1.
Kromatografi Cair (Liquid Chromatography)
Kromatografi cairu adalah teknik yang sangat tepat untuk memisahkan ion atau molekul
yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase
stasioner, maka molekul-molekulnya yang ada didalam berinteraski dengan fase
stasioner. Tetapi interaksinya berbeda disebabkan adanya perberdaan daya serap
(adsorption), pertukaran ion (ion exchange), partisi (partitioning) atau ukuran.
Perbedaan tersebut menjadikan komponen terpisah satu dengan yang lain dan bisa
dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom.
Jenis dari kromatografi cair yaitu :
High performance liquid chromatography (HPLC) memiliki prinsip yang sama dengan
reverse phrase. Namun dalam metode ini, dipakai tekanan dan kecepatan yang tinggi.
Kolom yang dipakai dalam HPLC lebih pendek dan memiliki diameter kecil, tetapi bisa
menghasilkan beberapa tingkatan equilibrium dengan jumlah besar.
Size Exclusion Chromatography
Size exclusion chromatography disebut juga dengan gel permetation atau filtration
chromatography sering kali dipakai untuk memisahkan dan memurnikan protein.
Metode ini tidak mencampuri berbagai jenis penyerapan dan sangat cepat. Perangkat
kromatografinya serupa gel berpori yang bisa memisahkan molekul besar dan molekul
kecil. Molekul besar akan terelusi lebih dullu dikarenakan molekul tersebut tidak bisa
penetrasi pada pori-pori.
Kromatografi pertukaran ion sering kali dipakai dalam pemurnian materi biologis, seperti
asam amino, peptida, protein. Dengan metode ini bisa dilakukan dengan dua tipe, yaitu
dalam kolom ataupun ruang datar. Ada dua tipe pertukaran ion:
Molekul bermuatan yang terletak pada fase cair akan melewati kolom. Jika muatan
pada molekul sama dengan kolom maka molekul tersebut akan terelusi. Tetapi apabila
muatan pada molekul tidak sama dengan muatan kolom. Untuk mengelusi molekul
yang menempel pada kolom dibutuhkan penambahan larutan dengan kadar PH dan
kekuatan ionik tertentu.
Pemisahan menggunakan metode ini sangat selektif dan karena biaya untuk
mengoperasikan metodi ini murah dan juga kapasistasnya tinggi. Jadi metode ini
seringkali dipakai pada awal proses keseluruhan.
Secara Umum.
kromatografi dibagi menjadi dua jenis, yaitu kromatografi cair dan kromatografi gas.
Kromatografi cair mempunyai beberap jenis yang terdiri dari
-.Kromatografi kolom
Dari tiga jenis kromatografi cair tersebut, berikut ini adalah penjelasannya.
-Kromatografi Kertas
Yaitu kromatografi yang memakai fase diam kertas yaitu kertas yang terkandung
selulosa didalamnya, sedangkan yang dipakai sebagai fase geraknya adalah pelarut
atau campuran pelarut yang sesuai. Kertas yang melakukan tindakan sebagai fase
diam akan dicelupkan ke dalam sampel atau pelarut, lalu sampel dan pelarut dengan
gaya kapilaritas akan terserap dan bergerak keatas. Kromatografi kertas ini dipakai
dalam memisahkan tinta, zat pewarna, senyawa tumbuhan misalnya klorofil, make up
dan zat lain.
-Kromatografi kolom
Yaitu jenis kromatografi yang menggunakan kolom gelas pada metodenya. Proses
kromatografi jenis ini umumnya dipakai untuk memisahkan pigmen pada tumbuhan.
Campuran pigmen lalu dimasukkan pada kolom gelas yangisinya aluminia. Pelarut lalu
dialirkan supaya membawa campura melalui kolom. Pigmen akan berjalan turun melalui
kolom dengan kecepatan yang tergantung pada kuat atau tidaknya adsorbsi pigmen
pada aluminia. Pigmen yang terarsorbsi lemah pada aluminia akan melewati kolom
dengan cepat daripada pigmen yang terarsorbsi kuat. Pigmen lalu terpisah dan menjadi
satu pada tempat berbeda ketika keluar dari kolom.
2.
1. Kromatografi Gas (GC)
adalah sebuah teknik analisis untuk identifikasi zat/senyawa dan memisahkan serta
mengukur jumlahnya dalam suatu larutan campuran. HPLC ini sering digunakan
pada laboratorium kimia (quality control) makanan, limbah, biologi maupun farmasi. Di
industri farmasi sendiri hampir pasti ada unit HPLC yang digunakan untuk menguji
kadar bahan baku, bahan antara maupun produk jadi. HPLC merupakan tipe
kromatografi kolom yang secara luas digunakan di farmasi. HPLC ini sangat berguna
untuk menentukan kadar dan kadar zat terkait pada obat. Secara umum HPLC
digunakan untuk memisahkan komponen zat dalam obat.
Pemisahan ini didorong oleh kekuatan interaksi dan kepolaran. Bila analit lebih polar dia
akan menempel ke fase yang lebih polar, bila fase diam lebih polar maka analit akan
banyak menempel di dase diam. Akhirnya akan menciptakan pemisahan-pemisahan
fase. Deteksi menggunakan detektor (UV-VIS) akan mengenali pemisahan analit ini
setelah melewati kolom HPLC. SIgnal akan dikonversi dan direkam oleh komputer dan
ditunjukkan menjadi kromatogram. Fase gerak biasanya adalah campran air, asetonitril
dan metanol. Berbagai komponen campuran berinteraksi pada berbagai tingkatan
karena interaksi fase diam dan gerak.
3.
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak, pompa, alat untuk
memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor, wadah penampung buangan
fase gerak, dan suatu komputer atau integrator atau perekam.
Fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari
partikel-partikel kecil ini. Selain itu, adanya gas dalam fase gerak juga harus
dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di
pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis.
Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik (komposisi fase gerak tetap selama elusi)
atau dengan cara bergradien (komposisi fase gerak berubah-ubah selama elusi) yang
analog dengan pemrograman suhu pada kromatografi gas. Elusi bergradien digunakan
untuk meningkatkan resolusi campuran yang kompleks terutama jika sampel
mempunyai kisaran polaritas yang luas.
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah
campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril. Untuk
pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering digunakan adalah
campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang terklorisasi atau
menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan fase normal ini kurang
umum dibanding dengan fase terbalik.
2. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat
sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase gerak.
Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, Teflon, dan
batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai
5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit. Untuk
tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan fase gerak dengan
kecepatan 20 mL/menit.
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk
menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel,
konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam HPLC yaitu: pompa
dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Tipe
pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih umum dibandingkan
dengan tipe pompa dengan tekanan konstan.
Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase gerak yang
mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat
dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi dengan keluk sampel
(sample loop) internal atau eksternal.
4. Kolom dan Fase diam
Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom
merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk berlangsungnya proses
pemisahan solut/analit.
Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding
dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase
gerak lebih lambat (10 -100 μl/menit).
Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal
jika digabung dengan spektrometer massa.
1. Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom
konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin. Mempunyai respon
terhadap solut yang cepat dan reprodusibel.
2. Mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar
yang sangat kecil.
3. Stabil dalam pengopersiannya.
4. Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran
pita.
5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran
yang luas (kisaran dinamis linier).
6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.
Kebanyakan fase diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi,
silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan
silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH).
Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen seperti
klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya
dengan gugus-gugus fungsional yang lain.
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan
karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah,
sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk
solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai
pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan
waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang
digunakan.
5. Detektor HPLC
Gradien adalah proses pemisahan dengan komposisi pelarut berbeda. Misalnya ingin
memisahkan zat B dan C (sifat kepolarannya mirip) dari sampel. Menggunakan
komposisi pelarut pada 5 menit pertama, air saja (100). Lalu pada 5 menit selanjutnya,
menggunakan campuran air dan metanol (60:40). Lalu menit selanjutnya hingga akhir
pemisahan, menggunakan pelarut metanol saja (100).
5.