Di Buat Oleh :
LAMPIRAN 1 MODUL I.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan
kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes RI
(2010) faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah :
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
meilitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak diperbolehkan untuk
mandi.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, shampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
C. Jenis
1) Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi atau
beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri: berpakain
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktiitas berpakain
dan berias untuk diri sendiri.
3) Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri
4) Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri (Damayanti & Iskandar, 2012)
D. Fase-fase
1) Koping keluarga tidak efektif
2) Harga Diri Rendah
3) Fase isolasi sosial
4) Defisit perawatan diri
5) Gangguan sensori: Halusinasi Pendengaran
E. Rentang Respons
Adaptif Maladaptif
Tidak melakukan
Pola perawatan diri Kadang perawatan diri, kadang
perawatan diri pada
seimbang tidak
saat streess
a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang.
b. Kadang melakukan perawatan diri, kadang tidak : saat klien mendapatkan stressor
kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
melakukan perawatan saat stress. (Direja,2011).
F. Mekanisme Koping
1) Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali,
seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk mengulangi ansietas.
2) Penyangkalan ( Denial ), melindungi diri terhadap kenyataan yang tak
menyenangkan dengan menolak menghadapi hal itu, yang sering dilakukan
dengan cara melarikan diri seperti menjadi “sakit” atau kesibukan lain serta tidak
berani melihat dan mengakui kenyataan yang menakutkan (Yusuf dkk, 2015).
3) Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis, reaksi fisk yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber stresor,
misalnya: menjauhi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain. Reaksi psikologis
individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, sering
disertai rasa takut dan bermusuhan.
4) Intelektualisasi, suatu bentuk penyekatan emosional karena beban emosi dalam
suatu keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau diubah (distorsi) misalnya rasa
sedih karena kematian orang dekat, maka mengatakan “sudah nasibnya” atau
“sekarang ia sudah tidak menderita lagi” (Yusuf dkk, 2015).
III. A. Pohon Masalah
Data Subjektif :
Data Objektif :
Data Objektif :
Data Objektidf :
Data Objektif :
Data Objektif :
Pertemuan Ke : 1
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Juni 2021
Nama Klien : Ibu Faniah
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Kurang perawatan diri
2. Diagnosa keperawatan :
Deficit nutrisi
3. Tujuan khusus :
Pasien dapat membina hubungan salin percaya
Mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
Mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
Mampu melakukan makan dengan baik
Mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan keperawatan :
Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Melatih pasien berdandan dan berhias
Melatih pasien makan secara mandiri
Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
B. Strategi komunikasi
1. Orientasi
a. Salam terapeutik:
“Selamat pagi, perkenalkan saya suster Rahayu Damayanti, dan biasa dipangil
suster Ayu”
“Nama ibu siapa? Dan senang dipanggil apa?
“Saya dinas pagi di ruangan ini pk.07.00-14.00. Selama dirumah sakit ini saya
yang akan merawat Ibu Faniah”
b. Kontrak
Topik : “bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri?”
Waktu : berapa lama kita bicara? 20 menit ya?
Tempat : Ibu mau berbincang dimana? Disini saja atau di tempat yang
lain? Disini saja ya”
Tujuan : Agar mengatahui apa itu pengertian kebersihan diri,
2. Fase kerja :
“berapa kali ibu Faniah mandi dalam sehari?”
“apakah ibu sudah mandi hari ini?”
“menurut ibu apa kegunaannya mandi?”
“apa alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri?” menurut ibu apa manfaatnya
kalau kita menjaga kebersihan diri?
“kira-kita tanda kalau orang yang tidak bisa merawat kebersihan diri apa ya?
Badan gatal, bau mulut, apa lagi…?”
“kalau tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut ibu yang bisa
muncul? Betulll… ada kudis, kutu..,dsb”
“apa yang ibu lakukan untuk merawat muka dan rambut?”bagaimana dengan
berdandan? Apa maksud tujuan sisiran dan berdandan?”
“berapa kali ibu makan sehari?”
“apa lagi yang perlu dilakukan?” betul, kita harus sikat gigi setelah makan”
“dimana biasanya ibu buang air besar/kecil? Bagaimana membersihkannya? Iya
betul, kita kalau BAB/BAK harus di WC, nah jangan lupa untuk
membersihkannya pakai air dan sabun”
“menurut ibu kalau mandir itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang
kita persiapkan? Benarr sekali… ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk,
sikat gigi, shampo dan sabun, serta sisir”
“bagaimana kalau sekaranh kita ke kama mandi, suster akan membimbing ibu
melakukannya. Sekarang ibu siram seluruh tubuh termasuk rambut ambil
shampoo, gosokkan pada kepala sampai berbusa lalu bilas sampai bersih, bagus
sekali, selanjutnya ambil sabun dan gosokan keseluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol. Giginya disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi mulai dari depan sampai
kebelakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh
tubuh sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. F bagus sekali melakukannya.
Selanjutnya ibu ganti pakaian dan sisir rambutnya dengan baik”
3. Terminasi
a. Evaluasi :
Subyektif : “bagaimana perasaan F setelah mandi dan menganti pakaian?”
Obyektif : “coba F sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik
yang sduah F lakukan tadi?”
Rencana Tindak Lanjut:
“bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi? Sekarang coba ibu ulangi tanda-tanda bersih dan rapi”
“bagus sekali mau berapa kali ibu mandi dan sikat gigi?” dua kali pagi dan
sore, mari kita masukan jadwal aktivitas harian.
b. Kontrak
Topik : “Baik besok lagi kita latihan berdandan oke”
Waktu : “Kita lakukukan pada Pagi-pagi sehabis ibu makan ya”.
Tempat : “ Kita lakukan disini lagi ya bu”