Disusun oleh:
Kelompok 4 / Kelas: 5B
Dosen pembiming:
Dr. Abdul Muhith, S.Kep.,Ns.,M.Kep
1
KATA PENGANTAR
Dengan Mengucap syukur kehadirat Allah SWT. yang hanya dengan rahmat
serta petunjuk-nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Epidemiologi dan Kependudukan” Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa 2.Dalam penulisan ini tidak lepas dari pantauan bimbingan saran
dan nasehat dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kapada yang terhormat dosen Pmebimbing yang telah memberikan tugas
dan kesempatan kepada kami untuk membuat dan menyusun makalah ini. Serta
semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta nasihat hingga
tersusunnya makalah ini hingga akhir.
Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman, penulis sadar masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
berkaitan dengan penyusunan makalah ini akan penulis terima dengan senang hati
untuk menyempurnakan penyusunan makalah dan Askep tersebut.
Semoga makalah Keperawatan Jiwa yang berjudul “Konsep Epidemiologi dan
Kependudukan” ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
2
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................1
LATAR BELAKANG....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN TEORI............................................................................7
2.1 Konsep Dasar Epidemiologi.....................................................................7
2.2 Metode Epidemiologi.............................................................................13
2.3 Perubahan dan Pekembangan Pola Penyakit..........................................14
2.4 Peran Perawat dalam Epidemiologi........................................................18
2.5 Konsep Dasar Kependudukan.................................................................19
2.6 Kependudukan dan Kaitannya dengan Kesehatan..................................21
2.7 Masalah Kesehatan yang Lazim di Indonesia.........................................22
2.8 Pencegahan Masalah Kesehatan karena Demografi Kependudukan......26
BAB 3 PENUTUP........................................................................................30
3.1 Kesimpulan.............................................................................................30
3.2 Saran.......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................31
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
penyakit menular yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan kematian utama,
mulai digantikan oleh penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke,
kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit
kronik lainnya yang merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan
membunuh 36 juta jiwa per tahun (Kemenkes RI, 2018).
5
3. Bagaimana perubahan dan perkembangan pola penyakit ?
4. Bagaimana peran perawat dalam epidemiologi ?
5. Bagaimana konsep dasar kependudukan ?
6. Apa kaitannya kependudukan dengan kesehatan ?
7. Apa masalah kesehatan yang lazim di Indonesia ?
8. Bagaimana strategi pencegahan masalah kesehatan karena masalah demografi
kependudukan ?
1.3 Tujuan
6
BAB 2
TINJAUAN TEORI
a. Definisi
1) Wade Hampton Frost 1972 Adalah guru besar epidemiologi di School of
Hygiene, mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang
fenomena massal (mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat
alamiah (natural history) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu
itu penekanan perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah
penyakit infeksi yang mengenai massa (masyarakat).
2) Greenwood 1934 Professor di School of Hygiene and Tropical Medicine,
London, mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas di mana
dikatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala
macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok (herd) penduduk.
Kelebihan pengertian ini adalah dengan adanya penekanan pada kelompok
penduduk yang memberikan arahan pada distribusi dan metode terkait
3) Brian Mac Mahon 1970 Pakar epidemiologi di Amerika Serikat yang
bernama Thomas F. Pugh menulis buku Epidemiology; Princples and
Methods menyatakan bahwa Epidemiology is the study of the distributions
and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah studi
tentang penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia dan
mengapa terjadi distribusi semacam itu.
4) Definisi lama Ilmu yang memperlajari penyebaran dan perluasan suatu
penularan penyakit di dalam suatu kelompok penduduk (masyarakat).
5) Omran (1974) Suatu study mengenai terjadinya dan didistribusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga
determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk,
masyarakat.
6) Hacmohan dan Pugh (1970) Ilmu yang memperlajari penyebaran penyakit
dan factor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada masyarakat.
7
7) WHO (Regional Commite Nacting ke-42 di Bandung Epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinan peristiwa kesehatan
dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa
sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut.
8) Gary D. Friedman (1974) Selanjutnya dalam bukunya Primer of
Epidemiology menuliskan bahwa Epidemiology is the study of disease
occurance in human populations. Batasan ini lebih sederhana dan tampak
senapas dengan MacMahon.
8
perencana pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk penilaian hasil suatu
kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun sebagai sasaran yang khusus.
6) Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja Occupational and
environmental epidemiology merupakan salah satu bagian epidemiologi yang
mempelajari serta menganalis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat
pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia,
biologis, maupun social budaya serta kebiasaan hidup para pekerja.
Kegunaannya adalah analisis tingkat kesehatan para pekerja serta untuk
menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK).
7) Epidemiologi kesehatan jiwa Salah satu pendekatan dan analisis masalah
gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwa
kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang
memperngaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8) Epidemiologi gizi Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat,
dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang
menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk
menganalisis factor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi
masyarakat, baik yang bersifat biologis dan terutama yang berkaitan dengan
masalah social.
9
3) Efektivitas (effectiveness) adalah besarnya hasil yang dapat diperoleh dari
suatu tindakan (pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari
suatu tindakan yang satu dengan lainnya. Efektivitas ini ditujukan untuk
mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi lapangan
yang sebenarnya yang sangat berbeda-beda. Untuk pengobatan maka hal ini
berkaitan dengan kemujaraban praktis, kenyataan khasiat obat di klinik.
4) Efisiensi (efficiency) adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh
yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan. Efisiensi
ini ditujukan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh
berdasarkan besarnya pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan.
5) Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan
atau program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan member nilai
keberhasilan program seutuhnya.
6) Edukasi (education) adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan
tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan
penyakit. Edukasi merupakan salah satu bentuk intervensi andalan
kesehatan masyarakat yang perlu diarahkan secara tepat oleh epdemiologi.
c, Ukuran Epidemiologi
10
1) Ukuran frekuensi penyakit: mengukur kejadian penyakit, cacat, atau kematian
pada populasi. Ukuran ini merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif.
Frekuensi kejadian yang diamati diukur menggunakan prevalens dan insidens.
2) Ukuran dari akibat pemaparan: Mengukur keeratan hubungan statistic antara
factor tertentu dan kejadian penyakit yang diduga merupakan akibat pemaparan
tersebut. Hubungan antara pemaparan dan akibat diukur menggunakan relative
risk atau odds ratio.
3) Ukuran dari potensi dampak: Menggambarkan kontribusi dari factor yang
diteliti terhadap kejadian suatu penyakit dalam populasi tertentu. Ukuran yang
digunakan dalam attributable risk percent dan population attributable risk.
Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness suatu
pengobatan dan strategi intervensi pada populasi tertentu.
Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi digunakan salah
satu dari tiga bentuk pecahan, yaitu proporsi, rasio, dan rate.
1) Proporsi Distribusi
proporsi adalah suatu persen (yakni, proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa
dalam kelompok data yang mengenai masingmasing kategori (atau
subsekelompok) dari kelompok itu. Rumus yang dipakai dalam menghitung
proporsi adalah:
Di mana:
x = Banyaknya peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang terjadi dalam kategori
tertentu atau subkelompok dari kelompok yang lebih besar.
y = Jumlah peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang terjadi dalam semua
kategori dari kelompok data tersebut.
k = Selalu sama dengan 100
11
Proporsi umumnya dipakai dalam keadaan di mana tidak mungkin
menghitung angka insidensi; Karen aitu proporsi bukan suatu rate dan dia tidak
dapat menunjukkan perkiraan peluang keterpaparan atau infeksi, kecuali jika
banyaknya orang di mana peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap
subkelompok. Tetapi biasanya hal ini tidak terjadi.
Karena x dan y berada pada tempat yang sama, berbagai persen dalam
kelompok data yang ada dapat dan seharusnya saling ditambahkan bersama
semua kategori data, dan jumlah harus menjadi 100%, sedangkan angka (rate)
kalau dijumlahkan tidaklah demikian. Interpretasi dari proporsi adalah: dari
jumlah frekuensi di mana suatu jenis peristiwa tertentu terjadi, kejadiannya
dinyatakan dalam persen dari berbagai subkelompok utama.
2) Rasio
Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi nisbi kejadian suatu peristiwa
terhadap peristiwa lainnya. Misalnya, jumlah anak sekolah kelas 6 yang telah
diimunisasi dibandingkan dengan jumlah anak sekolah kelas 6 yang tidak
diimunisasi pada sekolah tertentu. Rumus rasio adalah:
Di mana :
x = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut
tertentu
y = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut
tertentu, tetapi dalam hal berbeda atributnya dengan anggota x.
k=1
Karena k = 1, rumus rasio dapat disederhanakan menjadi: Rasio = x/y = x:y
Populasi dan masa jedah (atau titik waktu) dari data yang dipakai haruslah
tertentu/khusus, persis untuk angka/rate. Rasio dapat dihitung untuk angka
hanya sebagai banyaknya peristiwa. Umumnya nilai x dan y dibagi oleh nilai x
maupun nilai y sehingga salah satu nomor dalam ratio menjadi sama dengan
1,0. Misalnya, jika suatu kelompok 20 orang menderita penyakit tertentu dan 2
mati karenanya maka rasio terhadap kematian lebih tepat dinyatakan bukan
20:2, tetapi angka ini dibagi 2 menjadi 10:1 (10 kasus:1 mati. Interpretasinya
adalah bahwa pada episode ini dalam 10 kasus ada 1 orang yang mati (atau 10
kali banyaknya kasus dari kematian).
12
2.2 Metode Epidemiologi
1) Epidemiologi deskriptif
a) Siapa: merupakan pertanyaan tentang factor orang yang akan dijawab dengan
mengemukakan perihal mereka yang terkena masalah, bisa mengenai variabel
umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
Factor-faktor ini biasa disebut sebagai variabel epidemiologi atau demografi.
Kelompok orang yang potensial atau punya peluang untuk menderita sakit atau
mendapatkan risiko, biasanya disebut population at risk (populasi berisiko).
b) Di mana: pertanyaan ini mengenai factor tempat di mana masyarakat tinggal
atau bekerja, atau di mana saja di mana ada kemungkinan mereka menghadapi
masalah kesehatan. Factor tempat ini dapat berupa: kota (urban) dan desa
(rural); pantai dan pegunungan; daerah pertanian, industry, tempat bermukim
atau kerja.
c) Kapan: kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Factor waktu ini
dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, dan tahun; musim hujan dan musim
kering.
2) Epidemiologi analitik
13
terjadinya masalah itu. Misalnya: setelah ditemukan secara deskriptif bahwa
banyak perokok yang menderita kanker paru, maka perlu dianalisis lebih lanjut
apakah memang rokok itu merupakan factor determinan/ penyebab terjadinya
kanker paru.
14
penilaian secara sistematik untuk menyimpulkan dan menggambarkan masalah
kesehatan masyarakat, sehingga dari pemahaman tidak mendasar tentang kejadian
penyakit secara natural berkembang pemahaman terkait kemungkinan penyebab,
model transmisi hingga kejadian terjadinya penyakit. (Bhopal, 2016).
a. Endemi “Keadaan yang biasa atau normal dimana frekuensi penyakit tertentu
berada dalam keadaan normal"
15
masih terus berlangsung, kurangnya kesadaran masyarakat, aspek sosial, budaya
dan ekonomi serta aspek lingkungan. ( Pitriani and Rau, 2017).
Merupakan wabah yang dimulai pada tahun 541 M sebagai wabah pes bubonik
pertama dalam sejarah dunia. wabah justinian mulai merebak di Mesir kemudian
menyebar sampai Konstantinopel, dalam catatannya Procopius dari Bizantium
pada puncaknya wabah ini telah menewaskan 10.000 orang setiap hari dan
mungkin mencapai 40% dari total populasi kota tersebut. wabah ini terus berlanjut
dan memakan korban sampai seperempat populasi di Mediterania timur.
Merupakan wabah yang dimulai pada tahun 1300-an yang merupakan wabah pes
bubonik yang kembali merebak di Eropa delapan abad setelah wabah berakhir.
wabah ini mulai berjangkit di Asia dan terus meluas hingga mencapai Mediterania
dan Eropa barat. Pada tahun 1348, menurut catatan sejarah wabah ini telah
menewaskan sekitar 20 juta orang di Eropa dalam kurun waktu 6 tahun.
3) Kolera
a). Pandemi pertama : terjadi pada tahun 1816 - 1826, pada awalnya merebaknya
penyebaran wabah ini hanya terbatas pada wilayah anak benua India, dimulai di
16
daerah Bengal kemudian menyebar luas ke luar india. wabah terus meluas
mencapai Republik Rakyat Cina dan Laut Kaspia sebelum akhirnya berkurang.
b). Pandemi kedua : terjadi pada tahun 1829 - 1851, penyebarannya meliputi
benua Eropa, London, Ontario Kanada, New York dan pesisir Pasifik Amerika
Utara.
c). Pandemi ketiga : terjadi pada tahun 1852 - 1860, wabah ini menyerang Rusia
dan memakan korban lebih dari 1 juta lebih jiwa.
d). Pandemi keempat : terjadi pada tahun 1863 - 1875, meliputi benua Eropa dan
Afrika.
e). Pandemi kelima : terjadi pada tahun 1899 - 1923, wabah ini hanya
mempengaruhi sedikit wilayah Eropa berkat kemajuan dalam bidang kesehatan
masyarakat.
f). Pandemi keenam : terjadi pada tahun 1961, wabah ini disebut "kolera El Tor"
sesuai dengan nama galur bakteri penyebabnya dan mulai merebak di indonesia
kemudian meluas hingga mencapai Bangladesh pada tahun 1963, selanjutnya
merebak ke India pada tahun 1964 dan Uni Soviet pada tahun 1966.
Gangguan mulai terlihat pada rentang usia 18 bulan, gangguan ditemukan lebih
banyak pada anak laki laki ( Tatsuta et all, 2018 ).
Global UNAIDS monitoring 2018 melaporkan pada tahun 2017 sebanyak 21.7
juta orang menjalani pengobatan AIDS, angka ini mengalami peningkatan 2,3 juta
sejak akhir tahun 2016. Kondisi ini makin memprihatinkan dengan fakta 180.000
anak - anak terinfeksi HIV, hal ini sangat jauh dari target eliminasi HIV pada anak
- anak di tahun 2018 ( Sidibe, 2018 ).
Epidemiologi modern tidak lagi terbatas hanya sebagai sebuah ilmu namun
menjadi sebuah sarana, karir, dan profesi. Secara umum tujuan epidemiologi
adalah:
17
b. Mengukur besar kejadian penyakit.
c. Menentukan faktor - faktor yang berpengaruh terhadap suatu kejadian
penyakit.
d. Menentukan akibat lanjut suatu kejadian penyakit
e. Mengukur intensitas faktor penyebab atau pengaruh dari suatu kejadian
penyakit
f. Menentukan hubungan proses kejadian penyakit dengan proses - proses
sebelum dan sesudahnya
g. Meramalkan prognosis kejadian penyakit
Dari waktu ke waktu peran epidemiologi juga mengalami transisi (Last JM, 2016)
mengemukakan bahwa epidemiologi dapat berguna dalam hal :
18
b. Memberikan pemahaman terkait hal yang menjadi penyebab bertahannya
penyakit dalam satu populasi
c. Mencegah dan mengendalikan kejadian penyakit dalam satu populasi
d. Arah kebijakan dan perencanaan kesehatan
a. Definisi Penduduk
Penduduk adalah suatu kumpulan individu dari jenis yang sama yang
menempati area tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain. Penduduk juga
dapat di artikan semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu
Negara selama kurang lebih enam bulan dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.
Penduduk di definisikan menjadi dua, yaitu:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
b. Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk yang disebabkan
oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk
merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan- kekuatan yang
menambah dan mengurangi penduduk.
Faktor penyebab perubahan jumlah penduduk adalah sebagai berikut:
1. Fertilitas (kelahiran), dalam pengertian demografi adalah kemampuan rill
seorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang
dilahirkan.
2. Mortalitas (kematian), diartikan sebagai suatu kematian manusia pada indikator
ilmu hitung penduduk atau ilmu demografi.
3. Migrasi, ialah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Migrasi
dibagi menjadi dua, yaitu imigrasi dan emigrasi. Imigrasi adalah datangnya
19
penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain. Sedangkan emigrasi adalah
berpindahnya penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain.
1. Teori Plato dan Aristoteles (300 SM), pemikiran Yunani ini menganjurkan
jumlah penduduk yang tepat dan ideal untuk sebuah kota. Apabila sebuah kota
tidak mampu menampung sejumlah penduduk yang ada, maka diperlukan
pembatasan kelahiran, sebaliknya jika penduduk kurang maka diperlukan
insentif (pendorong) untuk menambah kelahiran.
“Dalam rata-rata negeri, jika tiap penduduk dibiarkan bebas punya anak
semaunya, ujung-ujungnya akan dilanda kemiskinan”(Aristoteles dan Plato)
2. Teori Konfusius (500 SM), filsuf Cina ini membahas hubungan antara
jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan rakyat. Jumlah penduduk yang
terlampau besar akan menekan standar kehidupan masyarakat, terutama jika
dikaitkan dengan luas lahan. Beliau menganjurkan untuk melakukan
transmigrasi.
3. Teori Thomas Malthus (1766-1834), dorongan manusia untuk berkembang
biak selalu dan akan selalu ada,dengan kecepatan yang mengikuti deret ukur
sehingga jumlah manusia akan menjadi dua kali lipat dalam waktu yang cukup
pendek sekitar 25 tahun. Kecepatan berkembang biak manusia lebih cepat
20
daripada kecepatan kenaikan produksi bahan makanan dari tanah yang tersedia
(deret hitung), sehingga mengakibatkan kesengsaraan dan kelaparan.
Penghambat pertumbuhan penduduk menurut Malthus, positive checks
(bencana alam, kelaparan, penyakit menular, perang, dan pembunuhan),
preventive checks (menunda perkawinan dan selibat permanen)
4. Teori Baru Ekonomi Rumah Tangga (new home economics), seseorang
dalam menentukan fertilitasnya akan melalui proses yang sama dengan apabila
ia memutuskan suatu pilihan untuk mendapatkan barang dan jasa bagi
keperluan rumah tangganya. Pilihan fertilitas dibatasi oleh informasi dan
sumber-sumber yang ada, namun keputusan mereka dalam memilih jumlah
anak tetap rasional.
21
Alat kontrasepsi menurut program nasional yang memiliki efektifitas
tinggi adalah IUD walaupun masih mungkin terjadi kegagalan. Kegagalan pada
pemakaian IUD diperkirakan 1-3 kehamilan per-seratus wanita pertahun (Yuhedi
et al, 2016). Banyak wanita kesulitan untuk menentukan pilihan alat kontrasepsi.
Tidak hanya karena banyaknya jumlah metode yang tersedia, selain itu juga
menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan, pasangan, dan metode
kontrasepsi (Hartanto, 2014).
22
menunjukan adanya permaslahan dalam fungsi keluarga. Dalam penelitian Titik
Kurniawati peran suami sangat kurang dan masih ada anggapan KB adalah
masalah wanita (Hana et al, 2017; Kurniawati, 2016)
a. Gizi Buruk
Malnutrisi atau gizi buruk adalah salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang
sangat umum. Kondisi ini rentan dialami oleh mereka yang masih berusia anak-
anak. Gizi yang buruk berakibat pada sejumlah komplikasi kesehatan serius pada
anak yang mengalaminya.
Salah satu akibat malnutrisi atau gizi buruk tersebut adalah stunting. Stunting
adalah kondisi malnutrisi kronis di mana penderitanya mengalami gangguan
pertumbuhan, dalam hal ini, tinggi badan. Ya, seorang anak dikatakan mengidap
stunting ketika ia memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan ideal
untuk ukuran anak seusianya (merujuk standar baku WHO-MGRS).
Masalahnya, masih banyak masyarakat yang percaya bahwa stunting ini erat
kaitannya dengan faktor genetik. Kendati hal tersebut benar, namun para orangtua
juga harus paham bahwa stunting juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal, seperti:
23
Pasalnya, kondisi malnutrisi tidak hanya berdampak pada terhambatnya
pertumbuhan. Lebih dari itu, masalah kesehatan di Indonesia ini menyebabkan
penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat mengancam daya
saing bangsa Indonesia dengan bangsa lain di dunia.
b. Tuberkulosis (TBC)
Masih dilansir dari situs yang sama, Pemerintah melalui Kemenkes tengah
mencanangkan solusi penanganan TBC ini, yaitu dengan:
c. Kematian Ibu
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kasus kematian ibu saat melahirkan adalah
masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan di Bumi Pertiwi. Indonesia masih
dikatakan tertinggal dalam hal angka kematian ibu (AKI), di mana pada tahun
2015 mencapai 305 kasus per 100 ribu kelahiran. Jangankan bersaing dengan
24
Negara-negara maju seperti Jerman, Inggris, Jepang. Dengan Negara-negara
tetangga seperti Singapura dan Malaysia saja, Indonesia masih tertinggal.
Hal ini tentunya menjadi PR besar bagi Pemerintah, mengingat masalah kesehatan
yang satu ini secara tidak langsung berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi
Negara. Untuk diketahui, penyebab kematian ibu saat melahirkan biasanya
meliputi:
1) Perdarahan akut
2) Kejang (eklampsia)
3) Aborsi
4) Infeksi kehamilan
d. Kematian Bayi
Kasus kematian bayi, balita, hingga anak-anak usia remaja juga menjadi masalah
kesehatan di Indonesia yang masih terus menyumbang persentase besar. Kondisi
ini tak lepas dari sejumlah faktor. Pada kasus kematian bayi, asupan nutrisi yang
kurang selama masih berada di dalam kandungan disinyalir menjadi penyebab
utamanya. Sedangkan pada anak balita hingga remaja, faktor-faktor yang
menyebabkan kematian umumnya meliputi:
5. Penyakit Menular
Sejumlah langkah pun telah dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi pelbagai
masalah kesehatan tersebut. Khusus HIV/AIDS, Pemerintah terus memperbaiki
25
segala elemen yang berkaitan dengan pengobatan penyakit ini, mulai dari tenaga
medis, fasilitas kesehatan, tata laksana penanganan, hingga laboratorium.
Selain itu, sebuah sistem bernama Early Warning and Responds System
(EWARS) adalah cara lainnya yang dilakukan Negara guna mencegah penyebaran
penyakit menular.
Diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan tak ketinggalan, kanker, adalah
penyakit tidak menular lainnya yang sampai saat ini masih terus menghantui
rakyat Indonesia. Edukasi tentang kesehatan secara rutin dan terstruktur adalah
solusi untuk menekan peningkatan jumlah penderita penyakit-penyakit tersebut.
Masyarakat pun dihimbau untuk selalu waspada dengan cara sebisa mungkin
menerapkan pola hidup sehat.
g. Gangguan Jiwa
26
2.8 Pencegahan Masalah Kesehatan karena Demografi Kependudukan
Pada zaman sekarang ini, Negara kita telah dilanda banyak masalah. Salah
satu masalahnya adalah masalah kesehatan. Masalah kesehatan merupakan
masalah yang sangat kompleks. Karena, kesehatan itu sangatlah berharga.
Kesehatan merupakan anugerah yang Tuhan berikan untuk kita dan kita harus
menjaganya. Tidak hanya menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi kita juga harus
menjaga kesehatan orang-orang yang berada disekitar kita. Masalah kesehatan
yang terjadi didalam negeri ini adalah masalah kesehatan masyarakat. Masalah ini
harus segera diatasi agar tidak banyak menelan korban. Namun, untuk mengatasi
hal ini harus ada kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan ahli kesehatan.
b. Faktor Keturunan
Seseorang yang memiliki riwayat penyakit dari orangtuanya, penyakit itu dapat
menurun ke dirinya bahkan ke anaknya. Contohnya, seseorang yang terkena
penyakit Diabetes, anak dari orang itu bisa terkena penyakit Diabetes juga. Tetapi,
anak itu juga bisa tidak terkena penyakit Diabetes apabila sejak dini ia sudah
mengatur pola makannya dengan baik.
27
Keberadaan pusat pelayanan kesehatan masyarakat tidak merata. Maksudnya
adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat di kota lebih banyak dibanding
didaerah yang jauh dari kota. Akibatnya masyarakat didaerah yang jauh dari kota
tidak mendapatkan jaminan kesehatan dengan baik.
d. Faktor Perilaku
e. Faktor Lingkungan
Faktor ini memegang peranan utama dalam status kesehatan masyarakat. Tingkat
kesehatan manusia dapat diukur dari bagaimana tingkat kebersihan
dilingkungannya. Lingkungan yang bersih, masyarakat juga akan sehat. Tetapi
jika lingkungan kotor pasti banyak sekali kuman yang dapat membawa penyakit.
1) Diri Sendiri
Kita harus menjaga diri kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Hal
yang harus dilakukan adalah memakan makanan yang sehat dan bergizi, rajin
berolahraga, merawat tubuh, tidak membuang sampah sembarangan dan masih
banyak lagi yang masih bisa kita lakukan. Selama apa yang kita kerjakan positif,
maka hasilnya akan positif juga. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus
mencegah penyakit sejak dini.
2) Masyarakat Sekitar
Peran dari masyarakat sekitar dalam mengatasi problematika ini adalah ikut peduli
dalam menjaga kesehatan dilingkungan. Contohnya, seperti mengadakan kerja
28
bakti mingguan di wilayah perumahannya, mengubur kaleng-kaleng bekas, dan
sebagainya.
3) Pemerintah
4) Tenaga Kesehatan
Negara kita memerlukan tenaga kesehatan yang banyak. Setiap daerah harus
memiliki tenaga ahli kesehatan masyarakat. Karena, tenaga kesehatan dapat
berperan sebagai sumber informasi. Masyarakat memerlukan pengetahuan tentang
masalah kesehatan. Para ahli kesehatan masyarakat dapat memberikan informasi-
informasi dapat dengan cara memberikan penyuluhan diwilayah-wilayah.
29
30
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk para perawat yang masuk dalam bidang demografi agar dapat
melakukan perananya sesuai dengan tujuan dasar dalam melakukan pekerjaanya
secara efisien. Hendaknya pemerintah ikut bertanggung jawab atas bertambahnya
penduduk yang relative cepat, begitu pula membatasi kelahiran untuk
meminimalisr keadaan yang sering terjadi diantaranya kematian ibu atau bayi saat
proses melahirkan, berikan masukan – masukan dan dorongan pentingnya
memelihara kesehatan dan bekerja sama antara masyarakat dan pemerintah.
31
DAFTAR PUSTAKA
32