Disusun oleh:
Ari Atma Sulistia; E1M017004;2018
Baiq Kiki Rizki Amalia; E1M017010; 2018
Dini Handayani; E1M017016;2018
Niken Rizky Johana; E1M017048
Zahratul Munawarah; E1M017082
a. Latar Belakang
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini
merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu
yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia
berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian, pembentukan pendapat, dan
kesimpulan atau keputusan dari sesuatu yagn dikehendaki. Menurut J.S
Suriasumantri, manusia-homo sapiens, makhluk yang berpikir. Setiap saat dari
hidupnya, sejak dia lahir sampai masuk liang lahat, dia tak pernah berhenti berpikir.
Hampir tak ada masalah yang menyangkut dengan perikehidupan yang terlepas dari
jangkauan pikirannya, dari soal paling remeh sampai soal paling asasi”.
Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,
meemutuskan, mengembangkan dan sebagainya. Secara ilmu pengtahuan
(berdasarkan prinsip – prinsip ilmu pengetahuan. Atau menggunakan prinsip – prinsip
logis terhadap penemuan, pegnesahan dan penjelasan kebenaran).
Untuk memperoleh pengetahuan ilmuiah dapat digunakan dua jenis pendekatan,
yaitu Pendekatan Deduktif dan Pendekatan Induktif. Pendekatan Deduktif merupakan
prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis,
definisi operasional, instrument dan operasionalisassi. Dengan kata lain untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang
gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian
konteks pendekatan deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk
memahami suatu gejala.
Berdasarkan uraian diatas nampak bahwa berpikir ilmiah, merupakan kebutuhan
dasar manusia untuk mempertahankan hidupnnya di muka bumi. Manusia diberi akal
untuk berpikir, bahkan untuk memikirkan dirinya sendiri. Namun demikian, berpikir
yang benar adalah berpikir melalui metode ilmiah, sehingga hasil akan benar pula.
Oleh karena itu penting untuk dikaji sejauh mana berpikir ilmiah melalui pendekatan
alternatif ditinjau dari pendekatan ontology, epistemology dan aksiologi sebagai
bahan dari telaahan filsafat ilmu.
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan penulisan
B.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Definisi berpikir ilmiah
Sebelum lebih jauh menjelaskan apa yang dimaksud dengan berfikir ilmih ada
baiknya lebih dahulu kita mengetahui arti per kata dari kelompok kata tersebut.
Pertama kata berpikir. Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskansesuatu. Sedangkan menurut poespoprodjo
berfikir adalah suatu akifitas yang banyak seluk beluknya, berlibat-libat, mencakup
erbagai undur dan langkah-langkah. Menurut anita taylor et.Al. berfikir adalah
peruses [enarikan kesimpulan. Jadi berpikir adalah peruses penarikan kesimpulan.
Jadi berfikir merupakan sebuah peruses tertentu yang dilakukan akal budi dalam
memahami, mempertimbangkan,menganalisa, meneliti, menerangkan dan
memikirkan sesuatu dengan jalan tertentu atau langkah-langkah tertentu sehingga
sampai pada sebuah kesimpulan yang benar.
Sedangkan ilmiah yakni “bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan,memenui
syarat kaidah ilmu pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah berfikir rasional dan berfikir
empiris. Bersifat ilmiah apabila ia mengandung kebenaran secara objektif, karena
didukung oleh informasi yang telah teruji kebenarannya dan disajikan secara
mendalam, berkat penalaran dan analisa yang tajam”. Berpikir rasional adalah berfikir
menggunakan dan mengandalkan otak atau rasio atau akal budi manusia sedangkan
berpikir empiris berfikir dengan melihat realitas empiris, bukti nyata atau fakta nyata
yang terjadi di lingkungan yang ada melalui panca indra manusia.
Jadi memang tidak semua berpikir akan menghasilkan pengetahuan dan ilmu
dan juga tidak semua berfikir disebut berfikir ilmiah. Karena berfikir ilmiah memiliki
aturan dan kaidah tersendiri yang harus diikutioleh para pemikir dan ilmuan, sehingga
proses berpikir mereka bisa dikatakan sebagai produk ilmu pengetahuan dan
bermamfaat bagi khalsyak ramai dan manusia pada umumnya.
Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu. Sedangkan menurut Poespoprodjo berpikir adalah suatu
aktifitas yang banyak seluk-beluknya, berlibat-libat, mencakup berbagai unsur dan
langkah-langkah. Menurut Anita Taylor et. Al. berpikir adalah proses penarikan
kesimpulan. Jadi berpikir merupakan sebuah proses tertentu yang dilakukan akal budi
dalam memahami, mempertimbangkan, menganalisa, meneliti, menerangkan dan
memikirkan sesuatu dengan jalan tertentu atau langkah-langkah tertentu sehingga
Untuk sampai kepada kebenaran yang dituju diperlukan adanya jalan atu cara.
Jalan atau cara itulah yang disebut metode. Dalam kamus Paedagogik disebutkan
bahwa Metode ialah cara bekerja yang tetap dipikirkan dengan seksama guna
mencapai suatu tujuan.
A. Kesimpulan
Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga sebagai proses
bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan
berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan
seharihari dari pengaruh alam sekelilingnya. Sedangkan berfikir ilmiah adalah pola
penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Adapun salah satu
pendapat dari para ahli mendefinisikan atau berpendapat bahwa berfikir ilmiah adalah
berfikir yang logis dan empiris. Logis masuk akal, empiris dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan . Sarana berfikir ilmiah pada
dasarnya ada tiga (3) yaitu : Bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah, Matematika sebagai
sarana berfikir ilmiah,dan Statistika sebagai sarana befikir ilmiah. 1. Bahasa ilmiah
berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses
berfikir ilmiah. 2. Matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif
sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedangkan 3.
Statistika mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari konsepkonsep
yang berlaku umum.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan, umumnya bagi khalayak umum yang sudah
membaca makalah ini, diharapkan dapat mengetahui konsep dasar berfikir ilmiah, strategi
pengembangan berpikir ilmiah, dan mengetahui penerapan perpikir ilmiah dalam
pembelajaran sejarah, sehingga dengan mengkaji hal tersebut dapat menambah wawasan,
pengetahuan, dan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dengan menerapkan cara berpikir ilmiah.
Daftar pustaka
http://intanzaki28.blogspot.com/2014/12/berfikir-ilmiah.html?m=1
http://tsaraaulia99.blogspot.com/2014/09/metode-ilmiah-dan-penerapannya.html