Anda di halaman 1dari 13

TUGAS” METABOLISME

MIKROORGANISME”

Disusun oleh :

Siti Nuraini (01.19.061)

Riska Silviana (01.19.062)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

AKADEMI KESEHATAN ARGA HUSADA BOJONEGORO

2019-2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Metabolisme
mikroorganisme” tepat pada waktunya.Dalam Penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai
kesempurnaan makalah berikutnya. Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.Amin.

Bojonegoro 20 mei 2020

penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………... 1

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... 2

DAFTAR IS …………………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………..... .... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. ANABOLISME DAN KATABOLISME ...............................................................5


B. PRODUKSI ENERGI OLEH MIKROBA (RESPIRASI, FERMENTASI DAN
FOTOSINTESIS)…………………………………................................6
1. Respiras.............................................................................................6
2. Fotosintesis............................................................................................7
C . MEKANISME KERJA ENZIM............................................................................6

D . FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM…………………………..

E. PERANAN DAN PENAMAAN ENZIM………………………………..

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………………………..…….......... 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari


proses metabolisme. Metabolisme adalah suatu ciri yang dimiliki makhluk hidup
yang merupakan serangkaian reaksi kimia di dalam sel. Reaksi-reaksi ini
tersusun dalam jalur-jalur metabolisme yang rumit dengan mengubah molekul-
molekul melalui tahapan-tahapan tertentu. Secara keseluruhan metabolisme
bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi dari sel.
Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk kehidupan mikroba.

Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel


hidup. Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme.
Secara menyeluruh sebagian besar katabolisme adalah respirasi seluler di
mana glukosa dan bahan bakar organik yang lain dipecah menjadi karbon dan
air dengan membebaskan energi. Energi yang diperoleh disimpan dalam
molekul-molekul organik dan digunakan untuk melakukan kerja dari sel.
Kebalikan dari katabolisme adalah anabolisme, yang merupakan serangkaian
reaksi-reaksi kimia yang membutuhkan energi untuk membentuk molekul-
molekul besar dari molekul-molekul yang lebih kecil, misalnya pembentukan
protein dari asam amino.
Bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi
eksergonik dan apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan
energi reaksi ini disebut reaksi endergonik. Kegiatan metabolisme meliputi
proses perubahan yang dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang
berurutan. Untuk mempercepat laju reaksi-reaksi diperlukan enzim-enzim
tertentu pada setiap tahapan reaksi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANABOLISME DAN KATABOLISME


Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang
berlangsung dala sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu
anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia
sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul komplek (Prawirohartono dan
Hadisumarto, 1997). Pada peristiwa ini diperlukan energi dari luar. Energi yang
digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi
tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana
tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang
diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia
pada senyawa kompleks yang terbentuk. Energi yang digunakan dalam anabolisme
dapat berupa energi cahaya atau energi kimia. Anabolisme yang menggunakan
energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang
menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kompleks
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan menghasilkan energi yang
dapat digunakan organisme untuk melakukan aktivitasnya. Fungsi reaksi
katabolisme adalah untuk menyediakan energi dan komponen yang dibutuhkan oleh
reaksi anabolisme.

B. PRODUKSI ENERGI OLEH MIKROBA (RESPIRASI, FERMENTASI DAN


FOTOSINTESIS)
Sel-sel bakteri seperti halnya sel semua organisme hidup, umumnya melakukan
aktivitas kehidupan untuk kelangsungan hidupnya. Semua sel membutuhkan suatu
sumber energi. Walaupun sangat beraneka ragam jenis substansi yang berperan
sebagai sumber energi bagi mikroorganisme, namun terdapat pola dasar
metabolisme yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu bentuk energi
yang kompleks menjadi bentuk energi yang lebih sederhana, sehingga dapat masuk
ke dalam rangkaian metabolik. Bakteri dapat mengubah zat kimia dan energi radiasi
kebentuk yang berguna untuk kehidupannya melalui proses respirasi, fermentasi dan
fotosintesis. Dalam respirasi, molekul oksigen adalah penerima elektron utama,
sementara dalam fermentasi molekul bahan makanan biasanya pecah menjadi dua
bagian, dimana yang satu kemudian dioksidasi oleh yang lainnya. Dalam
fotosintesis, energi cahaya diubah menjadi energi kimia. Bagaimanapun, dalam

5
semua jenis sel dan tanpa menghiraukan mekanisme yang digunakan untuk
mengekstrak energi, reaksi tersebut diiringi oleh pembentukan Adenosine
Triphosphate (ATP). ATP adalah perantara yang umum (reaktan) baik dalam reaksi
yang menghasilkan energi maupun reaksi-reaksi yang membutuhkan energi dan
pembentukannya memerlukan mekanisme dimana energi yang tersedia dapat
disalurkan kedalam reaksi biosintesis dari sel yang memerlukan energi.
1. Respirasi
Respirasi merupakan proses disimilasi, yaitu proses penguraian zat yang
membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam suatu senyawa organik.
Dalam proses ini, terjadi pembongkaran suatu zat makanan sehingga
menghasilkan energi yang diperlukan oleh organisme tersebut. Saat molekul
terurai menjadi molekul yang lebih kecil, terjadi pelepasan energi, reaksinya
disebut eksorgenik. Respirasi merupakan salah satu dari reaksi katabolik.
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen bebas, respirasi dibedakan atas dua
macam, yaitu:
a. Respirasi aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Pada
proses ini, oksigen merupakan senyawa penerima hidrogen akhir.
Respirasi secara aerob, terjadi didalam sitoplasma dan berlangsung melalui
empat tahap, yaitu: 1) Glikolisis Glikolisis merupakan pengubahan glukosa
menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan oksigen
2) Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat Dekarboksilasi oksidatif asam
piruvat berlangsung didalam mitokondria dan merupakan reaksi kimia yang
mengawali siklus krebs. Dalam peristiwaini terjadi perubahan asam piruvat
menjadi molekul asetil-KoA. Asetil KoA merupakan senyawa berkarbon dua.
Dalam dua peristiwa ini juga dihasilkan satu molekul NADH untuk setiap
pengubahan molekul asam piruvat menjadi asetil-KoA. 3) Siklus Krebs (Daur
Asam Sitrat) Kondisi aerob dalam organisme berlangsung pada dua tahapan
berikutnya, yaitu siklus krebs dan transpor elektron. Pada organisme
eukariotik, proses ini berlangsung pada matriks dalam mitokondira
sedangkan pada prokariotik, berlangsung dalam sitoplasma
4) Transpor Elektron Pada dasarnya, transpor elektron merupakan peristiwa
pemindahan elaktron dari . Elektron tersebut berasal dari NADH dan FADH
dari suatu substrat ke substrat lain secara berantai disertai pembentukan ATP
melalui proses Fosforilasi okeidatif. Fosforilasi oksidatif merupakan proses
penambahan gugus posfat anorganik ke molekul ADP. Dalam transpor
elektron, yang menjadi penerima elektron terakhir adalah oksigen sehingga
pada akhir peristiwa ini terbentuk O.NADH dan FADH dalam transpor

6
elektron berfungsi sebagai senyawa pereduksi yangmenghasilkan ion
hidrogen. Setiap molekul NADH yang memasuki rantai transpor elektron akan
menghasilkan 3 molekul ATP, dan setiap molekul FAD akan menghasilkan 2
molekul ATP. B. Respira.
b. Respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas.
Pada proses ini, senyawa seperti asam piruvat dan asetaldehid berfungsi
sebagai penerima hidrogen terakhir. Fermentasi adalah proses pembebasan
energi tanpa oksigen. Ciri-ciri dari fermentasi adalah: 1. Terjadi pada
organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas. 2. Tidak terjadi
penyaluran elektron ke siklus krebs dan transpor elektron. 3. Energi (ATP)
yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan respirasi aerob yaitu 2
molekul ATP setiap mol glukosa. 4. Jalur yang ditempuh ialah glikolisis dan
pembentukan alkohol (fermentasi alkohol) dan pembentukan asam laktat. 5.
Menghasilkan produk berupa asam-asam organik, alkohol dan gas. 6.
Organisme anaerobik juga menghasilkan energi, yaitu melalui reaksi-reaksi
yang disebut fermentasi yang menggunakan bahan organik sebagai donor
dan akseptor elektron. Bakteri anaerobik fakultatif dan bakteri anaerobik
obligat menggunakan berbagai macam fermentasi untuk menghasilkan
energi. Misalnya pada bakteri Streptococus lactis menggunakan fermentasi
asam laktat untuk perolehan energi yaitu dengan menguraikan glukosa
menjadi asam laktat melalui proses glikolisis, satu molekul glukosa diubah
menjadi dua molekul asam piruvat disertai dengan pembentukan dua NADH
+.
2. Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan
karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk
hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis
bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon
dioksida dan air serta bantuan energi cahaya matahari. Terjadi pada algae,
tumbuhan dan beberapa prokariotik: • Terdiri atas 2 reaksi utama:
Photophosphorylation (reaksi terang) dan fiksasi karbon dioksida (reaksi gelap).
1. Photophosphorylation (Reaksi terang) Pada reaksi terang, cahaya mengenai
klorofil a yang menyebabkan elektron tereksitasi sehingga mempunyai energi
lebih tinggi. Dalam satu rangkaian reaksi kimia, energi tersebut akan diubah
menjadi ATP dan NADPH. Air akan terurai dan melepaskan oksigen sebagai satu
produk reaksi. ATP dan NADPH akan digunakan untuk membuat karbohidrat

7
pada reaksi gelap. 2. Fiksasi Karbon Dioksida (Reaksi Gelap) Fiksasi karbon
dikenal sebagai reaksi gelap. Enam molekul gas asam arang masuk ke dalam sel
melalui stomata dan akan diikat oleh ribulosa bifosfat (RuBP). RuBP merupakan
suatu senyawa berkarbon 5 yang akan diubah menjadi satu molekul gula.
Peristiwa ini terjadi di dalam stroma dan telah diperkenalkan oleh Melvin Calvin
sehingga selanjutnya dikenal dengan siklus calvin.
C. MEKANISME KERJA ENZIM
Reaksi enzimatis akan berlangsung apabila substrat tersedia dan bagian sisi
aktif enzim dalam keadaan kosong. Substrat akan memasuki bagian sisi aktif enzim
dan bagian sisi aktif tersebut akan mengalami perubahan bentuk dengan
mengelilingi substrat. Kemudian terbentuklah ikatan lemah enzim-substrat. Di dalam
sisi aktif, substrat akan diubah menjadi produk, selanjutbya akan dilepaskan dari
enzim. Begitu seterusnya sampai bagian sisi aktif tersebut dapat ditempati oleh
substrat yang lain.
Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara: 1. Menurunkan energi aktivasi dengan
menciptakan suatu lingkungan yang mana keadaan transisi terstabilisasi. Contohnya
mengubah bentuk substrat menjadi konformasi keadaan transisi ketika ia terikat
dengan enzim. 2. Menurunkan energi dalam keadaan transisi tanpa mengubah
bentuk substrat dengan menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan
yang berlawanan dengan keadaan transisi. 3. Menyediakan lintasan reaksi alternatif.
Contohnya bereaksi dengan substrat sementara waktu untuk membentuk kompleks
enzim-substrat antara. 4. Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan menggiring
substrat bersama pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek entropi
ini melibatkan destabilisasi keadaan dasar dan kontribusinya terhadap katalis relatif
kecil.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
1) Suhu
Setiap enzim mempunyai suhu optimum tertentu, yaitu suhu yang paling baik untuk
melangsungkan reaksi secara maksimal. Enzim bekerja optimal pada suhu 30°C
atau pada suhu tubuh.
2) pH (Derajat Keasaman)
Enzim bekerja optimal pada pH tertentu, umumnya pada pH netral. Pada kondisi
asam atau basa, kerja enzim terhambat. Agar enzim dapat bekerja secara
maksimal, pada penelitian/percobaan yang menggunakan enzim, kondisi pH larutan
dijaga agar tidak berubah, yaitu dengan menggunakan larutan penyangga (buffer).
3) Zat Penghambat (Inhibitor)

8
Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut inhibitor. Inhibitor merupakan
senyawa kimia yang bersifat menghambat kerja enzim. Zat tersebut memiliki struktur
seperti enzim yang dapat masuk ke substrat atau ada yang memiliki struktur seperti
substrat sehingga enzim salah masuk ke penghambat tersebut.
4) Konsentrasi SubstraT
Jumlah substrat yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kerja enzim.
Biasanya, sel akan menambah jumlah enzim dengan cara melakukan sintesis enzim
untuk mengatasi hambatan tersebut.
5) Hasil akhir
Kerja enzim dipengaruhi hasil akhir. Hasil akhir yang menumpuk menyebabkan
enzim sulit “bertemu’ dengan substrat. Semakin menumpuk hasil akhir, semakin
lambat kerja enzim.
E. PERANAN DAN PENAMAAN ENZIM
Tatanama enzim telah diresmikan menurut Persetujuan Internasional dengan
bantuan “Commission of Enzymes of the International Union of Biochemistry”. Namun
nama-nama umumatau nama biasa masih tetap banyak digunakan karena sudah lazim
dan mudah. Untuk menamakan enzim digunakan akhiran -ase dan ini hanya digunakan
untuk enzim tunggal. Untuk penamaan suatu kompleks yang terdiri dari beberapa enzim
didasarkan pada reaksi keseluruhan yang dikatalisis olehnya menggunkaan sistem.
Nama resmi atau nama sistematik dibentuk menurut aturan-aturan yang pasti,
memberikan petunjuk mengenai apa substratnya dan macam reaksi yang dikatalisnya.
Enzim dibedakan menjadi enam kelompok, yaitu : oksidoreduktase, transferase,
hidrolase, liase, isomerase dan ligase.
1. Oksidoreduktase
Reaksi katalitiknya adalah dalam reaksi transfer elektron (pemindahan elektron atau
atom hidrogen). Enzim ini terbagi menjadi enzim oksidase dan enzim reduktase. Enzim
oksidase terbagi menjadi kelompok kecil enzim dehidrogenase dan katalase. Enzim
dehidrogenase memegang peranan penting dalam pengubahan zat-zat organik
menjadi hasil-hasil oksidasi. Enzim katalase menguraikan hidrogen peroksida menjadi
air dan hidrogen.
2. Transferase
Enzim transferase mentransfer gugusan kimia fungsional (fosfat, amino, metil, dsb) dari
suatu substrat ke substrat lain. Reaksi pemindahan ini tidak menghasilkan energi,
tetapi mengubah substrat menjadi senyawa yang dapat dioksidasi atau menjadi
senyawa yang dapat digunakan untuk sintesis material sel. Salah satu enzim yang
termasuk dalam transferase yakni enzim transaminase, yang berperan memindahkan

9
gugusan amina dari suatu asam amino ke suatu asam organik sehingga hasil terakhir
berubah menjadi suatu asam amino.

3. Hidrolase
Enzim hidrolase merupakan sekumpulan enzim yang menguraikan suatu zat dengan
pertolongan air, disebut hidrolase karena enzim ini menghidrolisis molekul-molekul
besar menjadi komponen-komponen kecil yang dapat digunakan. Berdasarkan substrat
yang diuraikan, enzim hidrolase dibagi atas kelompok kecil yakni enzim karbohidrase,
esterase dan proteinase.
4. Liase Mengkatalisis reaksi penambahan gugusan ikatan ganda pada molekul dan
membuang gugusan non-hidrolitik dengan meninggalkan ikatan ganda.
5. Isomerase Enzim Isomerase berperan dalam reaksi isomerasi (pengubahan suatu
senyawa menjadi isomernya, misalnya senyawa yang memiliki atom-atom yang sama
tetapi berbeda struktur molekulnya).
6. Ligase Enzim ligase berperan dalam reaksi penggabungan dua molekul menjadi satu
molekul atau pembentukan ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP (adenin
triphosphat).

10
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang
berlangsung dalam sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu
anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah penyusunan zat kompleks dari zat
yang lebih sederhana. Sebaliknya, katabolisme adalah pemecahan zat komplek menjadi
zat yang lebih sederhana disertai dengan pelepasan energi. Kedua proses metabolisme
tersebut merupakan reaksi enzimatis, artinya reaksi tersebut melibatkan peranan enzim.
Enzim adalah suatu protein dan dihasilkan oleh sel hidup. Enzim adalah protein yang
bekerja secara khusus, sebagai katalisator, dapat digunakan berulang kali, rusak oleh
panas tinggi, terpengaruh oleh pH, diperlukan dalam jumlah sedikit dan dapat bekerja
secara bolak-balik. Enzim bekerja dalam mengkatalisis reaksi kimia (biokimia) yang
berlangsung di dalam sel itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim yaitu:
suhu (temperature), derajat keasaman (pH), konsentrasi substrat, zat penghambat
(inhibitor) dan hasil akhir. Mekanisme kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua, yaitu
hipotesis gembok dan anak kunci dan hipotesis kecocokan yang terinduksi. Enzim
diklasifikasi dalam berbagai kategori sesuai dengan reaksi yang dikatalisisnya. Menurut
komisi enzim persatuan biokimia internasional (Commission of Enzymes of the
International Union of Biochemistry), enzim dibedakan menjadi enam kelompok, yaitu:
oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase dan ligase.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ameilia Siregar. 2010. Metabolisme Sel, Enzim dan Peranannya. (Online). http://www.chem-
istry.org/materi_kimia/biologi-pertanian/metabolisme-sel/enzim-dan-peranannya/. Diakses
pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.

Arif Priyadi dan Tri Silawati. 2007. Sains Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.

Kimbal, J. (n.d.). 1997. Biologi Edisi kelima. Alih bahasa: Siti Soetarmi Tjitrosomo,
Nawangsari Sugiri. Jakarta: Erlangga. Lud Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM
Press.

Michael J. Pelczar, Jr dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Slamet Prawirohartono dan Hadisumarto S. 1997. Sains Biologi 3A Untuk SMU Kelas 3
Tengah Tahun Pertama Sesuai Kurikulum 1994. Jakarta: Bumi Aksara.

Slamet Prawirohartono. 2005. Sains Biologi Untuk SMA Kelas 3 Kurikulum 2004. Jakarta:
Bumi Aksara. Tengku. 2012. Anabolisme dan Katabolisme. (Online).
http://tengkugiffary.blogspot.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-anabolisme.html.
Diakses pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB.

Widianingsih.2009.Enzim.
(Online).http://120409widianingsih.blogspot.com/2009/12/enzim.html. Diakses pada tanggal
22 April pukul 17.00 WIB.

YuliaWindarsih.2012.MetabolismeMikroba.
(Online).http://www.slideshare.net/yuliaww/makalahmidas-8-metabolisme-mikroba. Diakses
pada tanggal 22 April pukul 17.00 WIB. Diposkan oleh risza risanty di 23.28

12
13

Anda mungkin juga menyukai