Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SPTK

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Di Buat Oleh :

Rahayu Damayanti (19064)


Kelompok 9

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA


TAHUN AJARAN 2019/2020

LAMPIRAN 1 MODUL I.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (masalah utama)


Defisit Perawatan Diri

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatann
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dalam perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan
kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes RI
(2010) faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah :
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
meilitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak diperbolehkan untuk
mandi.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, shampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

C. Jenis
1) Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi atau
beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri: berpakain
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktiitas berpakain
dan berias untuk diri sendiri.
3) Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri
4) Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri (Damayanti & Iskandar, 2012)

D. Fase-fase
1) Koping keluarga tidak efektif
2) Harga Diri Rendah
3) Fase isolasi sosial
4) Defisit perawatan diri
5) Gangguan sensori: Halusinasi Pendengaran
E. Rentang Respons
Adaptif Maladaptif

Tidak melakukan
Pola perawatan diri Kadang perawatan diri, kadang
perawatan diri pada
seimbang tidak
saat streess

a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang.
b. Kadang melakukan perawatan diri, kadang tidak : saat klien mendapatkan stressor
kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
melakukan perawatan saat stress. (Direja,2011).

F. Mekanisme Koping
1) Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali,
seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk mengulangi ansietas.
2) Penyangkalan ( Denial ), melindungi diri terhadap kenyataan yang tak
menyenangkan dengan menolak menghadapi hal itu, yang sering dilakukan
dengan cara melarikan diri seperti menjadi “sakit” atau kesibukan lain serta tidak
berani melihat dan mengakui kenyataan yang menakutkan (Yusuf dkk, 2015).
3) Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis, reaksi fisk yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber stresor,
misalnya: menjauhi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain. Reaksi psikologis
individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, sering
disertai rasa takut dan bermusuhan.
4) Intelektualisasi, suatu bentuk penyekatan emosional karena beban emosi dalam
suatu keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau diubah (distorsi) misalnya rasa
sedih karena kematian orang dekat, maka mengatakan “sudah nasibnya” atau
“sekarang ia sudah tidak menderita lagi” (Yusuf dkk, 2015).
III. A. Pohon Masalah

Resiko Halusinasi Pendengaran

Defisit Perawatan Diri

Fase Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Koping Keluarga Tidak Efektif

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


TANGGAL / MASALAH
DATA FOKUS
JAM KEPERAWATAN

Data Subjektif :

- Klien mengatakan tidak mengerti tentang


kebersihan diri
- Klien mengatakan saat makan jaranng mencuci
tangan dan malas untuk membersihkan
peralatan makanan
- Klien mengatakan mandi tidak pernah
menggunakan shampo dan sabun mandi
- Klien mengatakan mandi sekali dalam 2 hari
Defisit Perawatan Diri
- Klien mengatakan jarang menggosok gigi
- Klien mengatakan tidak mengerti cara
berdandan

Data Objektif :

- Rambut klien tampak acak-acakan dan kusut


- Badan klien bau
- Kuku klien tampk panjang
- Klien tampak kotor dan mulut klien bau serta
giginya yang kuning
- Baju klien tampak kotor

Data Subjektif : Resiko Halusinasi


Pendengaran
- Klien mengatakan mendengar suara ajakan
untuk mengajaknya berbicara
- Suara itu biasanya muncul pada saat malam hari
dan ketika pasien merasa tertekan

Data Objektif :

- Klien tampak berbicara sendiri dan tertawa


sendiri
Data Subjektif : Isolasi Sosial

- Klien mengatakan malas untuk berhubungan


denngan orang lain
- Klien mengatakan lebih suka menyendiri

Data Objektidf :

- Klien lebih banyak diam


- Klien tidak mau memulai pembicaraan

Data Subjektif : Harga Diri Rendah

- Klien mengatakan orang tuanya suka


membanding-bandingkan dirinya dengan
saudara kandungnya
- Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna
- Klien malu bahwa dirinya hanya lulusan SMP
- klien merasa sedih berada dirumah sakit jiwa
dan merasa diasingkan karena menganggap
keluarganya tidak pedulli lagi dengannya

Data Objektif :

- klien terkadang menundukan kealanya


- kontak mata klien sesekali tidak fokus

Data Subjektif : Kopipng keluarga tidak


efektif
- klien mengatakan hubungan dengan
keluarganya kurang baik
- klien mengatakan orang tuanya suka
membanding-bandingkan dirinya dengan
saudara kandungnya

Data Objektif :

- bicara klien cepat dan pelan


IV. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan ketidakmampuan hygiene diri, berhias,
makan dan eliminasi
2) Resiko Halusinasi Pendengaran
3) Isolasi Sosial
4) Harga Diri Rendah
5) Koping keluarga Inefektif

V. Rencana tindakan keperawatan


Diagnosa
Perencanaan
keperawatan
Defisit Perawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Diri
Klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling
Tanda-tanda percaya :
percaya  Beri salam setiap
kepada perawat: berinteraksi.
TUM : o Wajah cerah,  Perkenalkan nama,
tersenyum nama panggilan
Klien dapat o Mau perawat dan tujuan
membina hubungan berkenalan perawat berkenalan
o Ada kontak  Tanyakan nama
saling percaya dan panggilan
mata
o Menerima kesukaan klien
kehadiran  Tunjukkan sikap
TUK : jujur dan menepati
perawat
1. Klien dapat o Bersedia janji setiap kali
menceritakan berinteraksi
membima  Tanyakan perasaan
perasaannya
hubungan dan masalah yang
dihadapi klien
saling percaya  Buat kontrak
dengan interaksi yang jelas
 Dengarkan
perawat ungkapan perasaan
klien dengan
empati
 Penuhi kebutuhan
dasar klien
2. Klien 2. klien mampu 2. Diskusikan dengan
menyebutkan: klien:
mengetahui
o Penyebab  Penyebab klien
pentingnya tidak tidak merawat diri
perawatan diri merawat diri  Manfaat menjaga
o Manfaat perawatan diri
menjaga untuk keadaan
pwtan diri fisik, mental, dan
o Tanda-tanda sosial.
bersih dan  Tanda-tanda
rapi perawatan diri
o Gangguan yang baik
yang dialami  Penyakit atau
jika gangguan
perawatan kesehatan yang
diri tidak bisa dialami oleh
diperhatikan klien bila
perawatan diri
tidak adekuat

3. Klien 3.1 Klien 3.1 Diskusikan frekuensi


menyebutkan menjaga pwtan diri selama
mengetahui cara-
frekuensi menjaga ini
cara melakukan perawatan diri:  Mandi
o Frekuensi  Gosok gigi
perawatan diri
mandi  Keramas
o Frekuensi  Berpakaian
gosok gigi  Berhias
o Frekuensi  Gunting kuku
keramas
o Frekuensi 3.2.Diskusikan cara
ganti pakaian praktek perawatan diri
o Frekuensi yang baik dan benar :
berhias  mandi
o Frekuensi  gosok gigi
 Keramas
gunting kuku
 Berpakaian
3.2 Dalam … kali
 Berhias
interaksi klien
 Gunting kuku
menjelaskan cara
3.2. Berikan pujian untuk
menjaga perawatan
diri: setiap respon klien yang
o Cara mandi
positif
o Cara gosok
gigi
o Cara
Keramas
o Cara
Berpakaian
o Cara berhias
o Cara gunting
kuku
4. Klien dapat 4. klien 4.1.Bantu klien saat
mempraktekkan perawatan diri :
melaksanakan
perawatan diri perawatan diri  Mandi
dengan dibantu  Gosok gigi
dengan bantuan
oleh perawat:  Keramas
perawat o Mandi  Ganti pakaian
o Gosok gigi  Berhias
o Keramas  Gunting kuku
o Ganti pakaian 4.2. Beri pujian setelah
o Berhias klien selesai melaksanakan
o Gunting kuku
perawatan diri
5. Klien dapat 5. klien 5.1. Pantau klien dalam
melaksanakan melaksanakan
melaksanakan
praktek perawatan perawatan diri:
perawatan diri diri secara mandiri  Mandi
o Mandi 2 X  Gosok gigi
secara mandiri
sehari  Keramas
o Gosok gigi  Ganti pakaian
sehabis  Berhias
makan  Gunting kuku
o Keramas 2 X
seminggu 5.2. Beri pujian saat klien
o Ganti pakaian melaksanakan perawatan
1 X sehari
o Berhias diri secara mandiri.
sehabis
mandi
o Gunting kuku
setelah mulai
panjang
6. Klien 6.1. keluarga 6.1 Diskusikan dengan
menjelaskan cara- keluarga:
mendapatkan
cara membantu  Penyebab klien
dukungan keluarga klien dalam tidak
memenuhi melaksanakan
untuk
kebutuhan perawatan diri
meningkatkan perawatan dirinya  Tindakan yang
telah dilakukan
perawatan diri
6.2. keluarga klien selama di
menyiapkan rumah sakit dalam
sarana perawatan menjaga perawatan
diri klien: sabun diri dan kemajuan
mandi, pasta gigi, yang telah dialami
sikat gigi, oleh klien
shampoo, handuk,  Dukungan yang
pakaian bersih, bisa diberikan oleh
sandal, dan alat keluarga untuk
berhias meningkatkan
6.3. Keluarga kemampuan klien
dalam perawatan
mempraktekan
perawatan diri pada diri
6.2. Diskusikan dengan
klien
keluarga tentang:
 Sarana yang
diperlukan untuk
menjaga perawatan
diri klien
 Anjurkan kepada
keluarga
menyiapkan sarana
tersebut

6.3. Diskusikan dengan


keluarga hal-hal yang
perlu dilakukan
keluarga dalam
perawatan diri :
 Anjurkan keluarga
untuk
mempraktekan
perawatan diri
(mandi, gosok gigi,
keramas, ganti
baju, berhias dan
gunting kuku)
 Ingatkan klien
waktu mandi,
gosok gigi,
keramas, ganti
baju, berhias, dan
gunting kuku.
 Bantu jika klien
mengalami
hambatan dalam
perawatan diri
 Berikan pujian atas
keberhasilan klien

VI. Daftar Pustaka

1) Depkes RI. 2010. Pengertian Gangguan Jiwa. Tersedia di : www.depkes.co.id


2) Elvara, Tiara. 2017. Defisit Perawatan Diri. Tersedia di : www. academia.edu
3) SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Tim Pokja SDKI
DPP PPNI
4) http://eprints.ums.ac.id/
5) https://id.scribd.com/document/431673563/Defisit-Perawatan-Diri
6) https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/DINO_SAPUTRA.pdf
LAMPIRAN 4 MODUL I.
STRATEGI PELAKSANAAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke : 1
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Juni 2021
Nama Klien : Ibu Faniah

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Kurang perawatan diri

2. Diagnosa keperawatan :
Deficit nutrisi

3. Tujuan khusus :
 Pasien dapat membina hubungan salin percaya
 Mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
 Mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
 Mampu melakukan makan dengan baik
 Mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

4. Tindakan keperawatan :
 Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
 Melatih pasien berdandan dan berhias
 Melatih pasien makan secara mandiri
 Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

B. Strategi komunikasi
1. Orientasi
a. Salam terapeutik:
“Selamat pagi, perkenalkan saya suster Rahayu Damayanti, dan biasa dipangil
suster Ayu”
“Nama ibu siapa? Dan senang dipanggil apa?
“Saya dinas pagi di ruangan ini pk.07.00-14.00. Selama dirumah sakit ini saya
yang akan merawat Ibu Faniah”

Evaluasi/Validasi: “saya perhatikan ibu Faniah menggaruk –garuk badannya,


gatal ya?”

b. Kontrak
Topik : “bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri?”
Waktu : berapa lama kita bicara? 20 menit ya?
Tempat : Ibu mau berbincang dimana? Disini saja atau di tempat yang
lain? Disini saja ya”
Tujuan : Agar mengatahui apa itu pengertian kebersihan diri,

2. Fase kerja :
“berapa kali ibu Faniah mandi dalam sehari?”
“apakah ibu sudah mandi hari ini?”
“menurut ibu apa kegunaannya mandi?”
“apa alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri?” menurut ibu apa manfaatnya
kalau kita menjaga kebersihan diri?
“kira-kita tanda kalau orang yang tidak bisa merawat kebersihan diri apa ya?
Badan gatal, bau mulut, apa lagi…?”
“kalau tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut ibu yang bisa
muncul? Betulll… ada kudis, kutu..,dsb”
“apa yang ibu lakukan untuk merawat muka dan rambut?”bagaimana dengan
berdandan? Apa maksud tujuan sisiran dan berdandan?”
“berapa kali ibu makan sehari?”
“apa lagi yang perlu dilakukan?” betul, kita harus sikat gigi setelah makan”
“dimana biasanya ibu buang air besar/kecil? Bagaimana membersihkannya? Iya
betul, kita kalau BAB/BAK harus di WC, nah jangan lupa untuk
membersihkannya pakai air dan sabun”
“menurut ibu kalau mandir itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang
kita persiapkan? Benarr sekali… ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk,
sikat gigi, shampo dan sabun, serta sisir”
“bagaimana kalau sekaranh kita ke kama mandi, suster akan membimbing ibu
melakukannya. Sekarang ibu siram seluruh tubuh termasuk rambut ambil
shampoo, gosokkan pada kepala sampai berbusa lalu bilas sampai bersih, bagus
sekali, selanjutnya ambil sabun dan gosokan keseluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol. Giginya disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi mulai dari depan sampai
kebelakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh
tubuh sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. F bagus sekali melakukannya.
Selanjutnya ibu ganti pakaian dan sisir rambutnya dengan baik”

3. Terminasi
a. Evaluasi :
Subyektif : “bagaimana perasaan F setelah mandi dan menganti pakaian?”
Obyektif : “coba F sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik
yang sduah F lakukan tadi?”
Rencana Tindak Lanjut:
“bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi? Sekarang coba ibu ulangi tanda-tanda bersih dan rapi”
“bagus sekali mau berapa kali ibu mandi dan sikat gigi?” dua kali pagi dan
sore, mari kita masukan jadwal aktivitas harian.

b. Kontrak
Topik : “Baik besok lagi kita latihan berdandan oke”
Waktu : “Kita lakukukan pada Pagi-pagi sehabis ibu makan ya”.
Tempat : “ Kita lakukan disini lagi ya bu”

Anda mungkin juga menyukai