Anda di halaman 1dari 7

PENDEKATAN E-PERSONAL SHOPPER SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN KINERJA PEMASARAN


Dina Lusianti

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen


Universitas Muria Kudus

ABSTRACT

The digitalitation era cannot be denied anymore. Technological progress with all its rapid
development is a momentum to be able to take advantage of the use of technology to improve
a better quality of life. The company can be said to have a good quality of life if the company
has an increasing performance from time to time. As one of the main characteristics,
marketing performance is the main focus. Therefore in order to improve marketing
performance it is deemed necessary to synergize between conventional marketing and
digitalization. Various opportunities can arise because of the synergy between conventional
marketing and digitalization. Along with this spurred to continue to innovate to do the best
things to improve marketing performance through the e-Personal Shopper approach.
This research delves deeper into the use of e-Personal Shopper into improving the
performance of vegetable vendors who currently use conventional methods when marketing.
Through this research it will also be known the significance of changes in marketing.

Keywords: Current Ratio, Leverage, and Return on Equity, Price Earning Ratio (PER)

PENDAHULUAN

Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini menempatkan berbagai
kemudahan dalam aksesibilitas pada setiap individu. Setiap orang dapat menggali informasi
meskipun secara fisik sedang jauh dari objek yang sedang diobservasi. Kondisi demikian membuat
dunia serasa dalam genggaman.
Indonesia merupakan salah satu negara di kawasa Asia Pasifik yang sedikit mengalami
keterlambatan dalam mengadopsi digital. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 264 juta masih
tergolong sebagai pengguna internet yang rendah. Namun, dengan jumlah populasi Indonesia yang
diprediksi akan bertambah sebanyak 13,4 juta pada 2022 maka Indeks Konsumen Digital diprediksi
akan meningkat cepat dengan setengah dari populasi Indonesia memiliki akses ke internet.
Dari total populasi yang sudah memiliki akses internet, 43,5% merupakan pembeli digital.
Jumlah tersebut diprediksi akan melonjak hingga 65,4% pada 2022. Pengeluaran belanja digital per
kapita masih relatif rendah sebesar US$ 31,70 per pembeli. Namun, jumlah tersebut diprediksi akan
bertambah lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Sebanyak 72% konsumen Indonesia
berbelanja daring untuk menghemat waktu dibandingkan untuk menghemat uang. Kenaikan
signifikan ekonomi digital diperkirakan akan didukung oleh ekspansi ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan PDB diprediksi berada di rata-rata 5% tiap tahun, memberikan dasar yang kuat untuk
investasi baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat kelas menengah (salah satu kelas terbesar di
dunia). “Faktor pendukung lainnya adalah generasi muda di mana 50% di antaranya termasuk
generasi millennials.
Tabel 1
Rata-rata penjualan Tukang Sayur Konvensional
Bulan Januari sd November Tahun 2017

Jumlah
No Bulan Penjualan (Rp)
Pelanggan
1 Januari 40 15.500.000
2 Februari 40 12.350.000
3 Maret 40 14.800.000
4 April 40 14.450.000
5 Mei 40 18.750.000
6 Juni 40 20.250.000
7 Juli 35 14.400.000
8 Agustus 32 12.700.000
9 September 28 12.235.000
10 Oktober 28 12.050.000
11 November 24 11.600.000
Total 387 159.085.000
Sumber : Mugiyanto Cs, 2017

Tukang sayur konvensional yang digawangi oleh Bapak Mugiyanto memiliki pelanggan Ibu-
ibu rumah tangga di sekitar Dersalam. Beliau mengawali dengan belanja di pasar induk kemudian
menjajakan sayur dengan menggunakan sepeda motor. Rata-rata perbulan penjualan dapat mencapai
Rp. 14.000.000 terlebih bila bulan Ramadhan dan mendekati Hari Raya Keagamaan penjualan dapat
meningkat sekitar 40%. Permasalahan yang terjadi dari bulan ke bulan menurun. Konsumen yang
biasanya berbelanja kepada Bapak Mugiyanto mulai memanfaatkan Go-Shop untuk belanja secara
online.
Belanja online sekarang ini sudah menjadi tren terutama bagi masyarakat digital. Bahkan
fenomena belanja online terus tumbuh hingga pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Melihat
peluang ini, sayur.com menawarkan kemudahan berbelanja kebutuhan dapur tanpa harus sedikitpun
beranjak dari rumah. Sayur.com bekerja sama dengan beberapa tukang sayur tradisional menyediakan
berbagai macam sayur segar, bumbu dapur, dan bahan lauk-pauk agar dapat diantarkan ke rumah
konsumen masing-masing. Konsumen dapat memesan bahan-bahan yang akan dibutuhkan untuk
memasak minimal dalam rentang waktu 24 jam. Kemudian sayursop.com akan mengantarkan
pesanan konsumen sesuai dengan permintaan. Konsumen dapat berkomunikasi langsung dengan
administrator sayursop.com untuk memberi kabar jam berapa belanjaan harus diantar ke rumah.
Personal shopper merupakan sebuah profesi yang lazimnya disenangi oleh para Shopaholic
dengan memerlukan kemampuan spesifik. Tugas personal shopper ini adalah membelikan barang-
barang tertentu. Pada umumnya barang-barang yang dibeli adalah tas, pakaian dan jam tangan. Akan
tetapi saat ini personal shopper juga dapat diperuntukkan untuk membelikan barang-barang
kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan masakan. Tantangan untuk berbelanja kebutuhan sayur-
mayur secara online adalah ketakutan akan kualitas barang yang didapatkan.
Sebagai personal shopper, sayursop.com siap memilihkan buah dan sayur paling segar untuk
konsumen. Personal shopper ini sudah terlatih dan berpengalaman dalam memilih produk. Hasilnya
konsumen akan menerima produk segar sesuai yang diharapkan oleh konsumen. Sedangkan bagi
perusahaan, personal shopper akan dapat meningkatkan kinerja pemasaran yang pada akhirnya
menjadi peningkatan kinerja perusahaan secara umum.
Gambar 1
Rata-rata Penjualan Sayursop.com
Bulan Januari sd November Tahun 2017

Sumber : Sayursop.com, 2018

Pemasaran berperan penting di dalam proses bisnis usaha mikro, kecil dan menengah salah
satunya usaha tukang sayur. Salah satu tantangan yang paling sulit untuk usaha mikro, kecil dan
menengah adalah untuk menentukan strategi yang akan digunakan untuk pemasaran guna
menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan menggunakan sumber daya yang terbatas
(Rusaneanu, 2014:71). Oleh karenanya usaha mikro, kecil dan menengah perlu memanfaatkan
sumber daya yang ada dengan sebaik mungkin. Sudah saatnya usaha mikro, kecil dan menengah
melek dengan kemajuan teknologi dan informasi yakni dengan memanfaatkan internet dalam
melakukan kegiatan pemasaran.
E-Personal Shopper akan memudahkan para pelaku tukang sayur sekaligus pelanggan dalam
melakukan perdagangan online. Dengan memanfaatkan optimalisasi teknologi internet dan
komunikasi maka akan dapat tercapai tujuan pemasaran mulai dari menciptakan nilai pelanggan,
berujung pada kepuasan pelanggan sekaligus lahirnya loyalitas pelanggan.

TELAAH PUSTAKA

Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain (Kotler dan
Keller, 2009:5). Banyak orang yang menyebut bahwa pemasaran sebagai seni menjual
produk. Namun banyak orang akan terkejut ketika mendengar bahwa menjual bukanlah
bagian terpenting dari pemasaran karena menjual hanyalah ujung dari gunung es pemasaran.
Pemasaran bukan semata membuat penjualan yang melimpah akan tetapi bagaimana
mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk maupun jasa yang
ditawarkan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan bahkan keinginan dari pelanggan
sehingga produk maupun jasa tersebut dapat terjual dengan sendirinya.
Selain memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, dalam konsep inti pemasaran
juga membahas mengenai penawaran dan merek. Perusahaan di dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan dapat mengajukan sebuah nilai pelanggan dalam bentuk penawaran. Sedangkan
merek sebagai bentuk suatu penawaran dari sumber yang diketahui. Penawaran yang berhasil
ditandai dengan adanya pemberian nilai dan kepuasan dari pembeli sasaran. Nilai merupakan
perbandingan antara manfaat yang diperoleh pelanggan dibandingkan dengan pengorbanan
atau upaya yang telah pelanggan lakukan. Kepuasan merupakan penilaian pelanggan terhadap
kinerja produk atau jasa dalam kaitannya dengan harapan dari pelanggan. Bilamana kinerja
produk atau jasa memenuhi harapan pelanggan maka pelanggan akan merasa puas.
Hal yang tidak kalah penting dalam konsep pemasaran adalah perihal saluran
pemasaran. Saluran pemasaran dapat difungsikan guna mencapai pasar sasaran. Terdapat tiga
saluran di dalam saluran pemasaran ini. Pertama, saluran komunikasi, saluran ini mencakup
surat kabar, majalah, radio, televisi, surat, telepon papan iklan, poster, filer, CD, kaset
rekaman dan Internet. Kedua, saluran distribusi untuk menggelar, menjual, atau
menyampaikan produk fisik maupun jasa kepada pelanggan. Ketiga, saluran layanan untuk
melakukan transaksi dengan calon pembeli.
Pemasaran Elektronik (E-Marketing)
Pemasaran Elektronik (E-Marketing) merupakan konsep pemasaran dengan
menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi saat ini untuk berkomunikasi dan
bertransaksi dengan pelanggan dimana pun berada (Pepeng, 2014:22). Dengan melakukan
optimalisasi teknologi internet dan komunikasi (ICT) akan dapat mencapai tujuan pemasaran,
yakni menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan menuju loyalitas pelanggan. E-Marketing
juga dikenal sebagai Internet Marketing dan Digital Marketing.
El-Gohary (2010:216) memandang E-Marketing sebagai sebuah filosofi baru dan
praktek bisnis modern yang terlibat dengan pemasaran barang, jasa, informasi dan ide melalui
internet dan elektonik lainnya. Lebih lanjut Mohammad et al (2003:96) internet marketing
memiliki pengaruh terhadap strategi pemasaran perusahaan yakni:
a. Peningkatan segmentasi;
b. Mengembangkan strategi lebih cepat dalam cycle time;
c. Peningkatan pertanggungjawaban dari usaha pemasaran;
d. Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis.
Kondisi yang menguntungkan bagi para pelaku UMKM dalam penerapan E-Marketing
pada transaksi jual beli online adalah masyarakat Indonesia sudah mulai terbiasa melakukan
transaksi secara online dimana hal ini telah membuat Indonesia menjadi salah satu negara
dengan pertumbuhan transaksi online terbesar di antara negara berkembang di Asia Pasifik
(Antara News, 2014). Lebih lanjut tingkat kecenderungan orang Indonesia dalam berbelanja
secara online meningkat dari nilai 76 menjadi 78; dan berdasarkan data dari Global Web
Index pada tahun 2014 sosial media yang sering digunakan di Indonesia adalah Facebook dan
Linkedln.
Keuntungan utama dari digital marketing adalah (Mogos, 2015:241) :
1. Penggunaan teknologi terbaru akan memungkinkan penggunaan perangkat lunak pada
seluruh perangkat mobile yang pelanggan sasaran miliki. Sehingga dapat menerima
penawaran tentang produk atau layanan yang mungkin dapat menarik perhatian mereka
2. menciptakan hubungan langsung dengan pelanggan;
3. Mengurangi alokasi biaya untuk situs dan iklan yang dirancang untuk perangkat mobile;
4. penggunaan sumber daya yang efisien untuk kolaboratif lingkungan sebagaimana yang
diharapkan dengan penggunaan digital marketing;
5. kemudahan pembelian barang menjadi penting ketika proses menyimpan data berguna
ketika pelanggan sedang menggunakan sebuah perangkat elektronik dengan akses
internet, karena data yang terkait dengan pelanggan lebih mudah untuk didapatkan.
Proses ini memberikan kontribusi untuk pengumpulan data yang dapat digunakan
kemudian sebagai profil dan mengidentifikasi preferensi;
6. menyediakan fasilitas untuk menghitung iklan jika iklan benar-benar dapat
mempengaruhi pelanggan.
Adapun kelemahan digital marketing adalah :
1. Pendekatan dapat dianggap mengganggu di beberapa kasus dalam hal pelanggaran
hubungan pelanggan;
2. Jenis perangkat mobile harus dipertimbangkan, dalam hal perangkat lunak, resolusi layar,
tampilan, hak akses ke situs;
3. perusahaan besar dapat mengalokasikan lebih besar anggaran untuk kegiatan spesifik
analisis data untuk memperoleh profil pelanggan (lebih besar investasi di hardware, lebih
mendalam untuk proses data dan hasil yang diperoleh, investasi di situs perangkat lunak
cerdas, dll);
4. tingkat yang terbatas akses internet atau lokal intranet dan broadband (kecepatan lalu
lintas) di tingkat umum dan internasional.
Sebagian besar usaha kecil memiliki website, para pelaku usaha kecil di Italia
belum mampu menangkap peluang yang ditawarkan oleh pemasaran elektronik; hanya 11,5%
dari usaha kecil dapat menerima pesanan on-line di situs Web mereka, dan hanya 7,3% pada
tahun 2013 membuat penjualan online melalui web atau jaringan lain (Cesaroni dan Consoli,
2015:257). Hal ini dapat terjadi karena usaha kecil mengalami kesulitan di dalam
menggunakan teknologi dan media sosial tertentu terlebih dengan implikasi masih belum
diketahui pada proses, manajemen dan struktur organisasi. Oleh karena itu sulit untuk
mengevaluasi sikap usaha kecil dan cara mereka menggunakan media sosial. Untuk alasan ini
tidak cukup untuk mengetahui berapa banyak usaha kecil menggunakan media sosial, tetapi
perlu untuk memahami seberapa kecil para pelaku bisnis menggunakannya.

Personal Shopper
Personal Shopping adalah sebuah profesi dimana seseorang menolong orang lainnya
untuk berbelanja dengan memberikan masukan dan usulan kepada pelanggannya. Mereka
sering bekerja pada toko serba ada atau butik (walaupun ada juga yang sebagai pekerja lepas
atau bekerja secara online). Fokus mereka biasanya dalam busana, walaupun ada juga yang
fokus dalam bidang non-busana seperti elektronik, furniture, dsb. Seorang personal shopper
akan memberikan perhatian dan fokus secara pribadi, dan memberikan masukan kepada
pelanggannya tentang mode atau produk yang sedang trend, membantu pelanggan apa yang
terlihat bagus pada saat dikenakan atau bahkan mengatur seisi lemari tentang mode yang
sedang trend pada musim tertentu. Mereka biasanya juga memberikan masukan tentang
analisis warna, sehingga pelanggannya mengerti warna apa yang paling cocok untuk mereka,
atau warna apa yang sebaiknya digunakan pada musim tertentu. Bermula dari pengertian
personal shopper yang sudah umum saat ini seringnya dalam bidang fashion, maka pada
penelitian kali ini akan mengadopsi trend personal shopper untuk memenuhi kebutuhan
dapur. Personal shopper akan memberikan masukan kepada pelanggan tentang kebutuhan-
kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi jika seseorang akan memasak suatu menu tertentu.
Personal shopper juga akan memberikan masukan apabila seorang pelanggan belum
mengenal suatu bahan masakan tertentu dan akan memadukannya dengan bahan masakan
yang lainnya.

Media Sosial
Media Sosial diartikan sebagai media online dimana para penggunanya (user) melalui
aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan konten berupa blog,
wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang disokong oleh teknologi multimedia
yang canggih (Kementrian Perdagangan, 2014:25). Ciri-ciri media sosial antara lain adalah:
pertama, konten yang disampaikan kepada orang banyak dan tidak terbatas pada satu orang
tertentu. Kedua, isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat. Ketiga, isi disampaikan secara online dan langsung. Keempat, konten dapat
diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga tertunda penerimaannya
tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan sendiri oleh pengguna. Kelima, media sosial
menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang memungkinkan dirinya untuk
beraktualisasi diri. Keenam, dalam konten media sosial terdapat sejumlah aspek fungsional
seperti idetitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan
(relasi), reputasi (status), dam kelompok (group).
Pada dasarnya media sosial dibagi menjadi enam jenis :
a. Proyek kolaborasi website, dimana user dapat diizinkan untuk dapat mengubah, menambah,
ataupun membuang konten-konten yang termuat di website tersebut, seperti Wikipedia.
b. Blog dan microblog, dimana user mendapat kebebasan dalam mengungkapkan suatu hal di blog
itu, seperti perasaan, pengalaman, pernyataan, sampai kritikan terhadap sesuatu, seperti Twitter.
c. Konten atau isi, dimana para user di website ini saling membagikan konten-konten multimedia,
seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-lain seperti Youtube.
d. Situs jejaring sosial, dimana user memperoleh izin untuk terkoneksi dengan cara membuat
informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau sosial sehingga dapat terhubung atau diakses oleh
orang lain, seperti misalnya Facebook.
e. Virtual game world, dimana pengguna melalui aplikasi 3D dapat muncul dalam wujud avatar-
avatar sesuai keinginan dan kemudian berinteraksi dengan orang lain yang mengambil wujud
avatar juga layaknya di dunia nyata, seperti game online.
f. Virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang memberi kesempatan
kepada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual untuk berinteraksi dengan yang lain.
Virtual social world ini tidak berbeda dengan virtual game world namun lebih bebas terkait
dengan berbagai aspek kehidupan, seperti Second Life.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini berdasarkan sifat masalahnya (Suryana, 2010:15) merupakan
penelitian tindakan (action research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan baru atau cara-cara pendekatan baru dan untuk memecahkan
masalah dengan cara penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Penelitian ini mencoba untuk menggali bagaimana dampak penggunaan e-Personal Shopper
pada tukang sayur sekaligus mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan di dalam
pemanfaatan media sosial dalam kegiatan pemasaran secara elektronik.

Teknik Pengumpulan Data


Wawancara
Wawancara merupakan cara yang dilakuka dalam rangka memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dan
pewawancara guna memperoleh data pendukung yang dibutuhkan dalam penelitian.
Studi Pustaka
Mempelajari literatur-literatur yang terdahulu mengenai penelitian ini dan menjadikan
sebagai sumber rujukan atau pustaka baik berupa buku, majalah, jurnal-jurnal dan dokumen
lain yang memiliki hubungan dengan materi kajian.

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Sayursop.com yang merupakan tukang sayur
dengan pemanfaatan pemasaran elektronik berbasis personal shopper.
Teknik Analisis
Dalam penelitian ini mengunakan analisis persentase dan uji beda kinerja tukang sayur
konvensional dengan Sayursop.com. Analisis persentase digunakan dalam menentukan
pangsa pasar masing-masing tukang sayur. Selanjutnya dilakukan analisis uji beda antara
tukang sayur konvensional dengan Sayursop.com. Uji beda dilakukan untuk menentukan
apakah ada perbedaan kinerja tukang sayur konvensional dengan Sayursop.com.

DAFTAR PUSTAKA

Cesaroni, Francesca Maria and Consoli, Domenico, 2015. Are Small Businesses Really Able
to Take Advantage of Social Media. Electronic Journal of Knowledge Management
Vol 13 Issue 4
Dastbas, Mohammad, 2003. Designing Interactive Multimedia System. McGrawHill
El-Gohary, H. 2010. E-marketing: A Literature Review From A Small Business’s Perspective.
International Journal of Business and Social Science, 1(1): 214-244.
Kotler, P. and Keller, K. 2009. Marketing management.13th ed. Upper Saddle River
Lalu Edy Herman dan Rahmawati, 2016. E-Marketing : Strategi Pemasaran UKM Berbasis
Teknologi Informasi Untuk Menembus Pasar Global. Seminar Nasional IENACO
2016.
Lestari, I.W. Martha, 2016, The Phenomenon of Personal Shoppers among Women in Urban
Cities of Indonesia” (Bandung and Jakarta), International Conference on
Transformation in Communication
Luh, N, N. Mirah, I. Puritan dan W. Adh, 2018. Perancangan Pengembangan Usaha
Penjualan Daring Sayuran di Bali, SENSITEK 2018, 2018, pp. 560–564
Mogos, Radu Ioan, 2015. Digital Marketing for Identifying Customers Preferens – A Solution
for SMEs in Obtaining Competitive Advantages. International Journal of Economics
Practices and Theories, Vol 5 No 3.
Mugyanto, 2018. Rata-rata penjualan sayur Bulan Januari sd November 2018
Mujiyana dkk, 2012. Pengaruh Penerapan Periklanan di Internet dan Pemasaran melalui E-
Mail Produk UMKM di Wilayah Depok. J@TI Undip, Vol VII, No 3, September
2012
Pepeng Andi Nur, 2015. Strategi Pemasaran Bagi UMKM Berbasis Digital Marketing Social
Media & Public Relation Approach. http://www.slideshare.net/massepe/umkm-dan-
pemasaran-online
Rusaneanu, Alexandra, 2014. Innovative Marketing for SMEs Using Social Media,
Management Intercultural Vol XVI, Nr 3 (32).
Santoso, A.P, I. Baihaqi, dan S. F. Persada, 2017. Pengaruh Konten Post Instagram terhadap
Online Engagement : Studi Kasus pada Lima Merek Pakaian Wanita, Jurnal
Teknologi ITS, vol. 6, no. 1, pp. 217–221
Sayursop.com, 2018. Rata-rata Penjualan Bulan Januari sd November 2018
Setiawan, D., 2016. Strategi Marketing Produk Sayur Organik Di Pondok Pesantren Riyadlul
Jannah Pacet Mojokerto (Upaya Menembus Pasar Supermarket Besar Ditinjau Dari
Teori Manajemen Pemasaran Philip Kotler). Universitas Negeri Islam Sunan Ampel
Suryana, 2010. Metodologi Penelitian : Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Universitas Pendidikan Indonesia
Yuianto, E dan M. K. Mawardi, 2016. Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Citra
Destinasi Serta Dampaknya Pada Minat Dan Keputusan Berkunjung (Survei pada
Followers Aktif Akun Instagram Indtravel yang Telah Mengunjungi Destinasi Wisata
di Indonesia ), Jurnal Adm. Bisnis, vol. 37, no. 2, pp. 1–10, 2016.

Anda mungkin juga menyukai