CAD 1 Autodesk Inventor 2016
CAD 1 Autodesk Inventor 2016
Disusun oleh :
JAKARTA
Computer Aided Design 1 – Autodesk Inventor 2016
Seri : Modeling dan Drawing
Penulis :
ISBN : 978-602-71320-2-3
Editor :
Ir. Vuko A.T. Manurung M.T.
Penyunting :
Martinus Chorda
Penerbit :
LP2M POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta 14330
Telepon : (021) 6519555 Fax : (021) 6519821
Email : Sekretariat@polman.astra.ac.id
Cetakan Pertama, Maret 2018
Selalu ada jutaan alasan untuk tidak melakukan sesuatu….. Ini merupakan kata-kata bijak terkenal dan
dikenang selalu oleh banyak orang. Dengan adanya alasan, semua manusia melakukan aktivitasnya.
Dengan semua alasan tersebut, semua orang melakukan sesuatu. Demikian juga dengan buku ini. Penulis
memiliki banyak alasan yang menjadi reason being dari buku ini.
Terima kasih telah memilih dan membaca buku ini. Buku ini ditulis dengan beberapa alasan :
- Bermain-main di dunia CAD (Computer Aided Design) adalah suatu hal yang
menyenangkan. Berbagi kesenangan melalui belajar CAD merupakan kesenangan yang
tersendiri
- Dunia menggambar, termasuk dengan menggunakan alat bantu CAD adalah dunia kreatif.
Dalam masa-masa awal CAD, software ini merupakan software orang teknik dan rekayasa.
Namun, sekarang dengan software CAD ada lebih banyak keindahan dari sekedar dunia
mesin.
- Dunia CAD adalah dunia yang hemat. Siklus hidup produk menjadi sangat singkat dengan
kontribusi software CAD. Iterasi perancangan menjadi sebuah aktivitas yang sangat cepat dan
mudah. Banyak penghematan biaya dan waktu yang dapat diperoleh.
- Penulis berharap buku ini dapat mengisi kekosongan buku teknik secara umum, dan buku
CAD secara khusus. Semoga buku ini dapat menjadi dasar dari pengembangan penggunaan
CAD secara lebih luas. Meskipun dalam buku ini menggunakan satu merk software, buku
tidak terikat dengan salah satu pabrikan.
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
BAB I
USER INTERFACE ……………………........................................................................... 5
BAB II
PART……………................................................................................................................ 7
2.1 Sketching.................................................................................................... 8
2.2 Base Feature......................................................................................................... 17
2.2.1. Extrude..................................................................................................... 17
2.2.2. Revolve.................................................................................................... 18
2.3 Work Plane........................................................................................................... 19
2.4 Work Axis ………………………….................................................................... 23
2.5 Work point …...................................................................................................... 25
2.6 Feature ..................................................................................................................26
2.6.1 Extrude .................................................................................................... 27
2.6.2 Revolve ................................................................................................... 28
2.6.3 Swept ...................................................................................................... 29
2.6.4 Rib ........................................................................................................... 30
2.6.5 Chamfer .................................................................................................. 30
2.6.6 Fillet ........................................................................................................ 31
2.6.7 Hole and thread ....................................................................................... 32
2.6.8 Pattern ..................................................................................................... 34
2.6.9 Mirror ...................................................................................................... 35
2.6.10 Loft .......................................................................................................... 35
2.6.11 Shell ........................................................................................................ 36
BAB IV
ASSEMBLY ............................................................................................................ 44
4.1 Perakitan Bottom Up .......................................................................................... 44
4.2 Pembuatan Hinge ..................................................................................... 51
4.3 Perakitan Hinge ................................................................................................... 56
4.4 Perakitan Vacuum Chamber ............................................................................... 58
4.5 Analisa Assembly ............................................................................................... 62
4.6 Analisa Benturan (Collision Detection)............................................................... 65
4.7 BOM (Bill of Material) .................................................................................................... 66
BAB V
PRESENTATION/EXPLODED VIEW.................................................................. 68
BAB VI
MANUFACTURING DRAWING .......................................................................... 72
6.1 Pembuatan Detail Drawing ................................................................................. 72
6.2 Pemberian Notasi ................................................................................................ 80
6.2.1 Pemberian dimensi ...................................................................................... 80
6.2.2 Pemberian Teks Keterangan ....................................................................... 82
BAB VII
PENUTUP……………………………………………………………………………….. 89
PENDAHULUAN
Part
Presentation /
Exploded View
Hal pertama yang harus dilakukan adalah pembuatan sebuah part yang kemudian
dijadikan menjadi sebuah assembly, selanjutnya dari assembly dibuat menjadi
sebuah exploded view (presentation). Ketiga bagian tersebut dapat dijadikan
sebuah gambar kerja/manufacturing drawing. Format file yang dikenal dalam
Autodesk Inventor adalah:
1. Part (*.ipt)
2. Assembly (*.iam)
3. Presentation (*.ipn)
5. Project (*.ipj)
BAB I
USER INTERFACE
5
2
Gambar 1
Pembahasan terkait user interface tidak akan diperlebar dan hanya dicukupkan
pada penjelasannya ini saja. Untuk lebih lengkapnya bisa melihat HELP (F1) di
Autodesk Inventor.
BAB II
PART
Dalam proses pembuatan part terdapat beberapa hal yang harus diketahui
terlebih dahulu sehingga kita bisa mengetahui konsep dasar pembuatan modeling
di Autodesk Inventor. Secara sederhana, dapat dibuatkan dalam bentuk diagram
seperti berikut ini.
Pembuatan sketch selalu berada pada sebuah plane yang kemudian diubah
menjadi feature. Selanjutnya dibuat sketch tambahan pada sebuah plane atau
permukaan datar yang nantinya akan dijadikan feature. Dari beberapa feature
tersebut akan terbentuk sebuah modeling part.
1. Sketching
2. Base Feature
3. Datum/Work Plane
4. Work Axis
5. Work Point
6. Feature
Di dalam 2D sketch sketsa yang dihasilkan dalam bentuk 2D, dimana hanya
terdapat 2 koordinat yang bekerja (aktif). Selanjutnya hasil sketsa dirubah
menjadi sebuah base feature/feature
2. 3D Sketch
2.1. Sketching
Pada saat awal pembuatan part secara default Autodesk Inventor akan
mengarahkan kita pada X-Y plane. Namun, kita dapat mengubah settingan
tersebut pada menu Tools → Application Options → (tab) Part → Frame
Sketch on new part creation) No new sketch. Yang akan diulas pada
pembahasan ini adalah dengan tidak menggunakan settingan default
Autodesk Inventor dan satuan yang akan digunakan adalah metric (mm).
Gambar 2
Gambar 3
2. Pada Object History expand Origin dengan cara mengklik tanda (+) dan
aktifkan ketiga plane default dengan cara mengklik ketiganya kemudian
klik kanan dan pilih Visibility. Perhatikan gambar 4
Gambar 4
Gambar 5
3. Ubah View pada Graphic Windows menjadi Isometric dengan cara klik
kanan di Graphic Windows dan pilih Home View (F6) seperti pada
gambar 5 atau dengan mengarahkan cursor pada View Cube dan klik
tanda rumah seperti pada gambar 6.
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
5. Kemudian klik icon View Face (page up) dan pilih plane yang menjadi
tempat sketching agar proses tampilan sketch tegak lurus dengan arah
pandangan. Secara default tampilan user interface pembuatan 2D sketch
terdapat grid lines, minor grid lines, axes. Tampilan tersebut sedikit
menggangu proses sketching dan di sini diperbolehkan untuk
menonaktifkannya dengan cara mengubahnya pada Tools → Application
Options → (tab) Sketch → (Frame Display) Uncheck Grid Lines, Minor
Grid Lines, Axes. Selanjutnya dipilih bentuk geometry yang diinginkan.
a) Horizontal
Constraint yang bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada
pada posisi horizontal. Perhatikan gambar 9.
Gambar 9
b) Vertical
Constraint yang bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada
pada posisi vertical. Perhatikan gambar 10.
Gambar 10
c) Perpendicular
Constraint yang bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada
pada posisi tegak lurus. dengan salah satu geometry menjadi acuan.
Autodesk Inventor akan memilih geometry acuan secara acak
(random) kecuali salah satu geometry dibuat menjadi fix
menggunakan constraint fix. Perhatikan gambar 11.
Gambar 11
d) Parallel
Constraint yang bertujuan untuk membuat sebuah geometry berada pada
posisi parallel terhadap acuan geometry. Perhatikan gambar 12.
Gambar 12
e) Tangent
Constraint yang bertujuan untuk membuat sebuah geometry menjadi
bersinggungan antara satu dengan lainnya, dimana geometry yang dapat
dibuat bersinggungan adalah antara garis dengan geometry yang berbentuk
radius atau kedua geometry-nya yang mempunyai radius. Perhatikan
gambar 13.
Gambar 13
f) Smooth
Constraint yang bertujuan untuk membuat pertemuan antara dua buah
kurva (spline) menjadi halus dan bersinggungan antara satu dengan
lainnya. Perhatikan gambar 14.
Gambar 14
g) Coincident
Constraint yang bertujuan untuk membuat pertemuan antara point dengan
point atau antara point dengan geometry. Perhatikan gambar 15
Gambar 15
h) Concentric
Constraint yang bertujuan untuk membuat 2 buah geometry yang memiliki
radius berada pada satu sumbu/titik center. Perhatikan gambar 16
Gambar 16
i) Collinear
Constraint yang bertujuan untuk membuat 2 buah geometry atau lebih
berada dalam satu garis lurus/linear imajiner . Perhatikan gambar 17.
Gambar 17
j) Equal
Constraint yang bertujuan untuk membuat besar/nilai antara geometry
menjadi sama. Perhatikan gambar 18.
Gambar 18
k) Fix
Constraint yang bertujuan untuk membuat geometry berada pada posisi
yang tetap dan tidak bisa bergeser .
l) Symmetry
Constraint yang bertujuan untuk membuat geometry menjadi
seimbang/selaras terhadap acuan sebuah garis sumbu. Perhatikan gambar
19.
Gambar 19
7. Jika pembuatan sketch selesai kita dapat mengklik kanan mouse dan pilih
Gambar 20
1. Extrude
2. Revolve
2.2.1. Extrude
Feature ini digunakan untuk membuat solid/surface dengan
menentukan ketebalan dari sebuah sketch/profile. Jika sketch
dalam bentuk terbuka maka akan dihasilkan surface, sedangkan
jika dalam bentuk tertutup akan dapat menghasilkan solid/surface.
Untuk mengeksekusinya dapat dilakukan dengan cara mengklik
Solid
Sheet
Gambar 21
2.2.2. Revolve
Feature ini digunakan untuk membuat solid/surface dengan
memutar sketch/profile terhadap acuan sebuah axis (garis sumbu).
Jika sketch dalam bentuk terbuka (open loop) maka akan
dihasilkan surface, sedangkan jika dalam bentuk tertutup (closed
loop) akan menghasilkan solid/surface. Untuk mengeksekusinya
Solid
Sheet
Gambar 22
Gambar 23
Gambar 24
memilih sisi dan point untuk menghasilkan plane yang tegak lurus
sisi. Perhatikan gambar 25.
Gambar 25
Sisi/edge
Gambar 26
Permukaan Rata
Gambar 27
Permukaan Rata
Sisi/edge
Gambar 28
Gambar 29
Permukaan Rata
Geometri Radius
Gambar 30
Gambar 31
Gambar 32
Gambar 33
Gambar 34
Gambar 35
Gambar 36
Gambar 37
Gambar 38
Gambar 39
2.5. Workpoint
Feature ini dapat digunakan sebagai referensi point dengan
mengambil sebuah Vertex atau Snap Point pada sketch/edge,
persilangan antara curve/sketch dengan plane dan persilangan antar
Gambar 40
2.6. Feature
Pembahasan dibatasi hanya pada feature dasar yang sering
digunakan untuk membuat sebuah modeling sederhana. Feature
yang akan dibahas antara lain :
1. Extrude
2. Revolve
3. Swept
4. Rib
5. Chamfer
6. Fillet
7. Hole and Thread
8. Pattern
9. Mirror
10. Loft
11. Shell
2.6.1. Extrude
Pada pembahasan sebelumnya sudah disinggung mengenai
extrude sebagai base feature. Pada pembahasan berikut ini akan
dibahas lebih jauh mengenai extrude. Pada feature Extrude ada
3 cara yang biasa digunakan untuk membuat sebuah model :
1. Join yaitu menggabungkan antara base feature/feature
dengan feature untuk mendapatkan sebuah bentuk.
2. Cut yaitu memotong base feature/feature dengan feature
untuk mendapatkan sebuah bentuk.
3. Intersect yaitu mempertemukan antar base feature/feature
dengan feature dimana bentuk yang dihasilkan adalah
pertemuan antar keduanya.
Perhatikan hasil proses extrude pada gambar 41.
Gambar 41
Gambar 42
Gambar 43
2.6.2. Revolve
Pada pembahasan sebelumnya sudah dibahas mengenai revolve
sebagai base feature. Pembahasan ini akan membahas lebih jauh
mengenai revolve. Pada feature extrude ada 3 cara yang bisa
digunakan untuk membuat sebuah model sama seperti
pembuatan extrude yaitu Join, Cut dan Intersect. Seperti
pembahasan sebelumnya, feature revolve terdapat 5 batasan dan
keseluruhan batasan hampir sama juga dengan extrude tetapi
From To All
Gambar 44
2.6.3. Swept
Feature ini digunakan membuat solid dimana sketch profile
akan terbentuk mengikuti sketch path, path & guide rail dan
path & guide surface. Untuk menjalankannya dapat dilakukan
Gambar 45
2.6.4. Rib
Feature ini digunakan untuk membuat sebuah tulangan/penguat
pada sebuah model dimana hanya membutuhkan sebuah sketch
terbuka dan menentukan berapa ketebalan tulangan yang akan
dibuat. Untuk menjalankannya bisa dengan cara mengklik icon
Gambar 46
2.6.5. Chamfer
Feature ini digunakan untuk membuang sisi tajam dari sebuah
model dengan merubahnya menjadi sisi miring. Untuk
menjalankannya dapat dilakukan dengan cara mengklik icon
atau menggunakan shortcut (Ctrl+Shift+K). Ada 3 metode yang
bisa digunakan untuk men-chamfer sebuah model :
1. Distance.
Dengan cara ini dibutuhkan jarak yang ingin dibentuk dan
Gambar 47
2.6.6. Fillet
Feature ini digunakan untuk membuang sisi tajam dari sebuah
model dengan mengubahnya menjadi sisi berbentuk radius. Untuk
Gambar 48
3. Full round.
Dengan cara ini dibutuhkan 3 permukaan rata. Dua
permukaan sebagai sisi yang akan dibentuk radius dan 1
permukaan sebagai center radius. Perhatikan gambar 48.
Gambar 49
Gambar 50
2.6.8. Pattern
Ada 2 macam feature pattern yang dapat digunakan :
1. Rectangular Pattern
Feature ini digunakan untuk menggandakan sebuah
feature dengan jarak dan jumlah tertentu. Di sini
dibutuhkan sebuah referensi yang akan lebih baik
berupa sketch, edge dan work axis. Untuk menjalankan
Gambar 51
2.6.9. Mirror
Feature ini digunakan untuk menggandakan feature menjadi
berkebalikan arah dari aslinya. Di sini dibutuhkan sebuah plane
atau permukaan rata yang digunakan sebagai referensi atau
Gambar 52
2.6.10 Loft
Feature ini digunakan untuk membuat solid/surface berdasarkan
transisi 2 geometri atau lebih. Di sini 2 sketch atau lebih
dijadikan sebagai profile sections dan 1 sketch atau lebih
digunakan sebagai rails (alur bentuk geometri). Untuk
menjalankan feature tersebut, klik icon atau dengan
menggunakan shortcut (Ctrl+Shift+L). Untuk lebih memahami
proses pembuatan perhatikan gambar 53.
Gambar 53
2.6.11 Shell
Feature ini digunakan untuk membuat benda solid menjadi
berselubung (mempunyai ketebalan tertentu). Di sini beberapa
permukaan yang tidak diinginkan dapat dihilangkan. Untuk
menjalankan feature tersebut, klik icon . Untuk lebih
memahami proses pembuatan perhatikan gambar 54.
Gambar 54
BAB III
MANAJEMEN DATA
Pada bab ini akan dibahas manajemen data dengan fasilitas Autodesk
Inventor yang bernama project. Disini kita akan belajar bagaimana cara pembuat
sebuah project dan membuat klasifikasi folder berdasarkan kebutuhan. Di dalam
sebuah desain biasanya selalu terdapat part yang akan dibuat assembly kemudian
dibuat explode view (presentation) dan selanjutnya dibentuk menjadi gambar
kerja. Di dalamnya terdapat juga data-data perhitungan atau data-data spesifikasi
material. Dalam pembahasan ini semisal akan dibuat sebuah desain dengan nama
project Vacuum Chamber, kita akan membuat 5 buah folder antara lain :
1. Part. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa
komponen/part.
2. Sub Assembly. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data
berupa sub assembly part.
3. Main Assembly. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data
berupa main assembly.
4. Drawing. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa
gambar kerja dan presentasi (exploded view).
5. Ext Data. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa
hasil perhitungan, spesifikasi material dan data-data lain yang
berhubungan dengan perancangan.
Langkah-langkah membuat project di Autodesk Inventor adalah :
Gambar 55
Gambar 56
e. Tekan tombol next. Jika ada library yang akan dimasukan dalam
project tentukan library yang akan digunakan. Jika tidak tekan
tombol finish. Perhatikan gambar 57.
Gambar 57
f. Pada Frequently Used Subfolders klik kanan dan pilih add path
dan tuliskan nama-nama folder sesuai kebutuhan. Perhatikan
gambar 58.
Gambar 58
Gambar 59
Gambar 60
Gambar 61
Gambar 62
Gambar 63
Gambar 64
Gambar 65
Gambar 66
Gambar 67
Untuk mendesain hinge baik dari top hinge, bottom hinge dan
hinge shaft akan dibahas pada pembahasan Assembly. Setiap selesai
membuat sebuah part/komponen simpanlah pada foldernya masing-
masing. Misal file part disimpan ke dalam folder part. Perhatikan
gambar 68.
Gambar 68
BAB IV
ASSEMBLY
Pada bab ini akan dibahas bagaimana membuat sebuah assembly dengan
merangkai part-part yang sudah dibuat. Ada 2 konsep yang bisa digunakan dalam
membuat sebuah assembly :
1. Bottom-Up. Pada konsep pertama ini, untuk membuat sebuah assembly
dibuat dengan mengumpulkan/merangkai part-part yang sebelumnya
sudah dibuat. Secara sederhana, dari sekumpulan part dibuatlah sebuah
assembly.
2. Top-Down. Pada konsep ini, pembuatan sebuah assembly dilakukan
dengan cara merangkai part menjadi part/komponen baru di dalam
assembly. Dalam konsep ini, part dibuat di dalam sebuah file assembly
yang selanjutnya akan membentuk sebuah bentukan assembly yang
diinginkan.
4.1.Perakitan Bottom Up
Pada sub bab ini akan dibahas bagaimana melakukan proses perakitan
menggunakan metoda Bottom-Up. Hal-hal yang harus dilakukan adalah :
4.1.1. Buat sebuah file assembly baru (*.iam). Dengan mengklik File→ New →
Standar(mm).iam. Perhatikan gambar 69.
Gambar 69
4.1.2. Ambil salah satu part yang menjadi acuan dalam merakit part-part dengan
Gambar 70
yaitu .
Selain permukaan dengan permukaan dapat juga
Gambar 71
2. Mate-flush
Digunakan ketika penunjukan arah permukaan
searah dan posisi pemasangan sudah sesuai dengan
Gambar 72
Gambar 73
2. Undirected angle
Constraint ini berkebalikan dengan constraint direct
Gambar 74
Gambar 75
2. Outside
Constraint ini digunakan untuk menggabungkan antar
part yang memiliki geometri berbentuk radius dengan
radius atau radius dengan permukaan rata menjadi
bersinggungan satu sama lainnya di bagian permukaan
luar. Adapun icon tangent outside yaitu . Untuk
lebih memahami proses tangent outside perhatikan
gambar 76
Gambar 76
Gambar 77
4.1.5. Rangkailah part-part seperti base, left side cover, right side cover, front
cover dan backcover sehingga menjadi satu rangkaian sub assembly dan
simpanlah dengan nama file Bottom VC.iam. Perhatikan gambar 78.
Gambar 78
Buatlah file assembly baru dengan nama handle.iam sebagai sub assembly
dengan merangkai part handle shaft dan bracket handle. Perhatikan
gambar 79.
Gambar 79
Gambar 80
3. Buat sebuah work plane sejauh 100 mm untuk menentukan letak hinge.
Perhatikan gambar 81.
Gambar 81
Gambar 82
5. Buatlah sketch dengan mengambil salah satu sisi part assembly sebagai
referensi. Perhatikan gambar 83.
Gambar 83
6. Extrude sketch dengan posisi extents mid plane dan masukan angka
misal 30 mm.
7. Buat sketh pada posisi tengah bottom hinge untuk membuat lubang slot
top hinge. Perhatikan gambar 84.
Gambar 84
Gambar 85
10. Buat chamfer pada keselurahan sisi dengan kemiringan 0.5 mm.
Perhatikan gambar 86.
Gambar 86
11. Ketika modeling bottom hinge selesai tekan icon return panel
untuk keluar dari model menu ke assembly proses.
12. Buat top hinge.ipt. Adapun caranya seperti penjelasan 1 – 4. Perhatikan
gambar 87.
Gambar 87
13. Pilih plane pada bottom hinge untuk membuat sketch. Perhatikan
gambar 88.
Gambar 88
Gambar 89
Gambar 90
Gambar 91
20. Tekan icon return untuk kembali ke proses assembly dan save file.
21. Hilangkan bottom hinge dan top hinge pada Vacuum Chamber.iam
karena akan dipisah menjadi sub assembly tersendiri dengan nama
hinge.iam. Perhatikan gambar 92.
Gambar 92
4.3.Perakitan Hinge
Pada sub bab ini akan dibahas bagaimana cara merakit hinge. Adapun caranya
sebagai berikut :
1. Buatlah sebuah file assembly baru dan simpan dengan nama
hinge.iam pada folder sub assy.
2. Masukan bottom hinge sebagai base kemudian top hinge.
3. Gunakan constraint insert untuk menggabungkan 2 part ini karena
gerakannya yang berputar dan berada pada posisi yang tetap.
4. Buat sebuah part baru dengan nama hinge shaft dengan ukuran seperti
tampak pada gambar 93.
5. Revolve sketch tersebut hingga menjadi sebuah shaft.
6. Chamfer semua sisi dengan jarak 0.5 mm.
Gambar 93
Gambar 94
Gambar 95
Gambar 96
Gambar 97
Gambar 98
Gambar 99
Gambar 100
11. Simpan susunan baut dan lubang menjadi sebuah standard dengan
Gambar 101
12. Untuk pemberian susunan baut yang serupa selanjutnya hanya dengan
mengatur posisi sesuai kebutuhan dan klik tombol set pada frame
templates library di bolted connection dialog box.
13. Lengkapi semua kebutuhan baut pada perakitan vacuum chamber.
Perhatikan gambar 102.
Gambar 102
14. Pasanglah handle pada posisi tengah-tengah dari top cover hingga
proses perakitan vacuum chamber lengkap . Perhatikan gambar 102.
4.5.Analisa Assembly
Pada sub bab ini dibahas analisa dari sebuah perakitan. Adapun cara
proses analisa pada Vacuum Chamber sebagai berikut :
1. Dekatkan cursor pada top cover atau handle dan klik salah satunya
kemudian klik tahan dan gerakan cursor apakah top cover
bergerak.
2. Jika part tersebut tidak bergerak maka ada constaint yang mengikat
part tersebut.
3. Pilih top cover pada browser. Cari constraint yang mengikat
sehingga part tidak mau bergerak kemudian klik kanan constraint
dan pilih suppress. Perhatikan gambar 103.
Gambar 103
Gambar 104
6. Pada browser carilah icon constraint angle. Klik kanan dan pilih
drive constraint. Perhatikan gambar 105.
Gambar 105
7. Pada dialog box drive constraint aturlah posisi gerakan top cover dan
klik tombol forward/reverse untuk menggerakkan top. Perhatikan
gambar 106.
Gambar 106
mendekati selesai.
Gambar 107
Gambar 108
Gambar 109
Gambar 110
BAB V
PRESENTATION/EXPLODED VIEW
Pada bab sebelumnya sudah dibahas mengenai proses assembly dan pada bab
ini akan dibahas bagaimana cara membuat presentasi (exploded view). Adapun
cara pembuatannya sebagai berikut :
1. Klik icon new pilih tab metric kemudian pilih standard (mm).ipn.
2. Ambil data assembly atau sub assembly yang akan dibuatkan exploded
view-nya dengan mengklik icon Create View .
3. Klik icon Tweak Component untuk memisahkan part yang satu dengan
lainnya. Pada dialog box Tweak Component terdapat icon Direction,
Components, Trail Origin dan penunjukan koordinat x,y dan z. Direction
berfungsi untuk mengambil salah satu data dari edge/axis, point atau
permukaan untuk mendapatkan arah pergerakan sebuah part. Component
digunakan untuk memilih part yang akan dipisahkan. Trail Origin
berfungsi untuk menentukan titik origin (tidak dipilih tidak mengapa
karena komponen akan tetap bergerak). Koordinat x, y atau z untuk
menentukan arah pergerakan. Untuk mengakhiri proses pemilihan tekan
tombol clear. Perhatikan gambar 111.
Gambar 111
Gambar 112
Gambar 113
7. Posisi view pun dapat dirubah dengan mengklik icon filter pada browser
kemudian pilih sequence view. Perhatikan gambar 114.
Gambar 114
8. Expand Task, pilih salah satu urutan klik kanan dan pilih edit. Perhatikan
gambar 115.
Gambar 115
9. Atur view menggunakan view cube. Kemudian tekan tombol set camera
untuk memposisikan tampilan. Perhatikan gambar 116.
Gambar 116
BAB VI
MANUFACTURING DRAWING
Gambar 117
3. Pada dialog box Edit Sheet, atur ukuran kertas gambar sesuai dengan
kebutuhan. Pada contoh ini akan digunakan ukuran A3. Perhatikan
gambar 118.
Gambar 118
4. Klik icon base untuk memasukan part atau assembly yang akan dibuat
menjadi gambar kerja. Sebagai contoh, ambillah part base untuk dibuat
detail gambarnya. Skala gambar langsung bisa diatur sesuai dengan
kebutuhan. Demikian juga dengan tampilan gambar kerja yang
diinginkan. Bisa hidden line, hidden line removed dan shaded. Perhatikan
gambar 119.
Gambar 119
5. Untuk mengganti proyeksi klik tab Manage kemudian klik icon Style
editor.
6. Klik icon Default Standard (ISO) pilih tab View Preferences dan rubah
posisi proyeksi menjadi Third Angle. Perhatikan gambar 120.
Gambar 120
7. Klik tombol save lalu tombol done untuk keluar dari dialog box.
8. Klik icon projected pada tab Place View untuk membuat tampak
(pandangan) samping, atas maupun isometric. Pilih view base dan
Gambar 121
Gambar 122
10. Untuk membuat detail suatu geometry gunakan feature detail. Klik icon
detail kemudian pilih view tentukan skala yang akan digunakan dan
bagian yang akan dibuat detailnya. Perhatikan gambar 123.
Gambar 123
Gambar 124
12. Untuk membuat lubang dengan detail lubang yang tidak terkena garis
potongan gunakan feature break out. Yang pertama kali harus dilakukan
adalah membuat sketch pada view yang akan dibuat coakan (rongga)
berupa spline tertutup. Klik icon break out pilih view yang sudah
diberikan sketch. Ada beberapa metoda yang bisa digunakan untuk
menentukan titik pemotongan yaitu :
a. From point. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah point sebagai
referensi titik coak dari geometri. Perhatikan gambar 125.
Gambar 125
Gambar 126
Gambar 127
Gambar 128
13. Untuk membuat detail part atau assembly pada lembaran baru klik
icon new sheet atau klik kanan pada browser pilih new sheet.
Pemberian notasi atau keterangan merupakan hal yang sangat
dibutuhkan sebagai komunikasi antara engineering dengan bagian
produksi. 2 hal yang terpenting adalah pemberian dimensi dan teks
keterangan.
6.2.Pemberian Notasi
6.2.1. Pemberian Dimensi
Ada beberapa jenis yang bisa digunakan antara lain :
1. General Dimension digunakan untuk memberikan dimensi baik
secara horizontal, vertikal, radius, diameter dan aligned. Untuk
menggunakannya klik icon general dimension dan pilih geometri
yang akan diberikan dimensi. Perhatikan gambar 129.
Gambar 129
Gambar 130
Gambar 131
Gambar 132
Gambar 133
Gambar 134
Gambar 135
Gambar 136
Gambar 137
c. Klik finish sketch dan simpan nama border sesuai dengan yang
diinginkan. Misal border standard.
d. Klik 2 kali nama border agar bisa masuk kedalam layout
gambar. Perhatikan gambar 138.
Gambar 138
Gambar 139
Gambar 140
Gambar 141
Gambar 142
Gambar 143
Pada akhirnya gambar kerja akan tampak seperti pada gambar 144.
Gambar 144
B A B VII
PENUTUP