Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KARYAWAN

I Gede Wasi Balawa, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra

Email : wasi_kupit@yahoo.com, iwayan.bagia@yahoo.co.id, ycgeda@yahoo.co.id

Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (1) Deskripsi dan spesifikasi pekerjaan pada PT
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (2) Kesesuaian antara deskripsi dengan spesifikasi
pekerjaan karyawan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (3) Kesesuaian standar kinerja
dengan kinerja yang dicapai oleh karyawan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (4) Jumlah
karyawan PT Asuransi Sinarmas MSIG Denpasar yang perlu melakukan pelatihan dan
pengembangan per unit kerja. Populasi 80 Orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah
jenis data kualitatif dengan sumber data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data
menggunakan pencatatan dokumen dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis data
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Cabang
Denpasar memiliki Job description yaitu memberi bimbingan dan bertangung jawab segala aktivitas
yang dilakukan oleh sales marketing dan job specification yang tersebar di 3 unit kerja, (2) Dalam
tingkat kesesuaian antara job description dan job specification pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG Cabang Denpasar, dapat dikatakan 49 orang belum sesuai, (3) Pada PT Asuransi Jiwa
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar di 3 unit kerja terdapat 31 karyawan yang memenuhi standar
kinerja dan 49 karyawan yang belum memenuhi standar kinerja, (4) Jumlah karyawan yang harus
mengikuti pelatihan berjumlah 32 karyawan yang tidak kompeten.

Kata Kunci: Kebutuhan pelatihan & pengembangan

ABSTRACT

This study aimed to describe (1) Description and specification work on PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG Denpasar, (2) Correspondence between the description with the job specifications of
employees of PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (3) Compliance standard of performance
with the performance achieved by employees of PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, (4)
Number of employees of PT Asuransi Sinarmas MSIG Denpasar who need to do the training and
development per unit of work. The population of 80 people. Data used in the study is the data type
kualitatif with primary data sources and secondary data. Methods of data collection using recording
documents and interviews. Data were analyzed using descriptive data analysis. The results of this
study indicate that PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG London Branch has a job description that gives
guidance and is responsible of all activities conducted by the sales marketing and job specification
which is spread over 3 units, (2) the degree of correspondence between the job description and job
specification PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, it can be said 49 people have appropriate,
(3) at PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar at 3 units there are 31 employees who meet
performance standards and 49 employees who do not meet performance standards, (4) the number
of employees who must attend training amounted to 32 employees who are not competent.

Keywords: The need for training & development


e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

PENDAHULUAN Hasibuan (2005) pengembangan


Perusahaan adalah sebuah adalah suatu usaha untuk meningkatkan
organisasi yang dijalankan oleh banyak kemampuan teknis, teoritis, konseptual
orang untuk mencapai tujuan dan moral karyawan sesuai dengan
tertentu.Dalam mencapai tujuan ini, setiap kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui
anggota perusahaan harus memahami pendidikan dan latihan.
dengan baik tugas serta perannya di Pelatihan dan pengembangan
dalam perusahaan. Biasanya orientasi karyawan memiliki peranan penting bagi
mengenai tugas dan peran seorang suatu organisasi untuk meningkatkan
karyawan akan disampaikan pada saat kinerja organisasi tersebut. Oleh karena
pelatihan atau rekrutmen karyawan baru. itu pelatihan dan pengembangan
Dalam fase pelatihan ini, calon karyawan karyawan ini sangat penting bagi
akan mendapatkan pemahaman dan organisasi atau perusahan untuk
penjelasan mengenai tujuan perusahaan meningkatkan kualitas sumber daya
serta dijelaskan juga mengenai peranan manusia yang ada di dalam organisasi
dan tugas calon karyawan tersebut untuk atau perusahan tersebut.
membantu perusahaan dalam mencapai PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
tujuan. Namun seiring berjalannya waktu, (juga disebut Sinarmas MSIG Life)
biasanya performa karyawan akan sebagai realisasi dari joint venture dengan
menurun. Oleh karena itu perusahaan Mitsui Sumitomo Insurance Grup. Dua
akan membutuhkan apa yang dinamakan sub-unit bidang usaha yang berada di
dengan pelatihan sumber daya manusia. bawah satu divisi unit usaha Sinarmas
Pelatihan karyawan atau sumber daya Group, yaitu Divisi Unit Usaha Sinarmas
manusia memiliki tujuan untuk Financial Services (Layanan Keuangan
memperbaiki performa dari seorang atau Sinarmas). Dimana perusahaan ini dibagi
sekelompok karyawan di sebuah kedalam beberapa bagian seperti bagian
perusahaan.Pelatihan sumber daya asuransi, keuangan dan marketing.
manusia merupakan hal yang penting dan Pengembangan karyawan dirasakan
harus dilakukan secara berkala sebab semakin penting bagi perusahaan
pelatihan ini sangatlah penting untuk disebabkan oleh tuntutan pekerjaan atau
menunjang kelangsungan perusahaan. jabatan dan juga diperlukan dalam rangka
Dalam sebuah pelatihan sumber daya meningkatkan pengetahuan,
manusia, karyawan akan bisa keterampilan, motivasi, pengalaman
meningkatkan kemampuan kerjanya karyawan. Setiap karyawan perusahaan
sekaligus menggali potensinya sehingga dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien,
bisa bekerja dengan lebih maksimal. kualitas, dan kuantitas pekerjaan atau
Rivai (2009: 211)mengatakan jabatan sebagai akibat kemajuan
bahwa pelatihan merupakan bagian teknologi dan ketatnya persaingan di
pendidikan yang menyangkut proses antara perusahaan sejenis. Dengan
belajar untuk memperoleh dan demikian perusahaan dituntut untuk
meningkatkan keterampilan diluar sistem memilih cara pengembangan yang sesuai
pendidikan yang berlaku dalam waktu dengan tujuan perusahaan agar hasilnya
relatif singkat dengan metode yang lebih mencapai sasaran.
mengutamakan pada praktek dari pada Keberhasilan suatu program
teori dan menurut Mangkuprawira (2004: pengembangan didukung oleh beberapa
135) bahwa pelatihan merupakan sebuah faktor yang antara lain: sasaran
proses mengajarkan pengetahuan dan pegembangan yang jelas, adanya minat
keahlian serta sikap agar karyawan dan partisipasi dari peserta
semakin terampil dan mampu pengembangan, kemampuan dan
melaksanakan tanggung jawabnya kecakapan instruktur dalam
dengan semakin baik, sesuai dengan menyampaikan materi pengembangan,
standar. materi pengembangan yang sesuai
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

dengan sasaran pengembangan, serta keahlian tertentu serta sikap agar


adanya fasilitas yang menunjang karyawan semakin terampil dan mampu
kebutuhan dalam proses pengembangan. melaksanakan tanggung jawabnya
Hanggraeni (2012: 99) dengan semakin baik, sesuai standar”.
mengungkapkan bahwa proses analisis Gibsons (2001: 379) menyatakan bahwa
kebutuhan pelatihan ini sangat penting arti pelatihan adalah “proses dan usaha
karena dapat memberikan informasi untuk menyediakan pada karyawan
kepada organisasi mengenai jenis dengan informasi, keahlian, dan mengerti
pelatihan dan pengembangan apakah tentang organisasi dan tujuannya”.
yang dibutuhkan oleh pekerja guna Menurut Siagian (2008: 175) “pelatihan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi adalah proses belajar mengajar dengan
organisasi dan Siagian (1998: 175) menggunakan teknik dan metode tertentu
mengatakan bahwa pelaksanaan secara konsepsional dapat dikatakan
pelatihan dimaksudkan untuk bahwa latihan dimaksudkan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memiliki meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan keterampilan yang baik, kemampuan kerja seseorang atau
kemampuan dan sikap yang baik untuk sekelompok orang”. Biasanya yang sudah
mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia bekerja pada suatu organisasi yang
dengan produktivitas kerja yang tinggi efisiensi, efektivitas dan produktivitas
yang mampu menghasilkan kinerja yang kerjanya dirasakan perlu untuk dapat
baik. ditngkatkan secara terarah dan pragmatik.
Pelatihan adalah suatu kegiatan Moekijat (2005: 4) menyatakan
untuk memperbaiki kemampuan kerja “Pelatihan diperlukan untuk membantu
seseorang dalam kaitannya dengan pegawai menambah kecakapan dan
aktivitas ekonomi. Pelatihan membantu pengetahuan yang berhubungan erat
karyawan dalam memahami suatu dengan pekerjaan di mana pegawai
pengetahuan praktis dan penerapannya, tersebut bekerja”. Terdapat tiga syarat
guna meningkatkan keterampilan, yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan
kecakapan, dan sikap yang diperlukan dapat disebut latihan, yaitu: (a) Latihan
organisasi dalam usaha mencapai. harus membantu pegawai menambah
Menurut Pangabean (2002) “Pelatihan kemampuannya. (b) Latihan harus
suatu usaha untuk meningkatkan menimbulkan perubahan dalam
pengetahuan atau pemahaman tentang kebiasaan, dalam informasi, dan
suatu pekerjaan, meningkatkan pengetahuan yang ia terapkan dalam
keterampilam karyawan untuk melakukan pekerjaannya sehari-hari. (c) Latihan
pekerjaan tertentu”. Hamalik (2001: 10) harus berhubungan dengan pekerjaan
menyatakan bahwa “Pelatihan adalah tertentu yang sedang dilaksanakan
suatu fungsi manajemen yang perlu ataupun pekerjaan yang akan diberikan
dilaksanakan terus-menerus dalam pada masa yang akan datang.
rangka pembinaan ketenangan dalam Pernyataan-pernyataan tentang
suatu organisasi secara spesifik, proses pelatihan di atas mengungkapkan bahwa
latihan itu merupakan serangkaian pelatihan adalah suatu kegiatan untuk
tindakan yang dilaksanakan secara memperbaiki kemampuan kerja
berkesinambungan, bertahap dan seseorang dalam kaitannya dengan
terpadu”. Maka proses pelatihan harus aktivitas ekonomi yang dapat membantu
terarah untuk mencapai tujuan tertentu karyawan dalam memahami suatu
terkait dengan upaya pencapaian tujuan pengetahuan praktis dan penerapannya
organisasi. Itu sebabnya tanggung jawab guna meningkatkan pengetahuan,
penyelenggaraan pelatihan terletak pada keterampilan, kecakapan serta sikap
tenaga lain dari staff. seseorang yang diperlukan organisasi
Mangkuprawira (2002: 135) dalam mencapai tujuan yang juga harus
menyatakan “pelatihan adalah sebuah disesuaikan dnegan tuntutan pekrjaan
proses mengajarkan pengetahuan dan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

yang akan diemban oleh seorang keterampilan, dan sikap dengan


karyawan. perilaku karyawan yang diharapkan
Mengelola program pelatihan oleh perusahaan untuk menyelesaikan
menjadi tanggung jawab semua pihak berbagai tugas atau pekerjaan yang
yang ada di suatu lembaga atau instansi. dibebankan kepada karyawan
Komitmen dan tanggung jawab tersebut sehingga untuk mengatasi adanya
dimulai dari awal, pada saat penjajagan kesenjangan kompetensi individu
dan identifikasi kebutuhan pelatihan tersebut, maka perusahaan
sampai dengan tindak lanjut pelatihan. melaksanakan program pelatihan
Adapun kategori pelatihan menurut (Simamora, 2004: 113).
Simamora (2004) dapat dibagi menjadi Berkaitan dengan kebutuhan
tiga yang dapat dijelaskan sebagai pelatihan tersebut, maka harus
berikut. diketahui pengetahuan dan
(1) Kebutuhan Pelatihan keterampilan apa saja yang
Langkah pertama dan utama dibutuhkan karyawan untuk bekerja
dalam mengelola pelatihan adalah dan pengetahuan serta keterampilan
menjajagi dan mengetahui kebutuhan apa saja yang telah dimiliki karyawan.
pelatihan serta sejauh mana Menurut Dale (2003: 35)
kebutuhan tersebut perlu dipenuhi. “pengetahuan yang dimiliki oleh
Langkah ini merupakan langkah yang seseorang bisa dikategorikan dalam
bersifat mutlak dan esensial. dua jenis, yaitu: pengetahuan yang
Mengingat pentingnya langkah ini, disadari, dan pengetahuan yang tidak
maka dalam melakukannya perlu disadari”.
perhatian dan persiapan yang matang. Ketika seeorang menjalani
Pendekatan identifikasi kebutuhan kehidupannya, orang tersebut akan
pelatihan secara sistematis ini mengumpulkan dan mempelajari fakta,
mempunyai relevansi yang jelas menyaksikan peristiwa dan
antara kebutuhan pelatihan dengan mendapatkan potongan-potongan
kebutuhan atau persyaratan tugas. informasi lain yang kemudian akan
Untuk menghindari terjadinya ditambahkan ke dalam simpanan
pemberian suatu pelatihan yang tidak kognitifnya. Semua ini akan
tepat yang akan berakibat pada membentuk memori dan diakses
penggunaan waktu dan uang ketika yang bersangkutan memproses
perusahan yang sia-sia, maka perlu informasi baru dan/atau
dilakukan identifikasi kebutuhan mempersiapkan reaksi terhadap suatu
pelatihan. Analisis kebutuhan situasi atau orang lain. Ada pula
pelatihan ini berguna sebagai pondasi pengetahuan yang berkaitan dengan
bagi keseluruhan upaya pelatihan. pekerjaan atau situasi khusus yang
Analisis kebutuhan pelatihan ini diperoleh melalui pendidikan atau
merupakan usaha-usaha yang pelatihan untuk menjalankan tugas
sistematis untuk mengumpulkan atau serangkaian tugas.
informasi pada permasalahan prestasi (2) Dampak Pelatihan
kerja dalam organisasi dan untuk Regina (2008) menyatakan
mengoreksi kekurangan-kekurangan “pemberian pelatihan kepada
prestasi kerja (performance karyawan merupakan salah satu jalan
deficiencies). bagi perusahaan untuk dapat
Kekurangan-kekurangan meningkatkan kemampuan dan
prestasi kerja berkenaan dengan kapabilitas karyawan. Sudah barang
ketidakcocokan antara perilaku aktual tentu hasil yang diinginkan oleh
dengan perilaku yang diharapkan. perusahaan adalah hasil yang terbaik,
Kesenjangan ini merupakan suatu dalam arti dapat memberikan
perbedaan antara perilaku aktual konstribusi yang positif kepada
karyawan yang meliputi pengetahuan, perusahaan. Satu tujuan idealnya
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

yaitu meningkatnya omzet Metode ini menempatkan para


perusahaan”. trainee ke dalam situasi nyata, dimana
Menurut Sumantri (2005) karyawan yang berpengalaman
pelatihan juga memiliki dampak memperlihatkan atau membimbing para
sebagai berikut. karyawan baru yang diharapkan
1) Meningkatnya prestasi kerja memberikan contoh-contoh pekerjaan
melalui perubahan pengetahuan yang baik dan memperlihatkan
dan keterampilan penanganan suatu pekerjaan yang jelas
2) Terukurnya biaya yang dikeluarkan dan konkrit.Meliputi latihan orientasi,
dengan manfaat yang akan magang, pelatihan pada pekerjaan,
diperoleh (Cost Benefit Ratio) penugasan penelitian dan penilaian
3) Spesifikasi tujuan pelatihan sesuai kinerja.
dengan spesifikasi dan Metode ini memberikan beberapa
persyaratan tugas yang ada. keuntungan, antara lain:
4) Adanya peningkatan yang dapat a. Karyawan melakukan pekerjaan yang
diukur di dalam pencapaian tujuan sesungguhnya bukan tugas yang a
organisasi atau lembaga. disimulasikan.
b. Karyawan mendapatkan instruksi-
(3) Evaluasi Pelatihan instruksi dari karyawan senior yang
Menurut Simamora (2004) berpengalaman yang telah melakukan
bahwa evaluasi pelatihan pelatihan tugas dengan baik.
dapat berupa : c. Program ini sangat relevan dengan
1) Evaluasi Proses Pelatihan pekerjaan, membutuhkan biaya yang
Evaluasi proses adalah relatif rendah dan memotivasi kinerja
evaluasi yang dilakukan terhadap yang kuat.
langkah-langkah kegiatan selama 2. Metode Di Luar Pekerjaan (Off The
proses pelatihan berlangsung. Job Training)
Evaluasi proses dilakukan dengan Pelatihan dengan metode ini
mengungkapkan pendapat seluruh memberikan kesempatan pada karyawan
peserta tentang Fasilitator, selaku peserta pelatihan keluar sementara
Peserta, Materi/Isi, dan proses dari kegiatan/pekerjaannya.Pada
pelatihan. Pada umumnya evaluasi umumnya metode ini mempunyai dua
proses pelatihan dapat dilakukan macam teknik, yaitu teknik presentasi dan
dengan beberapa model atau cara, teknik simulasi.
yaitu : Evaluasi harian, Evaluasi Teknik presentasi dalam
mingguan dan Evaluasi akhir menyajikan informasi yang tujuannya
2) Evaluasi Hasil Pelatihan mengintroduksikan pengetahuan, sikap
Evaluasi hasil pelatihan dan keterampilan baru kepada para
berguna untuk mengetahui dan peserta. Teknik-teknik yang termasuk
mengukur akibat-akibat yang dalam teknik presentasi antara
ditimbulkan oleh suatu tindakan lainceramah, teknik diskusi, teknik
pelatihan. permodelan perilaku dan teknik magang.
Pelaksanaan program pelatihan Teknik simulasi sendiri adalah suatu
harus didasarkan pada metode-metode penentuan karakteristik atau perilaku
pelatihan. Metode pelatihan yang dipilih tertentu dari nilai sedemikian rupa
hendaknya disesuaikan dengan jenis sehingga para peserta dapat
pelatihan yang akan dilaksanakan dan merealisasikan seperti keadaan
tujuan pelatihan. Notoatmodjo (1998) sebenarnya.Metode-metode simulasi ini
membedakan dua macam metode (teknik) mencakup simulator alatalat, studi kasus,
yang digunakan dalam pelaksanaan permainan peran dan teknik di dalam
pelatihan sebagai berikut. keranjang (in basket).
1. Metode Di Dalam Pekerjaan (On The
Job Training)
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

Metode pelatihan off the job jabatan (job specification) menunjukkan


training atau pelatihan diluar tempat kerja siapa yang melakukan pekerjaan itu dan
memiliki beberapa keuntungan, yaitu: faktor-faktor manusia yang
a. Memberikan perspektif luar kepada diisyaratkan. Sedangkan menurut
karyawan, sehingga dapat mengetahui Hasibuan (2012: 34), spesifikasi jabatan
yang sedang terjadi di dunia luar. atau job spesification disusun
b. Memberikan kesempatan kepada berdasarkan uraian pekerjaan dengan
karyawan untuk bertemu dengan menjawab pertanyaan tentang ciri,
orang-orang dari departemen lain atau karakteristik, pendidikan, pengalaman,
perusahaan lain untuk saling bertukar dan yang lainnya dari orang yang akan
pikiran. melaksanakan pekerjaan tersebut dengan
c. Meningkatkan keluwesan karyawan dan baik.
membuat mereka lebih siap untuk Berdasarkan pendapat para ahli di
melaksanakan tugas dan tanggung atas dapat disimpulkan bahwa spesifikasi
jawab baru; serta jabatan atau spesifikasi pekerjaan
d. Menyegarkan kembali karyawan merupakan informasi tentang syarat yang
dengan menghadirkan suasana baru diperlukan karyawan untuk mengetahui
dalam pelatihan. siapa yang melakukan pekerjaan itu.
Deskripsi pekerjaan merupakan Proses analisis kebutuhan ini akan
produk yang pertama dan langsung dari memberikan informasi kepada
proses analisis pekerjaan, yaitu berupa perusahaan mengenai jenis pelatihan dan
pernyataan akurat dan ringkas tentang pengembangan apakah yang dibutuhkan
apa yang diharapkan akan dilakukan oleh oleh pekerja guna meningkatkan
karyawan didalam pekerjaannya maupun efektivitas dan efisiensi
tugas-tugas yang dilaksanakan oleh perusahaan.Menurut Hanggraeni (2012:
pemangku jabatan 99) analisis kebutuhan pelatihan adalah
Disimpulkan bahwa deskripsi jabatan proses diagnosis permasalahan-
atau pekerjaan adalah pernyataan tertulis permasalahan yang ada saat ini dan
yang menjelaskan mengapa pekerjaan kemungkinana tantangan-tantangan yang
ada, apa dan bagaimana mereka harus dihadapi kelak. Dari proses analisis
melakukan pekerjaan yang diposisikannya ini bisa diketahui kesenjangan (gap)
atau dapat juga dikatakan bahwa antara kemampuan dan keahlian pekerja
deskripsi jabatan atau pekerjaan yaitu dengan situasi kerja yang dihadapi saat ini
hasil analisis pekerjaan yang sistematis dan yang akab datang. Pengertian
sebagai rangkaian kegiatan atau proses analisis kebutuhan pelatihan yang sama
menghimpun dan mengolah informasi juga disebutkan oleh Siagian (2012: 186)
mengenai pekerjaan, analisis kebutuhan merupakan suatu
Spesifikasi pekerjaan menentukan analisis yang harus mampu mendiagnosa
persyaratan keahlian minimal bagi paling sedikit dua hal, yaitu: masalah-
seorang karyawan agar dapat masalah yang dihadapi sekarang dan
melaksanakan pekerjaannya dengan baik. berbagai tantangan baru.
Job Spesification (spesifikasi jabatan) Dari uraian diatas, dapat
menurut Nitisemito (1980: 26) merupakan disimpulkan bahwa yang dimaksud
suatu informasi tentang syarat – syarat dengan analisis kebutuhan pelatihan
yang diperlukan bagi setiap karyawan adalah suatu analisis sistematis yang
agar dapat memangku suatu jabatan menentukan apakah seorang
dengan baik. Garry Dessler (1997) karyawan/pegawai memerlukan pelatihan
spesifikasi pekerjaan (job specification) atau tidak.Kebutuhan pelatihan muncul
ialah suatu daftar tuntutan manusiawi apabila terdapat kesenjangan antara
atas suatu jabatan, yakni pendidikan, standar kinerja dengan hasil kerja yang
keterampilan, kepribadian, dan lain-lain dicapainya.
yang sesuai dengan analisis jabatan. Jika ditelaah secara lebih lanjut,
Menurut Handoko (1996) spesifikasi maka analisis kebutuhan pelatihan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

memiliki beberapa tujuan, diantaranya melakukan perencanaan pelatihan dan


adalah: pengembangan karyawan di PT Asuransi
(1) Memastikan bahwa pelatihan Jiwa Sinarmas MSIG cabang Denpasar
memang merupakan salah satu solusi dan manfaat teoritis dari penelitain ini
untuk memperbaiki atau adalah Diharapkan penelitian ini dapat
meningkatkan kinerja pegawai dan memberikan masukan dan bahan evaluasi
produktivitas Instansi/lembaga bagi pihak perusahaan dalam upaya
(2) Memastikan bahwa para partisipan meningkatkan kinerja sales dengan
yang mengikuti pelatihan benar-benar melakukan perencanaan pelatihan dan
orang-orang yang tepat. pengembangan karyawan di PT Asuransi
(3) Memastikan bahwa pengetahuan dan Jiwa Sinarmas MSIG cabang Denpasar.
keterampilan yang diajarkan selama
pelatihan benar-benar sesuai dengan METODE
elemen-elemen kerja yang dituntut Desain penelitian ini menggunakan
dalam suatu jabatan tertentu desain penelitian deskriptif. Peneltian
(4) Mengidentifikasi bahwa jenis deskriptif adalah metode-metode
pelatihan dan metode yang dipilih penelitian yang memusatkan perhatian
sesuai dengan tema atau materi pada masalah-masalah atau fenomena
pelatihan yang bersifat aktual pada saat penelitian
(5) Memastikan bahwa penurunan kinerja dilakukan, kemudian menggambarkan
atau pun masalah yang ada adalah fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki
disebabkan karena kurangnya sebagaimana adanya diiringi dengan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap- interprestasi yang rasional dan akurat.
sikap kerja; bukan oleh alasan- Jenis data yang digunakan dalam
alasan lain yang tidak bisa peneltian ini adalah kualitatif, dan sumber
diselesaikan melalui pelatihan data dalam penelitian ini adalah sumber
(6) Memperhitungkan untung-ruginya data primer dan sumber data sekunder.
melaksanakan pelatihan mengingat Teknik pengumpulan data yang digunakan
bahwa sebuah pelatihan pasti ada 2 yaitu, pencatatan dokumen dan
membutuhkan sejumlah dana. wawancara.
Dari pembahasan, penelitian ini Teknik analisis data yang
bertujuan (1) untuk mendeskripsikan dan digunakan dalam penelitian ini adalah
melihat spesifikasi pekerjaan pada PT teknik analisis deskriptif untuk
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar, mendeskripsikan dan menggambarkan
(2) melihat Kesesuaian antara deskripsi objek yang akan diteliti. Menurut Nasir
dengan spesifikasi pekerjaan karyawan (1999) bahwa tujuan deskriptif ini adalah
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG untuk membuat deskripsi, gambaran atau
Denpasar, (3) untuk kesesuaian standar lukisan secara sistematis, faktual dan
kinerja dengan kinerja yang dicapai oleh akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
karyawan PT Asuransi Jiwa Sinarmas serta hubungan antar fenomena yang
MSIG Denpasar, (4) untuk mengetahui diselidiki.
jumlah karyawan PT Asuransi Sinarmas
MSIG Denpasar yang perlu melakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
pelatihan dan pengembangan per unit Hasil
kerja. Berdasarkan penelitian yang telah
Dari tujuan diatas maka penelitian dilakukan, dan melihat rumusan masalah
ini akan memperoleh 2 manfaat yaitu yang ada, maka dapat diperoleh hasil
manfaat praktis dan teoriti. Manfaat bahwa job description dan job
praktis dari penelitian ini adalah spesification karyawan pada PT Asuransi
Diharapkan penelitian ini dapat Jiwa Sinarmas MSIG Cabang Denpasar
memberikan masukan dan bahan evaluasi dapat dilihat pada Tabel 1.
bagi pihak perusahaan dalam upaya
meningkatkan kinerja sales dengan Tabel 1 Tabel Job Description dan Job
Specification Karyawan Pada PT Asuransi Jiwa
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

Sinarmas MSIG Cabang Denpasar unuit kerja sales


excecutive.
No Unit Kerja Job Description Job 3 Sales 1. Mencari nasabah S1
Specification Excecutive untuk ikut Manaej
program asuransi emen
1 Agency 1. Memberi S1 yang dimiliki oleh
Manager bimbingan Manajemen asuransi Pemasaran
kepada sales sinarmas.
marketing. Tabel 2 Tabel Kesesuaian antara Job Description
2. Bertanggung
jawab segala Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Cabang Denpasar 20
aktvitas yang
dilakukan oleh
unit kerja sales
marketing,
2 Sales 1. Memberi SI
Marketing bimbingan Manajemen
kepada sales Pemasaran
excecutive.
2. Bertanggung
jawab segala
aktivitas yang
dilkukan oleh

Jumlah Kesesuaian
Karyawan Job
Tabel 3 Tabel Standar Kinerja dan Pencapaian Kinerja K
Unit Job Job Kategori
(orang) Description
Kerja Description Specification Jiwa Sinarmas Kesesuaian
Tidak dengan Job
Sesuai
Sesuai Specification
Memberi S1
bimbingan Akuntansi, S1
Agency S1
kepada 8 12 Bahasa Tidak sesuai
Mananger Manajemen
sales Inggris, D3
marketing. Perhotelan
Memberi S1 Akuntansi,
bimbingan S1 D3
Sales Tidak
kepada Manajemen 8 12 Akuntansi,
Marketing Sesuai
sales Pemasaran S1 Bahasa
excecutive. Inggris
S1 SMA, SMK,
Sales Mencari
Manajemen D3 akutansi, Tidak
nasabah 15 25
Excecutive Pemasaran D3 Sesuai
Perhotelan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

Rata-rata Jumlah Karyawan (orang) Kategori Keterangan


Standar
No Unit Kerja Pencapaian Kinerja
Kinerja
Kinerja Sesuai Tidak Sesuai

1 Agency Pencapaian omset yang Tidak Belum Perlu


Kompet
omset dicapai Kompet memenuhi Pelatihan
en
Manager sebesar Rp sebesar Rp en standar (karyawan
80.000.000/ 62.250.000/ kinerja yang tidak
bulan bulan kompeten)
8 6 6

2 Sales Pencapaian omset yang Belum Perlu


omset dicapai memenuhi Pelatihan
Marketing sebesar Rp sebesar Rp 8 4 8 standar (karyawan
50.000.000/ 36.000.000/ kinerja yang tidak
bulan bulan kompeten)

3 Sales Pencapaian omset yang Belum Perlu


omset dicapai memenuhi Pelatihan
Excecutive sebesar Rp sebesar Rp 15 7 18 standar (karyawan
20.000.000/ 12.000.000/ kinerja yang tidak
bulan bulan kompeten)

Pelatihan

Kompetensi di
bidang
memberikan
masukan atau
arahan kepada
karyawan yang
Agency
6 orang lain agar dapat
Manager
memotivasi setiap
karyawan pada
unit kerja agency
manager untuk
meningkatkan
kinerja.

Kompetensi di
bidang
memberikan
masukan atau
arahan kepada
karyawan pada
Sales
8 orang unit sales
Marketing
executive agar
dapat memotivasi
setiap karyawan
unutk
meningkatkan
kinerja.

Tabel 4 Tabel Jumlah Karyawan yang Perlu Kompetensi di


Mengikuti Pelatihan dan dalam bidang
Kompetensi yang Dibentuk Sales pemasaran,
18 orang khususnya
Jumlah Excecutive
Karyawan Kompetensi yang didalam pencarian
Unit Kerja
yang Dibentuk nasabah dalam
Mengikuti konteks berbahasa
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

yang baik, sopan karyawan dari 3 unit kerja tersebut yang


terhadap nasabah tidak kompeten di bidangnya.
dan mampu Berdasarkan tabel 4 Hasil
menarik hati penelitian menyatakan bahwa jumlah
pelanggan agar
karyawan di PT Asuransi Jiwa Sinarmas
dapat bergabung
kedalam asuransi.
MSIG Cabang Denpasar yang perlu
mengikuti pelatihan untuk peningkatan
Berdasarkan 3 unit kerja pada kompetensi di bidang sumber daya
tabel 1 yang ada pada PT Asuransi manusia sejumlah 32 orang yang tersebar
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar, di masing-masing unit kerja yang ada. Hal
menunjukan bahwa setiap unit kerja tersebut sejalan dengan penelitian
sudah memiliki Job Description masing- Yulianto (2009) yang menyatakan bahwa
masing yang sudah ditetapkan. Masing- di dalam pelatihan diperlukanya
masing unit kerja sangat beperan penting kompetensi yang dapat mempermudah
di dalam jalanya segala aktivitas yang ada pelatihan dan memperlancar jalanya
di setiap perusahaan dan untuk Job pelatihan agar pelatihan tersebut dapat
Specification yang ada di dalam berjalan dengan baik.
perusahaan tersebut sudah ditetapkan Pembahasan
oleh perusahaan sesuai dengan Hasil penelkitian pada Tabel 1
kegiatanya masing-masing. Kesesuaian menunjukan bahwa PT Asuransi Jiwa
antara job description dengan job Sinarmas MSIG Cabang ada 3 unit kerja
specification per unit kerja pada PT yaitu agency manager, sales marketing
Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Cabang dan sales excecutive. Setiap unit kerja
Denpasar dapat dilihat pada Tabel 4.2. memiliki job description dan job
Diperlukan adanya kesesuaian antara job specification yang berbeda dan terdapat
description dan job specification dengan 3 job specification yang dapat dilihat pada
tingkat pendidikan terakhir masing-masing Tabel 4.1 . Job specification disini
karyawan. Analisis ini digunakan untuk dimaksudkan untuk mengetahui kualifikasi
mengetahui karyawan pada unit kerja pendidikan minimal yang dibutuhkan
mana yang memiliki ketidak sesuaian untuk mengisi jabatan pada masing-
antara job description dengan job masing unit kerja yang ada. Pernyataan
specificationnya sehingga perlu diberikan diatas sejalan dengan penelitian Detty
pelatihan. (2008) yang menyatakan bahwa setiap
Berdasarkan Tabel 2 diketahui ada karyawan harus memahami job
3 unit kerja yang dimiliki oleh PT Asuransi description dan job specification masing-
Jiwa Sinarmas MSIG Cabang Denpasar masing karena dengan adanya
yang tidak sesuai antara job description pemahaman tersebut karyawan
dengan job specificationnya sehingga mengetahui langkah-langkah yang akan
perlu diberikan pelatihan.. Dengan diambil unutk menjalankan perusahaanya.
ketidaksesuaian standar pendidikan yang Hasil penelitian pada Tabel 2
ada, hal tersebut dapat merusak kinerja kesesuaian antara job description dengan
yang dimiliki oleh masing-masing job specification pada PT Asuransi Jiwa
karyawan, hal tersebut juga dapat Sinarmas MSIG Cabang Denpasar di unit
merusak citra yang dimilik ole agency manager terdapat 20 orang
perusahaan. karyawan yang sesuai 8 orang dan tidak
Berdasarkan Tabel 3 diketahui sesuai 12 orang, ketidaksesuaian itu
bahwa terdapat 3 unit kerja yang tidak disebabkan karena job specification yang
dapat mencapai standar kinerja yang ditetapkan perusahaan S1 Manajemen
diberikan perusahaan. 3 unit kerja ini tetapi kelulusan yang diterima S1
dikategorikan perlu dilakukannya Akuntansi, S1 Bahasa Inggris dan D3
pelatihan kepada karyawan-karyawan Perhotelan. Pada unit kerja sales
yang tidak kompeten sehingga tidak dapat marketing terdapat 20 karyawan yang
mencapai standar kinerja.. Terdapat 32 sesuai 8 orang dan tidak sesuai 12 orang,
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

ketidaksesuaian itu disebabkan karena job description dengan job specification dan
specification yang ditetapkan perusahaan kemampuan karyawan dalam memenuhi
S1 Manajemen Pemasaran tetapi standar kinerja yang ada dapat diketahui
kelulusan yang diterima S1 Akuntansi, D3 bahwa masih terdapat 32 orang karyawan
Akuntansi dan S1 Bahasa Inggris. Dan yang tidak kompeten yang perlu untuk
pada unit sales excecutive terdapat 40 diberikan pelatihan. Dimana 32 orang
karyawan yang sesuai 15 karyawan dan karyawan tersebar di masing-masing unit
tidak sesuai 25 karyawan, kerja yang dapat dilihat pada Tabel 4.
ketidaksesuaian itu disebabkan karena job Adapun kompetensi yang dibentuk antara
specification yang ditetapkan perusahaan lain: (1) agency manager perlu
S1 Manajemen Pemasaran tetapi lulusan diberikanya pelatihan di dalam
yang diterima SMA, SMK, D3 Akuntansi memberikan motivasi pada setiap
dan D3 Perhotelan. Menurut Kristantia karyawan untuk dapat meningkatkan
(2012) menyatakan bahwan kesamaan kinerja yang dimiliki setiap karyawan; (2)
antara ¬job description dan job Sales Marketing perlu diberikanya
specification sangatlah penting didalam pelatihan di dalam memberikan arahan
suatu perusahaan karena dengan adanya yang baik kepada sales excecutive agar
kesamaan tersebut maka setiap karyawan dapat menghasilkan nasabah yg sesuai
akan lebih ,memahami tentang pekerjaan dengan standar kinerja yang telah
yang ditekuninya masing-masing dan ditetapkna; (3) sales excecutive mampu
mempercaepat proses pembelajaran di menarik hati pelanggan untuk memiliki
dalam perusahaan. asuransi di PT Asuransi Jiwa Sinarmas
Hasil penelitian pada Tabel 3 MSIG Cabang Denpasar.
Standar Kinerja dan Pencapaian Kinerja
Karyawan pada PT Asuransi Jiwa SIMPULAN
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar di unit Berdasarkan hasil penelitian diatas
agency manager terdapat 20 orang maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
karyawan yang sesuai 8 orang dan tidak berikut. (1) PT Asuransi Jiwa Sinarmas
sesuai 12 orang, dari 12 orang tersebut MSIG Cabang Denpasar memiliki Job
yang kompeten 6 orang dan tidak description yaitu memberi bimbingan dan
kompeten 6 orang. Pada unit kerja sales bertangung jawab segala aktivas yang
marketing terdapat 20 karyawan yang dilakukan oleh sales marketing, memberi
sesuai 8 orang dan tidak sesuai 12 orang, bimbingan dan bertangung jawab segala
dari 12 orang tersebut yang kompeten 4 aktivas yang dilakukan oleh sales
orang dan tidak kompeten 8 orang. Dan executive dan mencari nasabah untuk ikut
pada unit kerja sale executive terdapat 40 program asuransi yang dimiliki oleh
karyawan yang sesuai 15 orang dan tidak asuransi sinarmas dan job specification
sesuai 25 orang, dari 25 orang tersebut yang tersebar di 3 unit kerja, (2) Dalam
yang kompeten 7 orang dan tidak tingkat kesesuaian antara job description
kompeten 18 orang. Karyawan yang tidak dan job specification pada PT Asuransi
kompeten tersebut perlu mengikuti Jiwa Sinarmas MSIG Cabang Denpasar,
pelatihan karena terjadi kesenjangan dapat dikatakan bahwa dari 3 unit kerja
antara standar yang ditetapkan oleh yang diteliti maka perlu diadakanya
perusahaan dengan kinerja yang dapat pelatihan karena terdapat 49 karyawan
dicapai oleh karyawan. Hasil penelitian yang belum sesuai antara job description
tersbut percis sama dengan penelitian dan job specification, (3) Pada PT
Dewi (2006) yang menyatakan bahwa Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Cabang
karyawan yang belum memenuhi standar Denpasar di 3 unit kerja terdapat 31
kinerja yang sudah ditetapkan maka karyawan yang memenuhi standar kinerja
karyawan tersebut perlu dilakukanya dan 49 karyawan yang belum memenuhi
penelitian. standar kinerja, dari 49 orang tersebut 23
Hasil penelitian menunjukkan karyawan memiliki kompeten dan 26
bahwa jika dilihat dari kesesuaian job karyawan tidak kompeten, (4) Jumlah
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

karyawan yang harus mengikuti pelatihan Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Cabang Denpasar berjumlah 32
karyawan yang tidak kompeten yang ada
Handoko, T. Hani. 1996, Manajemen
pada 3 unit kerja yaitu agency manager,
sales marketing dan sales excecutive Perencanaan dan Sumber Daya
yang perlu diberikanya pelatihan. Manusia.Yogyakarta : PT. BPFE.
Berdasarkan simpulan diatas
maka (1) Bagi PT Asuransi Jiwa Hanggraeni, Dewi. 2012. Manajemen
Sinarmas MSIG Cabang Denpasar untuk Sumber Daya Manusia. Jakarta:
dapat meningkatkan kinerja karyawan Lembaga Penerbit Fakultas
yang dimiliki pada masing-masing unit
Ekonomi Universitas Indonesia
kerjanya. Dengan banyak adanya standar
kinerja yang belum dapat terpenuhi, maka
bagi perusahaan agar dapat memberikan Hasibuan, Malayu SP.2012. Manajemen
pelatihan yang lebih baik kepada setiap Sumber Daya Manusia. Edisi
karyawan di masing-masing unit kerja Revisi. Cetakan Keenambelas.
yang membutuhkan pelatihan, (2) Bagi Jakarta: Bumi Aksara.
peneliti khususnya yang tertarik dan
berminat untuk mendalami tentang
Husein Umar. 1997. Riset Sumber Daya
pelatihan, diharapkan untuk
mengembangkan lebih lanjut penelitian ini Manusia. Jakarta: Gramedia
khususnya pada variabel Kebutuhan Pustaka Utama.
pelatihan. Untuk dapat mengembangkan
penelitan ini diharpkan bagi para peneliti
inutk menambahkan variabel – variabel
yang berkaitang langsung dengan
kebutuhan pelatihan.

DAFTAR RUJUKAN

Alex Nitisemito. 1980. Manajemen


Personalia.Jakarta:Galih Indonesia

Dessler, Gary, 2004. Manajemen Sumber


Daya Manusia, Edisi 9, Jilid 1,
Kelompok Gramedia, Jakarta.

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan


Saefullah. 2008. Pengantar
Manajemen. Jakarta: Kencana..

Gomes. 1997. Manajemen Sumber Daya


Manusia, Yogyakarta: Andi.

H. Handari Nawawi. 2003. Manajemen


Sumber Daya Manusia Untuk
bisnis yang Kompetitif. Cetakan
ke-7. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai