Anda di halaman 1dari 4

5.

Fi’il Amr
fi’il amr memiliki 3 wazan

‫ ا ْفِ ِع ْل‬- ‫ا ْفُ ُع ْل – ا ْفِ َع ْل‬


Tabel 3.2 Cara Membentuk Fi’il Amr
Contoh
Langkah ‫ ي َْكت ُُب‬- ‫َكت ََب‬ ‫رِب‬ َْ - ‫ض َر َب‬
ُِ "ُ ‫يض‬ َ ‫ فَ ْفت َُح‬- ‫فَت ََح‬

‫ي َْكت ُُب‬ ‫رِب‬ َْ ‫ي‬


ُِ ُ" ‫ض‬ ‫فَ ْفت َُح‬
1. Ambil bentuk fi’il mudhari’ nya
‫ي َْكت ُْب‬ َْ ‫ي‬
‫ضر ِْب‬ ‫فَ ْفت َْح‬
2. Sukunkan Akhirnya
‫ا ْكت ُْب‬ ‫اضر ِْب‬
ْ ‫ا ْفت َْح‬
3. Ganti huruf ya dengan hamzah
4. Beri hamzah dengan harokat yang sesuai
dengan harokat yang tersisa (selain sukun) ‫ا ُْكت ُْب‬ ‫ضر ِْب‬
ِْ ‫ا‬ ‫ا ْفِت َْح‬

Pengecualian:
Ketentuan dasarnya adalah harokat hamzah sesuai dengan harokat yang tersisa (selain
sukun). Jika harokat tersebut adalah dhammah, maka harokat hamzah adalah dhammah,
begitupun dengan yang lain. Kecuali jika harokat yang tersisa adalah fathah, maka hamzahnya
wajib diberi harokat kasroh. Karena tidak ada fi’il amr bab tsulatsy mujarrad yang diawali
dengan huruf fathah. Agar lebih paham, silahkan bandingkan fi’il mudhari’ dengan fi’il amr
dari setiap bab (lihat Tabel 3.1) dan terapkan rumus ini.
RUMUS SAKTI FI’IL AMR

“UjUb dIrI bIsA hInA dIrI”

di mana UjUb untuk bab 1, dIrI bab 2, bIsA bab 3, hInA bab 4, dan dIrI bab 6. Kenapa tidak ada
rumus untuk bab 5? Karena bab 5 tidak memiliki bentuk kata perintah (fi’il amr). Dua huruf
vokal pada setiap kata adalah harakat untuk hamzah dan 'ain fi’il. Huruf vokal pertama untuk
harakah hamzah1 dan huruf vokal kedua untuk harakat
'ain.

1 Hamzah fi’il amr tsulatsy mujarrad adalah hamzah washal.


Seluruh hamzah pada fi’il amr tsulatsy mujarrad adalah
hamzah washl, bukan hamzah qath’i.

Hamzah washl adalah hamzah yang tidak dibaca ketika


didahului kata lain, sedangkan hamzah qath’i tetap dibaca.

Contoh hamzah washl : ‫ج ْع‬ ِ ‫ا ِْذهَ ْب َواَ ْر‬


Contoh hamzah qath’i: ‫ع‬
ُ ‫رج‬
ِ ْ ‫ب َو أ‬ ُ َ‫أَ ْذه‬

6. Fi’il Nahyi

Jika kita perhatikan dengan seksama, bentuk dari fi’il nahyi ini hampir sama dengan fi’il
mudhari’. Sebagaimana kita ketahui bahwa fi’il dalam Bahasa Arab hanya tiga, yaitu madhy,
mudhari’, dan amr. Adapun fi’il nahyi adalah fi’il mudhari’ yang ditambahi laa naahiyah
(larangan). Tabel 3.3 berikut ini menunjukkan cara membentuk fi’il nahyi dari fi’il mudhari’:
Tabel 3.3 Cara Membentuk Fi’il Nahyi dari Fi’il Mudhari’
Contoh
Langkah ‫ ي َْكت ُُب‬- ‫َكت ََب‬ ‫رِب‬ َْ ‫ ي‬- ‫ض َر َب‬
ُِ ُ" ‫ض‬ َ ‫ فَ ْفت َُح‬- ‫فَت ََح‬

‫ي َْكت ُُب‬ ‫رِب‬ َْ ‫ي‬


ُِ ُ" ‫ض‬ ‫فَ ْفت َُح‬
1. Ambil bentuk fi’il mudhari’ nya
‫ي َْكت ُْب‬ َْ ‫ي‬
‫ض ِر ْب‬ ‫فَ ْفت َْح‬
2. Sukunkan Akhirnya
‫ت ََْ"ْكت ُْب‬ "ََْ ‫ت‬
‫ْضر ِْب‬ ‫يَ ْفت َْح‬
3. Ganti huruf ya dengan huruf ta
‫اَل ت ََْ"ْكت ُْب‬ "ََْ ‫اَل ت‬
‫ْضر ِْب‬ ‫اَل يَ ْفت َْح‬
4. Tambahkan laa nahiyah
Agar lebih paham, silahkan bandingkan fi’il mudhari’ dengan fi’il nahyi dari setiap bab
(lihat Tabel 3.1) dan terapkan rumus ini. Selain fi’il amr, bab 5 juga tidak memiliki bentuk fi’il
nahyi.
RUMUS SAKTI FI’IL NAHYI

“AkU mAkIn sAyAng sAmA mAmI”

di mana AkU untuk bab 1, mAkIn bab 2, sAyAng bab 3, sAmA bab 4, dan mAmI bab 6. Tidak
ada fi’il nahyi untuk bab 5 disebabkan karena fi’il bab 5 seluruhnya adalah kata sifat yang tidak
memliki kata larangan. Dua huruf vokal pada setiap kata adalah harakat untuk ta fi’il dan 'ain
fi’il. Huruf vokal pertama untuk harakah ta fi’il dan huruf vokal kedua untuk harakat 'ain fi’il.

Anda mungkin juga menyukai