Anda di halaman 1dari 59

BAHAN AJAR

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

SYAHRIR, S.Kep.,M.Si

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES NUSANTARA KUPANG


VISI DAN MISI STIKES NUSANTARA KUPANG

V I S I
Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Unggulan yang bertaraf Nasional dalam waktu 5 tahun dan
bertaraf Internasional dalam waktu 15 Tahun.

M I S I
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran melalui penggunaan berbagai teknologi pendidikan
sesuai dengan standar yang dapat dilaksanakan dengan pendekatan keilmuan secara Komprehensif
berdasarkan kebutuhan dan Kompetensi pendidikan.
2. Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kemampuan Profesional dalam
mengelola pendidikan dan pengajaran
3. Meningkatkan Sarana dan prasarana fisik pendidikan dan pengajaran sesuai dengan standar mutu
nasional dan internasional
4. Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam penelitian bidang kesehatan untuk meningkatkan IPTEK
5. Mendidik tenaga kesehatan Profesional yang berkualitas prima berstandar nasional dan internasional
sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat
6. Menjalin kerja sama Multi sektor dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk
memenuhi permintaan tenaga kesehatan didalam dan luar negeri
7. Mencetak sumber daya manusia yang Profesional, Unggul dan Berjiwa entrepreneurship.
VISI DAN MISI PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES NUSANTARA KUPANG

V I S I
MENJADI PROGRAM STUDI YANG UNGGUL DI TINGKAT NUSA TENGGARA TIMUR, NASIONAL, DAN
INTERNASIONAL, BERORIENTASI PADA KEBUTUHAN MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN IPTEK BERDASAR
PADA ILMU, MORAL, DAN ETIKA KEPERAWATAN PADA TAHUN 2024.

M I S I
Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran Keperawatan dengan kekhasan
kegawatdaruratan melalui penggunaan berbagai teknologi pendidikan sesuai dengan standar
yang dapat dilaksanakan dengan pendekatan keilmuan secara comprehensive berdasarkan
moral, etik, kebutuhan, dan kompetensi pendidikan Keperawatan
Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam penelitian dan menggunakan hasil penelitian
dalam pengembangan institusi.
Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di masyarakat dan memanfaatkan serta
mengelola sumber daya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
Terciptanya sistem manajemen SDM prodi S1 Keperawatan yang bersih, bertanggung jawab
dan transparan;
Meningkatkan dan memperluas jalinan kerjasama yang berkelanjutan dalam upaya
peningkatan mutu tri dharma perguruan tinggi dalam pelayanan Keperawatan.
CAPAIAN LULUSAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TOPIK 1
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN
HIPERTENSI
Blood Pressure
Symphatetic Nervous
System:
α adrenergic reseptor
Cardiac: (vasoconstrictor)
Heart Rate β adrenergic reseptor
Status Inotropik (vasodilator)

Local Regulation:
Vasodilators:
Systemic Vascular Prostaglandin
Blood Pressure = Cardiac Output x Vasoconstrictors:
Resistance
Endothelin

Renal: Humoral:
Renin-angiotensin Vasoconstrictors
Aldosteron Angiotensin
Catecholamin
Defenisi
Tekanan darah persisten dimana tekanan
sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg
Penyebab Tekanan darah tinggi

 Usia
 Diet
Penyebab Tekanan darah tinggi
 Stress
 Keturunan
 Merokok
 Kegemukan
 Kurang aktivitas fisik/ berolahraga
 Konsumsi minuman keras
 Kelainan ginjal, dll
Faktor Resiko
Yang tidak dapat dikontrol
Umur : > 50 thn
Sex : Wanita > pria
Genetik
Faktor Resiko
Yang dapat dikontrol
Merokok
Dislipidemia/hiperkolesterol
Diabetes Mellitus:
Obesitas
Alkohol
Emosi: rangsangan SS Simpatis
Gaya hidup
Jenis hipertensi
hipertensi primer
 Genetik : Respon nerologi terhadap
stress atau kelainan eksresi
 Obesitas : terkait dengan level insulin
yang tinggi
 Hilangnya Elastisitas jaringan dan
arterisklerosis pada orang tua
 Kebiasaan hidup : Konsumsi garam
yang tinggi, makan berlebihan, stress,
merokok, minum alkohol.
Hipertensi sekunder
 Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular
akut, Tumor
 Vascular :
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, , emboli
kolestrol, Vaskulitis
 Kelainan endokrin :
DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme
 Saraf : Stroke, Ensepalitis
 Obat – obatan : Kortikosteroid
Klasifikasi Hipertensi
Menurut JNC

Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 dan < 80
Normal < 130 dan < 85
High normal 130 – 139 atau 85 - 89
Hipertensi
Stage I 140 – 159 atau 90 - 99
Stage II 160 – 179 atau 100 – 109
Stage III >180 atau > 110
Gejala Tekanan darah tinggi

 Sakit kepala
 Sakit kuduk
 Sulit Tidur
 Kelelahan
 Mual
 Muntah
 Sesak nafas
 Gelisah
 Pandangan
kabur
Komplikasi hipertensi: Mata

 Pandangan kabur
 Perubahan pd retina spt perdarahan,
eksudat
 Penyempitan pembuluh darah
 Edema papil
 Retinopati hipertensi
Komplikasi hipertensi: Jantung
(Hipertensive Heart Disease)
 Penyakit arteri koronaria dan angina
pektoris
 Left Ventricular Hyperthrophy
 Gagal jantung kiri
Komplikasi hipertensi: Ginjal

Nefrosklerosis
Nokturia
Insufisiensi ginjal
Komplikasi hipertensi: Otak

Stroke atau serangan iskemia


Hipertensive ensephalopathy
Paralisis sementara pd satu
sisi/hemiplegia
Ggn ketajaman penglihatan
Komplikasi hipertensi: Vaskular

Atherosklerosis
Aneurisme aorta
Periferal vascular disease
Aortic disection
Pemeriksaan Diagnostik

Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik


Elektrolit dan uric acid serum
BUN dan kreatinin
Glukosa darah
Hitung darah lengkap
Lipid serum, kolesterol dan trigliserida
EKG
Penatalaksanaan

Non farmakologi/gaya hidup


 Kurangi intake garam
 Kendalikan berat badan
 Hindari rokok, alkohol dan stress
 Hindari obat hormonal/KB, kortikosteroid
 Pembatasan kafein
 Kendalikan gula darah
 Modifikasi makanan berlemak
 Olah raga/aerobik
 Teknik relaksasi
Penatalaksanaan
Farmakologi
Diuretik: tiazid, furosemid, spironolakton
menurunkan volume darah, tekanan darah
dan curah jantung
Beta blokker: atenolol, nadolol
menekan sekresi renin
Kalsium antagonis: Nifedipin, diltiazem,
verapamil
menghambat pengeluaran kalsium,
menyebabkan vasodilatasi
ACE inhibitor: captoril, lisinopril, Quinapril
menghambat perubahan angiotensin I
menjadi angiotensin II
Vasodilator
WOC Hipertensi
Umur Genetik Merokok Konsumsi Emosi Gaya Hidup
> 50 thn alkohol

Merangsang Konsumsi
Perubahan Kerusakan SS Simpatis makanan berlemak
Perub membran PD endotel PD
fungsional Pe↑an intake
PD perifer sodium Dislipidemia DM Obesitas
Adhesi
trombosit Retensi sodium
Pe↓an di ginjal Penumpukan Hiperinsulinemia
elastisitas PD lemak di PD
TP ↑
CO ↑
TP ↑, CO ↓ Merusak
endotel PD
HIPERTENSI
Atherosklerosis

MK: intoleransi Perubahan Pe↑an Nyeri suboksipital, TP ↑


aktivitas aliran darah preload kaku leher
perifer

MK: Risti MK: Nyeri


Keletihan, Pe↓ CO
kelemahan, Ketidakseimbangan
dyspnea suplai & kebutuhan
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Aktivitas/ Istirahat. Meliputi Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup.Tanda :
Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
 Sirkulasi, meliputi Gejala : Riwayat Hipertensi, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit stroke,
episode palpitasi. Tanda : Kenaikan Tekanan Darah, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
 Integritas Ego. Meliputui gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, fakto stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan. Tanda : Letupan suasana hati, gelisah,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
 Eliminasi meliputi Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu). Tanda meliputi jumlah dan frekuemsi buang air kecil.
 Makanan/cairan meliputi gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini serta riwayat
penggunaan obat diuretik. Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
 6Neurosensori meliputi, Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur), Tanda: perubahan status mental, perubahan orientasi, pola/isi bicara,
efek, proses pikir, penurunan kekuatan genggaman tangan.
 Nyeri/ ketidaknyaman, meliputi gejala : Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung), sakit
kepala.
 Pernafasan, meliputi gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok. Tanda: Distress pernafasan/penggunaan
otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
 Keamanan, meliputi gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokontriksi pembuluh darah.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidak seimbangaN antara suplai dan kebutuhan O2.
 Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup
monoton.
 Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme
koping tidak efektif harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak
realistik.
 Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya
berhubungan dengan kurangan sumber informasi yang didapat
oleh pasien mengenai penyakit.
INTERVENSI

Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan


vasokontriksi pembuluh darah.
 Tujuannya adalah : pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang
menurunkan tekanan darah / beban kerja jantung,
mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang
dapat diterima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung
stabil dalam rentang normal pasien.
 Intervensi : Observasi tekanan darah, Catat keberadaan, kualitas
denyutan sentral dan perifer, Amati warna kulit, kelembaban,
suhu, dan masa pengisian kapiler, Catat adanya demam
umum / tertentu, Berikan lingkungan yang nyaman, tenang,
kurangi aktivitas / keributan lingkungan, batasi jumlah
pengunjung dan lamanya tinggal, Anjurkan teknik relaksasi,
panduan imajinasi dan distraksi. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapi anti hipertensi, diuretik.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangaN antara suplai dan kebutuhan O2.
 tujuannya: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas
yang diinginkan/diperlukan, melaporkan peningkatan
dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
 Intervensi : Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan
menggunakan parameter frekuensi nadi 20 per menit
diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan Tekanan darah,
dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan kelemahan,
berkeringat, pusing atau pingsan. Kaji kesiapan untuk
meningkatkan aktivitas contohnya : penurunan kelemahan /
kelelahan, tekanan darah stabil, frekwensi nadi, peningkatan
perhatian pada aktivitas dan perawatan diri. Dorong pasien
dan keluarga untuk memajukan aktivitas/ toleransi
perawatan diri. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan
anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut
dengan duduk dan sebagainya. Dorong pasien untuk
partisifasi dalam memilih periode aktivitas.
Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan
dengan peningkatan tekanavaskuler cerebral.
 Tujuannya : Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan
tulang/terkontrol, mengungkapkan metode yang
memberikan pengurangan, mengikuti regiment
farmakologi yang diresepkan.
 Intervensi : Pertahankan tirah baring selama fase akut,
Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan
sakit kepala, misalnya : kompres dingin pada dahi,
pijat punggung dan leher serta teknik relaksasi.
Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral
dengan menghambat / memblok respon simpatik, efektif
dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk
panjang, dan membungkuk. Bantu pasien dalam
ambulasi sesuai kebutuhan. Bericairan, makanan lunak.
Biarkan klien istirahat selama 1 jam setelah makan.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
analgetik, anti ansietas, diazepam dan lain-lain.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola
hidup monoton.
 Tujuannya pasien dapat mengidentifikasi hubungan
antara hipertensi dengan kegemukan, menunjukan
perubahan pola makan, melakukan/membuat program
olah raga yang tepat secara individu.
 Intervensi : Kaji pemahaman pasien tentang hubungan
langsung antara hipertensi
 dengan kegemukan. Bicarakan pentingnya menurunkan
masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam dan
gula sesuai indikasi. Tetapkan keinginan klien menurunkan
berat badan. Kaji ulang masukan kalori harian dan
pilihan diet. Tetapkan rencana penurunan berat badan
yang realistis dengan pasien, Misalnya : penurunan berat
badan 0,5 kg per minggu. Dorong pasien untuk
mempertahankan masukan makanan harian termasuk
kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan
perasaan sekitar saat makanan dimakan. Intruksikan dan
Bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan
dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es
krim, daging dan lain-lain) dan kolesterol (daging
berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan).
Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.
Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tida
harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistik.
 Tujuannya Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekkuen
menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi, me
potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari d
mengubahnya.
 Intervensi : Kaji keefektipan strategi koping dengan mengobservas
Misalnya : kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, kein
berpartisipasi dalam rencana pengobatan. Catat laporan ganggu
peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsangan,
toleransi sakit kepala, ketidak mampuan untuk mengatasi/menyel
masalah. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik d
kemungkinan strategi untuk mengatasinya. Libatkan pasien dalam
perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencan
pengobatan. Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas/tujuan h
Tanyakan pertanyaan seperti : apakah yang Anda lakukan merupa
yang Anda inginkan ?. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mula
merencanakan perubahan hidup yang perlu. Bantu untuk menyes
perubahan hidup dari pada membatalkan tujuan diri/keluarga.
TOPIK 2
SYAHRIR
- Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada
- Jantung sebagai organ pemompa darah
- pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan

Otot papilorus
SIRKULASI JANTUNG
PENGERTIAN GAGAL JANTUNG
Keadaan dimana jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam
memenuhi kebutuhan sirkulasi Tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada
keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian
ke dalam jantung masih cukup tinggi.
 Ketidakmampuan jantung memompa darah yg
adekuat utk memenuhi kebutuhan jaringan akan
oksigen dan nutrisi
 Sering disebut juga dgn istilah gagal jantung
congestif
 Gagal jantung congestif mengacu pada gagal
jantung sisi kiri dan sisi kanan
Patofisiologi

CO = HR X SV

CO (cardiac output), pd gagal jantung curah jantung


lebih rendah dari dr curah jantung normal
HR (frekuensi jantung), bila curah jantung berkurang
sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi
jantung
SV (volume sekuncup), dipengaruhi oleh preload,
kontraktilitas jantung, dan after load
Bila salah satu dari ketiga hal tsb terganggu maka curah
jantung akan berkurang
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Kondisi yang dapat menyebabkan gagal
jantung :
 Penyakit myokardial : CAD, kardiomyopathy.
 Beban volume berlebihan : Regurgitasi aorta,
regurgitasi mitral, regurgitasi tricuspid
 Beban tekanan berlebihan : hipertensi, stenosis aorta,
stenosis pulmonik, hipertropi kadiak.
 Meningkatnya kebutuhan tubuh : thyroxicosis,
anemia, kehamilan.
 Iatrogenic myocardial damage : Obat (adriamycin),
tumor mediastinum.
Faktor presipitasi :
Disritmia ( tachikardi,
Major etiologi 
bradikardi)
:  Infeksi jantung
 Penyakit arteri  Emboli paru
koroner  Hipertensi yang tidak
terkontrol
 Infark myokardium
 Obat – obat :
 Kardiomyopathy  Obat depresan otot
primer jantung (B-bloker,
 Hipertensi antiaritmia,
veravamil),
 Penyakit katup
 Obat steroid
jantung
 Chemoterapi
Gagal jantung kiri
 Ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang
datang dari paru sehingga terjadi peningkatan tekanan
sirkulasi paru yg menyebabkan cairan terdorong ke
jaringan paru
 Gagal jantung kiri : peningkatan tekanan
ventrikel kiri atau penambahan volume
sehingga terjadi peningkatan tekanan atrial
kiri, peningkatan tekanan kapiler paru,
sehingga mengakibatkan edema paru.
Peningkatan tekanan paru dapat
menyebabkan gagal jantung kanan
 Ditandai dengan: dispneu, paroxismal nocturnal
dispneu (PND), batuk dgn sputum berbusa kadang
disertai bercak darah, mudah lelah, gelisah
Gagal jantung kanan
 Gagal jantung kanan : peningkatan tekanan
ventrikel kanan atau bertambahnya volume
dapat meningkatkan tekanan di atrial kanan,
meningkatkan tekanan vena sistemik,
akibatnya peripheral udema dan kongesti
hati
 Sisi kanan jantung tdk dpt mengosongkan volume
darah dgn adekuat sehingga darah yg datang dari
sirkulasi vena tdk dapat ditampung
 Ditandai dengan: pitting edema, peningkatan berat
badan, hepatomegali, anoreksia, peningkatan JVP,
asites, lemah
KONDISI KARDIOVASKU LER

DISFUNGSI MYOKARDIAL

KARDIAK OUTPUT
MENURUN

Volume darah arateri menurun. Fatigue, confution, disfungsi


renal.

Peningkatan aktivitas sistem Peningkatan pengeluaran renin


saaraf simpatis. angiotensin

Peningkatan aldoteron Peningkatan vasokontriksi


periperal

Ektremitas Vasokontriksi Peningkatan Peningkatan HR


dingin, pucat periperal kontraksi

Retensi air dan Na Peningkatan ejeksi Ekstremitan


pucat, dingin
jantung

Peningkatan volume plasma

Kongesti

Periperal Paru

Edema Dyspnea
MANIFESTASI KLINIK

Gagal jantung Gagal jantung


ventrikel kiri ventrikel kanan
 Edema periperal
 Dyspnea
 Berat badan bertambah
 Batuk  Efusi pleura
 Fatigue, weaknes.  Anoreksia
 Nocturia, oliguria.  Nyeri kuadran kanan
atas
 Bingung hilang memory.
 Distensi vena jugularis
 Tahikardi  Hepatomegali
 Ronchi  Ascites.
Penatalaksanaan

Istirahat utk mengurangi beban


kerja
Terapi farmakologis: digitalis,
diuretik, vasodilator
Cek elektrolit
Diet: pembatasan natrium
PENGKAJIAN

Riwayat Kesehatan:
Catat adanya gejala gagal jantung
gambarkan gejala-gejala gagal
jantung
Tentukan penyebab gagal jantung
Tentukan factor presipitasi gagal
jantung.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : sesak nafas, aktivitas,
nostril, distensi vena jugularis.
Tanda-tanda vital
Kaji ronchi paru, batuk, sputum, penurunan
bunyi nafas terhadap adanya efusi pleura
dan edema paru.
Jantung : Palpasi impuls maximal pada
jantung kiri, auskultasi : murmur.
Kaji hepatomagali dan acites.
Edema
Kaji ektremitas : warna dan temperature.
Pemeriksaan penunjang
Darah : kimia darah, DPL.
Ro thoraks
EKG
Echokardiografi
Katerisasi jantung kanan.
DIAGNOSA
 Menurunnya kardiak output berhubungan
dengan ketidak mampuan jantung memompa
darah secara efektif.
 Penumpukan volume cairan berhubungan
dengan penurunan aliran ke renal,
peningkatan aldosteron

 Intoleransi aktifitas b.d kelelahan & dispneu akibat


penurunan curah jantung
 Kecemasan b.d kesulitan bernafas & kegelisahan
akibat oksigenasi yg tidak adekuat
 Gangguan perfusi jaringan perifer b.d stasis vena
 Potensial kurang pengetahuan mengenai program
perawatan diri b.d tidak bisa menerima perubahan
gaya hidup yg dianjurkan
INTERVENSI

Menurunnya kardiak output berhubungan dengan ketidak


mampuan jantung memompa darah secara efektif.
 Kaji tanda-tanda vital, bunyi nafas, bunyi jantung,
hemodinamik, respirasi, nadi periper setiap 4 jam.
 Monitor irama EKG secara continue.
 Beri obat untuk mengoptimalkan kontraksi otot jantung
 Beri lingkungan yang tenang, sesering mungkin istirahat,
support emosional.
 Beri oksigen sesuai program
 Laporkan dan dokumentasikan adanya tanda-tanda
penurunan kardiak output (dyspnoe, bingung, batuk).
Penumpukan volume cairan
berhubungan dengan penurunan aliran
ke renal, peningkatan aldosteron dan
ADH.
 Kaji, dokumentasikan dan laporkan
terjadinya retensi cairan, termasuk
penambahan berat badan, dyspnoe,
ronchi, S3, edema, distensi vena jugularis.
 Pertahankan restriksi cairan, restriksi natrium.
 Beri obat diuretik
 Monitor intake dan output cairan
 Timbang berat badan setiap hari.
Intervensi Keperawatan Secara
Umum
 Istirahat
utk mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan,
menurunkan kerja otot pernafasan, merangsang diuresis sehingga
memperbaiki perfusi ginjal.
 Posisi
posis kepala lebih tinggi (semi fowler) atau pt didudukan utk
menurunkan aliran balik vena (preload) & mengurangi kongesti paru,
tekanan hepar ke diagfrahma berkurang.
lengan bawah disokong dengan bantal utk mengurangi kelelahan otot
bahu.
Mengurangi kecemasan
menaikan kepala tempat tidur, menghadirkan anggota
keluarga, pemberian oksigen, morfin dgn dosis kecil
utk dispneu yg berat, hipnotis utk membantu pt tidur
Memperbaiki perfusi jaringan
pemberian oksigen & terapi diuresis
Penyuluhan pasien gagal jantung

 Istirahat & hindari stress


 Pemahaman mengenai kemungkinan pemakaian digitalis,
vasodilator & diuratik seumur hidup, minum obat sesuai resep,
periksa denyut nadi setiap hari, timbang BB bila meningkat lbh
dari 0,9-1,4 kg laporkan, mengetahui tanda & gejala hipotensi
ortostatik dan cara mengatasinya
 Diet natrium sesuai petunjuk
 Program aktifitas secara bertahap tanpa menimbulkan gejala
 Periksa ke dokter secara berkala
 Siaga terhadap kekambuhan
Evaluasi

 Penurunan kelelahan & dispneu


mampu beristirahat dengan adekuat
 Penurunan kecemasan
tidur nyenyak di malam hari, melaporkan
penurunan stres & kecemasan
 Perfusi jaringan yang normal
kulit hangat & kering, tidak ada edema
perifer
 Mematuhi aturan perawatan diri
MANAJEMEN KLINIK
Nonfarmakologi :
Hindari faktor resiko arteri sklerosis.
Turunkan kerja otot jantung : modifikasi
aktifitas, turunkan BB, turunkan emosi.
Restriksi alkohol
Restriksi garam
Retriksi caiaran
Farmakologi
Menurunkan preload : diuretik, dilatasi vena
(morphin, nitrogliserin)
Meningkatkan preload : Pemberian cairan.
Menurunkan afterload : Vasodilator
(nitropusside, nitrogliserin)
Meningkatkan afterload : vasopressor
(norepinefrin)
Meningkatkan kontraksi : obat simpatik
(dobutamin, dopamin), Phosphodiesterase
inhibitor (Amrinone, digitalis)
Menurunkan kontraksi : beta bloker.
Menstabilkan irama jantung.
Prosedur khusus

Pompa balon intra aortic


Transplantasi jantung
Dialysis
Kardiomyoplasty.

Anda mungkin juga menyukai