Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA

Nama : Bayu Reksa Bonaventura. Mata Kuliah : Perencanaan Media (Kamis Pagi)
NPM : 7017210036 Dosen Pengampu : Hanoch Tahapary, M.Si

1. Pentingnya pengorganisasian menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi, yang


dianggap sebagai sebuah kerangka yang masih dapat menggabungkan usaha-usaha mereka
dengan baik. Dengan kata lain, salah satu bagian tugas pengorganisasian adalah
mengharmoniskan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam
kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan pada suatu arah tertentu. .Fungsi
manajemen antara lain :

 Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai
tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan
meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer
memperhatikan masa depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan
bagaimana kita akan melakukannya”. Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari
perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap
rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi
manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan
yang efektif di dalam kepegawaian organisasi. Dalam perencanaan, ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus SMART :
 Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya.
Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
 Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya.
 Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
 Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
 Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.

 Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap
sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang
berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas,
membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang
memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas. Aspek utama lain dari organizing
adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya.
Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan
aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang
terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing. Agar tujuan
tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam organisasi biasanya diwujudkan
dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada
setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan
(Job Description). Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung
jawab dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan
pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan
sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas
sesuai dengan keahliannya masing-masing.

 Actuating atau Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas
dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan
dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga
perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan
program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

 Controlling agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang
terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.

2. The Six Big of Mass Media, antara lain :

 Radio
Dalam perkembangan Media massa memiliki karakteristik nya masing masing di antara
nya radio sebgai media massa menjadikan sasaran terhadap manusia adalah indra
pendengar untuk menangkap sebuah informasi untuk di siarkan terhadap pendengar,
kondisi berbeda dengan media massa lain nya misalkan media cetak hanya memberikan
stimulan terhadap indra penglihatan untuk menganalisis sebuah informasi dan Tv salaha
satu media yang dalapt memeberikan stimulan terhadap dua indra manusia di antara
nya mata dan telingan dengan kelebihan tersebut informasi dapat tersampaikan lebih
jelas dan baik. Sifat imajanitif pada psosisi ini radio dapat meberikan stimulan terhadap
pendengar dalam merasakan suasan apa yang di bawakan penyiar diantara nya ketika
peyiar meyiarkan pertandikan sepak bola kominikator dapat mebawa suasana seakan
merasakan pertandingan yang sedang berlangsung dengan sifa imajinatif itu dapat
membangkitkan sifat emosioanal pendengar saat mendengarkan sebuah siaran
tersebut.
 Media Cetak
Tergolong praktis, cepat, dengan harga terjangkau, daya jangkau dan edar media cetak
dapat sampai pelosok. Dapat bertahan, tidak satu kali lalu habis. Kedalaman liputan,
liputan bersifat informatif dengan narasi yang cukup panjang jika diperlukan. Bersifat
massal. Fleksibel, dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Media cetak relatif lebih
mahal daripada media lainnya, misal kita ambil contoh televisi. Bisa kita katakan bahwa
televisi merupakan media massa yang sangat murah seperti radio, bahkan sekarang
dapat kita katakan bahwa baik media televisi maupun radio gratis, sehingga
penikmatnya tak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun. Kecuali biaya listrik dan
sebagainya yang untuk Indonesia masih tergolong murah.
 Televisi
Berikut merupakan ciri-ciri atau karakteristik media massa televisi, sebagai berikut :
1. Audiovisual : Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat
dilihat (audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata- kata,
musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak.
2. Berfikir dalam Gambar : Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi
adalah pengarah acara. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam
gambar. Pertama adalah visualisasi, dalam proses ini pengarah acara merangkai agar
gambar memiliki makna. Tahap kedua adalah penggambaran, yaitu merangkai
gambar sedemikian rupa sehingga mempunyai kontinuitas dan mengandung makna
tertentu.
3. Pengoperasian Lebih Kompleks :Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan
melibatkan banyak orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang yang terampil dan
terlatih.
4. Bersifat Satu Arah : Siaran televisi bersifat satu arah. Kita sebagai pemirsa hanya bisa
menerima berbagai program acara yang sudah dipersiapkan oleh pihak pengelola
televisi. Kita tidak bisa menyela, melakukan interupsi saat itu agar suatu acara
disiarkan atau tidak disiarkan. Menurut teori komunikasi massa, kita sebagai
khalayak televisi bersifat aktif dan selektif. Jadi meskipun siaran televisi bersifat satu
arah, tidak berarti kita pun menjadi pasif. Kita aktif mencari acara yang kita inginkan.
Kita selektif untuk tidak menonton semua acara yang ditayangkan. Tetapi kehadiran
alat ini pun, tidak serta-merta mengurangi tingkat kecemasan masyarakat, terutama
kalangan pendidik, budayawan, dan agamawan.
5. Bersifat Terbuka : Televisi ditujukan kepada masyarakat secara terbuka ke berbagai
tempat yang dapat dijangkau oleh daya pancar siarannya. Artinya, ketika siaran
televisi mengudara, tidak ada lagi apa yang disebut pembatasan letak geografis, usia
biologis, dan bahkan tingkatan akademis khalayak. Siapa pun dapat mengakses
siaran televisi. Di sini khalayak televisi bersifat anonim dan heterogen. Karena
bersifat terbuka, upaya yang dapat dilakukan para pengelola televisi untuk
mengurangi ekses yang timbul adalah mengatur jam tayang acara.
6. Publik Tersebar : Khalayak televisi tidak berada di suatu wilayah, tetapi tersebar di
berbagai wilayah dalam lingkup lokal, regional, nasional, dan bahkan internasional.
Kini, di Indonesia tumbuh subur stasiun televisi lokal yang siarannya hanya
menjangkau suatu kota, atau paling luas beberapa kota dalam radius puluhan km
saja dari pusat kota yang menjadi fokus wilayah siarannya itu. Di Bandung saja,
terdapat tiga stasiun televisi lokal. Dalam perspektif komersial, publik tersebar
sangat menguntungkan bagi para pemasang iklan. Untuk televisi komersial, iklan
adalah darah dan urat nadi hidupnya.
7. Bersifat Selintas : Pesan-pesan televisi hanya dapat dilihat dan didengar secara
sepintas siarannya tidak dapat dilihat dan didengar ulang oleh pemirsa kecuali dalam
hal-hal khusus seperti pada adegan ulang secara lambat, atau dengan alat khusus
seperti perekam video casette recorder (VCR). Sifatnya yang hanya dapat dilihat
sepintas ini, sangat memengaruhi cara-cara penyampaian pesan. Selain harus
menarik, bahasa pesan yang disampaikan televisi harus mudah dimengerti dan
dicerna oleh khalayak pemirsa tanpa menimbulkan kebosanan.
8. Keserempakan : keserempakan disini mengandung maksud bahwa dengan
keserempakan (simultaneusness) ialah dalam waktu yang relatif sama, penonton
dimana pun berada bisa menyaksikan atau pun menerima informasi dari televisi
dalam waktu yang sama. Pesan komunikasi media penyiaran televisi dapat diterima
secara serempak dan dalam waktu bersamaan oleh masyarakat penonton.
Keserempakan penerimaan pesan dapat terjadi, karena dari tempat kejadian dapat
disiarkan atau ditayangkan secara langsung dan dapat diterima oleh penonton
dengan cepat dan serempak. Karakteristik lain yang tidak dimiliki oleh media
penyiaran lain adalah, media penyiaran televisi memiliki pesan yang bersifat
penerangan, pendidikan dan hiburan. Selain itu lewat televisi, pesan dan informasi
yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh segenap lapisan
masyarakat, dari kalangan bawah sampai kalangan atas sekali pun. Media televisi
juga mempunyai sifat audio visual, sehingga sangat membantu pemirsa atau pun
penonton lebih cepat mengerti dan mencerna pesan yang diterimanya. Dari layar
televisi informasi dapat dipahami lebih mudah dan mendalam, karena orang dapat
mendengar dan melihat pernyataan dari berbagai pihak yang langsung terlibat
sekaligus gambaran visual yang menarik mengenai urutan peristiwa yang
ditampilkan. Selain itu kelebihan lain dari media massa ini, bisa dimengerti oleh
mereka yang buta huruf, mereka hanya menggunakan indera pendengaran dan
penglihatan saja untuk bisa mencerna informasi yang disajikan, oleh karena itu
mereka tidak kesulitan saat menonton program siarannya, sebab televisi didalam
susunan gambarnya telah mengubah bahasa verbal menjadi bahasa gambar.
 Film
A. Film menggunakan UNSUR GAMBAR sebagai SARANA UTAMA untuk menyampaikan
informasi.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam sejarahnya film adalah
kesinambungan dari fotografi. Pada mulanya film masih bisu, baru kemudian unsur
suara melengkapi unsur gambar. Gambar dan suara, keduanya secara bersama – sama
menceritakan sebuah cerita kepada penonton. Keduanya mengandung apa yang
dinamakan ekspresi. Bertutur cerita menggunakan media film adalah bagaimana kita
bertutur secara visual. Dengan demikian, apabila kita ingin menuturkan cerita melalui
film, maka kita harus BERFIKIR VISUAL. Artinya, berfikir bagaimana suatu informasi akan
disampaikan dalam bentuk GAMBAR.
B. Film memiliki KETERBATASAN WAKTU
Pengarang novel, misalnya bisa menentukan sendiri kapan mengakhiri novelnya.
Tetapi film memiliki panjang tertentu, antara 80 sampai 120 menit, atau bahkan bila kita
menentukan waktu 3 jam sekali pun maka batasan waktu telah kita tetapkan. Ataukah
film kita panjang atau pendek, kita tak mungkin berhenti sebelumnya atau belakangan.
Kita tak mungkin menambah panjang film untuk menyelesaikan cerita. Bagaimana pun,
batasan waktu akan menetukan pilihan kita dalam memilih materi cerita, dan
menghadapkan kita pada satu hal yang esensial, yaitu : ekonomis dalam bercerita atau
efisiensi dalam bertutur.
C. Film MENGALIR DALAM WAKTU
Pembaca novel jika lelah bisa berhenti sejenak pada suatu halaman tertentu untuk
istirahat dan dapat meneruskan membacanya dilain waktu. Pembaca novel juga bisa
mengulang membaca bagian-bagian tertentu yang mungkin sulit difahaminya. Tetapi
penonton film tidak bisa melakukan hal itu karena film mengalir dalam waktu, penonton
tidak bisa berhenti atau memutar ulang bagian – bagian tertentu dalam film untuk
memahami bagian – bagian yang sulit dicerna. Penonton melihat film terus berjalan
dalam sekali duduk. Maka cerita haruslah diceritakan tanpa membuat mereka merasa
lelah, dan harus bisa diserap sepenuhnya. Dengan demikian bila ada informasi yang
dianggap perlu penekanan khusus atau dianggap sulit difahami penonton, pembuat film
yang harus melakukan pengulangan itu bagi penonton.
 Surat Kabar
a. Publisitas
Publisitas atau publicity adalah penyebaran pada publik atau khalayak. Dengan
demikian, semua aktivitas manusia yang menyangkut kepentingan umum dan atau
menarik untuk umum adalah layak untuk disebarluaskan. Pesan-pesan melalui surat
kabar harus memenuhi kriteria tersebut.
b. Perioditas
Perioditas menunjuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan, atau dwi
mingguan. Sifat perioditas sangat penting dimiliki media massa, khususnya surat kabar.
Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan
makan, minum, dan pakaian. Setiap hari manusia selalu membutuhkan informasi. Bagi
penerbit surat kabar, selama ada dana dan tenaga yang terampil, tidaklah sulit untuk
menerbitkan surat kabar secara periodik.
c. Universalitas
Universalitas menunjuk pada kesemestaan isinya, yang beraneka ragam dan dari seluruh
dunia. Dengan demikian atau isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia,
seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keamanan, dan lain-lain.
Selain itu, lingkup kegiatannya bersifat lokal, regional, nasional, bahkan internasional.
d. Aktualitas
Aktualitas, menurut kata asalnya, berarti kini dan keadaan sebenarnya. Kedua istilah
tersebut erat kaitannya dengan berita, karena definisi berita adalah laporan tercepat
mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau kedua-duanya
bagi sejumlah besar orang. Laporan tercepat menunjuk pada kekinian atau terbaru dan
masih hangat. Fakta dan peristiwa penting atau menarik tiap hari berganti dan perlu
untuk dilaporkan, karena khalayakpun memerlukan informasi yang paling baru. Hal ini
dilakukan oleh surat kabar, karena surat kabar sebagian besar memuat berbagai jenis
berita.
e. Terdokumentasi
Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat
dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting
untuk diarsipkan atau dibuat kliping. Misalnya karena berita tersebut berkaitan dengan
instansinya, atau artikel itu bermanfaat untuk menambah pengetahuannya. Kliping
berita oleh sebuah instansi biasanya dilakukan oleh staf public relations untuk dipelajari
dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya karena berita tersebut dianggap
sebagai masukan dari masyarakat (public eksternal)
 Internet
Global : artinya bersifat mendunia, tidak lagi terkotak-kotak dalam wilayah ataupun
regional. Seolah-olah dunia menjadi datar (flat). Kita dengan mudah mendapatkan
informasi tentang sebuah kejadian ataupun kejadian di negara lain yang jauhnya ribuan
kilometer dari tempat kita berpijak. Hal ini berimplikasi pada pentingnya bagi diri kita
untuk memfilter apapun informasi yang ada dan sampai kepada kita.
Real time : artinya saat ini (detik ini) diekspose saat ini pula akan tampil, tidak ada lagi
jeda dalam sebuah pemberitaan dan penyebaran informasi/berita.
Paperless : artinya tanpa kertas, kita tidak perlu lagi membeli sebuah surat kabar atau
majalah untuk mendapatkan berita terbaru, kita tidak perlu mengirim surat lewat pak
pos untuk memberitahukan keadaan kita atau tidak ada lagi pemborosan dalam
membeli kertas untuk sebuah penyampaian berita. Seharusnya hutan dan kayu menjadi
lebih terselamatkan.
Interaktif : artinya adalah pihak pemberi dan penerima informasi bisa langsung
berhubungan dan berkomunikasi, secara realtime (poin kedua) dan tanpa ada
penghalang serta bisa langsung mendapatkan tanggapan dari narasumber.
Mudah diakses : karena sifatnya yang mengglobal dan menjangkau ke seluruh lokasi
maka sudah tidak jamannya lagi ada istilah ketinggalan informasi (seharusnya), karena
peralatan untuk mengakses sudah masuk ke hampir setiap rumah dan bahkan masing-
masing anak sekolahan sudah memegang peralatan tersebut (entah berupa gadget,
tablet, smartphone, handphone dan lain sebagainya)
Anonim : artinya tanpa identitas, yaitu dengan internet seseorang bisa saja menyamar
entah itu berniat baik ataupun buruk (sebagian besarnya berniat tidak baik). Ada yang
menyamar sebagai artis atau pejabat atau bahkan ustadz demi mendapatkan apa yang
diinginkannya. Dan tidak kalah pentingnya untuk diketahui adalah bahwa sarana
internet ini sangat mudah digunakan untuk mengadu domba, bayangkan : mengadu
domba saja sudah sedemikian membahayakan, belum lagi mengadu manusia (makhluk
yang memiliki kecerdasan dan emosi) yang seharusnya digunakna untuk mewujudkan
kebaikan
Publikasi ulang (republish) : artinya dengan tanpa susah-susah pergi ke warung fotocopy
atau repro, seseorang dengan mudahnya mengirim ulang berita dan informasi yang
didapatkan.

3. Profesi dalam Newsroom, antara lain :

1. Pemimpin Redaksi : bertanggung jawab atas seluruh operasional departemen pemberitaan.


Wewenangnya meliputi : mengawasi seluruh kegiatan di newsroom, menentukan siapa
menjabat apa, merekrut dan memecat karyawan newsroom, menentukan kebijakan redaksi,
serta menyusun anggaran tahunan kegiatan newsroom.

2. Wakil Pemimpin Redaksi : merupakan tangan kanan Pemimpin Redaksi. Dia menjalankan
tugas-tugas yang ditentukan Pemimpin Redaksi. Ia bekerja atas mandat langsung dari Pemimpin
Redaksi. Tidak semua newsroom TV mempunyai Wakil Pemimpin Redaksi. Stasiun tv lokal dan
stasiun tv kecil biasanya tidak memiliki Wakil Pemimpin Redaksi.

3. Manajer Liputan : merupakan tangan kanan Pemimpin Redaksi, dan bertanggung jawab
ataspemantauan isu-isu yang berkembang dan pengarahan kegiatan liputan sehari-hari.
Tanggung jawab lainnya: menyusun rencana anggaran liputan tahunan, sebagai masukan untuk
Pemimpin Redaksi, menyusun rencana liputan tahunan, menentukan kebijakan liputan sehari-
hari, mengarahkan kegiatan jajaran korlip dan korda, menerbitkan surat tugas khusus dan surat
penting lainnya yang dibutuhkan oleh tim liputan, dan menjalankan tugas-tugas khusus yang
diperintahkan Pemimpin Redaksi.

4. Manajer Produksi : merupakan tangan kanan Pemimpin Redaksi dan bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan produksi berita tv. Tanggung jawab lainnya: menyusun rencana anggaran
tahunan bagian produksi berita tv, sebagai masukan kepada Pemimpin Redaksi, menentukan
kebijakan siaran program berita sehari-hari, mengarahkan kegiatan produser eksekutif dan
produser, menjalankan tugas-tugas khusus yang diperintahkan oleh Pemimpin Redaksi. (Stasiun
tv kecil atau lokal seringkali tidak memerlukan jabatan ini. Tanggung jawabnya bisa ditangani
oleh produser atau produser eksekutif.)
5. Produser Eksekutif : bertanggung jawab atas segala kegiatan produksi newscast atau
program berita tv selama on duty yang berwenang: memutuskan berita apa saja yang harus
diliput dan berita apa saja yang akan ditayangkan, menyetujui atau menolak skrip berita yang
ditulis reporter, produser atau news writer, membuat jadual kerja produser, menyetujui atau
menolak cuti dan izin absen produser, menjalankan tugas khusus yang diberikan pemimpin
redaksi, seperti mengawasi berita-berita tertentu, merekrut dan memecat karyawan, dll. (Tidak
semua stasiun tv memiliki Produser Eksekutif. Pada stasiun tv lokal, biasanya tugas-tugas
Produser Eksekutif ditangani oleh Pemimpin Redaksi.)

6. Koordinator Liputan : bertanggung jawab memantau isu-isu yang sedang berkembangan dan
menentukan berita apa yang harus diliput oleh seorang reporter dan kamerawan. Tanggung
jawab lainnya : menangani buku harian news room yang berisi catatan peristiwa-peristiwa
penting yang sedang terjadi dan akan terjadi serta terus mengupdatenya, mengusulkan rencana
liputan harian, menentukan pasangan reporter dan kamerawan untuk sebuah liputan,
mengarahkan reporter dan kamerawan yang bertugas meliput, memantau seluruh tim liputan
yang sedang berada di lapangan dan memberi pengarahan lewat telepon, menerbitkan surat
tugas liputan, menerbitkan surat-surat khusus yang dibutuhkan reporter untuk kepentingan
liputan.

8. Koordinator Kamerawan : bertanggung jawab atas tersedianya personil kamerawan yang


ditubuhkan koordinator liputan, lengkap dengan peralatannya. Tanggung jawab lainnya :
memastikan perlengkapan liputan siap pada saat dibutuhkan oleh kamerawan, memastikan
kendaraan operasional liputan siap pada saat dibutuhkan tim liputan, menentukan kamera dan
perlengkapan apa saja yang harus dibawa oleh kamerawan, memberi pengarahan kepada
kamerawan, memantau seluruh kamerawan yang sedang menjalankaan tugas liputan.

Jabatan Editorial terdiri atas :

1. Produser : bertanggung jawab atas isi newscast atau program berita, baik skrip, gambar,
grafik, dan durasi tiap-tiap berita. Meskipun memutuskan berita apa yang ditayangkan
menjadi wewenang Produser Eksekutif, kenyataannya produser juga sering melakukannya.
Tanggung jawab lainnya : Menyusun rundown program berita yang ia tangani, Menentukan
format penyajian tiap-tiap berita : VO, Reader, grafik, paket, dll, Menentukan shot-shot kamera
studio dan talent effect, Memeriksa dan menyetujui skrip berita yang masuk rundown. (Kadang-
kadang juga menulis skrip berita yang tidak ditulis oleh reporter atau writer atau anchor.)

2. News Anchor : tugas utama seorang anchor atau presenter atau penyiar adalah
mengantarkan atau membacakan berita. Ketika tidak sedang siaran, news anchorjuga
mempunyai tanggung jawab: membantu produser menyiapkan newscast atau program berita,
menulis skrip berita , terutama yang bersumber dari wire, membaca dan mengedit skrip
sebelum ditayangkan, Anchor juga sebagai pemandu laporan khusus, pemandu talk show, dll.
Anchor juga ada yang menjalankan tugas-tugas manajerial, seperti produser eksekutif,
koordinator liputan, atau tugas produksi seperti reporter.Anchor harus selalu mengembangkan
profesionalitasnya : menjaga penampilan, selalu berpakaian rapi, rambut tertata rapi, ramah,
mengikuti perkembangan isu dan berwawasan luas.

3. Reporter : bertanggung jawab mengusulkan gagasan berita dan melakukan liputan. Lebih
rinci lagi, reporter bertugas : mengumpulkan informasi dari berbagai sumber berita, melakukan
wawancara, menulis skrip berita. ktika sedang di lapangan, reporter wajib melaporkan kepada
korlip melalui telepon jika terjadi perkembangan isu yang perlu segera diketahui newsroom.
Seperti anchor, reporter juga harus selalu mengembangkan profesionalitasnya : menjaga
penampilan, selalu berpakaian rapi, rambut tertata rapi, ramah, mengikuti perkembangan isu
dan berwawasan luas, serta selalu menjaga stamina dan kondisi fisiknya.

Di masa kini, reporter kadang-kadang juga merangkap tugas menjadi kamerawan dan
melakukan tugas liputan seorang diri, yang dikenal sebagai video jurnalist. ( Di stasiun tv kecil,
reporter sering juga harus mengedit gambar sendiri.)

4. Field Produser atau produser Lapangan : bertanggungjawab memimpin tim liputan di


lapangan, terutama untuk siaran langsung atau live report. Ia merancang kegiatan liputan dan
mengarahkan reporter dan kamerawan. Ia merancang wawancara, dan kadang-kadang menjadi
pemandunya. Ia juga mengedit skrip yang ditulis reporter. Ia juga melakukan riset.
5. News Writer : bertanggung jawab menulis skrip yang tidak menjadi tanggung jawab
produser, anchor, atau reporter. Mengolah bahan berita yang berasal dari wire copy,
wawancara lewat telepon atau press release. Mendownload gambar dari kantor-kantor berita
yang menjadi langganan stasiun tv-nya. Jabatan news writer biasanya hanya ada di stasiun tv
besar, terutama untuk mengangani berita-berita manca negara.

6. Petugas Riset : tanggung jawabnya meliputi: menyediakan data yang diminta produser,
korlip, reporter, anchor dan karyawan newsroom lainnya. memberikan jawaban segera atas
pertanyaan yang diajukan oleh produser, korlip, reporter, anchor dan karyawan newsroom
lainnya. fungsi petugas riset sangat penting di newsroom, tapi posisi ini biasanya tidak ada di
stasiun tv lokal atau stasiun kecil.

Jabatan Produksi terdiri atas :

1. Kamerawan atau Kameramen dan sering disebut juga News Photographer atau
Photojurnalist atau Videographer Tanggung jawabnya meliputi: mendapatkan gambar dan
suara untuk berita tv. mempersiapkan peralatan untuk merekam gambar dan suara untuk
berita tv. sehari-hari ia bekerja bersama reporter, dan wajib melaksanakan arahan dari
reporter. Di masa kini, Kamerawan kadang-kadang harus meliput berita sendirian, tanpa
reporter. Ia merekam gambar, SOT, dan mengumpulkan informasi untuk produser atau writer
untuk diolah menjadi skrip berita tv. Kamerawan juga sering mengemban tanggung jawab
sebagai editor gambar, terutama di stasiun tv lokal atau stasiun tv kecil.

2. Associate Producer atau Assistant Producer: ia merupakan tangan kanan produser. Tanggung
jawabnya meliputi : mengumpulkan, menyusun dan memberi nomor kaset-kaset berita yang
akan ditayangkan. Tentu saja ini terjadi di zaman sebelum era digital. Di era digital sekarang, ia
membantu produser merapikan rundown.membantu produser mengecek kegiatan
penyuntingan gambar, pembuatan grafik, dan kesiapan studio menjelang siaran berlangsung.
menjadi jembatan antara produser dan karyawan lain di newsroom. kadang-kadang Associate
Producer juga menulis skrip dan mengedit gambar. Jabatan Associate Producer seringkali
menjadi jabatan pertama untuk karyawan baru di newsroom.

3. Editor Audio Visual : bertanggung jawab atas editing gambar dan suara serta memadukannya
dengan skrip berita yang sudah disiapkan oleh reporter atau produser. Intinya, ia bertanggung
jawab atas pemaduan elemen-elemen berita tv menjadi format akhir yang siap tayang sesuai
permintaan produser. Hasil akhir Editor audio visual bisa berupa paket berita, VO/NAT, VO/NAT
FULL, dan SOT.

4. Graphic & Animation Artist: bertanggung jawab atas pembuatan elemen-elemen berita tv
yang berupa grafik atau animasi. Peranan bagian ini sangat penting dalam membuat penyajian
berita menjadi menarik, terutama untuk berita-berita yang tidak didukung gambar yang
menarik, berita yang menyajikan banyak angka, dan berita yang tidak memiliki gambar aksi
sebuah peristiwa. Tapi bagian grafik tidak selalu ada di setiap newsroom, terutama di stasiun tv
kecil atau lokal.

Jabatan lain :

Ada beberapa jabatan penting yang tidak masuk dalam struktur organisasi newsroom karena
berada di bawah departemen lain. Newscat Director, technical director, studio camera
operator, video switcher, dan audio operator yang semuanya berada di bawah Departemen
Teknik.

4. Workflow Manajemen Redaksi

I. PERENCANAAN

 Merencanakan : Ide, Topik & Angle


 Mengarahkan perencanaan isi
 Mengarahkan pengumpulan materi/bahan
 Pembagian Kerja SDM (Team Liputan) & Peralatan

II. HUNTING & PELIPUTAN

 Menuju Lokasi Kejadian, serta proses pengumpulan data


 Berita secara langsung di lapangan/Hunting.
 Direct Observasi / Pengamatan Langsung
 Melakukan Pencatatan yg terkait Peristiwa
 Melakukan Foto/Video
 Wawancara (Vox Pop / Narasumber)
 Pers Conference (Instansi, Perusahaan tertentu)

III. PENULISAN = Penulisan, Penyusunan Naskah Berita

(Judul, Lead dan Inti Berita / 5 W + 1 H)

IV. EDITING/PENYUNTINGAN = Kontrol Kualitas Isi

 Pemeriksaan Substansi Informasi (5 W + 1 H)


 Pemeriksaan Teknik Penyajian (Judul, Lead, Inti)
 Redaksional, Pesan dan Dampak bagi Pembaca (Oleh Redaktur/Chief Editor sebagai Gate
Keeper)

V. LAY OUT

Tata Letak, Setting Foto/Grafis, Kolom, Desain Grafis, Foto/Wajah Tokoh, Foto Iklan

Mendesain : - Desain Cover


- Desain Halaman
- Penempatan teks dan huruf
- Judul

VI. CETAK = Proses Cetak & Publikasi


Manajemen Produksi & Pemasaran (Non Redaksi), Untuk Kegiatan :
V = LAY OUT, Setting Kolom, Cover, Iklan
VI = CETAK & PUBLIKASI/PUBLISH Ke Masyarakat

5. Program faktual (jurnalistik) dan non-faktual (artistik)

 Maksud dari program faktual adalah program siaran yang menyajikan fakta non-fiksi,
seperti: program berita, features, dokumentasi, infotainment, program realita (reality
show), konsultasi on-air, diskusi, bincang-bincang (talkshow), jajak pendapat, pidato,
ceramah, editorial, kuis, perlombaan, pertandingan olahraga, dan program sejenis yang
bersifat nyata dan terjadi tanpa rekayasa.
 Program non-faktual adalah program siaran yang berisi ekspresi, pengalaman situasi

dan/atau kondisi individual dan/atau kelompok yang bersifat rekayasa atau imajinatif
dan bersifat menghibur, seperti: drama yang dikemas dalam bentuk film, program
musik, seni, dan/atau program sejenis yang bersifat rekayasa dan bertujuan menghibur.
Perbedaan dari keduanya adalah bahwa faktual harus berisikan sebuah fakta yang pasti
dan aktual. Tentunya dengan berbagai macam riset diperlukan dalam berjalannya
program faktual tersebut. Sedangkan program non-faktual tidak terikat dengan ilmu-
ilmu alam yang berlaku karena kembali lagi pada tujuannya yang hanya untuk
menghibur.

Anda mungkin juga menyukai