Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RNA FIBRIANI

NIM : 1910105042

1. Jelaskan pemahamaan anda tentang pengertian Muamalah dari segi bahasa maupun
istilah!

2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip Muamalah!

3. Sebut dan jelaskan macam-macam muamalah!

4. Sebut (3) dan jelaskan contoh muamalah kontemporer!

JAWAB

1. Dari segi bahasa, kata muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat, yang
berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, atau hubungan kepentingan. Kata-
kata semacam ini merupakan kata kerja aktif yang harus memiliki dua buah pelaku, yang
satu terhadap yang lain saling melakukan pekerjaan secara aktif.Sementara berdasarkan
istilah, ada beberapa pengertian muamalah yang diungkapkan para ahli. Menurut Louis
Ma’luf, muamalah bisa didefinisikan sebagai hukum-hukum syara yang berkaitan dengan
urusan dunia dan kehidupan manusia, seperti jual beli, perdagangan, dan lain
sebagainya. Sementara, Rasyid Ridho mengatakan bahwa muamalah adalah tukar-
menukar sesuatu atau barang dengan aturan yang telah ditentukan sebelumnya.Idris
Ahmad berpendapat bahwa muamalah adalah aturan Allah yang merupakan aturan yang
paling baik digunakan dalam memenuhi keperluan jasmani antara manusia yang satu
dengan manusia yang lainnya. Adapun Ahmad Ibrahim Bek mengatakan, muamalah
adalah peraturan-peraturan mengenai tiap yang berhubungan dengan urusan dunia,
seperti perdagangan dan semua mengenai kebendaan, perkawinan, talak, sanksi-sanksi,
peradilan dan yang berhubungan dengan manajemen perkantoran, baik umum ataupun
khusus, yang telah ditetapkan dasar-dasarnya secara umum atau global dan terperinci
untuk dijadikan petunjuk bagi manusia dalam bertukar manfaat di antara mereka.Dari
beberapa pengertian tersebut, kegiatan yang termasuk dalam kategori muamalah di
antaranya jual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, kegiatan bercocok tanam, dan
sebagainya. Muamalah dapat terlaksana tidak lepas dari hakikat manusia yang merupakan
makhluk sosial yang saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain.Di dalam
Islam, muamalah meliputi cakupan yang sangat luas. Terpenting adalah dalam masa
transaksi, tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun sehingga kedua belah pihak sama-
sama mendapatkan keuntungan. Selain itu, dalam muamalah juga tidak diperbolehkan
adanya unsur riba yang bisa merugikan salah satu pihak yang melakukan transaksi.

2. -Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan
oleh al-qur’an dan sunnah rasul. Bahwa hukum islam memberi kesempatan luas
perkembangan bentuk dan macam muamalat baru sesuai dengan
perkembangan kebutuhan hidup masyarakat.

-Muamalat dilakukan atas dasar sukarela , tanpa mengandung unsur paksaan.


Agar kebebasan kehendak pihak-pihak bersangkutan selalu diperhatikan.

-Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan


menghindari madharat dalam hidup masyarakat. Bahwa sesuatu bentuk
muamalat dilakukan ats dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan
menghindari madharat dalam hidup masyarakat.

-Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-


unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.
Bahwa segala bentuk muamalat yang mengundang unsur penindasan tidak
dibenarkan.

3. 1. Syirkah
Istilah Syirkah menurut bahasa diartikan sebagai kongsi, kerjasama ataupun ber-
syarikat.

Dalam praktik pada kegiatan ekonomi, Syirkah adalah upaya yang bertujuan untuk
menggabungkan sumber daya dari dua orang atau lebih guna mewujudkan tujuan
bersama.

Secara umum, sumber daya yang dimaksud disini bisa berupa keahlian, modal uang,
bahan baku, jaringan kerja dan masih banyak lagi. Dalam ekonomi konvensional,
Syirkah ini sering juga disebut sebagai usaha patungan atau kongsi.

Tidak ada perbedaan yang signifikan dari Muamalah jenis ini, kecuali dalam ekonomi
Islam, bahwa bisnis tidak boleh melanggar hukum Syariah seperti kerjasama dalam
kemitraan kartel Alkohol, Narkoba serta kegiatan jual beli barang yang dilarang oleh
agama.

2. Mudharabah
Mudharabah merupakan sebuah akad yang digunakan untuk mengikat hubungan
kerjasama yang melibatkan dua pihak atau lebih yaitu pemodal (sahib al-mal) serta
orang yang melaksanakan usaha (mudharib).

Akad Mudharabah ini juga bisa dikatakan sebagai suatu kegiatan bagi hasil untuk dua
belah pihak, yaitu dengan cara menentukan berapa persen bagian keuntungan yang
akan didapatkan oleh kedua belah pihak.
Seorang Mudharib wajib untuk mengembalikan modal yang sudah dipinjam serta
memberikan bagian dari keuntungan yang sudah ditentukan dengan kontrak yang
disepakati atau tanpa adanya kontrak yang disepakati. 

3. Wakalah 
Wakalah adalah kegiatan untuk memindahkan kekuasaan yang dilakukan oleh satu
orang ke orang lain yang bertindak sebagai pihak kedua untuk bertindak sesuai dengan
transaksi yang dimaksud.

Misalnya seperti, kegiatan transaksi jual beli dari surat berharga yang dilaksanakan oleh
manajer investasi kepada pihak bank kustodian. 

Ha ini tentunya perlu untuk digaris bawahi bahwa Wakalah tidak sama dengan wasiat.
Apabila wasiat hanya berlaku untuk orang sudah meninggal, sedangkan Wakalah
berlaku untuk orang masih hidup. 

4. Wadiah 
Wadi’ah adalah sebuah titipan yang diberikan oleh nasabah (penitip) yang harus dijaga
dan juga dikembalikan apabila nasabah tersebut sudah menginginkan untuk
pengembalian.

Di dalam akad Wadiah ini, para nasabah harus membayarkan biaya yang sudah
ditentukan bersama sebelumnya, atas jasa penitipan tersebut. Ketika menggunakan
ekonomi konvensional dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering menemukan
semacam kontrak wadiah, misalnya seperti loker.

5. Musaqah 
Musaqah adalah bentuk kolaborasi antara pemilik kebun dan penyewa atau pengelola
yang ditugaskan untuk merawat kebun dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

Margin keuntungan atau profit yang diperoleh akan dibagi sama rata antara si pemilik
kebun dengan si pengelola kebun. Musaqah menurut Baginda Rasulullah SAW itu
Mubah.

Hal ini tentunya di karenakan pekerjaan untuk merawat dan mengelola kebun jelas
dalam hal waktu, jenis dan juga sifatnya. Kontrak di dalam Musaqah dapat disampaikan
secara lisan ataupun tertulis.

4. Berikut beberapa contoh muamalah kontemporer

a.        Persoalan transaksi bisnis kontemporer yang belum dikenal zaman klasik. Lingkup
ini membahas setiap transaksi yang baru bermunculan pada saat ini. Seperti uang
kertas, saham, Obilgasi, reksadana, MLM, Asuransi. Salah satu contoh lingkup ini adalah
asuransi, asuransi merupakan pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang
satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan
jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran, apabila terjadi sesuatu yang menimpa
dirinya atau barang miliknya yang diasuransikan sesuai dengan perjanjian yang
dibuatnya). Pada zaman klasik transaksi akad asuransi ini belum ada, walaupun akad ini
dikiaskan dengan kisah ikhtiar mengikat unta sebelum pergi meninggalkannya. Akad ini
dapat dibenarkan atau diperbolehkan dalam Syariat Islam selama tidak sejalan dengan
apa yang diharamkan dan memenuhi ciri-ciri hokum bisnis syari’ah yang telah diuraikan
diatas.

b.      Transaksi bisnis yang berubah karena adanya perkembangan atau perubahan
kondisi, situasi, dan tradisi/kebiasaan. Perkembangan tekhnologi yang semakin cepat
dan canggih menghadirkan berbagai fasilitas dengan berbagai kemudahannya begitu
pula dalam hal bisnis. Contohnya penerimaan barang dalam akad jual beli
(possesion/qabd), transaksi e-bussiness, transaksi sms.

c.       Transaksi Bisnis Kontemporer yang menggunakan nama baru meskipun


subtansinya seperti yang ada zaman klasik, misalnya bunga bank yang sejatinya adalah
sama dengan riba, Jual beli Valuta Asing. Walaupun Riba telah berganti nama yang lebih
indah dengan sebutan Bunga, namun pada hakikatnya substansinya tetaplah sama
dimana ada pihak yang mendzalimi dan terdzalimi, sehingga hokum bunga sama
dengan riba yang telah jelas keharamannya dalam al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai