Anda di halaman 1dari 54

1

2
3
Pendahuluan Jaringan
Komputer

Eppy Yundra, MT
Mata Kuliah Komunikasi Data
E-Mail : eppy_yundra@students.itb.ac.id
eppy_yra@yahoo.com
4
Blok Dasar Pembangun Jaringan
„ Suatu jaringan, secara prinsip, terdiri
dari node dan link (yg menghubungkan
node-node)
„ Node: PC, server, special purpose
hardware
• Terminologi Internet
„ hosts, end-systems: PC dan
server menjalankan aplikasi
jaringan
„ routers (switches): menyimpan
dan meneruskan paket melalui
jaringan
„ Link: optical fiber, coaxial cable,
twisted pair copper, radio, dll.
• Point-to-point
„ Host dihubungkan secara
langsung
• Multiple access (LAN, dll)
„ Host menggunakan bersama
(share)
media transmisi
5
Karakteristik Jaringan Komputer

ƒ Secara tradisional jaringan dioptimasikan untuk


layanan spesifik
ƒ Jaringan telepon
ƒ television/radio broadcast network
ƒ user terminals special purpose devices

ƒ Jaringan komputer modern lebih umum:


ƒ Terminal adalah general purpose PCs/workstations
ƒ Jaringan mampu membawa segala jenis data
ƒ Mendukung macam-macam aplikasi berbeda

6
Karakteristik Jaringan Komputer

„ Isue:
• Bagaimana jaringan komputer menyediakan konektivitas
• Bagaimana penggunaan bersama (sharing) sumberdaya secara
efisien dicapai
• Bagaimana aplikasi “berbicara” satu dg yg lain
• Bagaimana kinerja jaringan mempengaruhi sistem

Æ Persyaratan direfleksikan dlm arsitektur jaringan

7
Membangun Jaringan Yg Lebih Besar

„ Jar yg besar tdk dp dibangun hanya berbasis konektivitas point-


to-point
ÆMenggunakan router (switch) utk interkoneksi host satu dg yg lain

Node dikoneksikan bersama melalui Jar. dikoneksikan via gateway router


switch membentuk jaringan membentuk entitas yg lebih besar

8
Network Edge vs Core Network pada Internet

• user dihubungkan ke core network • Tdk ada user dihubungkan


lewat access network langsung ke core network

• Link speed relatif rendah: • Link speed tinggi:


Teknologi akses: dial up (modem over SDH/SONET over fiber
twisted pair), XDSL, Cable modem • Fungsionalitas sederhana
• Mencakup fungsionalitas billing, (forward packet)
managemen traffic utk tiap access • Topologi mesh
• Topologi tree

9
Internet

ƒ Terdiri dari jutaan host (end


system) dihubungkan oleh link dan
router
ƒ Host mempertukarkan message dg
menggunakan protocol, yg
menawarkan, mis.
ƒ Transfer handal
ƒ Integritas urutan paket
ƒ Router meneruskan data
ƒ Berdasarkan service best effort
ƒ Tdk ada jaminan thd kehilangan atau
ketepatan waktu
ƒ “Networks of networks”
ƒ Loosely hierarchical
ƒ Akses Internet disediakan oleh ISP
(Internet Service Provider)

10
Multiplexing

ƒ Multiplexing
ƒ Mekanisme untuk mencapai resource sharing, yaitu, sharing link
bandwidth
ƒ Problem:
ƒ Bagaimana link bandwidth digunakan bersama (shared) diantara
n pengirim berbeda
ƒ Pendekatan pertama: partisi bandwidth secara tegas utk
semua
ƒ FDM dan TDM

11
Frequency Division Multiplexing (FDM)
ƒ FDM
ƒ Teknik multiplexing paling tua
ƒ digunakan mis. pada sistem circuit switched analog
ƒ Porsi tetap (frequency band) dari link bandwidth
dialokasikan utk tiap kanal
ƒ FDM multiplexer adalah lossless
ƒ input: n 1-kanal koneksi physical
ƒ output: 1 n-kanal koneksi physical

12
Time Division Multiplexing (TDM)
ƒ TDM
ƒ Digunakan pd sistem circuit switched digital dan sistem transmisi
digital
ƒ Informasi dibawa pada link ditransfer dlm frame dg panjang tetap
ƒ Porsi tetap (time slot) utk tiap frame dialokasikan utk tiap kanal
ƒ TDM multiplexer adalah lossless
ƒ input: n 1-kanal koneksi physical
ƒ output: 1 n-kanal koneksi physical

13
Statistical Multiplexing
ƒ FDM dan TDM tidak efisien
ƒ Jika pengirim tdk punya data utk transmit, bandwidth yg
dialokasikan utk pengirim tdk dp digunakan oleh user lain Æ
statistical multiplexing
ƒ Pada statistical multiplexing
ƒ Unit transmisi dasar disebut paket
ƒ Physical link digunakan bersama (shared) secara TDM tetapi
secara on-demand (per tiap paket)
ƒ Paket yg tiba bersamaan di-buffer (berebut)
ƒ Sbg hasil, paket-paket dari sejumlah (multiple) pengirim saling
disisipkan pada output
ƒ Ruang buffer terbatas, krnnya buffer overflow dimungkinkan
(congestion)

14
Statistical Multiplexing
„ Statistical multiplexer (biasanya) lossy
• input: n koneksi physical dg link speeds Ri (i = 1,…,n)
• output: 1 koneksi physical dg link speed C ≤ R1+ ... + Rn
„ Namun, probabilitas loss dp dikurangi dg memperbesar buffer
• Dimungkinkan utk melakukan dimensioning ukuran buffer shg
memberikan probabilita loss yg diinginkan dicapai (dibawah bbrp
asumsi mengenai trafik)
„ Statistical multiplexer dan QoS (Quality of Service)
• Menentukan paket mana utk transmit dari buffer disebut scheduling
„ FIFO: paket-paket dilayani berdasarkan urutan kedatangan
„ Round robin: tiap koneksi (class) mempunyai antrian sendiri dan
dilayani secara siklis sesuai bobot tertentu
„ Masih banyak yg lainnya…

„ Dengan menggunakan mekanisme scheduling berbeda, bbrp


koneksi dp diberikan perlakukan prioritas (mis., weighted round-
robin) Æ QoS enabled networks

15
Klasifikasi Jaringan

Communication
Network

Switched Broadcast
Communication Communication
Network Network

Circuit-Switched Packet-Switched
Communication Communication
Network
Network

Datagram Virtual Circuit


Network Network

16
Klasifikasi Jaringan
ƒ Jaringan telekomunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan
bagaimana sinyal ditransmisikan dan diterima
ƒ broadcast
ƒ Switched

ƒ Jaringan broadcast
ƒ sinyal yg ditransmisikan oleh satu peralatan end-user secara
otomatis didengar oleh semua peralatan end-user lainnya
ƒ Switched networks
ƒ sinyal harus dirutekan melalui node jaringan atau di-switch ke
rute yg diinginkan
ƒ Hybrid
ƒ Tipe jaringan telekomunikasi ini merupakan gabungan dari
broadcast dan switched network
ƒ misalnya: segment Ethernet (broadcast) dihubungkan dengan
Router

17
Broadcast vs Switched Networks

18
Klasifikasi Jaringan
ƒ Jaringan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan cakupan
geografisnya:

ƒ Local Area Network (LAN) :


ƒ dibatasi beberapa Km, kantor atau kampus
ƒ Metropolitan Area Network (MAN)
ƒ puluhan Km, kota
ƒ Wide Area Network (WAN)
ƒ ratusan - ribuan Km
ƒ Terrestrial radio networks
ƒ Wireless communications
ƒ Satellite networks - internasional

19
Klasifikasi Jaringan Lainnya

 Centralized vs Distributed (control regime)

 Publik vs privat (kepemilikan)

 Voice, data dan video (tipe informasi)

 Analog, digital, radio, satelit (teknik transmisi)

 Mesh (mata jala), bus, ring, star, tree (topologi)

 Broadband atau narrowband (data rate dan kecepatan respon)

 Single media (mis. Telepon) atau multimedia (mis. Broadband


ISDN)

20
Circuit Switching
ƒ Circuit fisik dibangun diantara titik-titik
ujung yang berkomunikasi (lintasan/resources
‘dedicated’ selama durasi percakapan)
ƒ Setelah dibangun sinyal data bidirectional
dapat mengalir secara kontinyu
ƒ Transfer informasi sbg aliran kontinyu
(continuous stream)
ƒ Kualitas lintasan ‘dedicated’ dijamin selama
durasi panggilan
ƒ Tiga phase dalam life-cycle suatu koneksi:
¾ pembangunan circuit
¾ transfer data
¾ penutupan circuit
ƒ Sebelum transfer informasi
¾ Delay (utk set up koneksi) Æ relatif besar
ƒ Selama transfer informasi
¾ Tdk ada overhead
¾ Tdk ada delay tambahan (extra)
ƒ Jika circuit tidak tersedia: “sinyal sibuk”
ƒ Contoh: Jaringan telepon, ISDN
21
Circuit Switching
Jaringan Telepon

Tiap panggilan telp di alokasikan


64kb/s. Shg, sal trunk 2.5Gb/s dp
memuat sekitar 39.000 panggilan

Tujuan
Sumber
“Callee”
“Caller”

Central
Office Central
“C.O.” Office
“C.O.”

Trunk
Exchange 22
Node Circuit Switching

„ Node (switch) pada circuit switching

23
Circuit Switching:
Multiplexing/Demultiplexing

„ Waktu dibagi dalam frame, dan frame dibagi dalam slot


„ Posisi slot relatif di dalam frame menentukan kepercakapan
mana data tersebut dimiliki
„ Perlu sinkronisasi antara pengirim dan penerima
„ Jika percakapan tidak digunakan kapasitas circuit lost

24
Circuit Switching: Timing-1

25
Circuit Switching: Timing-2

Asumsi
- Jumlah Hop = M
- Delay pemrosesan per Hop = P
- Delay propagasi link = L
- Kecepatan transmisi = W bit/det
- Ukuran paket = B bit

TOTAL DELAY = total propagasi +


total transmisi + total prosesing
TOTAL DELAY = 4ML + B/W + (M-1)P

26
Packet Switching

A R2 B
Sumber R1 R3 Tujuan
R4

ƒ Data dikirim dalam format deretan bit disebut paket


ƒ Paket mempunyai struktur berikut:

ƒ Header dan trailer memuat informasi kontrol (mis. Address tujuan,


check sum)

ƒ Tiap paket diteruskan melalui jaringan dari node ke node


sepanjang lintasan (routing)
ƒ Pada tiap node paket diterima, disimpan sementara dan
diteruskan ke node berikutnya (store-and-forward network)
ƒ Kapasitas tidak dialokasikan utk paket-paket 27
Packet Switching : Node Switching

Sementara
sampai disini ..

28
Packet Switching
Model Router Sederhana

“4” Link 1, ingress Choose Link 1, egress


Egress
Link 2
Link 2, ingress Choose Link 2, egress
Egress
Link 1
R1“4” Link 3
Link 3, ingress Choose Link 3, egress
Link 4 Egress

Link 4, ingress Choose Link 4, egress


Egress

29
Packet Switching:
Multiplexing/Demultiplexing

„ Data dari sembarang percakapan dapat ditransmisikan kapan


saja
„ Satu percakapan dapat menggunakan keseluruhan kapasitas
link (jika hanya sendiri)
„ Bagaimana utk memberi tahu mereka saling terpisah?
• Menggunakan meta data (header) yg menunjukan data (ID,
sumber, tujuan, dll)
30
Packet Switching (Statistical
Multiplexing)

Paket untuk
satu output
Panjang Dropped packets
Antrian
1 Data Hdr X(t)
R X(t)
2 Data Hdr R B
Link rate, R
R
Packet
N Data Hdr buffer Waktu

„ Karena buffer “menyerap” temporer burst, maka link output


tidak perlu beroperasi pada rate NxR
„ Tetapi buffer mempunyai kapasitas terbatas B, maka
kehilangan paket mungkin terjadi
31
Statistical Multiplexing

rate A x
A x

waktu

rate B x
B x

waktu
32
Statistical Multiplexing Gain

A+B
rate
2x
C < 2x A
C

waktu

STATISTICAL MULTIPLEXING GAIN = 2x/C

„ Catatan: Gain dapat ditentukan untuk probabilitas loss tertentu.


Dalam contoh in x dan C dipilih sehingga tidak ada loss
33
Packet Switching
A B
R2
Source R1 Destination
R3

R4

Host A TRANSP1

“Store-and-Forward” at each Router


TRANSP2
R1
PROP1
TRANSP3
R2
PROP2
TRANSP4
R3
PROP3

Host B
PROP4

Minimum end to end latency = ∑ (TRANSPi + PROPi )


i
PROP : delay propagasi 34
TRANSP : waktu transmisi
Packet Switching
Mengapa tidak kirim keseluruhan message dlm satu

paket?

M/R M/R

Host A Host A
R1 R1
R2 R2

R3 R3

Host B Host B
Latency = ∑ ( PROPi + M / Ri ) Latency = M / Rmin + ∑ PROPi
i i

Memecah message kedlm paket-paket memungkinkan transmisi


parallel melalui semua link, mengurangi end to end latency. Juga
mencegah suatu link diduduki/“hogged” terlalu lama oleh satu
message.

35
Packet Switching
Delay Antrian / Queueing Delay

Krn egress link tidak selalu bebas jika suatu paket tiba, maka mungkin
diantrikan dlm suatu buffer. Jika network sibuk, packet-paket mungkin
harus menunggu cukup lama

Host A TRANSP1

Q2

R1
TRANSP2
Bagaimana kita
PROP1
TRANSP3 menentukan
R2
PROP2 queueing delay?
TRANSP4
R3
PROP3

Host B
PROP4

Actual end to end latency = ∑ (TRANSPi + PROPi + Qi )


i

36
Antrian dan Delay Antrian

„ Utk memahami performansi packet switched


network, kita dp bayangkan sbg satu serie antrian
diinterkoneksikan dg link-link
„ Utk laju dan panjang link tertentu, satu-satunya
variable adalah delay antrian

37
Antrian dan Delay Antrian

Cross traffic
menyebabkan kongesti dan
delay antrian variabel

38
Antrian pada suatu Router

Model of FIFO router queue

A(t), λ D(t)
μ
Q(t)
A(t ) : The arrival process. The number of arrivals in interval [0, t ].
λ : The average rate of new arrivals in packets/second.
D(t ) : The departure process. The number of departures in interval [0, t ].
1 : The average time to service each packet.
μ
Q(t ): The number of packets in the queue at time t .

39
Suatu Antrian M/M/1

Model of FIFO router queue

A(t), λ D(t)
μ

„ Jika A(t) adalah suatu Poisson process dg laju λ, dan waktu utk
melayani tiap paket terdistribusi exponential dg laju µ, maka:

1 λ
Average delay, d = ; and so from Little's Result: L = λ d =
μ −λ μ −λ

40
Packet Switching: Formula Little

L = λ.d
ƒ Dimana:
ƒ L = jumlah pelanggan rata-rata dalam antrian
ƒ λ = rate kedatangan pelanggan, dalam pelanggan/det.
ƒ d = waktu rata-rata satu pelanggan menunggu dalam antrian

41
Packet Switching Datagram
(Connectionless)
„ Connectionless:
• Tdk ada set-up koneksi
• Tdk ada reservasi resource
„ Transfer Informasi dg
menggunakan paket diskrit
• Panjang bervariasi
• Address global (dari tujuan)
„ Sebelum transfer informasi
• Tdk ada delays
„ Selama transfer informasi
• Overhead (byte header)
• Delay pemrosesan paket
• Delay antrian (karena paket
berkompetisi memperebutkan
shared resources)
• routers “store-and-forward” 42
Datagram Packet Switching: Timing-1

43
Datagram Packet Switching : Timing-2

Asumsi
- Jumlah Hop = M
- Delay pemrosesan per Hop = P
- Delay propagasi link = L
- Delay transmisi paket = T
- Ukuran message = N paket

TOTAL DELAY = total propagasi + total


transmisi + total store-and-forward + total
prosesing
TOTAL DELAY = ML + NT + (M-1)T + (M-1)P 44
Datagram Packet Switching: Routing

45
Virtual Circuit Packet Switching

ƒ Hybrid dari circuit switching dan packet switching

ƒ Data message ditransmisikan dalam bentuk paket-paket dengan


ukuran maksimum tertentu

ƒ Semua paket-paket dari suatu aliran paket melalui lintasan (yg


sudah dibangun) yg sama

ƒ Jaminan dalam urutan pengiriman paket

ƒ Paket-paket dari VC yang berbeda dapat saling disisipkan

ƒ Contoh: X.25, Frame Relay, ATM

46
Virtual Circuit Packet Switching: Phase

„ Komunikasi dg VC packet switching berlangsung dalam 3 phase


(bandingkan persamaan dan perbedaannya dg circuit switching):
• pembangunan VC
• transfer data
• penutupan VC

„ Header paket tidak perlu memuat informasi penuh dari alamat


tujuan

47
Virtual Circuit Packet Switching: Timing-1

48
Virtual Circuit Packet Switching : Timing-2

Asumsi
- Jumlah Hop = M
- Delay pemrosesan per Hop = P
- Delay propagasi link = L
- Delay transmisi paket = T
- Ukuran message = N paket

TOTAL DELAY = total propagasi


+ total transmisi + total store-
and-forward + total prosesing
TOTAL DELAY = 4ML + NT +
(M-1)T + 4(M-1)Ppp
49
Virtual Circuit Packet Switching : Routing

50
Virtual Circuit Packet Switching :
Routing

5 9 7 8

link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci ..
link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci ..
link .. vci .. link .. vci .. link 3 vci 9 link 5 vci 7 link .. vci .. link .. vci ..
link 1 vci 5 link 2 vci 9 link .. vci .. link .. vci .. link 1 vci 7 link 3 vci 8
link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci ..

51
Ukuran Performansi : Bandwidth (1)

„ Bandwidth = throughput
• Jumlah bit yg dp ditransmisikan melalui jaringan dlm suatu
waktu yg diberikan
• unit: bits per second (bps), mis. 10 Mbps (MB = megabytes =
8 Mb)
„ Link bandwidth dan end-to-end bandwidth
• bandwidth dari physical link memp harga yg deterministik
mis. 155 Mbps
• link bandwidths terus menerus meningkat: link bandwidths pd
backbone
„ 1980-an: 2 Mbps, 1990-an: 155 Mbps, 2000: 1 Gbps
• Bandwidth end-to-end yg diterima aplikasi tergantung pd
„ Trafik lain pd jaringan (congestion)
„ Batasan aplikasi (CPU speed dari komputer)
„ protocol overhead

52
Ukuran Performansi : Latency (2)

„ Latency = delay
• Berapa lama dibutuhkan message utk travel dari satu ujung (end)
ke end lainnya dari jaringan
• Diukur dlm unit waktu, mis., latency melintasi US adalah 24 ms
• RTT (round trip time): waktu yg diperlukan suatu message utk
mencapai tujuannya dan kembali ke pengirim
„ Komponen: delay propagasi, delay transmisi, delay antrian
(queuing)

• Kecepatan cahaya: 2.3 x 108 m/s pd kabel, 2.0 x 108 m/s pd fiber
„ Aplikasi dp dibatasi oleh bandwidth atau latency
• Telnet sessions dibatasi latency tetapi transfer FTP yg besar
dibatasi bw
53
Delay x Bandwidth Product

„ Perkalian RTT dan bandwidth menentukan


• Jumlah informasi yg ditransmisikan user sebelum feed-back dari
tujuan dp diterima
„ Pd broadband wide-area-networks (WAN) hasil perkalian ini dp
sangat besar
• Pengirim dp membuat overload penerima
• Jika pengirim tdk “mengisi penuh pipa”, utilisasi jaringan akan
rendah
„ Contoh:
• Misalkan
„ jarak 1500 km
„ Laju (rate) transmisi C = 100 Mbps
• Propagasi delay dua arah adalah
„ 2*1500/300,000 s = 0.01 s
• Maka, hasil perkalian RTT dan C adalah
„ 0.01*100,000,000 bits
= 1,000,000 bits = 1 Mbit

54

Anda mungkin juga menyukai