Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sylva Scienteae Vol. 03 No.

5 Oktober 2020 ISSN 2622-8963 (media online)

ANALISIS AKURASI LUAS TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN UAV


(Unmanned Aerial Vehicle) DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN
KHUSUS (KHDTK) ULM DI MANDIANGIN
Analysis of Land Cover Accuracy Analysis Using UAV (Unmanned Aerial
Vehicles) in Forest Areas With Special Purpose (KHDTK) in Mandiangin
Agus Hadi Pranata, Ahmad Jauhari, dan Abdi Fithria
Program Studi Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRACT. The purpose of this study is to examine and compare the results of the analysis,
accuracy and calculation of aerial photography of land cover based on the level of flight height
of drones and to assess the level of pixel resolution based on the level of altitude level of flying
drones. Based on the analysis, accuracy and calculation of aerial photo shoots, it can be seen
that there are differences in the value of each additional drone altitude level and the higher the
drone altitude level, the more detailed the object is. The development of geospatial information
requests for an area with various fields will have an impact on the development of methods in
aerial photography activities. Advanced technology such as cameras and drones makes work
relatively fast and with high photo resolution. The process of aerial photography is made easy
by using GPS technology that is installed on the drone.
Keywords: Accuracy and Calculation Analysis; Aerial Photo Shooting; Drone; Pixel Resolution
ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dan membandingkan hasil analisis,
akurasi dan kalkulasi pemotretan foto udara tutupan lahan berdasarkan tingkat ketinggian
terbang dari wahana pesawat tanpa awak (drone) dan mengkaji tingkat resolusi piksel
berdasarkan level tingkat ketinggian terbang dari wahana pesawat tanpa awak (drone).
Berdasarkan analisis, akurasi dan kalkulasi pemotretan foto udara terlihat adanya perbedaan
nilai pada setiap penambahan level ketinggian terbang drone dan semakin rendak level
ketinggian terbang drone maka objek yang dihasilkan semakin detil. Berkembangnya
permintaan informasi geospasial sebuah wilayah dengan berbagai bidang akan berdampak
pada perkembangan metode dalam kegiatan foto udara. Teknologi canggih seperti kamera dan
pesawat tanpa awak (drone) membuat pekerjaan dapat dilakukan dengan relatif cepat dan
beresolusi foto yang tinggi. Proses olah foto udara pun dipermudah dengan menggunakan
teknologi GPS yang terpasang pada drone.
Kata kunci: Analisis Akurasi dan Kalkulasi; Pemotretan Foto Udara; Drone; Resolusi Piksel
Penulis untuk korespondensi: surel: apranata989@gmail.com

PENDAHULUAN melakukan pelacakan posisi dan orientasi


dari sensor yang diimplementasikan dalam
sistem lokal atau koordinat global.
Berkembangnya permintaan informasi Pemantauan dilakukan dengan UAV
geospasial sebuah wilayah dengan berbagai banyak kelebihan jika dibandingkan
bidang akan berdampak pada pemantauan dengan foto udara yang lain,
perkembangan metode dalam kegiatan foto antara lain harga operasiona yang
udara. Teknologi canggih seperti kamera terjangkau, waktu dalam mendapatkan
dan pesawat tanpa awak (drone) membuat informasinya cepat dan fleksibel, serta
pekerjaan dapat dilakukan dengan relatif informasi yang dihasilkan bisa lebih detail
cepat dan beresolusi foto yang tinggi. dibanding data satelit. Selain itu
Proses olah foto udara pun dipermudah dikarenakan UAV dalam pemantauan dapat
dengan menggunakan teknologi GPS yang terbang di bawah awan, selain hasil citranya
terpasang pada drone. Menurut (Eisenbeiss, bebas awan, juga dibanding dengan citra
2009) wahana pesawat tanpa awak atau satelit yang banyak dipengaruhi kondisi
yang biasa disebut UAV merupakan wahana atmosfer data citra dari UAV lebih detail dan
yang mendukung untuk pengukuran foto lebih tajam (Kushardono, 2014). Informasi
citra udara. UAV ini memungkinkan untuk untuk data penginderaan jauh skala rinci

796
Pranata. A. H. et al. 2020. Analisis Akurasi Luas … (03): 796 - 804

cukup sulit sehingga metode yang biasa penelitian lebih lanjut tentang mengetahui
diterapkan untuk skala menengah atau seberapa besar keakuratan hasil pemetaan
rendah yaitu metode berbasis piksel menggunakan UAV dalam skala detil dan
memungkinkan jika diterapkan untuk data dengan ketelitian resolusi objek berdasarkan
UAV yang hasil piksel outputnya memiliki ketinggian terbang wahana pesawat tanpa
resolusi tinggi. Karena masih jarang maka awak (drone).
penelitian ini akan mencari metode yang
Penelitian ini bertujuan mengkaji dan
tepat khususnya pada data foto UAV.
membandingkan hasil analisis, akurasi dan
Pemotretan foto udara dengan metode UAV
kalkulasi pemotretan foto udara tutupan
adalah bagian dari teknologi alternatif untuk
lahan berdasarkan tingkat ketinggian
mendapatkan data citra satelit yang lebih
terbang dari wahana pesawat tanpa awak
detil, pada waktu sebenarnya, cepat dan
(drone) dan mengkaji tingkat resolusi piksel
lebih terjangkau (Shofiyati, 2011). Di
berdasarkan level tingkat ketinggian terbang
antaranya UAV berupa wahana multirotor
dari wahana pesawat tanpa awak (drone).
yang digunakan untuk melakukan
pemotretan udara atau aerial photography
untuk beberapa aplikasi seperti foto udara
bangunan, pemantauan banjir, pemantauan METODE PENELITIAN
lalu lintas, survey, dan masih banyak lagi
(Setyasaputra et al., 2014).
Penelitian tentang Analisis Akurasi Luas
Akurasi luas tutupan lahan adalah Tutupan Lahan Menggunakan UAV
kegiatan yang menggambarkan keterkaitan dilakukan pada Kawasan Hutan Dengan
luas tutupan lahan antara proses alami dan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas
proses sosial. Akurasi luas tutupan lahan Lambung Mangkurat. Adapun pelaksanaan
dapat menyediakan informasi yang sangat alokasi waktu penelitian ± 3 bulan yang
penting untuk keperluan pemodelan serta meliputi penyusunan proposal, pengambilan
untuk memahami fenomena alam yang data di lapangan, pengolahan dan analisis
terjadi di permukaan bumi (Liang, 2008). data, serta penulisan skripsi.
Perubahan penggunaan lahan dapat
disebabkan oleh ruang dan waktu, ini Alat yang digunakan dalam penelitian ini
dikarenakan lahan adalah sumber daya adalah Pesawat tanpa awak (drone) seri DJI
alam dan sebagai salah satu unsur penting Phantom 4 Pro untuk mengambil foto udara
pada kehidupan manusia. Pertambahan di lapangan, Penanda GCP (Ground Control
jumlah manusia yang berada di bumi diikuti Point) untuk mengambil titik ikat foto udara,
dengan pertambahan tuntutan usaha dan GPS (Global Positioning System) untuk
budaya juga mempengaruhi mengambil titik koordinat di lapangan,
keberlangsungan pertahanan hidup Handphone sebagai pengendali
manusia. Semakin meningkat keperluan penerbangan, Aplikasi GIS sebagai
pada ketersediaan lahan yang cukup, maka perencana dalam pembuatan jalur dan tinggi
dari itu harus adanya usaha pengelolaan dari penerbangan pesawat, Laptop untuk
penggunaan lahan. Uji akurasi hasil memproses data penelitian, Software untuk
klasifikasi berbasis obyek untuk tutupan pengolahan citra dari hasil foto udara,
lahan dari data foto udara menunjukan hasil Software GIS untuk penggunaan dalam
yang akurat yakni 90% (Aldyan, 2018). mengolah data citra.
Kendala yang mungkin dihadapi untuk Bahan yang digunakan untuk melakukan
penggunaan UAV dalam pemotretan penelitian ini adalah Foto hasil pemotretan
tutupan lahan saat ini yaitu kurangnya udara pada area KHDTK ULM Mandiangin,
penyajian informasi yang detil dari Peta administrasi batas KHDTK ULM
pemantauaan langsung diudara dengan Mandiangin, Peta rencana AOI (Area Of
UAV, serta kurang detilnya juga akurasi Interest) lokasi terbang drone.
output hasil pemotratan udara dengan Objek yang diamati pada penelitian ini
penggunaa ketinggian yang bervariasi. adalah resolusi objek secara detail pada
Maka dari itu perlu dilakukannya penelitian pemotretan udara berdasarkan level
ini untuk menganalisis akurasi luas tutupan ketinggian penerbangan pesawat yang
lahan dalam skala yang detil menggunakan nantinya menjadi bahan untuk pengolahan
UAV berdasarkan perbedaan ketinggian peta citra tutupan lahan di KHDTK ULM.
terbang. Jadi berdasarkan penjelasan
tersebut, maka dari itu perlu dilakukan

797
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 5 Edisi Oktober 2020

Prosedur penelitian meliputi : (1) Survei Udara yang meliputi 11 tahapan diantaranya
lokasi penelitian yang dilaksanakan di download data, evaluasi hasil, Add Photos,
KHDTK ULM dikarenakan pada lokasi Align Photos, Build Dense Cloud, Input
tersebut daerahnya sangat cocok untuk GCP, Build Mesh, Build Texture, Build Tiled
mengkaji dan membandingkan luasan Model, Build DEM (Digital Elevation Model),
tutupan lahan. Adapun metode pemilihan dan Build Ortomosaic. (5) Digitasi
lokasi ini yaitu menggunakan purposive penutupan lahan hasil pemotretan citra
sampling, ini dikarenakan penentuan lokasi drone biasanya dilakukan dengan
didasarkan pada ciri khusus seperti variasi menggunakan komputer atau sering disebut
tutupan lahan, akses jalan, dan variasi Digitasi on Screen dimana komputer tesebut
ketinggian tempat. (2) Persiapan yang dilengkapi dengan software pemetaan. (6)
meliputi penentuan lokasi terbang, Kalkulasi luas hasil pemotretan
pembuatan kml. sebagai jalur terbang, menggunakan Calculate Geometry,
mengatur ketinggian terbang, pemasangan Calculate Geometry merupakan suatu
titik GCP, melakukan pemotretan. (3) prosedur perhitungan otomatis pada ArcGIS
Pengambilan data dilapangan pada tahap ini berdasarkan bentuk geometri dari data GIS
terdiri atas data primer berupa foto udara yang tergambar dan sistem koordinat yang
hasil perekaman menggunakan wahana digunakan. (7) Akurasi hasil pemotretan
pesawat tanpa awak (drone), pengambilan dengan pengujian akurasi ketelitian
titik ikat dengan GPS pada pemasangan menggunakan perbandingan selisih jarak,
GCP serta data sekunder berupa Peta selisih luas, selisih orientasi GPS dan selisih
Batas Administrasi KHDTK ULM. (4) luas per piksel antara tingkat ketinggian
Pengolahan serta Analisis Pemotretan Foto terbang yang digunakan.

Gambar 1. Peta Rencana AOI (Area Of Interest) Lokasi Terbang Drone

798
Pranata. A. H. et al. 2020. Analisis Akurasi Luas … (03): 796 - 804

a b

c
Gambar 2. Kondisi rencana AOI (Area Of Interest)
Keterangan :
a. Ketinggian 50 m
b. Ketinggian 100 m
c. Ketinggian 150 m

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis pemotretan orthophoto


tutupan lahan dapat dilihat pada Gambar 3
dan Tabel 1 dibawah ini.
Hasil Analisis Pemotretan Orthophoto
Tutupan Lahan

a. b. c.

d. e. f.

799
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 5 Edisi Oktober 2020

g. h. i.
Gambar 3. Hasil Analisis Orthophoto Tutupan Lahan

Keterangan :
a. Lokasi 1 ketinggian 50 m g. Lokasi 3 ketinggian 50 m
b. Lokasi 1 ketinggian 100 m h. Lokasi 3 ketinggian 100 m
c. Lokasi 1 ketinggian 150 m i. Lokasi 3 ketinggian 150 m
d. Lokasi 2 ketinggian 50 m
e. Lokasi 2 ketinggian 100 m
f. Lokasi 2 ketinggian 150 m

Tabel 1. Perbandingan Hasil Analisis Orthophoto dengan Luasan 10 Ha.

Jumlah Hasil Foto


No Keterangan
50 m 100 m 150 m
1 Lokasi 1 396 109 51
2 Lokasi 2 368 109 100
3 Lokasi 3 365 110 51

Hasil analisis dari pengambilan foto memiliki perbandingan yang signifikan dari
udara sampai dengan proses orthophoto total foto berdasarkan perbedaan level
pada lokasi 1 terlihat pada gambar 6 – 8 ketinggian terbang drone. Untuk luas area
memiliki perbandingan yang signifikan dari 10 ha pemotretan dengan level ketinggian
total foto berdasarkan perbedaan level terbang 50 m menghasilkan 365 foto, level
ketinggian terbang drone. Untuk luas area ketinggian terbang 100 m menghasilkan 110
10 ha pemotretan dengan level ketinggian foto, dan level ketinggian terbang 150 m
terbang 50 m menghasilkan 396 foto, level menghasilkan 51 foto.
ketinggian terbang 100 m menghasilkan 109
Terlihat dari jumlah pengambilan foto
foto, dan level ketinggian terbang 150 m
udara untuk setiap lokasi pada ketinggian 50
menghasilkan 51 foto.
m memiliki rata rata jumlah sebesar 376
Hasil analisis dari pengambilan foto foto, level ketinggian 100 m memiliki rata
udara sampai dengan proses orthophoto rata jumlah sebesar 109 foto, dan level
pada lokasi 2 terlihat pada gambar 9 – 11 ketinggian 150 m memiliki rata rata jumlah
memiliki perbandingan yang signifikan dari sebesar 67 foto.
total foto berdasarkan perbedaan level
Berdasarkan dari jumlah foto yang
ketinggian terbang drone. Untuk luas area
terambil dari drone, terdapat perbedaan
10 ha pemotretan dengan level ketinggian
jumlah foto pada setiap level ketinggian,
terbang 50 m menghasilkan 368 foto, level
terlihat pada lokasi 1, 2, dan 3 memiliki
ketinggian terbang 100 m menghasilkan 109
perbandingan hasil foto 3 kali lipat pada
foto, dan level ketinggian terbang 150 m
setiap penambahan tinggi 50 m. Hal ini
menghasilkan 100 foto.
dikarenakan cakupan area pada kamera
Hasil analisis dari pengambilan foto saat drone diterbangkan pada setiap
udara sampai dengan proses orthophoto penambahan tinggi hasil foto jadi lebih
pada lokasi 3 terlihat pada gambar 12 – 14 sedikit, begitu pula sebaliknya semakin

800
Pranata. A. H. et al. 2020. Analisis Akurasi Luas … (03): 796 - 804

rendah tinggi terbang drone hasil foto jadi disebabkan beberapa foto tersebut gagal
lebih banyak. Ini terbukti pada hasil proses pada tahap Align Photo yang
penerbangan dengan luas 10 ha pada mengakibatkan foto dihapus agar tidak
setiap lokasi dengan ketinggian terbang 50 mempengaruhi saat mau dilakukannya
m saja itu memerlukan 2 kali penerbangan, proses selanjutnya yaitu Dense Cloud. Hal
sedangkan untuk ketinggian terbang 100 ini dikarenakan terdapat proses Geotagging
dan 150 m hanya 1 kali penerbangan. yaitu perlakuan foto yang diberi koordinat
Adapun terlihat pada gambar 11 pada lokasi saat pemotretan, jadi foto yang tidak
2 dengan ketinggian 150 m memiliki hasil terproses kemungkinan dipermasalahkan
jumlah foto yang berbeda dari lokasi lainnya, dari hasil foto tidak sesuai dengan koordinat
ini dikarenakan pada kondisi cuaca di lokasi sebenarnya sehingga foto tidak dapat
yang berangin saat melakukan penerbangan terproses. (Al Ayyubi, 2017).
sehingga mengakibatkan kecepatan terbang
drone jadi terganggu dan sampai Hasil Akurasi dan Kalkulasi Pemotretan
mempengaruhi jumlah hasil foto pemotretan Orthophoto Tutupan Lahan
tidak sesuai dengan jumlah foto yang telah
ditetapkan dari aplikasi. Hasil perbandingan akurasi dan kalkulasi
pemotretan orthophoto tutupan lahan dapat
Terlihat dari hasil analisis segmentasi
atau ortomosaic pada Gambar 9 dan 12 dilihat pada Gambar 4 dan Tabel 2 dibawah
terdapat beberapa foto yang berlubang, ini ini.

a. b.

c. d.

e. f.

801
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 5 Edisi Oktober 2020

g. h. i.

Gambar 4. Pengukuran Akurasi dan Kalkulasi Orthophoto Tutupan Lahan


Keterangan :
a. Validasi luas dan jarak tutupan lahan sampel 1 di lokasi 1
b. Validasi luas dan jarak tutupan lahan sampel 2 di lokasi 1
c. Validasi luas dan jarak tutupan lahan sampel 1 di lokasi 2
d. Validasi luas dan jarak tutupan lahan sampel 2 di lokasi 2
e. Validasi luas dan jarak tutupan lahan sampel 1 di lokasi 3
f. Validasi luas dan jarak tutupan lahan sampel 2 di lokasi 3
g. Perbandingan selisih orientasi GPS di lokasi 1
h. Perbandingan selisih orientasi GPS di lokasi 2
i. Perbandingan selisih orientasi GPS di lokasi 3

Tabel 2. Elemen Perbandingan Akurasi dan Kalkulasi Pemotretan Orthophoto Tutupan Lahan.

Tabel diatas memperlihatkan bahwa ada dengan tinggi 50 m pertama sebesar 20.45
perbedaan luas dan jarak yang signifikan m2 dan -157.91 m2 dengan selisih jarak
pada lokasi 1 disetiap penambahan level antar poligon 5.5 m dan tinggi 50 m kedua
ketinggian terbang dari drone untuk setiap sebesar -2.53 m2 dan 2.41 m2 dengan
sampel validasi hasil analisis pemotretan selisih jarak antar poligon 5.2 m. Tabel
foto udara tutupan lahan. Untuk selisih luas diatas memperlihatkan bahwa ada
dengan tinggi 50 m pertama sebesar 12 m 2 perbedaan luas dan jarak yang signifikan
dan -60.58 m2 dengan selisih jarak antar pada lokasi 3 disetiap penambahan level
poligon 1.6 m dan tinggi 50 m kedua ketinggian terbang dari drone untuk setiap
sebesar 9.48 m2 dan -3.85 m2 dengan sampel validasi hasil analisis pemotretan
selisih jarak antar poligon 1.3 m. Tabel foto udara tutupan lahan. Untuk selisih luas
diatas memperlihatkan bahwa ada dengan tinggi 50 m pertama sebesar 124.03
perbedaan luas dan jarak yang signifikan m2 dan -71.74 m2 dengan selisih jarak antar
pada lokasi 2 disetiap penambahan level poligon 1.6 m dan tinggi 50 m kedua
ketinggian terbang dari drone untuk setiap sebesar 12.63 m 2 dan -8.34 m2 dengan
sampel validasi hasil analisis pemotretan selisih jarak antar poligon 2.2 m.
foto udara tutupan lahan. Untuk selisih luas

802
Pranata. A. H. et al. 2020. Analisis Akurasi Luas … (03): 796 - 804

Berdasarkan penjelasan dari tabel selisih tinggi 50 m kedua sebesar 1.09 cm. Untuk
digitasi luas dan jarak terlihat memiliki besar lokasi 3 selisih luas per piksel dengan tinggi
nilai luasan dan jarak yang sangat berbeda 50 m pertama sebesar 1.28 cm dan tinggi 50
disetiap penambahan ketinggian terbang m kedua sebesar 1.29 cm.
drone. Menurut (Ahmad, et al,. 2017) hal ini
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan
disebabkan oleh gejala pergeseran
bahwa dapat diketahui rata rata luas per
(displacement) koordinat sebenarnya
piksel dengan penambahan tinggi setiap 50
dilapangan yang diakibatkan karena foto
m pertama yaitu sebesar 1.38 cm dan
yang terlalu miring maupun karena variasi
penambahan tinggi 50 m kedua sebesar
topografi. Perbedaan luasan dan jarak dari
1.26 cm. Menurut (Hadiwijaya et al,. 2018)
hasil foto yang telah diambil oleh drone
hasil analisis foto udara dapat dikategorikan
kemungkinan disebabkan dari beberapa
memiliki resolusi yang bagus itu dilihat dari
gejala seperti pengaruh angin yang cukup
hasil segmentasi atau tinggi penerbangan
kencang hingga dapat mengganggu drone
saat mengoperasikan drone, semakin kecil
saat sedang melakukan prosedur
nilai segmentasi maka semakin detil objek
pemotretan foto udara.
hasil identifikasi yang didapatkan, begitupun
Berdasarkan tabel diatas sebaliknya.
memperlihatkan bahwa ada selisih nilai
koordinat X dan Y yang ada dipeta dengan
koordinat X dan Y yang diambil dilapangan KESIMPULAN DAN SARAN
menggunakan GPS. Untuk lokasi 1 dari 4
titik koordinat GPS terlihat total selisih
koordinat dipeta dan dilapangan pada X Kesimpulan
sebesar -14.120 m dengan rata rata selisih
sebesar -3.530 m dan Y sebesar 12.423 Kesimpulan dari penelitian tentang
dengan rata rata selisih sebesar 3.106 m. Analisis Akurasi Luas Tutupan Lahan
Untuk lokasi 2 dari 4 titik koordinat GPS Menggunakan UAV (Unmanned Aerial
terlihat total selisih koordinat dipeta dan Vehicle) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan
dilapangan pada X sebesar -10.801 m Khusus (KHDTK) ULM di Mandiangin adalah
dengan rata rata selisih sebesar -2.700 m sebagai berikut:
dan Y sebesar 10.035 dengan rata rata
selisih sebesar 2.509 m. Untuk lokasi 3 dari Berdasarkan perbandingan hasil analisis
4 titik koordinat GPS terlihat total selisih pemotretan dapat disimpulkan untuk
koordinat dipeta dan dilapangan pada X pengambilan foto udara pada level
sebesar 14.449 m dengan rata rata selisih ketinggian terbang 50 m menghasilkan rata
sebesar 3.612 m dan Y sebesar 8.362 – rata jumlah foto sebesar 376 foto yang
dengan rata rata selisih sebesar 2.091 m. lebih banyak dari ketinggian 100 m dan 150
m, untuk hasil akurasi dan kalkulasi
Menurut (Zuhdi. 2018) alasan selisih pemotretan dapat disimpulkan pada elemen
antara koordinat X dan Y bernilai negatif selisih digitasi sampel luas dan jarak
adalah dikarenakan garis bujur selisihnya ke memiliki perbandingan selisih yang sangat
arah barat diberi nilai negatif dan disebut signifikan berbeda dari tiap level ketinggian
bujur barat (west longitude) serta disingkat terbang yaitu luas sebesar ± 200 m2 dan
BB. Sedangkan garis bujur yang selisihnya jarak sebesar ± 4 m, pada elemen selisih
ke arah timur diberi nilai positif dan disebut orientasi GPS memiliki rata – rata
bujur timur (east longitude) disingkat BT. perbandingan selisih yang berkaitan dengan
Nilai kordinatnya didasarkan atas besarnya ketelitian alat GPS yang dipakai yaitu
sudut yang terbentuk dari bujur 0 ke garis sebesar 3 m, dan pada elemen selisih luas
bujur tersebut melalui pusat bumi. per piksel memiliki perbandingan rata – rata
Tabel diatas memperlihatkan bahwa ada ketelitian hasil piksel yang serasi disetiap
perbedaan selisih luas per piksel yang penambahan level ketinggian terbang drone
signifikan pada setiap lokasi dari hasil yaitu sebesar ± 1.5 cm.
analisis pemotretan foto udara tutupan lahan Berdasarkan tingkat hasil resolusi piksel
dengan setiap level ketinggian terbang dari dari analisis pemotretan dapat dikategorikan
drone. Untuk selisih luas per piksel dilokasi memiliki resolusi piksel yang bagus dan detil
1 dengan tinggi 50 m pertama sebesar 1.40 itu dilihat dari tinggi penerbangan saat
cm dan tinggi 50 m kedua sebesar 1.39 cm. mengoperasikan drone, semakin rendah
Untuk lokasi 2 selisih luas per piksel dengan
tinggi 50 m pertama sebesar 1.47 cm dan

803
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 5 Edisi Oktober 2020

level ketinggian terbang drone maka objek Aldyan. 2018. Kajian Tutupan Lahan
yang dihasilkan semakin detil. Berbasis Obyek Menggunakan Data
UAV Trimble UX5 (wilayah studi: Desa
Saran Pagak, Kab. Purworejo Jawa Tengah).
Teknik Geodesi Institut Teknologi
Sesuai prosedur pemotretan terlebih Nasional Bandung.
dahulu harus memperhatikan kondisi lokasi
Eisenbeiß. H. & Zurich. E. T. H. 2009. UAV
yang akan diambil foto udara seperti photogrammetry. Institute of
topografi tertinggi, akses jalan, ketersediaan Photogrammetry and Remote Sensing.
area terbuka, serta cuaca baik agar
https://doi.org/doi:10.3929/ethz-a-
terhindar dari kecelakaan pada saat
005939264. (diakses 10 Desember
pemotretan.
2019).
Sebelum melakukan pemotretan dengan Hadiwijaya. S. L. Restu. A. A. N. & Terry. K.
menggunakan wahana drone sebaiknya
L. 2018. Pemetaan Dinamika Hutan
dilakukan pengecekan softwere pada
Mangrove Menggunakan Drone dan
wahana yang digunakan untuk
Penginderaan Jauh di P. Rambut,
memaksimalkan kinerja drone tersebut.
Kepulauan Seribu : Pusat Riset
Pemotretan foto udara menggunakan Kelautan, Badan Riset dan
wahana pesawat tanpa awak (drone) Sumberdaya Manusia Kelautan dan
alangkah baiknya memakai titik kontrol atau Perikanan, KKP Kompleks Bina
GCP yang banyak dan tersebar agar Samudera.
menimalisir kesalahan geometrik.
Kushardono. 2014. Platform Unmanned
Pemotretan sebaiknya dilaksanakan Aerial Vehicle untuk Aerial Photography
pada saat pagi hari dan sore hari demi Aeromodelling And Payload Telemetry
meminimalisir gangguan saat Research Group (APTRG), Prosiding
menerbangkan drone. Seminar Nasional Penginderaan Jauh
2014, Bogor.
Setyasaputra. Fajar. N. S. Riyadhi., F.
DAFTAR PUSTAKA Suharmin. B. Ikhsan. D. R. &
Burhanuddin. D. 2014. Platform
Unmanned Aerial Vehicle untuk Aerial
Ahmad. S. Sawitri. S. & Andri. S. 2017. Photography Aeromodelling And
Pengaruh Variasi Tinggi Terbang Payload Telemetry Research Group
Menggunakan Wahana Unmanned (APTRG), Prosiding Seminar Nasional
Aerial Vehicle (UAV) Quadcopter Dji Penginderaan Jauh 2014, Bogor.
Phantom 3 Pro Pada Pembuatan Peta
Orthofoto. Semarang. Universitas Shofiyati. R. 2011. Teknologi Pesawat
Diponegoro. Tanpa Awak Untuk Pemetaan dan
Pemantauan Tanaman Dan Lahan
Al Ayyubi. A. S. 2017. Analisa Planimetrik Pertanian. Informatika Pertanian, Vol.
Hasil Pemetaan Foto Udara Skala 20 No.2, Desember 2011: 58 – 64.
1:1000 Menggunakan Wahana Fix
Wing UAV. Departemen Teknik Zuhdi. M. 2018. Sistem Koordinat Geografik.
Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Jambi. Agriculture Faculty of Jambi
Perencanaan Institut Teknologi University.
Sepuluh Nopember Surabaya.

804

Anda mungkin juga menyukai