Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Muhammad Rafsya Juwandika

KELAS : (A)Anestesiologi
NIM : 201FI03014

Tugas Rangkuman Materi


1TORAKS
Minta pasien untuk duduk di tepi tempat tidur atau dikursi jika memungkinkan , dengan dada
dan perut bag atas terlihat. Periksalah secara menyeluruh , mulai dari punggung kemudian
dada .
Urutan pemeriksaan :

Lihatlah dada dan hubungan diameter anteroposterior terhadap diameter lateral.

Lihatlah bekas luka operasi bedah jantung atau paru sebelumnya ,dan cari adakah
pembengkakan , tanda, atau bercak pada kulit.antara
1. Bentuk dada
-Temuan normal
Dada seharusnya simetris dan berbentuk bulat lonjong pada potong lintang. Diameter
anteroposterior harus lebih kecil dibandingkan dengan diameter lateral.
-Temuan abnormal
Apabila diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter lateral, dada dikatakan
berbentuk seperti gentong ( barrel-shaped ) .
2. Kulit
Mungkin akan terlihat lesi subkutan, termasuk nodul metastasis tumor, neurofibroma,dan lipoma,
selain juga kelainan vaskular seperți latasi saluran vaskular vena pada SVCO.
3. Palpasi
Urutan pemeriksaan
- Dengan pasien menatap ke depan, carilah tanda-tanda deviasi trakea.
- Rabalah dengan lembut menggunakan ujung jari telunjuk pada lekuk suprasternal dan
lakukan palpasi trakea (Gambar1.3). Hal ini mungkin terasa tidak nyaman, karenanya
lakukan dengan perlahan dan jelaskan apa yang sedang dilakukan. Pergeseran sedikit ke
kanan biasa dijumpai pada orang sehat.
- Ukurlah jarak antara lekuk suprasternal dan tulang rawan krikoid, ukuran normal selebar
3–4 jari; jarak yang lebih kecil dari ini menandakan hiperinflasi paru.
Temuan abnormal
Pergeseran mediastinum bagian atas menyebabkan deviası trakea. Pergeseran detak jantung
apeks dapat merupakan pertanda adanya pergeseran mediastinum bagian bawah (Bab ).
Pergeseran impuls jantung tanpa deviasi trakea biasanya terjadi akibat pembesaran ventrikel kiri,
namun dapat pula terjadi pada skoliosis, kifoskoliosis, atau pectus excavatum berat.
4. Ekspansi dada
Urutan pemeriksaan
- Berdirilah di belakang pasien dan nilai ekspansi lobus atas paru dengan memperhatikan
klavikula saat pernapasan tidal.
- Nilai ekspansi lobus bawah paru dengan meletakkan tangan Anda secara mantap pada
dinding dada. Julurkan jari-jari tangan Anda ke sekitar sisi dada pasien (Gambar 5). Ibu jari
Anda seharusnya hampir menyentuh garis tengah dan jari kelingking hampir keluar dari
dada sehingga mereka bisa bergerak bebas seiring respirasi.
- Mintalah pasien untuk menarik napas dalam. Ibu jari Anda seharusnya terpisah secara
simetris sejauh minimal 5 cm.
- Dalam keadaan pasien telentang, carilah gerakan paradoksal dinding abdomen ke arah
dalam pada saat inspirasi.
Temuan normal
Kedua sisi toraks seharusnya mengembang secara seimbang selama pernapasan normal tidal dan
inspirasi maksimal.
Temuan abnormal
Berkurangnya ekspansi pada satu sisi menunjukkan kelainan pada sisi tersebut: misalnya, efusi
pleura, kolaps paru atau lobus paru, pneumotoraks, dan fibrosis unilateral. Berkurangnya gerakan
dinding dada secara bilateral umum dijumpai pada PPOK dan fibrosis paru difus.
5. Perkusi
Perkusi memungkinkan pemeriksa untuk mendengarkan nada dan gema nada perkusi tersebut,
serta merasakan pada daerah yang berdekatan di kedua sisi dada getaran pascaperkusi. .
Urutan pemeriksaan
- Tempatkan telapak tangan kiri di dada pasien, dengan jari-jari sedikit terbuka (Gambar 6c)
- Tekankan jari tengah tangan kiri Anda ke arah dada, sejajar dengan iga pada area yang
akan diperkusi
- Ketuklah jari falang bagian tengah dengan menggunakan ujung jari tengah tangan kanan
Anda, dengan melakukan gerakan mengayun pada pergelangan tangan dan bukan neda
lengan bawah
- Pindahkan jari yang melakukan perkusi secara cepat sehingna nada yang terbentuk tidak
teredam
- Perkusi apeks paru dengan meletakkan permukaan jari tengah tangan kiri pada tepi
anterior otot trapezius, menyentuh fossa supraklavikula dan perkusilah ke arah bawah
- Perkusi klavikula secara langsung pada sepertiga tengah, karena melakukan perkusi pada
bagian lateral akan menghasilkan nada pekak karena mengenal otot bahu
- Mintalah pasien untuk melipat tangannya di depan dada, menggerakkan skapulanya ke
lateral, dan perkusilah bagian posterior atas dada. Jangan melakukan perkusi dekat garis
tengah, karena struktur padat tulang belakang torakal dan otot-otot paravertebra akan
menghasilkan nada pekak.
- Gambarkan daerah yang abnormal dengan melakukan perkusi mulai dari suara sonor ke
pekak. Perkusi setiap sisi secara bergantian dan bandingkan nada yang terbentuk.
Temuan normal
Paru normal menghasilkan nada yang sonor (Kotak ).
Temuan abnormal
Pneumotoraks menghasilkan nada hipersonor, sedangkan perkusi pada struktur yang padat,
misalnya hepať, janteen atau area paru dengan konsolidasi (pneumonia) akan menghasilkan nada
yang pekak.
6. Auskultasi
Sebagian besar suara yang mencapai dinding dada memiliki frekuensi rendah dan terdengar
paling baik dengan menggunakan stetoskop bagian corong. Diafragma mem- batasi bunyi
bernada tinggi, misalnya pleural friction rubs.
Urutan pemeriksaan
- Dengarkan saat pasien relaks dan bernapas dalam dengan menggunakan mulut terbuka.
Jangan meminta pasien bernapas dalam untuk periode panjang karena hal ini dapat
menimbulkan rasa pusing dan bahkan tetani. Auskultasi setiap sisi secara Dergantian,
dengan membandingkan temuan pada berbagai posisi yang sesuai untuk memastikan tidak
ada kelainan lokal yang terlewatkan.
- Dengarkan:
 pada sisi anterior dari atas klavikula ke bawah ke iga ke-6
 pada sisi lateral dari aksila ke iga ke-8
 pada sisi posterior ke bawah ke iga ke-11
- Nilailah kualitas dan amplitudo suara napas. Identifikasi kesenjangan antara inspirasi dan
ekspirasi, serta dengarkan suara napas tambahan. Hindari melakukan auskultasi dalam jarak
3 cm dari garis tengah baik di anterior maupun posterior, karena area-area ini dapat
mentransmisikan suara secara langsung dari trakea atau bronkus utama.
Temuan normal
Aliran turbulen pada saluran napas besar menimbulkan terdengarnya menggunakan stetoskop
akan terdengar bunyi vesikular.
Temuan abnormal
Menghilangnya suara vesikular terjadi pada obesitas, efusi pleura, penebalan pleura yang
bermakna, pneumotoraks, hiperinflasi akibat PPOK, dan pada daerah paru yang kolaps dengan
oklusi bronkus utama di daerah yang bersangkutan.
7. Suara napas tambahan
- Ronki merupakan bunyi nonmusikal terputus-putus yang disebabkan oleh kolapsnya saluran
napas perifer saat ekspirasi. Saat inspirasi, udara dengan cepat memasuki saluran napas
bagian distal ini, sehingga alveolus dan bronkus kecil dengan cepat akan terbuka,
menghasilkan bunyi berkerak (ronki).
- Mengi merupakan tanda khas asma dan PPOK, namun hal ini merupakan indikator yang
buruk untuk menilai tingkat keparahan obstruksi aliran udara. Pada obstruksi saluran napas
berat, mengi dapat tidak muncul karena berkurangnya aliran udara.
- Pleural friction rub merupakan suara berderak yang serupa dengan bunyi saat kita
membengkokkan produk tulit vang kaku atau menginjak lapisan salju. Bunyi ini terjadi saat
pleura parietal dan viseral bergesaran satu sama lain, terdengar paling jelas dengan
menggunakan stetoskop bagian diafragma. Bunyi ini mungkin hanya terdengar saat
bernapas dalam pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi.
- Klik pneumotoraks merupakan bunyi ritmis, yang sinkron dengan sistolik jantung, terjadi
saat terdapat udara di antara dua lapisan pleura yang terletak di atas jantung.
Resonansi vokal
Urutan pemeriksaan
- Mintalah pasien untuk mengucapkan "one, one, one" (satu, satu, satu) sambil dilakukan
auskultasi untuk menilai kualitas dan amplitudo resonansi vokal.
- Mintalah pasien untuk berbisik "one, one, one" (satu, satu, satu) sambil terus
mendengarkan.
Temuan normal
Pada paru normal, komponen bernada rendah saat ber- bicara akan terdengar, sedangkan
komponen bernada tinggi akan dihambat sehingga tidak akan terdengar suara saat berbisik.
Temuan abnormal
Pada paru yang mengalami konsolidasi (pneumonia), angka yang diucapkan akan terdengar
dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai