Rika Askara Method
Rika Askara Method
Usulan Penelitian
ii
BAB I
PENDAHULUAN
tersadar akan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari warga negara dan
membuat masyarakat lebih dapat beraspirasi yang salah satunya ikut serta dalam
perbaikan terhadap pengelolaan keuangan negara dan daerah pada setiap instansi-
pemerintah daerah untuk mengatur sumber daya, tujuan, dan target penggunaan
anggaran.
wujud pengelolaan keuangan daerah yang baik dan berpihak kepada rakyat.
1
Governance. Salah satu tolak ukur keberhasilan dalam pembangunan ekonomi
suatu negara bisa dilihat dari adanya tingkat pengangguran, kemiskinan, maupun
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tata kelola
atas pengelolaan dana yang diberikan oleh pemerintah pusat. Terkait dengan
2
Tata kelola yang baik adalah seperangkat mekanisme pengambilan
dikategorikan telah mencapai tata kelola yang baik apabila Negara tersebut dapat
serta bertanggung jawab, dengan tetap beriringan terhadap prinsip demokrasi dan
prinsip pasar yang efisien. Selain itu, dengan adanya tata kelola pemerintah yang
Akuntabilitas dan transparansi adalah elemen kunci dari pemerintahan yang baik.
Akuntabilitas merupakan aspek kunci dari tata kelola pemerintahan yang baik
No.60 Tahun 2008 tentang system Pengendalian Inten Pemerintah. Dimana secara
tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pemimpin dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan adanya prinsip
3
Selain mendasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pembangunan Nasional. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah ini disusun untuk
pengaturan tersebut juga dilakukan untuk menjaga 3 (tiga) pilar tata Pengelolaan
menyebabkan kinerja pemerintah menjadi salah satu isu yang disorot dari publik.
Isu mengenai kinerja pemerintah daerah ini menjadi sorotan publik dikarenakan
dengan baik sebagai wujud dari konsep otonomi daerah dengan terwujudnya
tujuan tersebut maka dapat berdampak pada kinerja pemerintah yang baik.
4
Perkembangan organisasi sektor publik yang semakin pesat menjadi
tuntutan bagi pemerintah agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
daerah telah menimbulkan dampak yaitu korupsi yang begitu marak dan semakin
karakteristik dari suatu daerah. Oleh karena itu pengelolaan keuangan yang efektif
berarti dapat mengelola sumberdaya keuangan daerah secara efisien dan hal ini
Selain itu adanya tuntutan sektor publik yang berkaitan dengan perlunya
5
pemerintah daerah dalam suatu tahun anggaran tertentu. (Abdul dan Iqbal, 2019:
30)
Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 yang telah diganti
perundang-undangan.
secara layak serta mudah dipahami digunakan sebagai alat ukur untuk
6
Menurut kerangka konseptual, Standar Akuntansi Pemerintah (2015),
seharusnya menjadi hal yang wajib dipenuhi oleh pemerintah dalam mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik sesuai dengan harapan publik. Akan tetapi,
pada kenyataannya selalu saja terjadi suatu masalah yang timbul dalam
informasi yang digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kerugian atau
korupsi, dan untuk memelihara keakuratan dan keuangan (Azlina dan Amelia,
dapat memberi keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dapat
intern yang baik maka akan terciptanya organisasi atau perusahaan yang economy,
7
Pengukuran kinerja adalah suatu proses berurutan yang berguna untuk
dengan sesuai, dan telah berhasil memenuhi target yang sebelumnya telah
adalah untuk memperbaiki kinerja masa yang akan datang agar menjadi lebih baik
dalam mencapai suatu tujuan dalam organisasi sector public, sebagai alat
yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri. Dengan dijalankanya suatu tindak
(2018), Annisa (2019), Dea, dkk (2020) dalam penelitian tersebut menunjukkan
8
bahwa pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah,
sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk (2020), dan Ahmad
(2020), Bambang (2020), Wahyuni,dkk (2020), Fatimah, dkk (2020), Lucy, dkk
(2013), Dito (2018), I putu, dkk (2021), Hari, dkk (2016), Ahmad (2019),
Ignasius, (2019), Fanny, dkk (2017), Reski (2020), Pardomuan, dkk (2020)
Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Annisa, (2019), Nurwana, dkk (2020)
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lucy, dkk (2013), Hari, dkk
(2016) Made, dkk (2018), Dito (2018), Ignasius (2019), Annisa (2019), Ahmad
(2019), Fatimah, dkk (2020), Wahyuni,dkk (2020), Rosi (2020), Bambang (2020)
Bening (2020), Nur, dkk (2020), I putu, dkk (2021) dalam penelitian tersebut
tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Fanny, dkk (2017), Kristiani, dkk (2020)
pemerintah. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Nur, dkk (2014), Dodik,
dkk (2016), Evi, dkk (2018), Meike, dkk (2020), Kristiani, dkk (2020), Rizaldy
9
(2020), Fatimah, dkk (2020), Amelia (2020), Ayu, dkk (2020), Monika (2020)
pemerintah.
dengan efektif dan efisien. Padahal kucuran dana untuk daerah terus meningkat
mencapai Rp. 766 Triliun atau melonjak bila dibandingkan saat peluncuran
desentralisasi fiscal nilainya hanya Rp. 81 triliun. Belanja daerah dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pun terhitung besar dengan total Rp.
1.097 triliun tahun ini. Pada kurun waktu yang sama, angkanya hampir 12 kali
lipat dari Rp. 93 triliun. Tapi kenaikan dari belanja dalam APBD dan transfer
tidak efisien. Salah satunya belanja pegawai di pemerintah daerah yang jauh lebih
besar dari porsi belanja modal. Di bidang tata kelola keuangan daerah,
yang timbul berkisar antara Rp. 2,15 triliun hingga Rp. 2 triliun. Terdapat juga
temuan yang lebih menyedihkan yaitu ada 361 kepala daerah terlibat kasus
10
Persoalan mengenai Dana Desa dan BUMDes yang mana transparansi
2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa 2019 tidak sikron dengan
dianggap penyimpangan pada saat audit. Temuan lainnya adalah 1.670 dari 2.188
BUMDes yang tidak berjalan tapi tetap mendapat kucuran anggaran dari APBDes.
Hingga saat ini sudah ada 1.371 pelaporan pengaduan kasus korupsi dana desa
Kasus korupsi dana desa yang melibatkan 214 tersangka kepala desa
dengan kerugian negara sekitar Rp. 107,7 miliar. Adapun fungsi Badan Peraturan
Desa (BPD) di banyak desa masih tumpul karena tidak pernah diberi penguatan
perizinan dan jasa pelayanan kesehatan atau dana kapitasi pusat kesehatan
kesehatan di daerah memang telah sejak lama menjadi persoalan. Publik selama
ini tidak mengetahui bagaimana dana itu dikelola dan pemerintah daerah karena
11
tidak melibatkan masyarakat dalam pengelolaan anggaran. Hasil penelusuran
BPK, sumber suap diduga berasal dari hasil pungutan liar (pungli) terhadap dana
Rp.434 juta. Kasus suap Bupati Jombang ini berdampak pada pelayan kepada
transferan dana desa disebabkan oleh tak efektifnya system evaluasi pengelolaan
laporan adanya lima puluh enam desa fiktif di Kabupaten Konawe. Hingga kini,
profit Indonesia Corruption Watch (ICW), anggaran desa menjadi pos paling
banyak dikorupsi pada tahun 2018. Anggaran itu meliputi Anggaran Dana Desa
(ADD). Dana Desa (DD), dan Pendapatan Asli Desa (PADES). ICW mencatat 96
kasus korupsi anggaran desa dari keseluruhan 454 kasus korupsi yang diusut
(bbc.com: 2019)
laporan keuangan di luar itu tidak dilaporkan. Audit tidak dilakukan oleh BPK
melainkan oleh Kantor Audit yang ditunjuk oleh parpol. Pencatatan penerimaan
12
buruk. Meskipun Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) dan
keuangannya secara transparan, namun belum ada sanksi yang diatur dalam
pengelolaan anggaran pusat dan daerah. Adapun temuan yang dimaksud meliputi
permasalahan yang tidak hemat, tidak efisien, dan tidak efektif. Rinciannya
ketidak efektifan Rp. 1,35 triliun. Sebanyak 1.725 masalah ketidakpatuhan atau 31
6,25 triliun dan 971 masalah atau 18 persen berasal dari system pengendalian
dan Semester I Tahun 2019 yang dilaksanakan pada Pemprov Daerah Istimewah
Yogyakarta. Selain itu, BPK juga menyimpulkan bahwa masih ada permasalahan
13
pengendaliannya. Peneliti menganggap bahwa masih ada di beberapa titik daerah
yang tidak mengelola keuangan dengan baik serta kinerja pemerintahannya yang
belum maksimal. Hal inilah yang membuat peneliti termotivasi untuk melakukan
Sehingga dibuatlah survei pendahulu yang diambil dari beberapa sampel pada
Survei Pendahulu
B. Rumusan Masalah
14
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis
parsial?
parsial?
secara parsial?
C. Tujuan Penelitian
15
Berdasarkan dari perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui:
secara parsial?
parsial?
D. Manfaat Penelitian
16
Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Perusahaan
3. Bagi Almamater
ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi acuan atau kajian bagi penulisan di
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
17
A. Kajian Pustaka
a. Landasan Teori
prinsipal melakukan perjanjian atau suatu kontrak kepada agen untuk suatu
pemerintah atau eksekutif sebagai agen dan rakyat atau yang diwakilkan oleh
18
melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja
keinginan yang akan dicapai oleh pemilik. Namun demikian tidak berarti
serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah berhubung
19
menggerakan para pejabat yang bertanggung jawab dalam bidang keuangan
2018)
berikut:
a. Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, dan
20
pemegang kekuasaan dalam pengelolaan keuangan daerah. Selanjutnya
daerah dan dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat
b. Neraca
3. Transparansi
21
a. Pengertian Transparansi
informasi yang ada kepada masyarakat dengan jujur dan terbuka yang dapat
dibuktikan kebenarannya.
b. Indikator Transparansi
22
Prinsip yang menjamin akan akses atau kebebasan untuk setiap orang
4. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
23
terminologi lainnya yang berhubungan dengan harapan pemberian mandate
24
2. Akuntabilitas Horizontal yaitu pertanggungjawaban atas semua pekerjaan
dana yang telah dipakai telah dipergunakan dengan benar dan cara
sebelumnya.
25
dipertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat atas pengelolaan
sumber daya.
b. Indikator Akuntabilitas
5. Pengendalian Inten
26
melindungi aktiva, mendapatkan informasi yang lengkap dan dapat dipercaya,
organisasi.
27
6. Meningkatkan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditentukan
Supriyono, 2018:160)
pencapaian tujuan entitas, dan risiko atas pencapaian semua tujuan dari
28
yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari lima
6. Kinerja Pemerintah
melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika (Afandi,
2018:83). Kinerja merupakan hasil kerja dan perilaku kerja yang telah diraih
29
b. Indikator-indikator Kinerja Pemerintah
berikut:
1. Kuantitas hasil kerja yaitu seluruh macam bentuk satuan ukuran yang
2. Kualitas hasil kerja yaitu seluruh macam bentuk satuan ukuran yang
secara bijaksana dan upaya yang dilakukan untuk dapat menghemat biaya.
4. Disiplin kerja adalah ketaatan atas hukum dan peraturan yang sedang
berlaku
dengan benar tanpa harus diberikan arahan, mampu melakukan apa yang
terus melakukan sesuatu hal walaupun keadaan disekitar terasa agak sulit.
dimana pekerjaan yang dilakukan telah sesuai atau belum terhadap tujuan
30
8. Kejujuran yaitu sifat manusia yang cukup sulit untuk diterapkan dimana
7. Pengawasan
a. Pengertian Pengawasan
untuk menjamin bahwa seluruh pekerjaan yang sedang dilakukan telah sesuai
melakukan sebuah penilaian atas segala sesuatu yang telah dicapai atau
dijalankan atas dasar apakah telah sesuai dengan rencana yang telah
adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang bertujuan untuk dapat menjamin
31
1. Pengawasan Langsung yaitu pengawasan yang dilaksanakan secara
pelaksanaan pekerjaan.
tersebut dapat berupa uraian kata-kata, sebuah deretan angka atau data
32
dapat mencegah kekakuan dalam hubungan antara atasan dan
bawahannya..
dan lain-lain.
semua kegiatan yang dijalankan telah sesuai dengan tujuan dan rencana yang
telah ditetapkan.
b. Indikator-indikator Pengawasan
sebagai berikut:
1. Penetapan standar
2. Penentuan pengukuran/penilaian
b Penelitian Sebelumnya
33
keuangan pemerintah, transparansi, akuntabilitas, dan pengendalian intern.
daerah.
34
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas
c. Fanny Jitmau, Lintje Kalangi, Linda Lambey (2017) yang berjudul pengaruh
d. Dewi Sartika, Deby Clara Monita, Andre Ilyas (2020) yang berjudul pengaruh
35
e. Amelia amran (2020) yang berjudul pengaruh pengendalian internal dan
Tabel II.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan PenelitianSebelumnnya
36
kinerja pemerintah
daerah
4 pengaruh pengelolaan Sama-sama Perbedaannya
keuangan daerah dan sistem mengunakan terletak pada
akuntansi keuangan daerah variabel independen variabel sistem
terhadap kinerja pemerintah dan dependen yaitu akuntansi
daerah. pengelolaan keuangan
Dewi Sartika, Deby Clara keuangan daerah dan daerah
Monita, Andre Ilyas (2020) kinerja pemerintah
daerah
5. pengaruh pengendalian internal Sama-sama Perbedaannya
dan pemanfaatan teknologi menggunakan terletak pada
informasi terhadap kinerja variabel independen variabel
instansi pemerintah pada badan dan dependen yaitu pemanfaatan
perencanaan pembangunan pengendalian teknologi
daerah kota Palopo internal dan kinerja informasi
Amelia amran (2020) pemerintah
Sumber: Penulis, 2021
B. Kerangka Pemikiran
pada organisasi publik merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan, hal
37
Dalam melaksanakan tata kelola pemerimtah yang baik,
dilakukan dapat dikerjakan dengan baik sesuai dengan rencana dan tujuan.
dapat terciptanya good governance dalam institusi yang pada akhirnya akan
pengendalian intern yang lemah, maka hal tersebut dapat berdampak pada
kinerja pemerintah.
Daerah
38
terhadap kinerja pemerintah daerah. Hal ini berarti semakin baik pemerintah
yang menjadi hak publik dapat disampaikan oleh pemerintah secara terbuka,
39
memunculkan suatu kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap
40
mengemukakan bahwa pengendalian intern berpengarug terhadap suatu
kinerja pegawai.
Oleh karena itu, pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan harus sesuai
pelaporan yang baik dan taat terhadap ketentuan yang berlaku (Defitri, 2018).
suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk menjamin agar pemerintah daerah
berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan
41
7. Pengaruh Transparansi terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan
juga diwajibkan untuk selalu transparan atas segala tindak yang dilakukan.
suatu persoalan dapat menjadi jelas, serta mudah untuk dipahami oleh
informasi lainnya akan dapat disajikan secara transparan dan dapat dipercaya
akan tercapainya kinerja pemerintah yang baik. Berdasarkan hal yang ada,
42
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi
dengan baik (Setiawan, 2012). Berdasarkan hal itu, maka dapat diartikan
semakin semakin baik pula kinerja pemerintah daerah. Berdasarkan hal yang
yang dilakukan dalam suatu organisasi sudah sesuai dengan standar kebijakan
yang telah ditetapkan. Pengendalian intern yang berjalan denga efisien dan
efektif secara optimal, maka akan membawa dampak yang baik pada kinerja
43
pegawai, terutama pada pegawai bidang keuangan pemerintahan daerah, untuk
menghasilkan kinerja yang semakin baik (Nurjani, dkk, 2018). Bila ternyata
dapat segera dikenali agar dapat segera diambil tindak koreksi. Melalui tindak
hal yang ada, maka diajukan hipotesis yang menyatakan bahwa pegawasan
44
H1
Transparansi H2b
(X2)
Kinerja Pemerintah
Daerah
(Y)
H2c
Akuntabilitas
(X3)
H2d H3a
H3b
Pengendalian Intern
(X4) H3c
H3d
Pengawasan
(X5)
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
45
C. Hipotesis
1. Secara Bersama-sama
2. Secara Parsial
pemerintah daerah
daerah
3. Secara Moderasi
pemerintah daerah
pemerintah daerah
pemerintah daerah
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Penelitian Deskriptif
dari masing-masing variabel, baik satu atau lebih yang bersifat infependen
2. Penelitian Komparatif
apakah antara dua variabel ada perbedaan dalam suatu aspek yang teliti.
suatu instrument
3. Penelitian Hubungan
B. Lokasi Penelitian
Kota Palembang.
47
C. Operasionalisasi Variabel
48
1. Penyediaan
Transparansi Transparansi merupakan informasi yang jelas
(X2) keterbukaan pemerintah mengenai tanggung
atas pemberian informasi jawab
keuangan yang terbuka 2. Kemudahan akses
dan jujur kepada informasi
masyarakat untuk 3. Menyusun suatu
mendapatkan mekanisme
kepercayaan lebih kepada pengaduan jika ada Ordinal
pemerintah atas suatu peraturan yang telah
kinerja pemerintah dalam dilanggar atau
mengelola keuangan permintaan untuk
membayar uang
suap
4. Meningkatkan arus
informasi melalui
kerjasama dengan
media masa dan
lembaga non
pemerintah
1. Pengetahuan
Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan pemerintah tentang
(X3) suatu bentuk prosedur
pertanggungjawaban oleh 2. Pengetahuan
pihak yang diberikan pemerintah tentang
kepercayaan kepada pembiayaan
stakeholder yang pada 3. Kemampuan
akhirnya akan pemerintah dalam
mendapatkan hasil menyampaikan
berupa keberhasilan atau hasil
kegagalan dalam 4. Mampu Ordinal
melaksanakan tugasnya memberikan ruang
untuk mencapai tujuan bagi masyarakat
yang telah ditetapkan 5. Adanya sarana bagi
publik
49
menjamin terpenuhinya 5. Aktivitas
informasi akuntansi pemantauan
perusahaan yang lengkap
dan akurat, serta
memastikan bahwa
semua ketentuan
(peraturan) hukum atau
undang-undang serta
kebijakan manajemen
telah dipatuhi atau
dijalankan sebagaimana
mestinya oleh seluruh
karyawan perusahaan
1. Penetapan standar
Pengawasan Pengawasan 2. Penentuan
(X5) penyelenggaraan pengukuran/penilai-
pemerintahan adalah an
usaha, tindakan, dan 3. Pengukuran
kegiatan yang bertujuan pelaksanaan
untuk dapat menjamin pekerjaan Ordinal
penyelenggaraan 4. Perbandingan
pemerintahan daerah pelaksanaan dengan
berjalan dengan efisien standar dan analisis
dan efektif berdasarkan penyimpangan
dengan ketentuan 5. Perbaikan atas
peraturan perundang- penyimpangan
undangan
1. Populasi
50
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Sampel yang diteliti adalah karyawan yang terkait pada bagian keuangan.
TABEL III.3
Sampel Satuan Kerja Perangkat Daerah
51
Sumber: Penulis, 2021
1. Data Kualitatif/Primer
Data primer adalah data hasil kategori (pemberian kode) untuk isi data yang
berupa kata atau dapat didefinisikan sebagai data bukan angka tetapi
diangkakan
2. Data Kuantitatif/Sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi
2018:12)
52
F. Metode Pengumpulan Data
kelompok, yaitu:
1. Tes
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah salah satu instrument yang digunakan untuk mengali data
secara lisan. Hal yang dilakukan secara mendalam agar data valid dan detail.
3. Pengamatan (observasi)
4. Penggunaan Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
5. Survey (Survei)
6. Analisis Dokumen
53
Analisis dokumen lebih mengacuh pada bukti konkret. Instrumen ini
1. Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
2. Analisis Kualitatif
54
Analisis yang dilakukan memiliki keterbatasan yaitu hanya menggunakan
menyusun teori dan memandang teori sebagai hasil dari proses induksi
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
analitik dari hasil kuesioner, kemudian hasil pengujian tersebut akan disajikan
2. Teknik Analisis
Perangkat Daerah adalah dengan analisis regresi linier berganda untuk dapat
55
pengelolaan keuangan daerah, transparansi, akuntabilitas dan pengendalian
merupakan salah satu metode dalam analisis regresi linier berganda untuk
pemerintah daerah, untuk itu dilakukan terlebih dahulu uji sabagai berikut:
a. Statistik Deskriptif
tujuan untuk dapat menganalisis suatu data yang telah dikumpulkan tanpa
dapat memberikan gambaran lebih jelas atau suatu fakta yang terjadi pada
56
daerah. Statistik deskriptif merupakan suatu usaha untuk memberikan
gambaran dari berbagai karakteristik data yang ada dari suatu sampel. Data
yang akan diolah dalam statistik deskriptif dapat berupa table, grafik, dan
diagram.
b. Uji Validitas
c. Uji Reliabilitas
data atau temuan (Sugiyono, 2018:268). Uji realibitas ini digunakan untuk
Kriterianya jika:
57
Cronbach Alpha > 0,60 maka reliabel
1) Uji Normalitas
nilai dari residu tidak mengikuti distribusi normal maka uji statistic
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas non-
H0: Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal
HA: Jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
2) Uji Multikolinearitas
akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Uji ini juga untuk
58
3) Heteroskedastisitas
jika titik-titik data menyebar di atas dan bawah atau sekitaran angka 0,
e. Uji Hipotesis
R2) adalah arahan nol dan satu. Nilai ( R2) yang kecil berarti
59
variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel
(V.Wiratna, 2018:182)
a) Merumuskan Hipotesis
Pemerintah Daerah
derajat (db)= n-k-1, taraf nyata (α) berarti nilai t tabel, taraf nyata
60
c) Kesimpulan
diterima.
yaitu:
a) Merumuskan Hipotesis
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
61
Ha2b : Transparansi berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
derajat bebas (db) = n-k-1, taraf nyata (α ¿ berarti nilai t tabel, taraf
nyata dari F tabel yang ditentukan dengan derajat bebas (db) = n-k-1.
c) Kesimpulan
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, dan jika Sig < 0,05 maka Ho
62
Sebaliknya F hitung > F table maka Ho ditolak atau Ha diterima
Persamaan I = Y = a +β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4
Persamaan II = Y = a + β1 X 1 + β1 X 5 + β1 X 1 X 5
Persamaan III = Y = a + β2 X 2 + β2 X 5 + β2 X 2 X 5
Persamaan IV = Y = a + β3 X3 + β3 X5 + β3 X3 X 5
Keterangan :
X2 = Transparansi
X3 = Akuntabilitas
X4 = Pengendalian Intern
63
X5 = Pengawasan
a = Nilai Konstanta
yaiu residual berdistribusi normal, tak ada multikolineritas, dan tak ada
Keterangan :
Y = Kinerja Pemerintah
α = Konstantan
X2 = Transparansi
X3 = Akuntabilitas
X4 = Pengendalian Intern
X5 = Pengawasan
e = Erorr
64
Variabel Moderating adalah variabel independen yang akan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen (V.Wiratna, 2018:212)
Pengujian hipotesis secara moderasi menggunakan aplikasi khusus
regresi linier berganda yaitu MRA (moderating regression analysis)
dimana persamaan regresinya mengandung unsure interaksi (perkalian
dua atau lebih variabel independen). Langkah-langkah dalam uji
hipotesis secara moderasi yaitu:
MRA uji signifikansi parameter parsial (uji statistik t)
a) Mmerumuskan hipotesis MRA dengan (uji t)
(1) Hipotesis 3.a Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah yang dimoderasi
Pengawasan
Ho3a : Pengelolaan Keuangan Daerah tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah yang dimoderasi
Pengawasan
Ha3a : Pengelolaan Keuangan Daerah berpengaruh terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah yang dimoderasi
Pengawasan
(2) Hipotesis 3.b Pengaruh Transparansi terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah yang dimoderasi Pengawasan
Ho3b : Transparansi tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah yang dimoderasi Pengawasan
Ha3b : Transparansi berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah yang dimoderasi Pengawasan
(3) Hipotesis 3.c Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah yang dimoderasi Pengawasan
Ho3c : Akuntabilitasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah yang dimoderasi Pengawasan
Ha3c : Akuntabilitas berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah yang dimoderasi Pengawasan
65
(4) Hipotesis 3.d Pengaruh Pengendalian Intern terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah yang dimoderasi Pengawasan
Ho3d : Pengendalian Intern tidak berpengaruh terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah yang dimoderasi
Pengawasan
Ha3d : Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah yang dimoderasi Pengawasan
b) Menentukan Taraf Nyata
derajat bebas (db) = n-k-1, taraf nyata (α ¿ berarti nilai t tabel, taraf
nyata dari F tabel yang ditentukan dengan derajat bebas (db) = n-k-1.
c) Kesimpulan
Ha diterima.
66
DAFTAR PUSTAKA
I Putu Deddy Samtika Putra dan Sang Ayu Putu Arie Indrawarawati. (2021).
Kabupaten Klungkung.
67
Dito Aditia Darma Nasution. (2018). Analisis Pengaruh Pengelolaan Keuangan
Made Budi Sastra Wiguna, Gede Adi Yuniartha dan Nyoman Ari Surya
Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 9(3): 1-19.
68
Pemerintah Daerah dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel
Anwar. A, dan Tuti Meutia. (2021). Pengaruh Pengelolaan Keuangan dan Sistem
Desa.
pada Kinerja Instansi Pemerintah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 9(3): 1-
23.
69
Dea Rahma Novitasari dan Tri Jatmiko Wahyu Prabowo. (2020). Pengaruh
Dewi Sartika, Deby Clara Monita dan Andrea Ilyas. (2020). Pengaruh
Nur Azlina dan Ira Amelia. (2014). Pengaruh Good Governance dan Pengendalian
Meike Negawati Kesek, Joseph Nugraha Tangon dan Sintia Korompis. (2021).
70
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Pemerintah.
71