Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA II

SPORTIF ENVIRONMENT

DISUSUN OLEH :
MAWAR UMASUGI (P1813036)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES GRAHA EDUKASI
MAKASSAR
2021
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu bagi kita
semua kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini belum sempurna
karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar,2 Februari 2021


1 Pengertian Supportive Environment (Lingkungan yang
Mendukung)
 Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan sosial yang ditata
agar dapat membantu penyembuhan dan atau pemulihan
pasien.
 Terapi lingkungan sama dengan terapi suasana lingkungan,
yang dirancang untuk tujuan terapeutik.

1 Tujuan Terapi Lingkungan

 Mengembangkan keterampilan emosional dan sosial yang akan


menguntungkan kehidupan setiap hari, dengan cara
memanipulasi lingkungan atau suasana lingkungan sebagai
tempat pasien untuk mendapatkan perawatan seperti di rumah
sakit.
 Untuk mempersiapkan diri kembali ke masyarakat agar dapat
menjalankan kehidupan fisik dan sosial seoptimal mungkin.
 Meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain.

1. Ciri – Ciri Lingkungan


 Lingkungan Fisik : meliputi semua gambaran yang
konkrit yang merupakan bagian eksternal kehidupan rumah
sakit. Meliputi bentuk dan struktur bangunan, dan pola .
interaksi antara masyarakat dengan rumah sakit.
 Lingkungan Psikososial : lingkungan yang fleksibel dan
dinamis yang memungkinkan pasien berhubungan dengan
orang lain dan dapat mengambil keputusan serta toleransi
terhadap tekanan eksternal.
2. Karakteristik Supportive Environment
 Distibusi Kekuatan
Proses penyembuhan pasien sangat bergantung pada kemampuan
pasien dalam membuat keputusan bagi dirinya sendiri (otonomi). Perawat
dan tim kesehatan bekerja sama untuk mengarahkan pasien dalam
membuat keputusan untuk proses penyembuhannya.

 Komunikasi Terbuka
Komunikasi terbuka merupakan komunikasi dua arah yang kedua belah
pihak saling mengerti pesan yang dimaksudkan tanpa adanya hal yang
disembunyikan. Setiap data yang diperoleh mengenai pasien dan
keluarganya harus segera dikomunikasikan bersama sehingga
dapat memberi arahan dalam pembuatan keputusan yang
hanya ditujukan untuk kesembuhan pasien.

 Struktur Interaksi
Perawat memperlihatkan sikap bersahabat, bertutur kata
lembut, jelas tapi tegas, tidak defensif, penuh perhatian, peka
terhadap kebutuhan pasien, mampu memotivasi pasien untuk
berinteraksi dengan pasien lain, serta saling berbagi rasa dan
pengalaman.

 Aktivitas Kerja
Perawat mengisi waktu luang pasien dengan memotivasi
pasien ikut serta dalam aktivitas lingkungan yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan tingkat perkembangannya.
Misalnya membaca buku, jalan-jalan pagi, dan menyulam
sehingga pasien tidak merasa kesepian.
 Peran serta Keluarga dan Masyarakat dalam Proses Terapi
Kesiapan keluarga dan masyarakat dalam menerima kembali
kehadiran pasien harus ditata sedini mungkin. Penyiapan
lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan penyuluhan
dan penyebaran selebaran tentang kesehatan jiwa, penyakit
jiwa dan solusinya.
 Lingkungan yang Mendukung
Lingkungan perlu diatur sesuai kebutuhan pasien, seperti ruang
anak-anak terdapat mainan yang disesuaikan dengan usianya,
ruang remaja banyak alat informasi, majalah, film, sedangkan
untuk lansia ruang yang terang, aman, dan sederhana.

3. Strategi dalam Terapi Lingkungan


a. Aspek Fisik : Menciptakan lingkungan fisik yang aman dan
nyaman, mudah dijangkau atau diakses, serta dilengkapi
dengan kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, kamar mandi,
dan usahakan suasana ruangan bagai di rumah sendiri.

b. Aspek Intelektual : Tingkat intelektual pasien dapat ditentukan


melalui kejelasan stimulus dari lingkungan dan sikap perawat.
Perawat harus berkemampuan merangsang daya pikir pasien
sehingga pasien dapat memperluas kesadaran dirinya
sehingga pasien dapat menerima keadaan dan peran sakitnya.

c. Aspek Sosial : Perawat harus mampu mengembangkan pola


interaksi yang positif, baik dengan perawat maupun dengan
pasien, dan keluarga pasien. Karena hubungan interpersonal yang
menyenangkan dapat mengurangi konflik intrapsikis yang akan
menguatkan fungsi ego pasien dan mendukung kesembuhan
pasien.
d. Aspek Emosional : Memperlihatkan sikap yang tulus,
jujur/dapat dipercaya, hangat, tidak defensif, empati, peka
terhadap perasaan dan kebutuhan pasien, serta bersikap
spontan dalam memenuhi kebutuhan pasien.

e. Aspek Spiritual : Spiritual merupakan kebutuhan dasar


manusia yang tidak dapat dielakkan pemenuhannya.
Meningkatkan aspek spiritual dari lingkungan dalam proses
penyembuhan ditujukan untuk memaksimalkan manfaat dari
pengalaman, pengobatan, dan perasaan damai bagi pasien.
Dengan penyediaan sarana ibadah seperti tempat ibadah, kitab
suci, dan ahli agama.

4. Jenis-jenis Terapi Supportive Environment


a. Planttherapy : bertujuan untuk mengajar pasien memelihara
segala sesuatu/mahluk hidup, dan membantu hubungan yang
akrab antara satu pribadi kepada pribadi lainnya.
b. Literatur/biblio therapy :untuk mengembangkan wawasan diri
dan bagaimana mengekspresikan perasaan/pikiran dan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma yang ada. Dengan cara
membaca buku-buku dan mendiskusikannya.
c. Terapi rekreasi : tujuannya agar pasien dapat melakukan
kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan sehingga dapat
mengembangkan kemampuan dalam hubungan sosial.
d. Pettherapy : bertujuan untuk menstimulasi respon pasien yang
tidak mampu mengadakan hubungan interaksi dengan orang-
orang dan pasien biasanya merasa kesepian, menyendiri.
e. Terapi kreasi seni
 Terapy menari : untuk mengkomunikasikan tentang
perasaan dan kebutuhan pasien.
 Terapi musik : untuk mengekspresikan perasaan marah,
sedih, kesepian, dan gembira.
 Terapi menggambar/melukis : menurunkan ketegangan dan
memusatkan pikiran yang ada.

5. Komponen Terapi Lingkungan


 Fisik : Terkait dengan desain dan renovasi.

 Intelektual : Aspek intelektual dari lingkungan meliputi;


warna, sinar, suara, suhu, bau, dan rasa.

 Sosial : Komponen sosial; peran pasien pola


komunikasi dan perbandingan staf dengan
pasien.

 Emosional : Merasa sangat senang berada di


ruangan/lingkungan. Merasa sangat
santai.

 Spiritual : Sarana tempat ibadah, buku-buku suci, dll.


Harus terpisah, sepi dan tertutup agar
memusatkan perhatian untuk pengobatan
dan menemukan harapan baru bagi
masa depan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29773422/Buku_ajar_keperawatan_kesehatan
_jiwa

https://www.scribd.com/document/388697536/Keperawatan-Jiwa-II-
Terapi-Supportive

https://www.scribd.com/document/388697536/Keperawatan-Jiwa-II-
Terapi-Supportive

Anda mungkin juga menyukai