Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Syarfan Isyroq

NPM : 193110617
Kelas : 3D
Ilmu Ukur Tanah

1. Ilmu ukur tanah adalah suatu ilmu yang khusus mempelajari sebagian kecil dari
permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran (surveying) di permukaan bumi
dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik atau objek
pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan
seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah dan memindahkannya ke
bidang datar (bidang proyeksi) dengan aturan dan skala tertentu.

Manfaatnya :
a) Penentuan posisi objek/titik pada sebuah ruang dan waktu serta posisi dan
pemantauan bentuk fisik, struktur dan pekerjaan yang berada di atas atau di bawah
permukaan bumi
b) Pengembangan, pengujian dan kalibrasi sensor, peralatan dan system untuk
pekerjaan survei
c) Perolehan dan penggunaan informasi tata ruang dari jarak dekat, udara dan citra
satelit dan proses-proses yang dapat dilakukan secara otomatis.
d) Penentuan dari posisi batas-batas tanah masyarakat atau pribadi, termasuk batas-
batas nasional dan internasional, dan pendaftaran lahan tersebut dengan pihak
yang berwenang
e) Perencanaan dan pembentukan system informasi geografis (GIS) suatu daerah dan
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengelola, menampilkan dan
menyebarkan data.
f) Menganalisis, menyajikan dan menggabungkan objek tata ruang dan fenomena
pada GIS, termasuk visualisasi dan komunikasi seperti data dalam peta, model dan
perangkat mobile digital
g) Studi tentang lingkungan alam dan sosial, pengukuran tanah dan sumber daya
alam laut. Penggunaan data tersebut berguna untuk perencanaan pembangunan di
perkotaan, daerah pedesaan dan regional.
h) Perencanaan, pengembangan dan pembangunan kembali sebuah kawasan seperti;
perkotaan, pedesaa, maupun perumahan.
i) Pengkajian nilai dan pengelolaan sebuah kawasan seperti; perkotaan, pedesaa,
maupun perumahan.
j) Perencanaan, pengukuran dan pengelolaan pada pekerjaan konstruksi, termasuk
rencana anggaran biaya.

2. 78° = 1,36 rad


49’ = 0,014 rad
40” = 0,000194 rad

78°49’40” = 1,374194 rad


3. Cara kerja :
 Pengaturan Teodolit
1) Temukan sepetak tanah tingkat dengan pandangan yang bagus diantara lahan yang
akan diukur.
2) Memperpanjang kaki tripod sehingga theodolite akan berada pada tingkat yang
nyaman untuk Anda gunakan, sejauh mungkin (kebanyakan tripod theodolite akan
memiliki mekanisme yang akan mengunci mereka ketika mereka mencapai
pemisahan dan ekstensi maksimum), dan tempelkan ujung kaki ke tanah.
3) Sesuaikan tiga sekrup pengatur di dasar teodolit sehingga rata. Tingkat sekrup
yang dipasang pada theodolite akan memberi Anda gambaran bidang yang sejajar.
4) Sejajarkan tingkat panjang dengan dua dari tiga sekrup dan atur ulang dengan
kedua sekrup tersebut untuk mencapai tingkat yang lebih akurat pada sumbu
tersebut. Kemudian putar theodolite 90 derajat pada alasnya dan sesuaikan lagi
menggunakan sekrup ketiga.
5) Lepaskan dua klem pengatur horisontal (biasanya kenop besar di kedua sisi
theodolite, sedikit diimbangi secara vertikal).
6) Sejajarkan bagian atas teodolit dengan tanda pada cincin di antara kedua sisi yang
terhubung ke klem horisontal, kemudian kunci klem atas.
7) Buka penutup lensa di sisi teodolit, dan lihat melalui lensa mata kecil. Anda akan
melihat tiga skala: penyesuaian horizontal, vertikal, dan halus. Gunakan tombol
penyesuaian di bagian atas theodolite untuk menyesuaikan tanda dengan 0’00 “(0
menit dan 0 detik dari busur).
8) Gunakan tombol penyesuaian horisontal atas untuk menyelaraskan garis tunggal
yang Anda lihat dalam ruang lingkup di bagian bawah skala horizontal tepat di
antara garis ganda yang duduk di bawah angka 0.
9) Buat garis referensi dengan menyusun theodolite secara horizontal dengan tengara
tinggi dalam tampilan yang mudah. Buka kunci klem bawah untuk membuat rotasi
ini, luruskan pandangan dengan tengara, dan kunci klem bawah lagi. Pengukuran
horizontal akan tetap nol. Mulai sekarang, hanya kendurkan klem atas untuk
membuat penyesuaian horizontal.

 Cara Mengukur
1) Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di tempat
yang kasar berbaris dengan titik yang ingin Anda ukur, lalu kunci klem. Gunakan
adjuster horizontal atas (bukan klem) untuk menyelaraskan objek antara dua
lampu vertikal dalam penglihatan.
2) Lihatlah melalui lensa mata kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus untuk
mendapatkan garis horizontal tepat dengan objek Anda. Derajat dari referensi
Anda diukur pada skala derajat horisontal, menit dan detik pada skala penyesuaian
halus (mis. 30 derajat 10’30 “).
3) Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil memindahkan
theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat secara vertikal pada objek
Anda yang ingin Anda ukur. Kunci klem dan gunakan tombol penyesuaian
vertikal halus untuk mendapatkan perbaikan tepat pada titik yang Anda pilih.
Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan baca derajat, menit dan detik dari skala
vertikal dan skala penyesuaian halus seperti yang Anda lakukan untuk skala
horizontal. Jika objek Anda tinggi, Anda harus melakukan penyesuaian horizontal
kasar terlebih dahulu, lalu lakukan pengukuran vertikal, kemudian sesuaikan
untuk pengukuran horizontal akhir. Kedua koordinat ini memberikan sudut yang
tepat antara referensi Anda dan titik minat Anda, tetapi Anda juga dapat mengukur
sudut antara dua titik dengan membandingkan dua pengukuran mereka, atau
dengan menetapkan titik pertama sebagai referensi.

4. Sipat datar adalah suatu kegiatan menggunakan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan beda tinggi antara dua tempat atau lebih di lapangan dengan cara
membaca skala pada rambu vertikal yang tepat berhimpit pada posisi garis bidik
horizontal. Sipat datar bertujuan untuk menentukan selisih antara tempat-tempat
yang sudah ditentukan di muka bumi, dimana tempat tersebut dinyatakan di atas atau
di bawah bidang referensi.

Cara pengukuran:
 Letakkan rambu ukur di titik A dan B
 Letakkan alat antara titik A dan titik B (usahakan jarak antara alat dengan titik
A maupun titik B sama).
 Baca rambu A (BA,BT,BB) Hitung koreksi dengan cara BT= (BA+BB) : 2
 Baca rambu B (BA,BT,BB) Hitung koreksi dengan cara BT= (BA+BB) : 2
 Koreksi maksimum 2 mm
 Hitung beda tinggi dengan mengurangi BT muka dan BT belakang
 Hitung jarak alat dengan titik A dA= (BA A – BB A) x 100
 Hitung jarak alat dengan titik B db= (BA B – BB B) x 100
 Hitung jarak AB= dA+dB
 Pada slag berikutnya, rambu A menjadi bacaan muka dan sebaliknya, rambu B
menjadi bacaan belakang

5. Dik : rambu ukur di titik A (BTA) 900 dan rambu ukur di titik B (BTB) 233
Dit : BT (beda tinggi)

BT = BTA - BTB
= 900 – 233
= 667

Anda mungkin juga menyukai