Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH

DI KAWASAN KEPULAUAN SERIBU


Firman L. Sahwan
Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract
The district of Kepulauan Seribu consists of 110 islands which cover 6.997 km2 area
in Teluk Jakarta. The local government relises that for supporting their sustainable
development need a good environmental management such as solid waste
management and treatment. The clean beach and settlement are very important for
developing tourism and mariculture. Kepulauan Seribu has to set up the profesional
integrated solid waste management that carried out by all the stakeholders. The clean
island is investment for Kepulauan Seribu for attracting investor, economic actor and
tourists.

Kata Kunci : sampah, daur ulang

1. PENDAHULUAN Pemerintah Administratif Kepulauan Seribu


menyadari bahwa untuk mendukung strategi
Wilayah Kepulauan Seribu sebagai pintu
pembangunan tersebut diperlukan perencanaan
gerbang Propinsi DKI Jakarta memiliki
dan pengelolaan kebersihan yang matang dan
karakteristik yang khas ditinjau dari
serius. Kondisi perairan yang baik dan
kependudukan dan wilayahnya. Kepulauan
pemukiman yang bersih merupakan salah satu
Seribu memiliki luas wilayah 6.997,50 km2
kunci dalam pengembangan pariwisata dan
dengan dengan jumlah pulau 110 buah, dengan
budidaya perikanan. Kebersihan suatu pulau
11 pulau diantaranya merupakan daerah
sangat menunjang peningkatan industri
pemukiman. Wilayah ini sangat strategis karena
pariwisata di Kepulauan Seribu. Kebersihan
berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat dan
menjadi salah satu pertimbangan bagi wisatawan,
Propinsi Banten.
misalnya dalam hal kebersihan pantai, lingkungan
Wilayah Kepulauan Seribu sebelumnya
pemukiman, penginapan, pelabuahan ikan,dan
berstatus sebagai kecamatan, namun pada tahun
sebagainya
2001 statusnya berubah menjadi Kabupaten
Dalam pengelolaan kebersihan tempat-tempat
Administrasi Kepulauan Seribu sesuai dengan
tersebut, pelaksanaannya harus terpadu dengan
ketetapan hukum yang dituangkan dalam
melibatkan seluruh stakeholder seperti instansi
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2001.
pemerintah terkait, masyarakat dan pengusaha
Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
industri pariwisata. Instansi pemerintah terkait
memiliki visi sebagai ladang dan taman
antara lain Dinas Kebersihan, Dinas Pariwisata,
kehidupan bahari yang berkelanjutan. Sedangkan
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertamanan, dan
misi yang diembannya adalah: (i) mewujudkan
lain-lain.
wilayah Kepulauan Seribu sebagai kawasan
Di wilayah Kepulauan Seribu sebaiknya
wisata bahari yang lestari, (ii) menegakkan
diusahakan sistem pengelolaan sampah yang
hukum yang terkait dengan pelestarian
profesional, termasuk di dalamnya sistem
lingkungan kebaharian dan segala aspek
pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan
kehidupan, dan (iii) meningkatkan kesejahteraan
pengolahannya. Hal ini perlu rencana yang tepat,
melalui pemberdayaan masyarakat Kepulauan
baik dari aspek teknis maupun aspek
Seribu dengan perekonomian berbasis kelautan.
manejemennya, termasuk penyediaan sarana
Untuk mewujudkan visi tersebut telah
fisik maupun penyediaan sumber daya
disusun strategi pembangunan yang bertumpu
manusianya.
pada: (i) pengembangan pariwisata bahari,
Dalam tulisan ini akan diketengahkan
(ii) pengembangan budidaya perikanan,
strategi pengelolaan persampahan di wilayah
(iii) pengembangan industri pengolahan hasil laut,
Kepulauan Seribu.
dan (iv) konservasi lingkungan fisik pulau dan
perairan.

12 Sahwan F.L. 2004: Strategi Pengelolaan Sampah……J.Tek.Ling.P3TL-BPPT.5 (1): 12-16


2. Sumber Sampah di Kepulauan Seribu Botol plastik kemasan minuman yang
Dilihat dari sumbernya, sampah di sebelumnya jarang ditemukan, pada pengamatan
Kepulauan Seribu berasal dari luar pulau dan terakhir menjadi komponen yang paling besar
penduduk yang bermukim di kepulauan tersebut. dijumpai. Styrofoam, bekas pembungkus barang-
Berbagai penelitian dan survai telah barang elektronik, jumlahnya juga meningkat. Tar
dilakukan di kawasan Teluk Jakarta dan ball, yaitu semacam gumpalan minyak mentah,
Kepulauan Seribu, di antaranya penelitian yang juga banyak di jumpai mengapung di permukan
dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanologi - LIPI. air dan sebagian terdampar di pantai. Tar ball ini
Penelitian tersebut menyatakan bahwa Teluk banyak juga sampai di daerah mangrove dan
Jakarta dan Kepulauan Seribu menerima sampah ketika terkena sinar matahari akan meleleh
dari luar pulau melalui 13 sungai yang bermuara kembali dan melekat di akar-akar nafas
di Teluk Jakarta. mangrove. Jika hal ini terjadi berulang kali maka
Sampah yang berasal dari pemukiman di pohon-pohon mangrove tersebut akan terlihat
daratan pulau juga masih banyak yang dibuang mengering dan diikuti dengan kematian (1).
secara langsung ke laut, lalu terbawa oleh arus Sampah yang teramati adalah sampah yang
dan akhirnya kembali terdampar di pantai, seperti tarapung dan terdampar di pulau, padahal banyak
yang terjadi di pantai Pulau Bidadari dan Pulau sampah yang tenggelam dan akan mengotori
Anyer. Lebih jauh, sampah tersebar hingga pulau- juga dasar perairan. Seberapa besar jumlah
pulau seperti Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut sampah yang tenggelam, sampai saat ini belum
dan Pulau Pari yang jaraknya dari Jakarta sekitar diketahui.
35 km. Sampah yang terdampar di pantai jumlahnya
bervariasi tergantung musim. Pada musim angin
3. TIMBULAN dan KARAKTERISTIK SAMPAH barat jumlah sampah yang terdampar di
Pusat Penelitian Oseanologi - LIPI telah kepulauan Seribu menjadi relatif lebih kecil. Hal
melakukan pengamatan pada 23 pulau mulai dari ini bukan berarti sampahnya berkurang. Pada
pulau yang berada di Teluk Jakarta hingga pulau saat musim Barat sampah yang di buang di Teluk
yang jaraknya 70 km dari Jakarta. Metode Jakarta akan dibawa arus kearah Timur ke
penelitian yang dilakukan adalah metode transek tempat lebih jauh. Sebaliknya pada musim Timur,
dengan meletakkan tali di pantai sepanjang 50 arus dari arah Timur akan membawa seluruh
meter dan menghitung jumlah sampah yang sampah dari Jakarta dan mendamparkan sampah
berada 0,5 m di kanan dan kiri tali. Hasil tersebut di pantai-pantai Kepulauan Seribu (1) .
pengamatan menunjukan bahwa pulau yang Pada musim Timur, arus air yang berasal dari
dekat dengan Jakarta menerima sampah lebih Teluk Jakarta membawa air kotor. Pada saat
banyak dibandingkan dengan pulau yang seperti ini penduduk kepulauan Seribu tidak dapat
semakian jauh dari Jakarta. (1) menanam rumput laut. Air kotor dan sampah
Jumlah sampah yang terdampar di pantai yang terlalu banyak berakibat rumput laut banyak
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya yang terkena penyakit. Sampah yang dibawa arus
tahun. Pada tahun 1995 jumlah sampah banyak yang menyangkut di tali-tali yang
bertambah menjadi dua kali lipat dibandingkan dibentangkan untuk menanam rumput laut,
dengan jumlah sampah pada tahun 1985. Dalam akibatnya merusak tanaman rumput laut.
kurun waktu 10 tahun, komposisi sampah organik Penduduk kepulauan Seribu paling sedikit 2-3
dan anorganik berubah secara drastis. Pada bulan dalam satu tahun tidak dapat menanam
tahun 1985 sebagian besar sampah berupa rumput laut oleh karena menurunnya kualitas air
sampah organik sedangkan pada tahun 1995 akibat berbagai sampah dari Jakarta (4).
sebagian besar sampah berupa sampah 4. SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH PADA
anorganik (1). UMUMN YA
Sampah padat yang berasal dari buangan
Sistem pengelolaan sampah kota yang saat
rumah tangga dan sampah industri tersebut
ini umum dilakukan adalah sistem 3P
biasanya berupa sampah anorganik seperti bekas
(Pengumpulan, Pengangkutan dan
botol kemasan air minum, kantong plastik, bekas
Pembuangan). Sampah dikumpulkan dari
plastik kemasan, mangkok plastik, kaleng alat
sumbernya, kemudian diangkut ke TPS (Tempat
semprot, kaleng minuman, botol dari gelas,
Penampungan Sementara Sampah) dan dibuang
karton, sandal plastik, sepatu, dan bola lampu.
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sedang sampah organik berupa potongan kayu,
Sumber sampah antara lain pasar
enceng gondok, daun, pohon pisang, keranjang
tradisional, industri, pemungkiman, perkantoran,
bekas, dll.
dsb. Dari sumbernya, sampah dapat diangkut

Sahwan F.L. 2004: Strategi Pengelolaan Sampah……J.Tek.Ling.P3TL-BPPT.5 (1): 12-16 13


secara langsung ke TPA atau secara tidak plastik, gelas, metal dan sampah basah yang
langsung ke TPS dahulu. mudah membusuk.
Untuk pengumpulan dari sumber ke TPS Dalam pemilahan sampah, tidak hanya
sebagian besar menggunakan gerobak dorong diperlukan peran serta masyarakat, tapi juga
atau truk berukuran kecil. Selanjutnya sampah diperlukan sistem pengelolaan sampah yang
dari TPS diangkut dengan dump truk atau sudah memadai, baik berupa sarana-sarana fisik
kompaktor ke TPA. atau peralatan maupun sarana non fisik yang
Pada tingkat operasional, sistem berupa penyuluhan, pengawasan, pemantauan
pengelolaan sampah terpadu merupakan dan peraturan yang berjalan dengan baik secara
kombinasi dari sistem pengelolaan sampah profesional, tidak hanya secara kwantitatif saja.
dengan cara daur ulang, pengkomposan, Peran serta masyarakat dalam pemilihan
pembakaran (incinerator) dan sistem sampah harus ditunjang dengan penyediaan
pembuangan akhir dengan cara sanitary lanfill (2). sarana yang sudah terpilah juga, seperti misalnya
Pendekatan ini merupakan manifestasi dari tempat sampah terpilah, gerobak terpilah, jadwal
sistem 3R yang saat ini sudah merupakan pengangkutan yang berbeda dan konsistensi atau
konsensus internasional yaitu : Reduce, Reuse, kesinambungan sistem dari mulai proses
Recycle atau 3M (Mengurangi, Menggunakan kompos, daur ulang, pembakaran dan
kembali, dan Mendaur ulang) (2). pembuangan akhir. Dengan kata lain, masyarakat

Kompos

Organik Pengkomposan
Skala Rumah
Tangga

Sampah
Daratan
TPA Kawasan

Incinerator Material
bangunan

Anorganik Daur Ulang

Sampah Daur ulang plastik


Apung

Gambar 1. Diagram Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Kepulauan Seribu

Program mengurangi atau minimisasi akan memberikan peran serta yang baik bila
sampah dapat dimulai sejak sistem pengumpulan, pihak pengelola
pengangkutan, dan sistem pembuangan sampah. kebersihan telah menyediakan sistem yang baik pula.
Dengan demikian program pengolahan sampah
ini dapat dilakukan di setiap tahapan sistem 5. KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH
pengelolaan sampah. SECARA TERPADU DI KEPULAUAN
Idealnya program pengurangan sampah ini SERIBU
sudah dapat dimulai sejak awal dari sumbernya, Sistem pengelolaan sampah di kawasan laut
yaitu sejak pewadahan sebagai bagian dari dan pantai berwawasan lingkungan tidak begitu
subsistem terdepan. Hal ini berhubungan berbeda dengan sistem pengelolaan sampah
langsung dengan peran serta masyarakat pada umumnya. Dengan demikian pembahasan
sebagai penghasil sampah itu sendiri. Kegiatan tentang sistem pengelolaan sampah di kawasan
ini melibatkan semua pihak penghasil sampah wisata tidak dapat dipisahkan dari sistem
Pemilahan sampah minimal dilakukan pengelolaan sampah secara umum.
dengan memilahnya menjadi dua jenis yaitu Permasalahan sampah merupakan permasalahan
sampah kering (anorganik) dan sampah basah umum yang manyangkut mulai dari perencanaan
(organik), lebih baik lagi kalau sudah di pilah sistem, pelaksanaan, sampai dengan
menurut komponennya seperti sampah kertas, pengawasan.

14 Sahwan F.L. 2004: Strategi Pengelolaan Sampah……J.Tek.Ling.P3TL-BPPT.5(1) (1): 12-16


Salah satu alternatif sistem pengelolaan Dengan demikian program pengolahan sampah
sampah di Kepulauan Seribu adalah dengan ini dapat dilakukan di setiap tahapan sistem
menerapkan sistem pengelolaan sampah terpadu pengelolaan sampah.
yang diadaptasikan dengan situasi dan kondisi Fasilitas-fasilitas pengolahan sampah yang
setempat seperti terlihat pada Gambar 1. diperlukan dalam sistem terpadu tersebut antara
Pada tingkat operasional, sistem lain adalah alat pengumpul dan pengangkut
pengelolaan sampah terpadu merupakan sampah, plant pengkomposan, unit daur ulang
kombinasi dari sistem pengelolaan sampah plastik, incinerator sampah dan TPA skala
dengan cara daur ulang sampah anorganik, kawasan/pulau.
pengkomposan sampah organik, pembakaran Sampah daratan yang organik dapat
(incinerator) dan sistem pembuangan akhir. dikomposkan oleh warga sendiri, sedangkan
Pendekatan ini merupakan manifestasi dari sampah anorganik terutama plastik dapat
sistem 3R yang saat ini sudah merupakan didaurulang bersama dengan sampah plastik
konsensus internasional yaitu : Reduce, Reuse, yang dikumpulkan di pantai. Unit daur ulang
Recycle atau 3M (Mengurangi, Menggunakan plastik dapat berupa mesin pencacah dan pelet
kembali, dan Mendaur ulang). plastik. Produk kompos yang dihasilkan dapat
Sampah yang dapat didaur ulang umumnya dipakai untuk penghijauan pulau dan produk
berupa plastik, kertas, botol dan besi. Karena daurulang plastik dapat dijual ke luar pulau.
barang-barang tersebut dapat didaur ulang, maka Dalam pemilahan sampah, tidak hanya
umumnya barang tersebut mempunyai nilai uang diperlukan peran serta masyarakat, tapi juga
sehingga dapat dijual. Oleh karena itu dalam diperlukan sistem pengelolaan sampah yang
memutuskan apakah barang-barang tersebut sudah memadai, baik berupa sarana-sarana fisik
akan didaur ulang sendiri atau dijual langsung, atau peralatan maupun sarana non fisik yang
tergantung yang lebih menguntungkan berupa penyuluhan, pengawasan, pemantauan
berdasarkan hasil evaluasi teknis dan ekonomis. dan peraturan yang berjalan dengan baik secara
Proses pengkomposan merupakan proses profesional, tidak hanya secara kwantitatif saja.
dekomposisi materi organik menjadi pupuk Peran serta masyarakat dalam pemilihan
kompos melalui reaksi biologis mikroorganisme sampah harus ditunjang dengan penyediaan
secara aerobik dalam kondisi yang terkendali sarana yang sudah terpilah juga, seperti misalnya
(3,4,5)
. Teknologi kompos yang paling tepat untuk tempat sampah terpilah, gerobak terpilah, jadwal
diterapkan di Indonesia adalah sistem open pengangkutan yang berbeda dan konsistensi atau
windrow (6). Sistem tersebut secara teknis tidak kesinambungan sistem dari mulai proses
memerlukan sarana dan prasarana yang rumit kompos, daur ulang, pembakaran dan
sehingga dapat diterapkan dengan mudah dan pembuangan akhir. Dengan kata lain, masyarakat
tepat guna serta padat karya. Demikian pula akan memberikan peran serta yang baik bila
jumlah modal, biaya operasional dan biaya pihak pengelola kebersihan telah menyediakan
pemeliharaan usaha pengkomposan yang lain. sistem yang baik pula.
Sedangkan prosesnya sangat cocok dengan iklim Sampah apung sebagian besar berupa
tropika. sampah plastik. Sebagian dari sampah plastik
Untuk pembakaran dengan incinerator, maka tersebut merupakan sampah plastik yang dapat
incinerator yang akan digunakan harus didaur ulang. Proses pengumpulan sampah
mempunyai spesifikasi teknis yang optimal apung dapat dilakukan dengan jaring yang ditarik
sehingga efisien bahan baku, ramah lingkungan dengan perahu.
dan mudah dioperasikan. Residu sampah yang tidak dapat
Secara teoritis, apabila program pengelolaan dikomposkan atau didaurulang dibuang ke TPA
sampah secara terpadu diterapkan, maka dapat atau dibakar di dalam incinerator. Abu dari
mengurangi sampah sehingga sarana incinerator dapat dimanfaatkan sebagai bahan
transportasi dan lahan TPA pun akan berkurang baku bangunan. Incinerator yang dipakai dapat
sesuai pengurangan jumlah sampah tersebut. berupa incinerator kecil dengan teknologi yang
Sebagai contoh, dari setiap 100 ton sampah sederhana. Sedangkan TPA yang dibangun
dengan komposisinya 70 ton sampah organik dan disesuaikan dengan jumlah sampah yang
30 ton sampah anorganik akan dihasilkan diproduksi oleh pulau tersebut.
kompos sekitar 17 ton dan bahan daur ulang
6. Kesimpulan
sebanyak 21 ton sedangkan sisanya langsung
dibakar di incinerator atau dibuang ke TPA. Dalam menerapkan teknologi pengolahan
Program mengurangi atau minimisasi sampah, teknologi yang dipilih sebaiknya tidak
sampah dapat dimulai sejak sistem pengumpulan, hanya satu tetapi merupakan kombinasi dari
pengangkutan, dan sistem pembuangan sampah. berbagai teknologi. Tidak ada satu teknologi pun

Sahwan F.L. 2004: Strategi Pengelolaan Sampah……J.Tek.Ling.P3TL-BPPT.5 (1): 12-16 15


yang dapat mengatasi sampah sampai tuntas.
Teknologi yang dipilih sebaiknya cukup
sederhana, murah dan mudah dioperasikan.
Kebersihan sama halnya dengan keamanan,
harus dipandang sebagai investasi Kepulauan
Seribu untuk menarik investor, pelaku ekonomi
dan wisatawan. Kalau kota itu bersih maka akan
banyak investor dan pelaku ekonomi
menanamkan modalnya, serta wisatawan akan
semakin betah tinggal di sana.
Pengelolaan sampah yang baik sangat
penting untuk melindungi kesehatan masyarakat
pulau, menjaga kebersihan kawasan wisata dan
pemukiman serta menjaga kualitas lingkungan.
Kebijakan pengelolaan sampah di Kepulauan
Seribu sebaiknya mengacu pada sistem
pengelolaan sampah terpadu yang memandang
sampah sebagai sumberdaya. Keberlanjutan
pembangunan kawasan wisata bahari
memerlukan strategi yang komprehensif sebagai
pijakan untuk perencanaan dan pengembangan
sistem pengelolaan sampah di Kepulauan Seribu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Suharsono, 2002. Sampah di Kepulauan
Seribu di dalam : Tata Laut, Tertib Darat,
Panduan Mengurangi Limbah Darat Untuk
Melindungi Laut, UNESCO, Jakarta.
2. Bebassari, S, 2004. Pengelolaan Sampah
Terpadu Menuju Zero Waste, Pusat
Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lingkungan, BPPT, Jakarta.
3. Epstein, E., 1997. The Science of
Composting, Technomic Publishing
Company, Inc., USA.
4. Haug, R.T., 1980. Compost Enginering,
Principles and Practice, An Arbor Science
Publishers Inc., Michigan.
5. Tchobanoglous, G., H.Theisen and S.Vigil,
1993. Integrated Solid Waste Management,
Mc Graw Hill, Inc., USA.
6. Wahyono, S., F.L. Sahwan dan F. Suryanto,
2003. Menyulap Sampah Menjadi Kompos
Sistem Open Windrow Bergulir, Pusat
Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lingkungan, BPPT, Jakarta.

16 Sahwan F.L. 2004: Strategi Pengelolaan Sampah……J.Tek.Ling.P3TL-BPPT.5(1) (1): 12-16

Anda mungkin juga menyukai