Anda di halaman 1dari 2

Nama: Robiah Al Adawiyah

NIM: 20190302033
MK: Gizi Kebugaran
Dosen: Nazhif Gifari, SGz, Msi
Pertemuan 6 – KJ001
Saat ini peran penting sejumlah kecil vitamin dan mineral bagi efektivitas metabolisme
penyediaan energi tubuh. Sebenarnya bila konsumsi makanan cukup dan bervariasi (sesuai
dengan yang dianjurkan), tambahan vitamin dan mineral tidak diperlukan. Tetapi jika pada
atlet baginya terdapat kecenderungan para atlet akan merasa sehat dan mantap bila
mengkonsumsi berbagai macam vitamin, mineral atau suplemen lainnya. Namun asupan
vitamin dan mineral berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti vitamin larut
dalam lemak yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan tulang.
Secara umum fungsi vitamin ini adalah sebagai regulator pada proses metabolisme
pembentukan energi, pada sintesis jaringan dan aktivitas biologik lainnya. Vitamin larut
dalam air berperan sebagai bagian koenzim pada reaksi pembentukan energi yang terjadi di
dalam sel. Pada kenyataannya vitamin dapat digunakan berulang pada reaksi metabolisme
energi, sehingga bagi mereka yang aktif atau atlet tidak diperlukan vitamin lebih banyak dari
pada mereka yang kurang aktif, selama asupan makanannya baik dan seimbang. Tetapi
Kembali lagi pada kebutuhan atlet dengan cara Atlet harus mengembangkan rencana untuk
mendapatkan setiap vitamin yang cukup tanpa terlalu banyak. Upaya edukasi pada para
pelatih dan atlet agar mengonsumsi jangan terlalu banyak, memaksimalkan asupan paling
utama dari makanan utama. Makanan dan suplemen tidak saling eksklusif; sebaliknya,
mereka saling melengkapi. Para atlet pertama-tama harus menentukan jumlah vitamin yang
biasanya didapat dari makanan dan kemudian mengevaluasi apakah mereka perlu suplemen.
Jika suplemen vitamin diperlukan, maka keputusan harus dibuat mengenai dosis.
Sebanyak kurang lebih 4% massa tubuh terdiri dari mineral, yang terdapat di dalam enzim,
hormon dan vitamin. Mineral dalam bentuk lebih kompleks dapat ditemukan di berbagai
jaringan seperti kalsiumfosfat di dalam tulang atau dalam bentuk kalsium bebas di dalam
cairan intraseluler. Dikenal 2 jenis mineral yaitu yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
(<100mg sehari) disebut sebagai mikro mineral (minor) dan mineral utama (major).
Mineral turut menjadi bagian dari senyawa kimia yang terlibat pada proses metabolisme
pembentukan energi. Terdapat 3 peran utama mineral di dalam tubuh:
1. Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi
2. Berperan secara fungsional untuk mempertahankan irama jantung normal, kontraksi
otot, konduksi saraf dan keseimbangan asam basa tubuh.
3. Berperan sebagai regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian dari enzim
dan hormon yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler.
Mineral terdiri dari kalsium yang mana mineral ini dibutuhkan untuk kontraksi otot, transmisi
impuls, mengaktifkan enzim, pembekuan darah dan pergerakan cairan melewati membran
plasma. Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat di dalam tulang. Bila kadar kalsium
darah rendah akibat asupan kurang, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang terutama bila
keadaan demikian berkepanjangan. Pelari jarak jauh seperti pelari 10 km dan maraton sering
mengalami osteoporosis akibat latihan berat yang berkepanjangan, terutama bila asupan
makanan tidak seimbang yang dapat menyebabkan persentase lemak tubuh menjadi sangat
rendah dan stres berat akibat latihan akan menghambat produksi estrogen.
Air masuk kedalam golongan mineral, yaitu fungsi air bagi tubuh sangat jelas dan penting,
sehingga bila terjadi kekurangan cairan pada tubuh seseorang terutama bagi atlet maka akan
mengganggu penampilan atlet tersebut. Air diperoleh dari cairan, makanan dan proses
metabolisme tubuh. Dalam sehari seseorang biasanya minum air sebanyak 1200 ml dan akan
meningkat saat seseorang melakukan aktivitas fisik dan akan lebih meningkat lagi bila
olahraga dilakukan di lingkungan yang panas. Suhu tubuh dapat meningkat di atas batas
normal. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang berolahraga dalam waktu lama pada suhu panas.
olahraga dilakukan di lingkungan yang panas. Suhu tubuh dapat meningkat di atas batas
normal. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang berolahraga dalam waktu lama pada suhu panas.
Setiap perubahan berat badan sebelum dan sesudah berolahraga merupakan petunjuk adanya
kehilangan cairan tubuh selama berolahraga.
Pemberian suplemen tidak perlu dilakukan pada atlet yang dapat mengkonsumsi makanan
seimbang karena sudah mencukupi, tetapi jik atlet ingin menambah suplemen tentu boleh
dalam jumlah dosis yang harus diperhatikan dan pada kondisi hidrasi atlet merupakan hal
yang tidak boleh diabaikan, sebab bila terjadi kekurangan cairan tubuh maka akan sangat
mengganggu kinerja atlet. Ahli gizi dan pelatih perlu menitikberatkan perhatian pada
pemberian nutrisi yang tepat selama masa latihan, saat kompetisi dan pada waktu pemulihan.

Anda mungkin juga menyukai