Anda di halaman 1dari 8

KONSEPSI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKHNOLOGI DALAM ISLAM

Disusun oleh :

Milla Himmatuz Zahro (2501420124/2020)

Pendidikan Seni Musik (S1)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKHNOLOGI DALAM ISLAM

Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, yang
membedakan kesempurnaan manusia dengan mahluk-mahluk lainnya adalah akal, Allah SWT
membekali akal bagi manusia untuk keberlangsungan hidupnya, agar tercipta suasana yang
kondusif, sehingga sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia yaitu sebagai Khalifah fil-ard (
wakil Tuhan di bumi), yang membawa misi Rahmatan lil’alamin (kasih sayang bagi seluruh
alam).
Dengan akal pikirang yang telah diberikan oleh Allah SWT, manusia dituntut untuk
mengembangkannya, yaitu dengan jalan mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang terdapat
dalam sabda-sabda RasulNya, yaitu Muhammad SAW, yang megumandangkan kewajiban mencari
ilmu bagi umat Muslim. Rasulullah SWA memprioritaskan umatnya untuk mencari ilmu syar’i,
yaitu demi pembentukan sikap dan prilaku yang mengandung unsur Akhlakul Karimah.
Dewasa ini banyak perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semisal
dalam bidang elektronika ada televisi, radio, komputer. Bidang otomotif ada mobil, pesawat
terbang, kapal. Bidang kedokteran ada bayi tabung, cangkok ginjal, cloning, dan lain sebagainya.
Yang semakin lama semakin berkembang. Berkenaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
tersebut, maka umat Islam yang notabennya memprioritaskan pendidikannya dalam lingkup syar’i
akan jauh ketinggalan dibandingkan dengan orang-orang barat yang mayoritas nonMuslim. Dengan
pendalaman ilmu-ilmu syar’i saja, umut Muslim akan terpuruk, dan selalu di jajah dengan adanya
kebutuhan-kubutuhan yang harus dipenuhi dari hasil ciptaan dan karya orang-orang barat. Maka
dari itu, kita akan mencoba mengkaji pandangan Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
demi meningkatkan pemahaman Islam yang secara totalitas dan tidak parsial, dan juga demi
kemajuan umat Islam dalam segala bidang ilmu.

Islam mendorong semua umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek). Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan ipteknya untuk
kepentingan materiel, Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan iptek untuk menjadi
sarana dalam ibadah. Selain itu iptek juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah untuk hal
spiritual dan mengembangkan amanat khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi untuk berkhidmat
kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).

Suprodjo Pusposutardjo dalam tulisannya, Posisi Alquran terhadap Ilmu dan Teknologi,
mengatakan bahwa : bagi umat Islam yang beriman kepada Alquran, belajar mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan atribut dari keimanannya. Secara jelas juga telah
ditunjukkan bahwa orang-orang berilmu akan memperoleh pahala yang tidak ternilai di hari akhir.
Belajar dan mengembangkan iptek merupakan bentuk keimanan seseorang dan menjadi daya
penggerak untuk menggali ilmu. Memandang betapa pentingnya mempelajari ilmu-ilmu lain
(selain ilmu syariat, yakni iptek) dalam perspektif Alquran, Mehdi Golshani dalam bukunya, The
Holy Qur'an and The Science Of Nature (2003).
Pertama, jika pengetahuan dari suatu ilmu merupakan persyaratan pencapaian tujuan Islam
sebagaimana dipandang oleh syariat, mencarinya merupakan sebuah kewajiban karena ia
merupakan kondisi awal untuk memenuhi kewajiban syariat. Contohnya, kesehatan badan bagi
seseorang dalam satu masyarakat adalah penting. Oleh sebab itu, sebagian kaum muslim harus ada
yang mempelajari ilmu mengenai pengobatan.

Kedua, masyarakat yang dikehendaki Alquran adalah masyarakat yang agung dan mulia,
bukan masyarakat yang takluk dan bergantung pada nonmuslim (QS An-Nisa’: 141). Agar dapat
merealisasikan tujuan yang dibahas Alquran itu, masyarakat Islam benar-benar harus menemukan
kemerdekaan kultural, politik, dan ekonomi.

Ketiga, Alquran menyuruh manusia mempelajari sistem dan skema penciptaan, keajaiban-
keajaiban alam, sebab-sebab, akibat-akibat seluruh benda, dan organisme hidup. Pendek kata,
seluruh tanda kekuasaan Tuhan di alam eksternal dan kedalaman batin jiwa manusia, seperti tersirat
dalam Alquran, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan
yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS Al-Baqarah: 164).

Keempat, alasan lain untuk mempelajari fenomena-fenomena alam dan skema penciptaan
adalah bahwa ilmu tentang hukum-hukum alam dan karakteristik benda serta organisme dapat
berguna untuk perbaikan kondisi manusia. Ini misalnya yang tersirat dalam Alquran, “Dan Dia
menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir”. (QS Al-Jatsiyah: 13).

Di antara ayat-ayat Alquran yang menjadi landasan iptek, antara lain QS Ar-Rum: 22, QS
Al-An’am: 97, dan QS Yunus: 5. Ayat-ayat itu secara jelas menggambarkan fenomena alam yang
selalu dihadapi dan mengiringi perjalanan hidup umat manusia untuk dipahami, diteliti, sehingga
lahirlah pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, seperti diisyaratkan dalam ayat-ayat di atas,
yang mengetahui hakikat alam ini hanyalah orang-orang yang mengetahui, yakni mereka yang
intens bergerak untuk mencari dan mencari karena kuriositasnya yang tinggi dengan
memaksimalkan kerja pikiran.
Allah tidak menciptakan alam ini dengan sia-sia. Dia menciptakan alam ini mempunyai
maksud dan hikmah. Muhammad Imaduddin Abdulrahim dalam tulisannya, Sains dalam
Perspektif Alquran, mengatakan bahwa sunatullah sebagai ketetapan Allah terhadap alam ciptaan-
Nya ini dimaksudkan untuk kelestarian, keharmonisan, dan kesejahteraan manusia di dunia ini.
Tujuan itu tidak akan terealisasi tanpa pengungkapan terhadap alam. Oleh karena itu, usaha-usaha
manusia untuk mengungkapkan rahasia alam ini juga harus diselaraskan dengan tujuan penciptaan
sebenarnya. Jangan sampai sains itu digunakan untuk hal-hal yang merusak keharmonisan alam
dan menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia.

Banyak dari kita yang belum menyadari, bahwa Allah telah memerintahkan umat Islam
untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi jauh sebelum teknologi itu diciptakan.

Bisa kita lihat dari firman-Nya sebagai berikut:

َ ‫) الَّذِي‬3( ‫) ا ْق َر ْأ َو َر ُّبكَ ْاْلَك َْر ُم‬2( ‫ق‬


)4( ‫علَّ َم ِبا ْلقَ َل ِم‬ ٍ َ‫عل‬ َ ‫اْل ْن‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬ ِْ ‫ق‬َ َ‫) َخل‬1( ‫ق‬ ْ ‫ا ْق َر ْأ ِبا‬
َ َ‫س ِم َر ِبكَ الَّذِي َخل‬
)5( ‫سانَ َما لَ ْم َي ْعلَ ْم‬ ِ ْ ‫علَّ َم‬
َ ‫اْل ْن‬ َ
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”) Q.S
Al-Alaq [96]: ayat 1-5).

Berikut adalah anggapan mengapa Allah memerintahkan kita untuk mempelajari Ilmu dan
teknologi?

Pertama, karena dengan mempelajarinya kita akan semakin menyadari bahwa kebesaran Allah itu
ada. Misalnya pada penciptaan langit dan bumi, adanya siang dan malam, berlayarnya perahu,
turunnya air hujan dan menghidupkan tanah yang sudah mati, adanya perbedaan bahasa, perbedaan
kulit, dan masih banyak lagi realitas yang lainnya.

Kedua, karena tujuan manusia diciptakan itu adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Sedangkan tugas khalifah di muka bumi adalah untuk menciptakan kemakmuran dan membangun
kembali keseimbangan alam yang sudah Allah tegakkan. Sebagai pemakmur bumi, manusia akan
dipertemukan dengan berbagai masalah, dan untuk menyelesaikan masalah tersebut tentunya kita
membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena kita tidak bisa menyelesaikan masalah
tersebut hanya dengan ilmu agama saja, maka inilah alasannya mengapa Allah memerintahkan kita
untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan
teknologi, kita bisa mewujudkan Islam yang rahmatan lil’alamiin atau yang menjadi rahmat bagi
alam semesta.

KOLERASI IPTEK DAN ISLAM


Perlu kita ketahui, pada zaman khalifah Abbasiyah, banyak illmuwan-ilmuwan yang lahir
dari umat Islam seperti Al-Khawarizmi yang menemukan angka 0, Ibnu Sina yang menemukan
alat-alat medis dan menjadi acuan medis di dunia, Al-Farabi yang merupakan bapak kedua ilmu
logika dan filsafat, Ibnu Khaldun sebagai Bapak Sosiologi Islam, dan masih banyak lagi ilmuwan
muslim yang lainnya. Ilmuwan-ilmuwan ini tidak hanya mempunyai kecerdasan intelektual (IQ),
tapi juga mempunyai kecerdasan emosi (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).

Dengan demikian, cara untuk memajukan peradaban adalah dengan banyak menciptakan agen
perubahan atau ilmuwan yang mempunyai tiga aspek, yaitu IQ, EQ, dan SQ.

Hal ini terdapat dalam Q.S Al-Anbiya ayat 80, “Dan telah Kami ajarkan kepada Daud
membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah
kamu bersyukur (kepada Allah).”

Berdasarkan tafsirnya, Islam menganjurkan kita untuk menciptakan atau membuat alat
yang dapat memudahkan pekerjaan kita, dan itulah teknologi. Teknologi memang memiliki dua
sisi, ia bisa bermanfaat apabila digunakan dengan tujuan yang baik, seperti meningkatkan akses
terhadap informasi keagamaan, sebagai acuan untuk waktu ibadah, memudahkan cara untuk
beramal kepada sesama, sebagai penyedia konten ceramah video keagamaan, dan yang paling
penting kita generasi muslim sebagai Agen of Change untuk menyebarkan dakwah dan syiar-syiar
agama melalui sosial media dan website. Teknologi juga bisa menjadi musuh apabila digunakan
dengan tujuan yang tidak baik, seperti menyebarkan hoax dan menonton tontonan yang tidak baik.
Inilah saatnya, kita sebagai generasi muslim untuk memanfaatkan teknologi dengan baik agar bisa
bermanfaat untuk umat dan agama. Kalau bisa, kita jangan hanya memanfaatkan saja, tapi juga
mulai berkreasi untuk menciptakan teknologi baru yang mampu memajukan peradaban Islam.

Maka, mari kita jungjung tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi, karena peradaban yang
maju dimiliki oleh orang-orang yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
mendidik generasi muda untuk mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi, lalu mereka akan
beranjak dewasa dan menjadi ilmuwan. Nah ilmuwan ini adalah penggerak atau agen of
change yang mampu memajukan suatu peradaban.

MANFAAT IPTEK DALAM ISLAM

1. Mengingatkan waktu salat

Salat lima waktu hukumnya adalah wajib bagi umat Islam. Namun, aktivitas yang padat atau terlalu
sibuk bekerja terkadang menjadikan kita lalai dalam melaksanakan salat. Akhirnya kita
mengerjakan salat tidak pada waktunya atau bahkan melewatkan salat.

Inilah manfaat pertama teknologi bagi umat Islam. Teknologi hadir untuk membantu kita dalam
mengingatkan waktu salat. Meskipun di tengah kesibukan yang padat, kita tidak perlu khawatir
meninggalkan waktu salat. Dengan bantuan alarm atau aplikasi pengingat waktu salat, kita akan
diingatkan secara otomatis setiap waktu salat tiba.

2. Mendidik anak nilai-nilai Islam

Pengetahuan dan ilmu pendidikan Islam sudah seharusnya diajarkan sejak dini kepada anak-anak
kita, karena pendidikan Islam sejak dini akan menanamkan nilai-nilai Islam dan akhlak mulia pada
anak. Sebelumnya, proses pembelajaran agama pada anak dilakukan secara tradisional, seperti
membaca buku atau mendengarkan cerita dari guru agama. Namun, perkembangan teknologi yang
pesat semakin mempermudah proses pendidikan agama dengan metode belajar berbasis teknologi.
Anak bisa memahami agama dengan video-video interaktif atau dengan permainan edukasi Islami
yang tersedia di smart speaker Widya Wicara. Penerapan proses belajar dengan permainan yang
menyenangkan adalah salah satu cara efektif agar anak lebih mudah memahami nilai-nilai agama
Islam dengan smart speaker terbaik.

3. Menyajikan informasi dan pengetahuan tentang Islam

Kini, informasi dan pengetahuan tentang Islam tidak hanya bisa kita dapatkan melalui buku fisik
saja, melainkan bisa juga kita dapatkan dari internet. Dengan internet, kita bisa memperkaya
khazanah pengetahuan Islam seluas-luasnya. Kita bisa mengakses semua informasi hanya dengan
mengetikkan kata kunci di search engine. Bahkan, saat ini sudah ada pula alat canggih berupa smart
speaker Widya Wicara berbasis teknologi artificial intelligence yang bisa berkomunikasi dan
menjawab pertanyaan kita seputar Islam.

4. Mendengarkan kajian Islam

Mendengarkan ceramah dari guru agama, da’i, ustaz atau ulama adalah bentuk usaha kita untuk
terus mendekatkan diri pada Allah SWT. Kajian-kajian keagamaan diadakan untuk menambah
ilmu. Akan tetapi, pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk menjaga jarak dan tidak
mengadakan forum yang mengundang kerumunan massa. Salah satu solusi untuk tetap bisa
mengadakan forum majelis ilmu adalah dengan online video conference.

Adanya teknologi bisa membantu kita tetap terhubung secara online dan bisa saling berkomunikasi.
Kajian tetap bisa diadakan secara online dengan platform seperti Zoom atau Google Meet. Kita
juga bisa tetap menyimak kajian dengan menonton video-video melalui YouTube atau
mendengarkan kajian dari ustaz pilihan lewat podcast.

5. Mendekatkan diri pada Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah salah satu penolong umat Islam di hari kiamat kelak. Maka, kita sebagai umat
Islam tentu ingin dekat dan bersahabat dengan Al-Qur'an. Teknologi memudahkan kita untuk bisa
membaca, mendengarkan, dan mengakses Al-Qur'an kapan saja dan di mana saja. Contohnya
dengan aplikasi Al-Qur'an yang tersedia di smartphone.

Selain itu, kita juga bisa mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan smart speaker Widya Wicara.
Bukan hanya ayat suci Al-Qur'an saja, bahkan kita juga bisa dengan mudah mengakses hadis dan
doa-doa harian dengan smart speaker terbaik ini.

6. Memudahkan untuk berbagi pada sesama

Manfaat terakhir dari adanya teknologi bagi umat Islam, yaitu bisa memudahkan beramal dan
membantu sesama manusia secara praktis dan cepat. Kita bisa membayar zakat, infak atau sedekah,
serta menggalang dana secara online dengan bantuan teknologi. Kita bisa saling berbagi meskipun
terpisah oleh pulau bahkan negara dengan cara pengiriman online.

DAMPAK POSITIV DAN NEGATIV IPTEK DALAM ISLAM DI LINGKUP


MASYARAKAT
Dampak Positif :

1. Masyarakat atau pengguna IPTEK yang bijak bisa mencari informasi mengenai tatacara
beribadah beserta hadis-hadisnya secara lengkap.
2. Sesama umat islam dapat berbagi ilmu yang bermanfaat sehingga mendapat pahala
kebaikan.
3. Menambah wawasan mengenai Islam.
4. Bisa membaca Al-Quran dimanapun termasuk di HP karena adanya Al-Quran online.
5. Adanya aplikasi pengingat sholat yang bisa memberi adzan sesuai dengan waktunya,
contoh : aplikasi Muslim Pro.

Dampak Negativ :

1. Kebanyakan di gunakan sebagai sarana perselisihan antar umat beagama oleh orang orang
yang tidak bijak dalam menggunakan media teknologi.
2. sarana profokator umat beragama oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:


a. Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) adalah keilmuan yang tinggi yang dimiliki oleh
seseorang dan mampu menjadi alat untuk menyelesaikan masalah.
b. Pandangan Islam terhadap Iptek adalah Iptek merupakan suatu hal yang tidak bisa
ditinggalkan oleh seseorang, karena sangat pentingnya Iptek, maka hal tersebut sering
disebut dalam Al-Qur’an. dalam arti Islam sangat menganjurkan pengembangan Iptek.
SUMBER

https://osf.io/vdkge/download#:~:text=Umat%20Islam%20boleh%20memanfaatkan%20iptek,Ars
yam%2C%20M.%202020).

https://m.lampost.co/berita-iptek-dalam-perspektif-islam.html

http://ejournal.kampusmelayu.ac.id/index.php/akademika/article/view/23/23

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/tabligh/article/download/319/284

https://osf.io/vdkge/download

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/10787/E-
book%20Islam%20dan%20ipteks.pdf?sequence=3&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai