kami mengamati gelembung yang timbul setelah 5 menit peletakan

7. Kami melakukan percobaan yang sama pada botol dengan perlakuan

meletakkan botol pada ruangan rumah dan ruangan gelap

8. Kami mencatat hasil dari ketiga perlakuan.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

a. Pengamatan I (Pengaruh Suhu terhadap Fotosintesis)

Jumla
Gelembung menit ke-
Perlakuan
h
1 2 3 4 5
Suhu dingin(1’C)

15 10 7 5 5 42

Suhu Ruang (25’C)

105 95 86 68 60 414

Suhu Panas (50’ C) 1635


370 365 340 300 260
b. Pengamatan II (Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Fotosintesis)

Perlakuan Jumlah gelembung Menit ke-5


Ruang Terbuka

34

Ruang Kamar

Ruang Gelap 0
Pembahasan

1. Apa yang dimaksud dengan fotosintesis?

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang

berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik

H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan

cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai

klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya

matahari

2. Apa faktor yang mempengaruhi reaksi fotosintesis?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi fotosintesis, yaitu:

 Konsentrasi Karbondioksida

 Air

 Cahaya

 Klorofil

 Suhu

 Unsur hara tanaman

3. Mengapa pada percobaan ini menggunakan tanaman hydrilla?


Karena tanaman Hydrilla berukuran kecil dan tanaman ini hidup di air yang

memudahkan kita untuk melihat dan melacak keberadaan dari oksigen.

4. Mengapa pada suhu dingin gelembung yang dihasilkan lebih sedikit?

Hal ini terjadi karena pada suhu dingin, enzim-enzim yang bekerja dalam

proses fotosintesis banyak yang tidak aktif sehingga reaksi kimia yang

dialamikan oleh enzim menjadi lambat sekali.

5. Mengapa pada suhu panas gelembung yang dihasilkan lebih banyak?

Hal ini terjadi karena pada suhu panas (masih kondisi optimum), enzim-enzim

dapat bekerja secara maksimal sehingga reaksi kimia yang dialamikan oleh

enzim berjalan dengan cepat.

6. Mengapa pada intensitas cahaya tinggi gelembung yang dihasilkan lebih

banyak?

Hal ini terjadi karena pada proses fotosintesis, matahari sangat diperlukan

sebagai sumber energi. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari, maka

semakin banyak aktivitas fotosintesis yang dapat dilakukan sehingga

gelembung O2 Lebih banyak dihasilkan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

a. Pengamatan I (Pengaruh Suhu terhadap Fotosintesis)

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jumlah gelembung

tertinggi terjadi pada perlakuan suhu panas dengan jumlah gelembung 1635

kemudian suhu ruang dengan jumlah gelembung 414 dan jumlah gelembung

terendah adalah pada perlakuan suhu dingin dengan jumlah gelembung 42.

Hasil ini membuktikan bahwa suhu sangat berpengaruh dalam proses

fotosintesis . Semakin panas suhu (masih dalam kondisi optimum), maka akan

meningkatkan proses fotosintetis, sebaliknya semakin dingin suhu, maka akan

menghambat proses fotosintetis

b. Pengamatan II (Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Fotosintesis)

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jumlah gelembung

tertinggi terjadi pada perlakuan ruang terbuka dengan jumlah gelembung 34

kemudian ruang kamar dengan jumlah gelembung 4 dan jumlah gelembung

terendah adalah pada perlakuan ruang gelap dengan jumlah gelembung 0. Hasil

ini membuktikan bahwa intensitas cahaya sangat beroengaruh dalam proses

fotosintetis. Semakin besar intensitas cahaya, maka akan meningkatkan proses

fotosintetis, sebaliknya semakin kecil intensitas cahaya, maka akan

menghambat proses fotosintesis.

Saran

Para pelaku pertanian harus memperhatikan faktor suhu dan intensitas

cahaya , agar menunjang keberhasilan tanaman yang dibudidaya.

DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah dkk. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Setia Purna Inves.

Jakarta.

Kimball, J.W. 2002. FISIOLOGI TUMBUHAN. Erlangga. Jakarta.

Karmana, O. 2006. Biologi. Gafindo Media Pratama. Bandung.

Setiowati, T dan Furqonita, D. 2007. Biologi Interaktif. Azka Press. Jakarta.

Juanda dan Cahyono. 2005. Pengaruh Sinar Matahari terhadap Fotosintesis.

Nuha Medika. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai