Disusun Oleh :
1. Kenny Achya Kanifa (1718026)
2. M. Labib Muttaqin (1718027)
3. Widia Larasati (1718028)
4. Saffura Kamelita S. (1718029)
5. Nadia Ayulya Syarial (1718030)
6. Sabbyl Agusta N. (1718031)
7. Niken Ayu Safitri (1718033)
8. M. Rizky Vikar (1718035)
9. Rachel Theresa (1718036)
10. Tri Wahyudi (1718037)
11. Vera Yovina Br (1718051)
Kelompok C
Administrasi Bisnis Otomotif 1
Tujuan
Penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan kerja diarahkan untuk membekali,
meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi tenaga kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktivitas, dan kesejahteraan. Secara rinci, tujuan-tujuan dari pelatihan dan pengembangan
menurut Simamora (2004) adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki kinerja karyawan yang tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan.
Kendati tidak dapat memecahkan semua masalah kinerja yang efektif, program pelatihan dan
pengembangan yang sehat mampu meminimalkan masalah ini.
2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat mengaplikasikan teknologi baru
secara efektif. Karena pekerjaan senantiasa berubah, maka keahlian dan kemampuan karyawan
haruslah dimutakhirkan melalui pelatihan, sehingga kemajuan teknologi dapat diintegrasikan
dalam organisasi.
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan.
Seorang karyawan baru sering kali tidak menguasai keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan
untuk job competent, yaitu mencapai output dan standar mutu yang diharapkan.
4. Membantu memecahkan masalah operasional.
Para manajer harus mencapai tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan sumber daya.
Kelangkaan sumber daya finansial dan teknologi manusia (human technological resource), serta
kelimpahan masalah keuangan, manusia, dan teknologi.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
Salah satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi karyawan adalah dengan program
pengembangan karir yang sistematis. Pengembangan kemampuan promosional karyawan
haruslah konsisten dengan kebijakan sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Pelatihan
adalah unsur kunci dalam sistem pengembangan karir dengan mengembangkan dan
mempromosikan sumber daya manusia melalui pelatihan, manajer dapat menikmati karyawan
yang berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
Oleh karena alasan inilah, beberapa penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan
tujuan mengorientasikan karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar.
7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi.
Misalnya, sebagian besar manajer berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru,
maka pelatihan dan pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan aktvitas-
aktivitas yang menghasilkan efektivitas organisasional dan meningkatkan pertumbuhan pribadi
bagi semua karyawan.
Perencanaan
Pelatihan perlu dilakukan dalam rangka upaya pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia),
sehingga dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas dan kinerja karyawan dari suatu
perusahaan. Oleh karena itu, pelatihan terhadap karyawan ini harus direncanakan dengan sebaik-
baiknya agar sesuai dengan keinginan dan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Terdapat
beberapa perencanaan pelatihan yang dapat dilakukan oleh perusahaan , yaitu :
- Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
Dengan mengetahui apa tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dan juga apakah ada cukup
sumber daya di dalam organisasi untuk memastikan bahwa perbaikan yang ingin dilakukan dapat
terjadi demi tercapainya kesuksesan perusahaan.
- Menciptakan sasaran pelatihan yang tepat
Hal ini penting dilakukan agar dapat diketahui sasaran yang tepat untuk mendapatkan pelatihan
dari perusahaan.
- Mempersiapkan dan menyusun materi pelatihan
Materi yang diberikan biasanya terdiri dari dua aspek, teori dan praktek. Materi tersebut harus
langsung dapat diterima secara seimbang, mengenai sasaran, dan memberikan pengalaman bagi
karyawan. Sehingga, lebih mudah diingat dan dapat diimplementasikan oleh karyawan tersebut.
- Memilih metode pelatihan yang ingin dipakai
Memikirkan berbagai metode yang akan berdampak pada terpenuhinya keinginan dan kebutuhan
perusahaan terhadap karyawan yang berkualitas dengan adanya pelatihan ini, seperti menjadi
memiliki kemampuan bercakap, mampu menganalisis masalah, dan bertambahnya pengetahuan.
- Memahami ketertarikan dasar karyawannya
Pemahaman manusia dalam menerima informasi berbeda-beda, ada yang mampu menerima
informasi berdasarkan hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan.
- Mampu menyesuaikan dengan kondisi karyawannya
Hal ini dapat mempengaruhi pemikiran karyawan sehingga mampu melaksanakan tujuan pelatihan
karyawan tersebut dengan baik.
- Melakukan evaluasi
Hal ini perlu dilakukan untuk mengontrol dan mengetahui apakah program pelatihan yang
diadakan oleh perusahaan tersebut berjalan dengan efektif dan efisien serta dapat berdampak baik
terhadap kinerja karyawannya.
Pengorganisasian
Pelatihan dan Pengembangan SDM dalam sebuah organisasi atau perusahaan yang dapat
dilakukan, untuk menjaga, meningkatkan, serta mempertahankan SDM dalam perusahaan.
a. Refleksi Diri
Sebagai tahap awal dalam pengembangan dan pelatihan SDM, refleksi diri akan menjadi acuan
bagi Manajer Personalia dalam memberikan pelatihan dan pengembangan SDM. Manajer
Personalia dapat memberikan edukasi mengenai pemahaman kepribadian dan karakter dalam diri
setiap individu. Menyediakan Personal Development Plan dan Personal Goal Setting dapat
dijadikan sebagai acuan pribadi seorang karyawan dalam proses pembelajaran dan tujuan yang
ingin dituju dalam sebuah lingkungan perusahaan, juga menjadi acuan bagi Manajer Personalia
dalam membuat sebuah pelatihan maupun konsultasi bagi para karyawan.
b. Pengalaman Tim
Interaksi dua orang atau lebih akan memberikan pengembangan dan pelatihan tersendiri bagi SDM
dalam sebuah perusahaan. Mengapa hal ini dibutuhkan? Tim dituntut untuk dapat melakukan kerja
sama, kreatif dalam mengembangkan ide, problem solving, dan hal-hal lain yang dapat
memberikan pembelajaran dalam sebuah tim. Di mana dalam sebuah tim bekerja dengan berbagai
latar belakang skill, karakter, dan kepribadian yang berbeda sehingga dapat menimbulkan
tantangan dan pengembangan diri seseorang dalam bersosialisasi, interpersonal, komunikasi, dan
lain sebagainya.
c. Lingkaran Belajar
Forum group discussion, rapat, maupun pemecahan masalah bersama akan menjadi salah satu
metode yang efektif dan efisien bagi pegawai dalam membahas maupun menyelesaikan berbagai
permasalahan dan pekerjaan. Di mana dalam lingkaran belajar ini menuntut para pegawai untuk
menghadapi dan berbagai risiko permasalahan yang memungkinkan terjadi. Di sini akan terbentuk
SDM yang memiliki karakter lebih bijak dalam menyikapi sesuatu. Sehingga memberikan
keuntungan bagi perusahaan terkait.
d. Mentoring
Memberikan pelatihan secara personal dengan memberikan feedback, motivasi, membagi
pengalaman, maupun proses pembelajaran dengan cara yang lebih intensif. Dalam proses ini lebih
pada mengembangkan personal individu dan kapasitasnya.
e. Resources Sharing
Dalam era digital saat ini, sangat penting penggunaan media-media virtual sebagai sumber
pembelajaran bagi HR di sebuah perusahaan. Virtual platform yang dapat digunakan seperti
webinar, newsletter, blog, maupun sumber informasi mengenai perusahaan. Salah satu metode ini
dinilai menjadi hal yang sangat efektif dalam menyediakan pengetahuan, di mana SDM dalam
sebuah perusahaan sangat mutlak membutuhkan ini dalam beradaptasi, mengenal, memahami
bagaimana operasional, profile, serta visi misi sebuah perusahaan di mana ia bekerja.
b. Prinsip pengorganisasian
2) Disipin
Didalam organisasi, disiplin bukan hanya sekedar tepat waktu tapi juga sesuai dengan prosedur,
kewenangan, dan tanggung jawabnya. Kegagalan program bisa berawal dari masalah disiplin.
Ketidak disisplinan hanya akan membuat masalah. Setiap msalah hanya akan membuat pekerjaan
menjadi berat.
3) Keterpaduan arah
Setiap individu bekkerja dengan tugas sendiri. Setiap kelompok juga bekerja dengan tugasnya
sendiri. Setiap departemen sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Organizing memang membuatnya
memiliki tugas yang berbeda. Meskipun bekerja sendiri sesuai dengan bidangnya tapi antara satu
dan yang lainnya saling berkaitan. Tetap dalam satu koridor, satu tujuan saperti yang telah disusun
dalam perencanaan.
4) Kesatuan perintah
Perintah dari atasan harus dijalankan. Terkadang beberapa atasan memiliki perintah yang berbeda.
Inilah pentingnya kesatuan perintah agar tidak terjadi simpang siur perintah yang harus dijalankan
oleh bawahan.
5) Sub-ordinasi kepentingan
Kepentingan umum organisasi diatas kepentingan departemen.
Kepentingan departemen diatas kepentingan kelompok. Kepentingan kelompok diatas
kepentingan pribadi individu. Begitu seterusnya. Terkadang setiap individu/departemen memiliki
pemikirannya sendiri. Tetapi, jika dirasa tidak sesuai dengan tujuan dan perencanaan sebaiknya
tidak dijalankan. Karena bisa memngubah banyak hal yang sudah direncanakan dan tujuan
organisasi bisa meleset. Ide-ide baru atau pemikiran baru harus dibicarakan dulu. Dengan
perencanaan yang sudah dijalankan.
Pelaksanaan
Metode dan Strategi Pelatihan
Metode dan Strategi Pelatihan Pelatihan dapat dirancang untuk memenuhi sejumlah
tujuan yang berbeda dan dapat diaplikasikan dalam berbagai cara. Beberapa pengelompokan
yang umum menurut Robert L. Mathis & John H. Jackson (2003), antara lain:
1. Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin
Pelatihan ini dilakukan untuk memenuhi berbagai syarat hukum yang diharuskan dan ditujukan
untuk semua karyawan (orientasi karyawan baru).
2. Pelatihan pekerjaan/teknis
Pelatihan ini dilakukan untuk mempelajari produk, proses, prosedur teknik dan hubungan
pelanggan.
3. Pelatihan antar pribadi dan pemecahan masalah
Pelatihan ini dilakukan untuk mempelajari cara mengatasi masalah operasional dan antarpribadi
serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
4. Pelatihan perkembangan dan inovatif
Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kapabilitas individual dan organisasional untuk
masa depan.
Sedangkan menurut Cherrington (1995), mengatakan bahwa metode dalam pelatihan dibagi
menjadi dua yaitu:
Metode on the job training
Merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Metode ini berfokus pada
peningkatan produktivitas Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung
seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). Metode on the job training dibagi
menjadi 6 macam yaitu:
a. Training instruksi pekerjaan (job instruction training)
Pelatihan ini memerlukan analisa kinerja pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai dengan
penjelasan awal tentang tujuan pekerjaan,dan menunjukan langkah-langkah pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan dari masing-masing tugas dasar pekerjaan.
b. Apprenticeship
Adalah suatu cara mengembangkan keterampilan pengrajin atau pertukangan. Pelatihan ini
mengarah pada proses penerimaan karyawan baru, yang bekerja sama dan dibawah bimbingan
praktisi yang ahli untuk beberapa waktu tertentu. Keefektifan pelatihan ini tergantung pada
kemampuan praktisi yang ahli dalam mengawasi proses pelatihan. Pelatihan ini tidak mempunyai
standar format.
c. Internship dan Assistantship
Pelatihan ini hampir sama dengan pelatihan apprenticeship tetapi mengarah pada kekosongan
pekerjaan yang menuntut pendidikan formal yang lebih tinggi. Contoh internship training adalah
magang.
Pelatihan dimana dilakukan ditempat tersendiri yang dikondisikan seperti tempat aslinya.
Pelatihan ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja yang khusus.
b. Lecture
Merupakan pelatihan dimana menyampaikan berbagai macam informasi kepada sejumlah besar
orang pada waktu bersamaan.
c. Independent self-study
Pelatihan yang mengharapkan peserta untuk melatih diri sendiri misalnya dengan membaca
buku, majalah profesional, mengambil kursus pada universitas lokal dan mengikuti pertemuan
profesional.
d. Visual presentations
Pelatihan dengan mengunakan televisi, film, video, atau persentasi dengan menggunakan slide.
e. Conferences dan Discusion
Pelatihan ini biasa digunakan untuk pelatihan pengambilan keputusan dimana peserta dapat
belajar satu dengan yang Iainnya.
f. Teleconferencing
Pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana pelatih dan peserta dimungkinkan untuk berada
di tempat yang berbeda.
g. Case studies
Pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, dimana peserta dituntut untuk menemukan prinsip-
prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada.
h. Role play
Pelatihan dimana peserta dikondisikan pada suatu permasalahan tertentu, peserta harus dapat
menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-olah terlibat langsung.
i. Simulation
Pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang sangat sesuai atau mirip dengan kondisi
pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk belajar secara teknikal dan motor skill.
j. Programmed instruction
Merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya menggunakan komputer.
k. Computer-based training
Merupakan program pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan interaktif antara komputer
dan peserta, dimana peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar.
l. Laboratory training
Pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok diskusi yang tidak beraturan dimana peserta
diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap satu dengan yang lain. Tujuan
pelatihan ini adalah menciptakan kewaspadaan dan meningkatkan sensitivitas terhadap perilaku
dan perasaan orang lain maupun dalam kelompok.
m. Programmed group excercise
Pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekena sama dalam memecahkan suatu permasalahan.
Informational Methods
informasi dari pelatih kepada peserta pelatihan yang bersifat langsung atau berorientasikan
guru. Cara atau teknik yang digunakan dalam metode ini seperti kuliah, presentsasi audiovisual,
Pelatihan dengan simulasi merupakan metode pelatihan dimana karyawan dilatih dengan
Magang
Magang merupakan suatu metode pelatihan yang terstruktur dengan proses kombinasi antara
Pengendalian
Kesimpulan
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang
berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan
saat ini (current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah
peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau funsi saat ini.
Pelatihan dan pengembangan bukanlah solusi utama yang dapat menyelesaikan semua
persoalan organisasi, lembaga atau sebuah instansi. Tetapi mengarah pada peningkatan kinerja
para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan
adalah untuk merubah sikap, perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga kerja dapat
memperoleh dan mempejari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang
berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang inidividu.
Pengembangan adalah penyiapan individu untuk mengemban tanggung jawab yang berbeda
atau lebih tinggi di dalam organisasi. Pengembangan biasanya berkaitan dengan peningkatan
kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang
lebih baik.
Diskusi Kelompok
1. Misalkan ada 200 pelamar, sedangkan yang dibutuhkan hanya 70 dan yang diterima hanya 55
orang. Bagaimana ketika melakukan rekrutmen calon karyawan demi memenuhi syarat
kualifikasi kekosongan jabatan tersebut ?
Jawab :
Perusahaan melakukan seleksi gelombang kedua untuk mencari solusi terbaik agar mendapatkan
15 orang sisanya dengan cara mempertimbangkan penilaian seperti attitude, disiplin, dan
loyalitas.
2. Bagaimana jika ada calon pelamar yang sudah memenuhi standar kualifikasi dan lolos semua
tahap, akan tetap di hari pertama bekerja karyawan baru tersebut justru bekerja di kantor baru
yang lain. Apa solusi yang tepat untuk kasus tersebut ?
Jawab :
Tergantung dari posisi jabatan yang kosong. Jika dirasa penting, maka diadakan rekrutmen
kembali. Sebaliknya, jika dirasa tidak begitu penting, maka tidak akan diadakan rekrutmen
kembali. Karena tujuan dari rekrutmen adalah untuk mengisi kekosongan jabatan yang
ditinggalkan.
3. Menurut kelompok kalian, tolak ukur keberhasilan sebuah program pelantikan dapat dilihat
seperti apa ?
Jawab :
Pembentukan pola piker atau mind set karyawan
Peningkatan pengetahuan, kemampuan, serta sikap karyawan
Perilaku karyawan yang telah berubah menjadi lebih efektif dan lebih mendukung visi
dan misi perusahaan
4. Dalam proses pelaksanaan ada analisis kebutuhan pelatihan organisasi. Apa saja kebutuhan
pelatihan organisasi dana pa saja yang diidentifikasi ?
Jawab :
Dengan mengetahui apa tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dan juga apa ada cukup
sumber daya dalam organisasi untuk memastikan bahwa perbaikan yang ingin dilakukan dapat
terjadi demi tercapainya kesuksesan perusahaan.
Yang diidentifikasi sebagai berikut :
Analisis kebutuhan organisasi
Analisis kebutuhan tugas
Analisis kebutuhan pegawai
5. Materi apa saja yang biasanya diberikan pada saat pelatihan SDM di perusahaan? Apakah materi
tersebut sesuai dengan tugas pekerjaan masing-masing atau secara general keseluruhan
perusahaan ?
Jawab :