Kelompok 2 Profesi Keguruan
Kelompok 2 Profesi Keguruan
PROFESI KEGURUAN
Disusun oleh:
Kelompok II
1. Ari Atma Sulistia
2. Mailisa Irmayani
3. Witanti Sukma Khaerunnisa
UNIVERSITAS MATARAM
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Guru Profesional dan Efektif”.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin terdapat
banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca demi tersusunnya makalah yang lebih
baik, dan berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada
pembaca umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………… ii
Bab I : Pendahuluan
C. Tujuan …………………………………………………………..2
Bab II : Pembahasan
Kesimpulan …………………………………………………………19
Saran ………………………………………………………………...19
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mendidik,mengajar,dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi.Tugas
guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak
didik.Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti
mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan
anak didik.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru dan efektif?
b. Apa saja aspek-aspek profesionalisme guru?
c. Apa yang dimaksud dengan kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi guru?
C. Tujuan
a. Menjelaskan tentang profesionalisme guru;
b. Menjelaskan aspek-aspek profesionalisme guru;
c. Menjelaskan kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi guru.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Efektif
4. Sikap ( Attitude ), sikap diri seseorang terbentuk oleh suasana lingkungan yang
melingkupinya. seorang anak sudah barang tentu akan belajar mengenal
lingkungan terdekatnya yaitu orang tua. Oleh karena itu, sikap diri yang sangat
diperlukan dalam pengembangan profesionalisme yakni disiplin yang tinggi,
percaya diri yang positif, akrab dan ramah, akomodatif, berani berkata karena
benar.
PAUD ( TK /RA )
1. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma IV atau sarjana
(S 1 )
2. Latar belakang pendidikan tinggi dibidang anak usia dini,
kependidikan lain atau psikolog
3. Sertifikasi profesi guru untuk PAUD 2
SD / MI
1. Kualifikasi akademik pendidikan minimu dmiploma IV atau sarjana
( S.1 )
2. Latar belakang pendidikan tinggi dibidang pendidikan SD / MI,
kependidikan lainh dan psikolog
3. Sertifikasi profesi guru untuk SD / MI
SMP / MTs
1. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma IV atau sarjana
( S.1 )
2. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan
3. Sertifikasi profesi guru SMP /MTs
SMA / MA
1. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat atau
sarjana ( S. 1 )
2. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan
3. Sertifikasi profesi guru SMA / MA
SDLB / SMPLB/ SMA LB
1. Kualifikasi akademik pendidikan umum diploma empat atau sarjana
( S.1 )
2. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan khusus
atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan
3. Sertifikasi profesi guru SDLB / SMPLB / SMALB
SMK / MAK
1. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat atau
sarjana ( S.1 )
2. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
3. Sertifikasi profesi guru untuk SMK / MAK (SNP Nomor 19 tahun
2005)
2. Kompetensi Guru
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan
perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur
yang sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari. Dalam hal ini berarti
memiliki kepribadian yang pantas diteladani, mampu melaksanakan
kepemimpinan seperti yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara, yaitu “ Ing
Ngarso Sung Tulada , Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani “.
Kompetensi kepribadian sebagai kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang utama bagi guru yang profesional
meliputi :
a. Kepribadian yang mantap dan stabil
b. Berakhlak mulia dan menjadi teladan
c. Kepribadian yang dewasa
d. Kepribadian yang arif
e. Kepribadian yang berwibawa
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk memahami
dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dan mampu
mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
Sedangkan menurut Hamzah B.Uno kompetensi sosial artinya guru harus
mampu menunjukkan dan berinteraksi sosial. Baik dengan murid-
muridnya maupun sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan
masyarakat luas.posisi sebagai seorang guru atau calon guru perlu
menyadari bahwa guru tidak mungkin lepas dari kondisi sosial di
masyarakat yang sifatnya kompleks.
Untuk itu peran dan sifat guru yang perlu dipelajari adalah sebagai
berikut:
a. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta
didik.
b. Bersikap simpatik.
c. Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan / Komite Sekolah.
d. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.
e. Memahami dunia sekitarnya ( lingkungan ).
d. Kompetensi Profesional
Dalam peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang
dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan.
Adapun dalam kompetensi ini seorang guru hendaknya mampu
untuk :
a. Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
b. Mengembangkan materi pembelajaran yang di ampu secara kreatif.
c. Memahami hubungan konsep antara mata pelajaran yang terkait.
d. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdaalam pengetahuan atau materi bidang studi.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
f. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sertifikasi Guru
Menurut UU Guru dan Dosen No 14 Th 2005, sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk Guru dan Dosen. Sertifikat pendidik adalah
bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai
tenaga professional. Sertifikasi pendidik bagi guru diperoleh melalui program
pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengandaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, dan ditetapkan oleh
pemerintah.
Dalam undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005,
tentang Guru dan Dosen, juga dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidikan untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan
dosen sebagai tenaga profesional.
Menurut UU Guru dan dosen tahun 2005 adalah sebagai berikut:
Pasal 11 berbunyi:
1. Sertifikat pendidik sebagai mana dimaksud dalam pasal 8 diberikan kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan.
2. Sertifikasi pendidik diselengarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh pemerintah. Maksudnya, penyelenggaraan dilakukan oleh perguruan
tinggi yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional perguruan
tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan ditetapkan
oleh pemerintah. Pelaksanaan sertifikasi diatur oleh penyelenggara, yaitu
kejasama antara Dinas Pendidikan Nasional Daerah atau Departemen Agama
provinsi dengan perguruan tinggi yang ditunjuk. Kemudian pendanaan
sertifikasi ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
3. Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan , dan akuntabel.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 dan ayat 3 diatur dengar peraturan pemerintah.
Pasal 12 berbunyi:
Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki kesempatan
yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu.
Pasal 13 berbunyi:
1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk
peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam
jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi
akademik dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur
dengan peraturan pemerintah.
Dengan demikian sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses
pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu setelah lulus
uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Profesionalisme guru merupakan suatu sifat yang harus ada pada seorang guru
dalam menjalankan pekerjaanya sehingga guru tersebut dapat menjalankan pekerjaanya
dengan penuh tanggung jawab serta mampu untuk mengembangkan keahliannya tanpa
menggangu tugas pokok guru tersebut.Profesionalisme guru juga mempunyai syarat-
syarat, yakni: memiliki fisik yang sehat, sehat jasmani maupun rohani; berjiwa pancasila;
bersikap ilmiah; dan terampil dalam memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik
mengajar dengan baik. Profesionalisme guru mempunyai aspek-aspek yang penting untuk
dikembangkan, yaitu: pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), keterampilan
(skill), sikap (attitude), dan kebiasaan (habit). Serta Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani rohani serta memiliki
kemampuan untuk muwujudkan pendidikan nasional.
Saran
Kita sebagai calon guru diharapkan dapat menjadi seorang guru yang professional
dan menjadi contoh atau suri teladan yang baik bagi peserta didik. Serta memperluas
wawasan ilmu pengetahuan dan bias memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai alat
bantuan untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan dalam suatu pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Th. 2005. Jakarta: Sinar
Grafika.
Haryani Sri, dkk. 2011. Upaya Meningkatkan keterampilan Guru-Guru Kimia Dalam
Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui kegiatan MGMP.
Semarang: Abdimas Vol.15 No.2: 1-2.