SATUAN ACARA PENYULUHAN Diare
SATUAN ACARA PENYULUHAN Diare
Hari/Tanggal :
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengerti dan menambah wawasan mengenai diare
pada anak.
1. Menyebutkan pengertian diare
2. Menyebutkan penyebab diare
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
5. Pencegahan diare
IV. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
VI. Pengorganisasian
Pembimbing Pendidikan :
b) Memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tentang
pengertian diare
c) Menyebutkan penyebab diare
e) Menjelaskan tentang penanganan
diare di rumah
f) Menjelaskan tentang pencegahan
diare
c) Salam penutup
VIII. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami
penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
1 PENGERTIAN
2 PENYEBAB
1). Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi
parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
c. Faktor Malabsorbsi
2). Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
3). Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
3 PATOFISIOLOGI
1). Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang.
4). Anus
dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asa
mlaktat.
8). Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam (Ku
smaul).
5 KLASIFIKASI DIARE
2). Renjatan hipovolemik.
4). Hipoglikemia.
5). Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili
mukosa, usushalus.
6). Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7 PENCEGAHAN
1). Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis
bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2). Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak ada lalat.
5). Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk tidak
membeli makanan di jajanan terbuka
6). Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air harus
bersih juga harus dimasak
7). Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap mau
digunakan
8). Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu
8 PENATALAKSANAAN DI RUMAH
d. Berikan oralit , dengan cara
Jelaskan bahwa oralit tidak untuk mengobati diarenya tetapi hanya untuk mencegah agar anak
tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat. Dalam perjalanan agar pasien terus diberi minum
untuk mencegah bertambahnya dehidrasi
Kapan anak dibawa ke rumah sakit jika menemukan tanda-tanda sebagai berikut:
e. Anak muntah tiap kali minum,
Karena hal tersebut bias menjadikan diare dengan dehidrasi berat.
f. Demam
g. Adanya lender dan darah dalam tinja
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
d. Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
• Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4
bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8
tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
e. Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian
NaHCO3 1½ %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg,
jenis makanan:
1. Susu (ASI, susu formula yang
mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh. Makanan setengah padat
(bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang
tidak mengandunglaktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit danglukosa atau karbohidrat lain.