Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBAHASAN
A. Pengertian HPLC
a) Cepat :: waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat
diselesaikan sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang uncomplicated waktu analisis
kurang dari 5 menit bisa dicapai.
b) Resolusi tinggi :: berbeda dengan KG, interaksi selektif dapat terjadi pada KCKT
karena pengaruh yang besar dari fase diam dan fase geraknya.
c) Sensitivitas detektor :: detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam KCKT
dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari bermacam-macam
zat. Detektor-detektor fluoresensi dan elektrokimia dapat mendeteksi jumlah sampai
picogram (10-12 gram).
d) kolom dapat digunakan kembali :: berbeda dengan kolom kromatografi klasik,
kolom KCKT dapat digunakan kembali. Banyak analisis yang bisa dilakukan dengan
kolom yang sama sehingga satu kolom dapat digunakan berulang kali untuk berbagai
jenis sampel.
e) Ideal untuk zat termolabil dan volatilitas rendah :: zat-zat yang tidak bisa dianalisis
dengan KG karena terurai oleh suhu tinggi atau volatilitasnya rendah dan dapat
dianalisis secara KCKT.
f) Mekanisme pemisahan lebih variatif :: banyaknya pilihan fase gerak dan fase diam
yang digunakan serta besarnya interaksi analit terhadap fase diam dan fase gerak
memungkinkan terjadinya pemisahan dengan berbagai mekanisme.
g) Mudah rekoveri sampel :: umumnya detektor yang digunakan dalam KCKT tidak
menyebabkan kerusakan pada komponen sampel yang diperiksa, sehingga komponen
sampel tersebut dapat dengan mudah dikumpulkan setelah melewati detektor.
Namun, jika dibandingkan dengan kromatografi lapis tipis kinerja tinggi, KCKT
memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1. Tidak dapat menganalisis lebih dari satu jenis sampel sekaligus
2. Kromatogram tidak dapat disimpan sebagai dokumen otentik
Adapun prinsip kerja dari KCKT adalah suatu tekhnik yang mana solut atau
zat terlarut terpisah perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati
suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solut dalam
fase gerak dan fase diam
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan
kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu
sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya
adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran
analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke
detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang
puncak-puncaknya terpisah.
Urutan skala polaritas : golongan fluorocarbon < golongan hidrokarbon < senyawa
terhalogenasi < golongan eter < golongan ester < golongan keton < golongan alkohol
< golongan asam.
HPLC dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proses
kualitatif cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat
Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan standard
umumnya adalah sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal lain yang perlu
dilihat adalah spektrum 3D dari signal kromatogram. Zat yang sama akan mempunyai
spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika spektrum 3D antara dua zat berbeda,
maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang berlainan, meskipun
memiliki RT yang sama.
Kemudian melalui analisa kuantitatif dapat diketahui kadar komponen yang dianalisis
di dalam sampel. Yang berperan dalam proses separasi pada system HPLC adalah
kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis analisa, misalnya kolom C18
yang dapat digunakan untuk analisa carotenoid, protein, lovastatin, dan sebagainya.
Namun ada juga kolom yang khusus dibuat untuk tujuan analisa tertentu, seperti
kolom Zorbax carbohydrat (Agilent) yang khusus digunakan untuk analisa
karbohidrat (mono-, di-, polysakarida). Keberhasilan proses separasi sangat
dipengaruhi oleh pemilihan jenis kolom dan juga fasa mobil.
Setelah komponen dalam sample berhasil dipisahkan, tahap selanjutnya adalah
proses identifikasi. Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk signal kromatogram.
Dalam kromatogram akan terdapat peak-peak yang menggambarkan banyaknya jenis
komponen dalam sample.
Sample yang mengandung banyak komponen didalamnya akan mempunyai
kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling bertumpuk
(overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan perhitungan konsentrasi.
Oleh karena itu biasanya untuk sample jenis ini dilakukan tahapan preparasi sample
yang lebih rumit agar sample yang siap diinjeksikan ke HPLC sudah cukup bersih
dari impuritis. Sample farmasi biasanya jauh lebih mudah karena sedikit mengandung
komponen selain zat aktif. Sample ini umumnya hanya melalui proses pelarutan saja.
D.
Pompa (Pump)
Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu pompa kinerja konstan (constant pressure) dan
pompa pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan konstan dapat
dibagi
menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa reciprocating
menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating), oleh karena itu
membutuhkan
peredam pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line)
detektor
yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah
ukuran
reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut,
tetapi
reservoirnya terbatas.
· Syarat – syarat pompa yang ideal:
1) Mampu membangkitkan tekanan tinggi
2) Pulse free – out put
3) Control laju alir yang akurat
4) Tahan korosi
5) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap fasa gerak
6) Bebas pulsa
7) Perlu“de gasser”
8) Dapat menyalurkan fasa gerak pada rentang kecepatan dan tekanan lebar
9) Dapat digunakan untuk melakukan elusi gradien
10) Bekerja pada tekanan sampai 6000 psi (400 atm)
2. Detektor (Detector)
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di dalam
kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis kuantitatif). Detektor
yang baik
memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier
yang
luas, dan memberi respons untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah
terhadap
aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh.
Jenis – jenis detector
· SpektrofotometerUV –Visible
· Indeks bias
· Spektrofluorimeter( zatberfluoresensi)
· Konduktivitaslistrik( zationik)
· Spektrometerinfra merah
· Spektrometermassa( LC –MS )
· SpektrometerNMR ( LC –NMR )
Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang
gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range yang
lebih luas.
Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi
eksklusi,
tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan detektor UV.
3. Injektor (injector)
Injektor merupakan tempat untuk memasukkkan sempel ke kolom. Waktu yang
dibutuhkan
oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor disebut sebagai waktu
retensi.
Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel
menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu. Senyawa-senyawa
yang
berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk beberapa senyawa, waktu retensi
akan
sangat bervariasi dan bergantung pada:
· tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju alir dari
pelarut)
· kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga pada
ukuran
· partikel)
· komposisi yang tepat dari pelarut
· temperatur pada kolom
4. Elusi Gradien
Elusi Gradien didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fasa gerak selama analisis
kromatografi berlangsung. Efek dari Elusi Gradien adalah mempersingkat waktu
retensi dari
senyawa-senyawa yang tertahan kuat pada kolom. Dasar-dasar elusi gradien
dijelaskan oleh
Snyder.
Elusi Gradien menawarkan beberapa keuntungan :
a. Total waktu analisis dapat direduksi
b. Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran bertambah
c. Ketajaman Peak bertambah (menghilangkan tailing)
d. Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak
5. Kolom (Column)
Berbeda dengan kolom kromatografi klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali
(reusable) . Banyak analisis yang bisa dilakukan dengan kolom yang sama sebelum
dari jenis
sampel yang diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan.
Kolom diisi dengan partikel padatan yang berukuran kecil dilapisi secara kimia oleh
suatu
cairan yang berfungsi sebagai fasa diam. Komponen-komponen sample dibawa oleh
cairan
fasa gerak yang dialirkan dengan bantuan tekanan tinggi melewati kolom fasa diam.
Komponen-komponen dipisahkan berdasarkan partisi antara fasa diam dan fasa gerak
yang
satu sama lain tidak bercampur.
Efisiensi kolom salah satunya sangat tegantung dari besarnya partikel fase stasioner.
Oleh
karena itu bila ukuran fase stasioner lebih kecil, maka tinggi plat teoritik akan
berkurang,
sehingga jumlah plat teoritik akan bertambah, yang meningkatkan efisiensi kolom.
Dengan
kolom yang pendek dan efisiensi, pemisahan akan berjalan dengan cepat. Terdapat
banyak
analisis yang dikerjakan pada suhu kamar, suhu kolom sering dapat diatur dengan
konstan
dengan memakai cara pemanasan. Sering dibutuhkan suhu kolom yang lebih tinggi
dari suhu
kamar untuk mengatasi masalah daya larut solute yang dianalisis dan viskositas fase
gerak
yang agak tinggi.
a. Injeksi sample
Proses ini meliputi tekanan, tidak sama halnya dengan kromatografi gas.
b. Waktu retensi
Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju
detektor Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai
sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu. Senyawa-
senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda.
c. Detektor
Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom.
Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-
violet.
d. Interpretasi output dari detector
Output akan direkam sebagai rangkaian puncak-puncak, dimana masing-masing
puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor dan menyerap
sinar UV. Area yang berada dibawah puncak sebanding dengan jumlah X yang melalui
detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui layar komputer. Area
dihitung sebagai bagian yang berwarna hijau dalam gambar (sangat sederhana).Jika
larutan X kurang pekat, area dibawah puncak akan berkurang meskipun waktu retensi
akan sama.
http://kimia40.blogspot.com/2016/10/makalah-kromatografi-cair-kinerja.html?m=1
https://aryadhede.blogspot.com/2016/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
http://putrawan-bachriul999.blogspot.com/2012/05/hplc.html?m=1