EMAIL : Janingsihsamaya26@gmail.com
Abstrak
Pendahuluan
Di zaman milenial ini media baik media cetak maupun elektronik mengalami
perkembangan yang begitu pesat. Sumber ide dan opini secara global dipengaruhi
oleh media.Dampak global dari perkembangan yang pesat ini memunculkan variasi
gaya hidup (life style). Gaya hidup global adalah gaya hidup yang mengarah pada hal-
hal mewah, menunjuk pada gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan emosinal yang
dapat disebut juga untuk memenuhi kesenangan. Gaya hidup seperti ini disebut gaya
1
Dewojati , C. ”wacana hedonisme Dalam Sastra Populer Indonesia” (yokyakarta: pustaka
pelajar,2010)
hidup Hedon. Pengaruh gaya hidup hedonisme begitu nyata dalam masyarakat
terutama pada mahasiswa. Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang
mencari jati diri melalui lingungan sekitarnya. Mahasiswa sangat antusias dengan hal-
hal yang baru yang dianggap menarik. Gaya hidup hedonisme ini memiliki daya tarik
yang besar terhadap kehidupan mahasiswa. Jadi sangat mengherankan jika mahasiswa
yang berlatarbelakang teologi harus memiliki sifat demikian hanya untuk memuaskan
diri. Dari sinilah kita dapat melihat bagaimana pengaruh dari gaya hidup hedonis bagi
mahasiswa teologi, karena mahasiswa teologi adalah mahasiswa yang memiliki
tanggungjawab yang besar dikemudian hari.
Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup hedonisme
bagi kalangan mahasiswa khususnya bagi mahasiswa teologi
Manfaat
Pembahasan
2
, “lembaga ilmu pengetahuan indonesia” (yayasan obor indonesia:Jakarta),jilid XXXIV No 2
(2008),201
yang tidak asing dengan pergaulan dimana kita berpijak. 3 Hedonisme atau gaya hidup
mewah merupakan penyakit sosial yang akan menggiring manusia pada jurang
kehancuran, gaya hidup ini sering membuat orang malas, berpikir pendek, dan ingin
enaknya saja. Kemewahan hidup sering membuat orang lalai.4
Faktor yang mempengaruhi adanya gaya hedonisme yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri untuk
bergaya hidup sesuai dengan keinginannya, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor
yang berasal dari luar individu. Di kalangan mahasiswa Teologi pengaruh gaya hidup
hedonis yang dapat dilihat kebanyakan berasal dari faktor eksternal, dengan membeli
barang-barang brendit keluaran terbaru yang dijual secara online,dan berbagai cara
yang lain. Itu disebabkan karena tidak mau dianggap sebagai mahasiswa kolot yang
tidak mengikuti tren sehingga mahasiswa itu kemudian berupaya untuk bisa
mnedapatkan apa yang ia mau untuk bisa menjadi sama seperti teman-temannya. Hal
ini kemudian menimbulkan dampak yang tidak baik kepada mahasiswa Teologi.
Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa yang kemudian membebani orang
tuanya dengan cara meminta uang hanya untuk membeli barang-barang yang
diinginkannya yang secara kebutuhan masih bisa ditunda. Bahkan ada yang kemudian
berbohong kepada orang tuanya supaya bisa diberikan uang.
3
Sanggar talenta”Kecil Bahagia, Muda Foya-Foya, Tua Kaya Raya, Mati Maunya Masuk Surga”,
Remaja tentang Hedonisme,( Yogyakarta:Kanisius,1999) 23
4
Didin Hafidhuddin ,” Sederhana Itu Indah”,(hikmah rublika:2010),103
5
Efi Nurwindayani dan Daniel Fajar Panuntun, “ Pengaruh Saat Teduh Dan Ibadah Terhadap
Pengambilan Keputusan Dalam Memilik Pasangan Hidup,” FIDEA: Jurnal Teologi Sistematikadan Praktika 2,
No 2 (2019,267
terhalang adanya aksesoris-aksesoris yang bling-bling dan barang-barang untuk
memancing pujian orang. 6
Sebagian besar dari mahasiswa teologi masih bergantung kepada orang tua.
Mahasiswa yang memiliki gaya hedonisme tentu ketika ada keinginan yang tidak
6
Tri karyanti, Yani prihati & Sinta Tridian Gali,“ pendidikan anti korupsi berbasis multimedia (untuk
perguruan tinggi) (yogyakarta :Deepublish, 2019) 29-32
7
T. Haryono dan Daniel fajar panuntun, “ MODEL GAYA HIDUP NAZIR SEBAGAI REFLEKSI
GAYA HIDUP HEDON PENGKHOTBAH ZAMAN MILENIAL” Jurnal teologi injil dan Pembinaan Warga
Gereja,3 No. 2 (2019) 179
8
Emeria Y. Zohrah Dakhi dan A. Sugeng Agus Priyono”Pendidikan Agama Katolik(dewasa dalam
komunikasi iman:gaya hidup), Grasindo. 76-77
terpenuhi akan merasa terancam dengan tuntutan dan perubahan gaya hidup yang
selalu berubah mengikuti perkembangan zaman dan memiliki rasa takut akan dicap,
orang yang ketinggalan zaman dan tidak mengikuti tren. bahkan ada mahasiswa
teologi yang sebutannya sebagai mahasiswa yang feminim dengan gaya busana yang
harusnya sederhana dan lebih sopan sudah tidak mengikuti peraturan kampus, mereka
tidak lagi menggunakan baju sesuai dengan aturan yang dikeluarkan namun lebih
memilih busana yang tidak layak untuk digunakan dalam dunia kampus hanya untuk
mengikuti tren dan mau dianggap gaul. Padahal cara demikian menjadi sorotan dari
mahasiswa jurusan yang lain.