Anda di halaman 1dari 1

KESIMPULAN

1. Hasbi Ash-Shiddieqi menyatakan untuk dapat memahami Al-Qur’an dengan


sempurna, bahkan untuk menerjemahkannya sekalipun, diperlukan sejumlah ilmu
pengetahuan, yang disebut ‘ulum Al-Qur’an. Dari keterangan di atas dapat penulis
simpulkan bahwa ‘ulum Al-Qur’an atau kita sebut juga “Study Al-Qur’an”
merupakan ilmu yang sangat penting untuk dimiliki oleh seseorang untuk bisa
mengkaji lebih dalam lagi mengenai ayat-ayat Al-Qur’an.
2. Dari pembelajaran Al-Qur’an dan sains teknologi yang kita pelajari ini menunjukkan
fakta bahwa Al-Quran adalah kitab didalamnya ada membahas tentang sains dan
fenomena-fenomena alam yang dipaparkan dalam ayat-ayatnya. Seperti yang kita
ketahui Al-Qur’an terlah lebih dulu mengetahui bentuk bumi dan fenomena lainnya
sebelum sains menemukannya, jadi Al-Qur’an lah yang lebih awal mengetahui
semua tentang sains yang ada di muka bumi yang mana telah dibuktikan dengan
adanya penemuan yang yang dilakukan peneliti.

3. Dengan kondisi yang ada saat ini, di mana sains dan agama saling membenturkan
diri, maka tidak akan ada jalan keluar untuk mendamaikan perdebatan keduanya
selain keduanya mau berkolaborasi. Dalam konteks ajaran Islam misalnya. Umat
Islam diajarkan untuk membaca hasil penafsiran para ulama sebagai proses mencari
“pengetahuan”. Bahkan tidak cukup hanya dicari, setelah didapatkan maka ilmu
tersebut harus diamalkan kepada manusia. Jika tidak diamalkan, maka ilmu tersebut
akan menjadi “dosa” bagi dirinya sendiri. Islam dan sains, khususnya dalam ilmu
alam, tidaklah bertentangan. Bahkan dalam bukunya, Quran, Bible and Modern
Science, Maurice Boucaille mengungkapkan tidak ditemukannya kontradiksi antara
Al-Qur’an dan sains modern. Al-Qur’an, lanjutnya, memberikan petunjuk akan
gejala-gejala alam di mana kemudian ilmu pengetahuan saintifik mampu
mengungkapkannya.

4. Sains mempelajari berbagai fenomena alam karena manusia harus bertahan di alam
semesta ini. Sedangkan agama memberikan petunjuk agar manusia selalu
mempertahankan hidupnya dengan cara membaca dan mempelajari apa yang
terkandung khususnya di dalam kitab suci, agar terhindar dari kepunahan. Karena
antara sains dan agama, diakui atau tidak, sama-sama meyakini bahwa setiap sesuatu
yang hidup akan punah. Begitupula dalam ajaran Islam, setiap jiwa-jiwa yang
bernafas pasti akan kembali kepada penciptaNya, yaitu Allah SWT. Melihat dari
kedua konteks dan penjelasan di atas, bukankah sudah jelas bahwa Islam dan Sains
pada hakikatnya menuju satu tujuan yaitu sebuah kebenaran. Kebenaran dari sesuatu
yang tak terhingga dan tak terbatas. Dia yang menjadi tujuan daripada umat
beragama dan ilmu pengetahuan, tiada lain selain Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai