SEMEN ( BIJI )
Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
2020/2021
SEMEN
1. PENDAHULUAN
Biji adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah
masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau
Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang
evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi
sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk
pertumbuhan. Dengan demikian biji telah memperlihatkan diri sebagai
perkembangan penting dalam reproduksi dan pemencaran Spermatophyta
(tumbuhan berbunga atau tumbuhan berbiji; Gr. sperma biji, phyton
tumbuhan); dibandingkan dengan tanaman yang lebih primitif seperti
lumut, lumut hati dan pakis, yang tidak memiliki biji dan menggunakan cara
lain untuk menyebarkan diri. Ini tampak pada kenyataan bahwa tumbuhan
berbiji mendominasi relung-relung biologi sejak dari padang rumput hingga
ke hutan, baik di wilayah tropis maupun daerah beriklim dingin.
Kata “biji” adalah pinjaman dari bahasa Sanskerta. Kata “biji” acap
dipertukarkan penggunaannya dengan “benih” dan “bibit”. Dalam istilah
teknis pertanian dan kehutanan, “benih” adalah biji yang dipersiapkan
khusus untuk menghasilkan tanaman baru. Sedangkan “bibit” (atau juga
disebut “semai”) adalah tanaman muda siap tanam hasil perkembangan
benih, atau hasil perbanyakan tanaman dengan cara yang lain (misalnya
cangkok, stek, okulasi dan lain-lain).
2. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik cacahan biji
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik pada
serbuk biji
3. TINJAUAN PUSTAKA
a. Myristica semen
b. Coffeae semen
c. Biji pinang
d. Colae semen
Kola merupakan tanaman asli Afrika Barat dan Sudan yang sejak
dulu banyak dikonsumsi untuk stimulan. Ekstrak biji kola digunakan dalam
industri makanan sebagai bahan penambah rasa. Dua spesies tanaman yang
banyak dipakai dalam industri makanan adalah Cola nitida (Vent.) Schott et
Endl. dan Cola acuminata (Beauv.) Schott et Endl. dari famili Sterculiaceae
e. Nigella semen
f. Foenigraciae semen
Pemeriksaan mikroskopis
2. Coffeae semen
Makroskopis :
Warna : coklat
Rasa : pahit
Bentuk : Biji pinang berupa biji keras, utuh atau berupa irisan. Biji
utuh berbentuk kerucut pendek dengan ujung membulat, jarang
berbentuk hampir setengah bulatan, bagian pangkal agak datar dengan
suatu lekukan dangkal, panjang 15- 30 mm
Mikroskopis :
Gambar mikroskopik serbuk biji pinang. 1 = Endosperm, 2 = Perisperm,
3 = Sel batu, 4 = Serabut, 5 = Aleuron, 6 = Berkas pembuluh
4. Colae semen
Makroskopis :
Warna : coklat tua
Rasa : -
Bentuk : Inti biji jarang terdapat dalam keadaan utuh, terdiri dari 2-4
keping biji, bentuk hampir bulat, bulat telur atau bulat panjang.
Mikroskopis :
6. Foenigraciae semen
Makroskopik :
Warna : coklat muda
Bau : khas
Bentuk : biji berbentuk persegi panjang
Mikroskopik :
spermoderm berupa sel-sel memanjang transparan,perisperm dan
endosperm berisi minyak dan butir aleuron
7. KESIMPULAN
Pada pemeriksaan simplisia semen dapat disimpulkan bahwa, simplisia
dapat dibedakan berdasarkan penyusunnya karena setiap simplisia memiliki
penyusun yang berbeda-beda disesuaikan dengan cara tanaman itu hidup
8. DAFTAR PUSTAKA
1. Rismunandar, 1990. Budidaya dan Tataniaga pala. PT. Penebar
Swadaya. Jakarta. Cetakan kedua
2. Hecimovic, I., Cvitanovic, A.B., Horzic, D. & Komes, D. 2011.
Comparative study of polyphenols and caffeine in different coffee
varieties affected by the degree of roasting. Food Chemistry. 129:3.
991 –1000.
3. Bettina, C. & Lothar W. Kroh. Antioxidant activity of coffee brews.
2006. Springers – Verlag. 14(6) : 496 – 474.
4. David, R.W., Omar, A.G., Peter, A.C. 1998. The in vitro antitumor
activity of some crude and purified anticomponents of black 97 seed
Nigella sativa. Anticancer Res. 18(3A):1527-1532.
5. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Edisi kedua.
Diterjemahkan oleh Badan Litbang Kehutanan Jakarta. Jakarta:
Yayasan Sarana Wana Jaya
6. Burits, M. dan Bucar, F. 2000. Antioxidant activity of Nigella sativa
essential oil. Phytother Res, 14:323-08.
7. Ferdous, A.J., Islam S.N., Ashan, M., Hasan, C.M., Ahmed, Z.U.
1992. In vitro antibacterial activity of the volatile oil of Nigella sativa
seeds against multiple drug resistant isolates of Shigella, V. cholerae,
and E. coli. Phytother Res, 6:137-140.
8. Swamy, S.M.K. dan Tan, B.K.H. 2000. Cytotoxic and immuno
potentiating effects of ethanolic extract of Nigella sativa L. seeds. J
Ethnopharmacol, 70:1-7.
9. Mohammad, M.A., Mohamad, M.M.J., Dradka, H. 2009. Effects of
black seeds (Nigella sativa) on spermatogenesis and fertility of male
albino rats. Research Journal of Medicine and Medical Sciences,
4(2):386-390.
10. Anonim. WHO monograph on selected medicinal plants. Volume 3.
Otawa: 2007. 338-48.
11. Hibasami H, Hiroyuki M, Kengo I, Hirotaka K, Kunio I, Kazumi Y, et
al. Protodioscin isolated from fenugreek (Trigonella foenum-graecum
L.) induces cell death and morphological change indicative of
apoptosis in leukemic cell line H-60, but not in gastric cancer cell line
KATO III – International Journal of Molecular Medicine. 2003.11:23-
6.
12. Raju J, Jagan MRP, Malisetty VS, Chinthalapally VR, et al. Diosgenin,
a steroid saponin of Trigonella foenum graecum (Fenugreek), inhibits
azoxymethane-induced aberrant crypt foci formation in F344 rats and
induces apoptosis in HT-29 human colon cancer cells. Cancer
Epidemiology Biomarkers & Prevention. 2004.13: 1392-8.
13. Kaviarasan S, Ramamurty R. Fenugreek (Trigonella foenum-graecum
L.) seed extract prevent ethanol induced toxicity and apoptosis in
Chang liver cells. Alcohol and Alcoholism. 2006.41(3):267-73.
14. Evans CW. Pharmacognosy. 15th ed. London: W.B. Saunders; 2002.
15. Wiryowidagdo S. Kimia dan farmakologi bahan alam. Jakarta:
Universitas Indonesia; 2001. 318-28