Untuk menuju pada terwujudnya birokrasi yang berwawasan atau berorientasi pada
pelayanan public, beberapa criteria harus dipenuhi seperti berikut. (Mohamad, 2003 dalam
bapenas ,2004):
1. Lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui berbagai kebijakan yang
mengfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi kegiatan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat
mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan yang telah
dibangun bersama.
3. Menerapkan system kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan public tertentu
sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas.
4. Terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi pada hasil
(outcome) sesuai dengan masukan yang digunakan.
5. Lebih mengutamakan apa yang diinginkan oleh masyarakat.
6. Pada hal tertuntu pemerintah juga berperan untuk memperoleh pendapat dari
masyarakat dari pelayanan yang dilaksanakan.
7. Lebih mengutamakan antisipasi terhadap permasalahan pelayanan
8. Lebih mengutamakan desentralisasi dalam pelaksanaan pelayanan.
9. Menerapkan system pasar dalam memberikan pelayanan.
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi dan Bersih Melayani (WBBM) di KPKNL Pamekasan
Selasa, 18 Februari 2020 pukul 11:09:46 | 16464 kali
Pembangunan Zona Intergritas mendasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 sebagai perubahan dari
Permenpan RB Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBK/WBBM). Sedangkan di Kementerian Keuangan diatur berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 426/KMK.01/2017 tentang Pedoman Pembangunan Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBK/WBBM).
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sejak tahun 2009 terus dijalankan secara konsisten
dan berkelanjutan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, saat ini pelaksanaan Reformasi Birokrasi telah
memasuki periode kedua dan akan menuju periode ketiga atau periode terakhir masa berlaku
Road Map. Pada periode pertama hingga periode kedua telah tercapai banyak kondisi yang
mendukung sasaran Reformasi Birokrasi, yaitu birokrasi yang bersih, akuntabel, dan
berkinerja tinggi; birokrasi yang efektif dan efisien; dan birokrasi yang mempunyai
pelayanan publik yang berkualitas. Birokrasi sebagai pelaksana tugas pemerintah terus
melakukan perubahan dalam mencapai sasaran Reformasi Birokrasi dengan meningkatkan
kualitas pelayanan publik serta memudahkan dan mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat. Agar masyarakat merasakan hasil percepatan Reformasi Birokrasi yang telah
dilakukan pemerintah, terutama pada unit kerja, Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN RB) telah menerbitkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Pembangunan Zona Integritas dianggap sebagai role model Reformasi Birokrasi
dalam penegakan integritas dan pelayanan berkualitas. Dengan demikian pembangunan Zona
Integritas menjadi aspek penting dalam hal pencegahan korupsi di pemerintahan.
Sebenarnya itu bukan hal baru. Konsep ini sudah “ditawarkan” pemerintah sejak
terbitnya Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan program Reformasi Birokrasi. Peraturan
tersebut menargetkan tercapainya tiga sasaran hasil utama, yaitu peningkatan kapasitas dan
akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan
pelayanan publik. Zona Integritas adalah sebuah konsep yang berasal dari konsep island of
integrity. Island of integrity atau pulau integritas biasa digunakan oleh pemeirntah maupun
NGO untuk menunjukkan semangatnya dalam pemberantasan dan pencegahan tindak pidana
korupsi. Terdapat dua kata kunci dalam Zona Integritas, yaitu integrity ataupun integritas dan
island/zone atau pulau/kepulauan.
Integritas, integritas merupakan tindakan berpikir, berkata dan berprilaku dan bertindak dengan baik
dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. Jika seseorang menerapkan
dalam hatinya dalam prilakunya bahwa berpikir berkata dan berprilaku dengan benar sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan, sudah dapat dipastikan dia tidak akan melakukan kesalahan yang
disengaja. Prinsip moral adalah sebuah tindakan yang senantiasa berpedoman untuk perbuatan baik.
Penilaian terhadap perilaku yang sengaja dilakukan atas perbuatan penilaian etis atau moral. Sasaran
dari prinsip moral adalah adanya keselarasan perbuatan seseorang dengan aturan-aturan yang ada.
Kejujuran merupakan bagian dari sifat positif manusia. Kejujuran diikat dengan hati nurani manusia,
yang merupakan anugerah dari Allah SWT. Kejujuran dalam hal ini adalah dalam melaksankan setiap
pekerjaan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang sudah ada, tidak melakukan hal diluar
ketentuan, kejujuran pada diri sendiri dan keyakinan bahwa apapun yang dikerjakan pasti mata Tuhan
mengawasi, tidak ada yang luput dari penglihatan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kejujuran merupakan
pangkal dari kepercayaan. Yang menilai kejujuran seseorang adalah Allah, Sang Pencipta dan orang-
orang di sekitar Anda. Sedangkan kepercayaan adalah imbas positif dari sikap jujur. Orang yang
mendelegasikan kepercayaan merupakan hasil dari penilaiannya terhadap sikap kita. Jadi sekali lagi
kepercayaan adalah amanah yang harus dijaga erat. Menjaga martabat dan tidak melakukan
perbuatan tercela adalah merupakan implementasi dari seseorang yang senantiasa menjaga dirinya
dan berpegang teguh pada prinsip integritas tindakan berpikir, berkata dan berprilaku dan bertindak
dengan baik dan benar serta memegang teguh prinsip-prinsip moral, bersikap jujur. Bukan hanya
sekedar untuk mencegah terjadinya korupsi saja, namun makna yang terkandung dalam norma
integritas tersebut sangat mencerminkan kemurnian akhlak yang mulya dari seseorang. Jika
seseorang yang melekatkan nilai-nilai tersebut dalam hatinya yang diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari pastinya yang bersangkutan akan selalu memproteksi dirinya dan senantiasa
berdoa kepada Tuhan agar dia terhindar atau tidak melakukan perbuatan dosa, karena hal ini juga
berkaitan langsung dengan ketuhanan.
Profesional, profesional adalah bekerja dengan tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik
dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi. Melaksanakan pekerjaan secara
professional sesuai dengan indikator dan penetapan target kerja serta tujuan yang jelas tentu hal ini
akan berdampak kepada pekerjaan yang tuntas dan memuaskan pihak pemangku kepentingan.
Pelayanan, pelayanan yang diharapkan adalah memberikan layanan yang memenuhi kepuasan
pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan
aman. Dalam hal memberikan pelayanan yang mengacu kepada kepuasan pemangku kepentingan
dengan memberikan pelayanan yang terbaik aktif dan cepat tanggap, tentunya hal ini akan
menimbulkan rasa bekerja dengan ikhlas, untuk berbuat yang terbaik.
1. Satu Informasi Setiap Hari. Dengan bertambahnya satu informasi setiap hari, maka akan
menambahkan ilmu pengetahuan kita; Satu Informasi Setiap Hari dimaksudkan untuk
mendorong seluruh Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian
Keuangan (Pegawai Kementerian Keuangan) mencari informasi yang positif dan
membaginya (sharing) dengan Pegawai Kementerian Keuangan lainnya untuk pengetahuan
Bersama;
2. Dua Menit Sebelum Jadwal. Dengan membiasakan hadir dua menit sebelum jadwal/acara
dimulai, akan melatih kedisiplinan kita;
3. Salam Setiap Hari. Dimaksudkan dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi
stakeholder dan bersikap sopan dengan memberikan salam sesuai waktunya, yaitu Selamat
Pagi, Selamat Siang, dan Selamat Sore;
4. Tindakan, yaitu rencanakan, kerjakan, monitor dan tindaklanjuti. Agar seluruh pegawai
dalam melaksanakan tugas sehari-hari menerapkan etos kerja dan prinsip-prinsip
manajemen/organisasi yang baik, dengan senantiasa membuat perencanaan terlebih
dahulu, mengerjakan hingga tuntas, memantau dan mengevaluasi proses dan hasil
terhadap sasaran dan spesifikasi dan melaporkan hasilnya, dan menindaklanjuti hasil untuk
membuat perbaikan;
5. Laksanakan lima R, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin. Dimaksudkan untuk
mendorong tumbuhnya kesadaran, keyakinan dan kepedulian pegawai akan pentingnya
penataan ruang kantor dan dokumen kerja yang rapi, agar tercipta lingkungan kerja yang
nyaman untuk menciptakan etos kerja dan semangat berkarya.
KPKNL Pamekasan telah melaksanakan Pencanangan Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani tahun 2020
yang dihadiri oleh Kepala Kanwil DJKN Jawa Timur berserta jajarannya dan beberapa
perwakilan pengguna jasa/stakeholder di wilayah Kabupaten Pamekasan, Sumenep,
Sampang, dan Bangkalan.
Menurut Asisten Deputi Pengelolaan Pengaduan Aparatur dan Masyarakat Kementerian Pendayagunan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Agus Uji Hantara, pimpinan dan karyawan harus terlibat
aktif dalam pelaksanaan reformasi birokrasi dan menularkan semangat dan visi yang sama. “Dalam konteks
pembangun zona integritas, pemimpin harus menunjukkan bahwa seluruh tingkah laku, komitmen, dan
kebijakan yang dikeluarkannya selaras dengan semangat untuk menghasilkan instansi yang bebas dari korupsi
serta birokrasi yang bersih dan melayani,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam Diskusi dan Sosialisasi
Online (Disko) edisi ketiga yang disiarkan secara live melalui akun instagram rbkunwas, Senin (27/04).
Pembangunan zona integritas sejatinya bertujuan untuk membangun program reformasi birokrasi sehingga
mampu mengembangkan budaya kerja birokrasi yang anti korupsi, berkinerja tinggi dan mampu memberikan
pelayanan publik yang berkualitas. Agus menambahkan, selain komitmen, ada empat hal lain yang dapat
menyukseskan terwujudnya zona integritas di sebuah instansi.
Keempat hal tersebut adalah kemudahan pelayanan; program yang menyentuh masyarakat; monitoring dan
evaluasi; serta manajemen media. Kemudahan pelayanan, menurut Agus, dapat diraih apabila semua pihak
bersemangat dalam memberikan pelayanan terbaik serta meningkatkan hospitality.
Selain itu, program yang dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat akan meningkatkan
kepercayaan publik. Hal ini dapat diwujudkan dengan membuat inovasi agar unit kerja lebih dekat dengan
masyarakat sehingga masyarakat dapat merasakan kehadiran unit kerja tersebut.
Setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah harus terus dimonitor dan dilakukan evaluasi untuk memperbaiki
kekurangan dan mengikuti perkembangan sesuai kebutuhan masyarakat. Monitoring dan evaluasi harus
dilakukan berkelanjutan untuk memastikan bahwa program yang sedang dijalankan tetap di jalurnya dan
melakukan tindak lanjut perbaikan. Keberhasilan pemerintah dalam menjalankan program/kegiatan harus
dikomunikasikan kepada masyarakat dengan menentukan strategi komunikasi yang tepat. Dengan manajemen
media diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat, mengubah pola pikir masyarakat, dan berakhir
pada terwujudnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Pada kesempatan tersebut, Agus juga menekankan bahwa pembangunan zona integritas kedepan akan lebih
difokuskan pada upaya membantu mempercepat prioritas pembangunan, terutama tentang pembangunan sumber
daya manusia (SDM) dan kemudahan perizinan. Oleh karena itu, pembangunan zona integritas akan diperluas
pada unit kerja pelayanan dasar pendidikan (sekolah) serta pelayanan kesehatan (puskesmas/RSUD) karena
kedua unit tersebut membantu mendorong kualitas SDM.
Selain itu, pembangunan zona integritas juga akan difokuskan pada unit pelayanan perizinan terpadu satu pintu
(PTSP) di setiap daerah sehingga dapat mempercepat kemudahan perizinan serta peningkatan Ease of Doing
Business (EODB). “Muwujudkan zona integritas bisa dimulai dengan membangun percontohan (role model) di
tingkat unit kerja pada instansi pemerintah sebagai unit menuju WBK/WBBM sehingga dapat ditiru oleh unit
kerja lainnya,” tandasnya. (dit/HUMAS MENPANRB)