Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Iktiologi Indonesia, 14(1):37-48

Kondisi biometrik ikan nila, Oreochromis niloticus (Linnaeus 1758)


yang terpapar merkuri
[Biometric condition of nile tilapia, Oreochromis niloticus (Linnaeus 1758)
after mercury exposure]
Ilham Zulfahmi1,, Ridwan Affandi2, Djamar T.F. Lumban Batu2
1
Program Studi Budi Daya Perairan. Fakultas Pertanian, Universitas Almuslim
Jln. Almuslim Matang Glumpangdua, Bireuen, Aceh
2
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FPIK, IPB
Jln. Agatis, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

Diterima: 29 Agustus 2013; Disetujui: 7 Januari 2014

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan beberapa variabel biometrik ikan nila akibat dari paparan merkuri.
Penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Juni 2013. Ikan nila berukuran panjang 11-13 cm dengan bobot rata-
rata 20 gram dipaparkan pada tiga konsentrasi merkuri klorida (0 mg L-1; 0,164 mg L-1; dan 0,196 mg L-1) selama 56
hari. Analisis dilakukan terhadap tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot, indeks hepatosomatik (HSI),
volume empedu relatif, indeks kematangan gonad, fekunditas dan diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai LC50-96 jam merkuri klorida adalah sebesar 1,64 mg L-1. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada
perlakuan 0 mg L-1 (46,67%) dan terendah pada perlakuan 0,196 mg L-1 (40,00%). Merkuri klorida dengan konsentrasi
0,196 mg L-1 memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan HSI dan volume empedu relatif serta ukuran
diameter telur ikan nila (p<0,05). Namun pada konsentrasi 0,164 mg L-1dan 0,196 mg L-1 merkuri klorida tidak ber-
pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot, indeks kematangan gonad (IKG) dan fekunditas ikan nila (p>0,05).

Kata penting: indeks hepatosomatik, merkuri klorida, toksisitas akut

Abstract
The aims of this study are to examine the changes in biometric variables of nile tilapia caused by mercury exposure.
The study was conducted from February to June 2013. Test fish were exposed to 0 mg L-1, 0.164 mg L-1, and 0.196 mg
L-1 mercury chloride for 56 days. Analysis was done for the survival rate, growth rate, hepatosomatic index, the relative
bile volume, gonadal somatic index, fecundity, and oocyte diameter. The median lethal concentration (96 hrs, LC50) of
mercury chloride was calculated as 1.64 mg L-1. The survival rate was highest in the control treatment (46.67%).
Mercury chloride with concentration 0.196 mg L-1 shows significant effect to changes HSI and relative bile volume, and
oocyte diameter of Nile tilapia (p<0.05). Mercury chloride with a concentration of 0.164 mg L-1and 0.196 mg L-1 have
not a significant effect on the growth rate of weight, gonadal somatic index, and fecundity of nile tilapia (p>0.05).

Keywords: hepatosomatic index (HSI), mercury chloride, acute toxicity

Pendahuluan da kerusakan organ-organ tubuh ikan baik bersi-


Ikan sangat sensitif terhadap perubahan di fat akut maupun bersifat kronik.
lingkungan perairan dan memainkan peran pen- Merkuri (Hg) merupakan salah satu kon-
ting dalam menilai potensi risiko yang terkait taminan yang paling banyak ditemukan pada per-
dengan pencemaran di lingkungan hidupnya airan dan sedimen (Ullrich et al. 2001). Meski-
(Lakra & Nagpure 2009). Ikan sangat rentan ter- pun terjadi secara alami, aktivitas manusia telah
hadap toksikan logam karena terus-menerus ter- memobilisasi meningkatnya kuantitas merkuri
papar di media hidupnya dan dapat masuk mela- dan telah menjadi sumber masalah kesehatan
lui insang dan asupan pakan yang terkontamina- bagi masyarakat (Clarkson & Magos 2006 dan
si. Efek bahan pencemar ini, dapat berakibat pa- Díez 2009). Kontaminan ini sangat signifikan da-
lam hal daya racunnya. Selain itu, merkuri tidak
terdegradasi oleh bakteri sehingga tetap berada
 Penulis korespondensi
Alamat surel: ilhamgravel@yahoo.com

Masyarakat Iktiologi Indonesia


Paparan merkuri pada ikan nila

secara permanen di lingkungan perairan (Clark Ikan nila (O. niloticus) yang digunakan
2001). Merkuri (Hg) merupakan salah satu polu- pada penelitian ini berjenis kelamin betina de-
tan yang sangat berbahaya walaupun dalam kadar ngan bobot rata-rata 20 gram dan kisaran panjang
yang rendah (Kehrig et al. 2002). Konsentrasi 11-13 cm sebanyak 400 ekor yang diperoleh dari
merkuri pada tubuh ikan akan terus meningkat peternak ikan lokal di kawasan Bogor. Ikan di-
melalui proses biomagnifikasi dan bioakumulasi. angkut ke laboratorium dan kemudian dipelihara
Pengaruh langsung polutan termasuk merkuri ter- dalam wadah aklimatisasi selama tujuh hari. Se-
hadap ikan biasanya dinyatakan dengan toksisitas telah masa aklimatisasi selesai, ikan sehat dipilih
akut dan uji sub kronik. untuk digunakan pada percobaan. Ikan diberi pa-
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupa- kan buatan dua kali sehari. Kotoran ikan dan lim-
kan salah satu spesies ikan yang sangat berpelu- bah pakan disipon setiap hari untuk menjaga
ang terkontaminasi merkuri. Beberapa karakte- kondisi kualitas air media.
ristik ekobiologi yang dimiliki ikan ini seperti Bahan toksikan yang digunakan pada pe-
distribusinya yang luas di lingkungan perairan, nelitian ini adalah merkuri klorida (HgCl2) ber-
tersedia pada berbagai stadia sepanjang musim, bentuk tepung halus (soluble powder) bewarna
mudah diaklimatisasikan pada kondisi laborato- putih dan mudah larut dalam air. Larutan stok
rium dan memiliki nilai komersial yang tinggi merkuri klorida dipersiapkan 48 liter dan berkon-
menyebabkan ikan nila sangat cocok untuk dija- sentrasi tinggi (100 mg L-1) yang siap untuk dien-
dikan hewan uji pada studi toksisitas. cerkan kedalam konsentrasi yang diperlukan pa-
Untuk mengetahui sejauh mana efek dari da uji toksisitas. Wadah pemeliharaan ikan uji
bahan pencemar merkuri, maka dilakukan uji yang digunakan adalah akuarium berukuran 60
toksisitas. Uji toksisitas akan menjelaskan keter- cm x 40 cm x 30 cm dengan volume air sebanyak
ikatan atau hubungan antara besarnya konsentrasi 43,2 liter.
merkuri di dalam air dengan perubahan-perubah-
an yang timbul pada ikan. Penelitian ini bertuju- Penentuan LC50-96 jam
an untuk mengkaji perubahan beberapa parame- LC50-96 jam didapatkan dengan melaku-
ter biometrik (kelangsungan hidup, laju pertum- kan uji toksisitas akut. Dosis merkuri klorida
buhan bobot, kondisi hati, dan empedu serta ke- yang diujikan pada uji toksisitas akut didasarkan
ragaan reproduksi) ikan nila (O. niloticus) akibat pada uji pendahuluan dengan metode Range Fin-
dari paparan merkuri. ding Test yang dilakukan sebelum uji toksisitas
akut. Metode uji toksisitas akut pada penelitian
Bahan dan metode ini mengacu pada US-EPA (1991). Dosis mer-
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Fe- kuri klorida yang digunakan pada uji toksisitas
bruari sampai dengan Juni 2013. Pemeliharaan akut yaitu 0,37 mg L-1; 1,64 mg L-1; 3,14 mg L-1;
ikan uji, uji toksisitas akut, dan uji kronik dilak- dan 9,92 mg L-1 dengan ulangan sebanyak dua
sanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, kali. Ikan uji ditempatkan sebanyak 10 ekor per
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, wadah dengan tidak diberi makan dan tidak dila-
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut kukan pergantian air. Penentuan LC50-96 jam di-
Pertanian Bogor. lakukan dengan melakukan pendataan terhadap

38 Jurnal Iktiologi Indonesia


Zulfahmi et al.

mortalitas ikan uji berdasarkan selang waktu lo- Nt


SR = × 100
N0
garitmik (logarithmic time interval) pada jam ke-
12, 24, 48, 72, dan 96. Penentuan nilai LC50-96 SR: tingkat kelangsungan hidup (%), Nt: jumlah ikan
pada akhir pengamatan, No: jumlah ikan pada awal
jam dilakukan dengan analisis probit mengguna- pengamatan
kan perangkat lunak EPA probit analysis version
1.5. Selanjutnya untuk menghitung laju per-
tumbuhan bobot digunakan persamaan Steffens

Uji kronik (1989), sebagai berikut:

Konsentrasi merkuri klorida (HgCl2) yang ̅̅̅̅t


t W

digunakan pada uji kronik terdiri atas tiga kon- LPBRH = (√ − 1) × 100
̅̅̅̅
W0
sentrasi yaitu kontrol (0 mg L-1 HgCl2), konsen-
LPBRH : laju pertumbuhan bobot rata-rata harian
trasi batas aman (10% dari LC50-96 jam) (Finney
(%),Wt : bobot rata-rata akhir (gram),W0: bobot rata-
1971), dan nilai interval +20% dari konsentrasi rata awal (gram), t: lama pemeliharaan (hari)

batas aman. Rancangan percobaaan yang dilaku- Pengamatan terhadap perubahan kondisi
kan pada uji sub kronik adalah rancangan acak hati dan empedu dilakukan dengan menghitung
lengkap (RAL) dengan menggunakan tiga perla- indeks hepatosomatik dan volume empedu relatif
kuan dengan tiga ulangan pada setiap perlakuan- ikan uji. Persamaan yang digunakan untuk meng-
nya. Dosis merkuri klorida (HgCl2) yang diujikan hitung HSI menurut Htun-Han (1978) yaitu:
yaitu 0 mg L-1 (perlakuan kontrol), 0,164 mg L-1
Bh
(perlakuan 1), dan 0,196 mg L-1 (perlakuan 2), HSI = × 100
Bt
dengan jumlah ikan uji sebanyak 10 ekor untuk
HSI: indeks hepatosomatik (%), Bh: berat hati (gram),
setiap wadah uji. Ikan uji dipelihara selama 56 Bt: berat tubuh termasuk hati (gram)

hari, diberi pakan komersial dengan rasio pakan


Selanjutnya untuk menghitung volume empedu
(feeding rate) 2% dari bobot tubuh sebanyak dua
relatif digunakan rumus:
kali sehari. Pergantian air secara total dilakukan
setiap 14 hari sekali. Ve
VER = × 100
Vh
Variabel biometrik yang diamati pada uji
VER: volume empedu relatif (%), Ve: volume empedu
sub kronik yaitu kelangsungan hidup, laju per- (ml), Vh: volume hati termasuk empedu (ml)
tumbuhan bobot rata-rata harian (LPBRH), in-
deks hepatosomatik (Hepato somatic index HSI), Indeks kematangan gonad dihitung de-
volume empedu relatif (VER), indeks kematang- ngan menggunakan persamaan (Effendie 1979),
an gonad (IKG), fekunditas, dan sebaran diame- sebagai berikut:
ter telur. Penentuan tingkat kematangan gonad Bg
IKG = × 100
(TKG) ikan dilakukan secara visual dengan Bt

mengamati ciri morfologinya menggunakan pen- IKG: indeks kematangan gonad, Bg: bobot gonad (g),
Bt: bobot tubuh (g)
dekatan Effendie (1979).
Tingkat kelangsungan hidup ikan uji dihi- Fekunditas total dihitung dengan metode
tung dengan menggunakan persamaan (Effendie
gravimetrik pada ikan yang mempunyai tingkat
1979), sebagai berikut: kematangan gonad (TKG) III dengan persamaan

Volume 14 Nomor 1, Februari 2014 39


Paparan merkuri pada ikan nila

Effendie (1979) sebagai berikut: Selama uji toksisitas akut, ikan nila me-

G nunjukkan berbagai perubahan tingkah laku. Per-


F= × X
Q ubahan tingkah laku ikan nila terlihat secara jelas

F: fekunditas total (butir), G: bobot ovarium (gram), pada konsentrasi HgCl2 tertinggi (9,92 mg L-1)
Q: bobot sub ovarium (gram), X : jumlah telur ter- dan terjadi beberapa saat setelah waktu pemapar-
cacah (butir)
an. Perubahan tingkah laku yang teramati adalah
Pengukuran diameter telur dilakukan pada hiperaktif, pergerakan operkulum yang cepat dan
ikan uji ber-TKG III. Jumlah telur yang diukur jari-jari sirip punggung yang berdiri tegak.
diameternya sebanyak 150 butir untuk setiap per-
lakuan dengan menggunakan mikroskop (pembe- Variabel fisik-kimiawi air
saran 4x10) yang telah dilengkapi dengan mikro- Hasil pengukuran variabel fisik-kimiawi
meter. air pada media pemeliharaan selama penelitian
Pengukuran variabel fisik-kimiawi air pa- disajikan pada Tabel 2. Nilai amoniak selama pe-
da media pemeliharaan dilakukan secara in-situ nelitian cenderung fluktuatif pada setiap penga-
dan ex- situ setiap 14 hari sekali meliputi suhu, matan. Pada pengamatan hari ke-14 kandungan
oksigen terlarut, pH, dan amoniak. Pengukuran amoniak dalam akuarium tergolong tinggi yakni
suhu dilakukan menggunakan termometer, oksi- berkisar antara 0,01-3,144 mg L-1 dan cenderung
gen terlarut diukur dengan menggunakan dissol- menurun pada minggu-minggu berikutnya. Pada
ved oxygen meter, pH diukur dengan mengguna- akhir pengamatan nilai amoniak berada pada ki-
kan pH meter, sedangkan amoniak diukur dengan saran 0,009-0,114 mg L-1.
menggunakan metode spektrofotometrik.
Tingkat kelangsungan hidup
Analisis statistik Persentase kelangsungan hidup pada uji
Analisis statistik yang digunakan untuk sub kronik tertinggi terdapat pada perlakuan kon-
melihat pengaruh paparan merkuri terhadap laju trol yakni sebesar 46,67%; sedangkan pada per-
pertumbuhan bobot rata-rata harian, bobot hati, lakuan 1 (0,164 mgL-1) dan 2 (0,196 mgL-1) yaitu
volume empedu, IKG dan fekunditas serta ukur- masing masing sebesar 40,00% (Gambar 1).
an diameter telur ikan nila adalah ANOVA satu Pada dua minggu pertama setelah pema-
arah. Kriteria berbeda nyata yang digunakan paran, tingkat kelangsungan hidup ikan nila pada
adalah pada tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05). perlakuan kontrol (0 mg L-1 HgCl2) menurun
menjadi 86,67%; sedangkan pada perlakuan 1
Hasil (0,164 mg L-1 HgCl2) dan perlakuan 2 (0,196 mg
LC50-96 jam L-1 HgCl2) menurun masing-masing menjadi 80%
Data mortalitas ikan nila pada uji toksisi- dan 76,67%. Menurunnya persentase tingkat ke-
tas akut menunjukkan bahwa semakin tinggi kon- langsungan hidup pada perlakuan kontrol (0 mg
sentasi merkuri klorida yang dipaparkan pada L-1 HgCl2) terus terjadi sampai hari ke-56; se-
media uji maka mortalitas ikan semakin mening- dangkan pada perlakuan 1 (0,164 mg L-1 HgCl2)
kat (Tabel 1). Berdasarkan analisis probit dipero- dan 2 (0,196 mg L-1 HgCl2) bertahan pada nilai
leh nilai LC50-96 jam sebesar 1,64 mg L-1 HgCl2. 40% dari pengamatan hari ke-42 sampai ke-56.

40 Jurnal Iktiologi Indonesia


Zulfahmi et al.

Tabel 1. Data mortalitas ikan nila pada uji toksisitas akut


Mortalitas ikan (%) pada jam ke
HgCl2 (mg L-1) Jumlah ikan (Ekor)
12 24 48 72 96
0,37 10 0 0 0 0 0
0,37 10 0 0 0 0 0
1,64 10 0 50 60 60 60
1,64 10 0 40 50 50 50
3,15 10 70 100 100 100 100
3,15 10 70 100 100 100 100
9,92 10 100 100 100 100 100
9,92 10 100 100 100 100 100

Tabel 2. Kisaran variabel fisik-kimiawi air selama penelitian


Waktu Pengamatan (hari ke-)
Variabel Satuan
14 28 42 56
o
Suhu C 29-29,4 28,9-29,3 27,0-28,1 28,3-29,1
Oksigen terlarut mg L-1 5,6-6,6 5,7-7,2 5,3-6,1 5,8-6,3
pH - 6,1-7,6 6,4-7,4 6,0-6,3 6,0-6,3
NH3 mg L-1 0,01-3,14 0,12-0,25 0,01-0,3 0,009-0,1

ruh perlakuan merkuri terhadap laju pertumbuh-


an bobot ikan nila tidak menunjukkan perbedaan
yang nyata (p > 0,05).

Kondisi hati dan empedu


Nilai rata-rata HSI ikan nila pada perlaku-
an kontrol (0 mg L-1) yaitu sebesar 3,46%. Nilai
rata-rata HSI cenderung meningkat pada perlaku-
an 1 yaitu sebesar 3,66%, sedangkan pada perla-
kuan 2 nilai rata-rata HSI menurun menjadi

Gambar 1. Perkembangan tingkat kelangsungan 2,09%. Pengaruh merkuri klorida (HgCl2) terha-
hidup ikan nila selama penelitian dap HSI disajikan pada Gambar 2.
Peningkatan nilai rata-rata HSI pada per-
Laju pertumbuhan bobot lakuan 1 (3,66 %) dibandingkan dengan perlaku-
Pengamatan pertumbuhan bobot dilaku- an kontrol (3,46%) akibat pemaparan merkuri ti-
kan selama masa pemeliharaan 56 hari. Tabel 3 dak memberi perbedaan yang nyata (p > 0,05).
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bobot Tetapi rendahnya nilai rata-rata HSI yang terda-
rata-rata harian ikan nila tertinggi terdapat pada pat pada perlakuan 2 (2,09%) memberikan per-
perlakuan kontrol (0,270%) diikuti oleh perlaku- bedaan yang nyata (p < 0,05) jika dibandingkan
an 2 (0,238%) dan perlakuan 1 (0,250%). Penga- dengan pada perlakuan kontrol.

Tabel 3. Laju pertumbuhan bobot rata-rata harian ikan nila


Konsentrasi HgCl2 (mgL-1) Wo (g) Wt (g) LPBRH (%)
0 21,08±1,31 24,53±6,80 0,27ns
0,164 21,57±2,07 24,64±4,69 0,23ns
0,196 20,80±0,55 23,92±0,29 0,25ns
Keterangan: ns: tidak berbeda nyata, W0 : bobot rata-rata awal ikan uji, Wt : bobot rata-rata akhir ikan uji

Volume 14 Nomor 1, Februari 2014 41


Paparan merkuri pada ikan nila

Gambar 2. Pengaruh merkuri klorida (HgCl2) Gambar 3. Pengaruh merkuri klorida (HgCl2)
terhadap nilai HSI terhadap volume empedu relatif

Rata-rata nilai volume empedu relatif ikan Indeks kematangan gonad (IKG)
nila meningkat seiring dengan peningkatan kon- Nilai rata-rata IKG ikan nila pada perlaku-
sentrasi merkuri pada media (Gambar 3). Nilai an 1 menunjukkan nilai yang tertinggi (2,29%),
VER tertinggi ditemukan pada perlakuan 2 yaitu dibandingkan dengan perlakuan kontrol (0,97%)
sebesar 26,65% diikuti oleh perlakuan 1 dan per- dan perlakuan 2 (1,82%). Pengaruh merkuri ter-
lakuan kontrol yaitu masing-masing sebesar hadap indeks kematangan gonad ikan nila tidak
17,99% dan 12,26%. Pengaruh merkuri pada pe- menunjukkan perbedaan yang nyata (Tabel 4).
ningkatan nilai VER untuk perlakuan 2 (26,65%)
dibandingkan perlakuan kontrol (12,26%) me- Fekunditas dan diameter telur
nunjukkan perbedaan yang nyata antar keduanya Nilai fekunditas ikan nila pada TKG III
(p<0,05). yang diperoleh pada tiga perlakuan secara kese-

Tabel 4. Pengaruh merkuri klorida (HgCl2) terhadap IKG ikan


Konsentrasi HgCl2 (mgL-1)
Ulangan
0 0,164 0,196
1 0,42% 0,39% 0,43%
2 0,62% 1,01% 3,29%
3 1,09% 1,39% 0,62%
4 1,75% 6,36% 2,92%
Rata-Rata 0,97%±0,59 ns 2,29%±2,74 ns 1,82%±1,48 ns
Keterangan: ns: tidak berbeda nyata

Tabel 5. Fekunditas ikan nila pada setiap perlakuan


Fekunditas (butir)
Ulangan
Kontrol P1 P2
1 309 354 356
2 475 369 223
3 222 351 323
Rata-Rata 335±128 ns 358±10 ns 301±69 ns
Keterangan: P: perlakuan ns: tidak berbeda nyata

42 Jurnal Iktiologi Indonesia


Zulfahmi et al.

luruhan berkisar 222-475 butir per individu. Ha- kan sebelumnya. Ikan nila memiliki daya toleran-
sil perhitungan nilai rataan fekunditas ikan nila si yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis
yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat ikan lainnya. Poopal et al. (2013) melaporkan
pada Tabel 5. Uji statistik menunjukkan tidak ada bahwa nilai LC50 merkuri klorida terhadap Cir-
perbedaan nyata pada fekunditas akibat pema- rhinus mrigala berukuran 6,0±0,5 cm adalah
paran merkuri dengan konsentrasi uji (p>0,05). 0,34 mg L-1. Pandey et al. (2005) juga melapor-
Diameter telur ikan nila pada TKG III me- kan bahwa nilai LC50 merkuri klorida terhadap
nyebar pada kisaran diameter 0,250-1,250 mm. Channa punctatus adalah 0,35 mg L-1. Bleau et
Gambar 4 menunjukkan bahwa pemaparan mer- al. (1996) menyatakan bahwa perbedaan nilai
kuri pada ikan uji tidak menyebabkan terjadinya LC50 terjadi diakibatkan oleh adanya perbedaan
perubahan pada tipe pemijahan (memijah secara spesies, jenis kelamin, umur, dan ukuran hewan
bertahap). Hal ini terlihat dari jumlah modus uji serta kondisi variabel lingkungan media.
yang sama pada setiap perlakuan. Tabel 6 me- Kematian ikan nila secara cepat pada uji
nunjukkan bahwa telur ikan nila pada perlakuan toksisitas akut disebabkan oleh rusaknya organ
1 dan perlakuan 2 (memiliki diameter telur yang pernapasan. Struktur jaringan insang yang tersu-
relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan sun oleh epitel tipis, dan secara langsung berhu-
diameter telur ikan nila pada perlakuan kontrol. bungan dengan zat toksik di lingkungan, menye-
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa babkan organ tersebut mengalami kerusakan
diameter telur pada kontrol tidak menunjukkan (Roberts 1978). Insang merupakan organ yang
perbedaan yang nyata (p>0,05) jika dibanding- sangat berperan dalam mengatur pertukaran ion,
kan dengan perlakuan, akan tetapi terjadi per- osmoregulasi, pertukaran gas, menjaga keseim-
bedaan yang nyata (p<0,05) jika dibandingkan bangan pH, dan eksresi nitrogen (Mathan et al.
dengan ukuran diameter telur pada perlakuan 2. 2010). Organ insang yang bersentuhan langsung
dengan media air menyebabkan insang sangat
Pembahasan berpeluang terkontaminasi toksikan (Ay et al.
Berdasarkan uji toksisitas akut yang dila- 1999). Insang sangat peka terhadap pengaruh
kukan selama 96 jam diperoleh nilai LC50 sebesar toksisitas logam berat, pada kondisi terpapar lo-
-1
1,64 mgL HgCl2. Nilai LC50 merkuri klorida gam berat aktivitas enzim pada insang terganggu
terhadap berbagai jenis ikan juga telah dilapor- (Purnomo & Muchyiddin 2007).

Tabel 6. Rata-rata ukuran diameter telur ikan nila pada setiap perlakuan
Frekuensi (butir)
Kisaran diameter telur (mm)
Kontrol P1 P2
0,188-0,313 11 19 17
0,313-0,438 9 18 15
0,438-0,563 57 42 45
0,563-0,688 9 14 24
0,688-0,813 33 29 33
0,813-0,938 8 3 4
0,938-1,063 21 24 11
1,063-1,188 0 1 0
1,188-1,313 2 0 1
Rata-rata 0,63±0,22 ns 0,596±0,23 ns 0,586±0,20 s
Keterangan: P: perlakuan; s: berbeda nyata; ns: tidak berbeda nyata

Volume 14 Nomor 1, Februari 2014 43


Paparan merkuri pada ikan nila

0 mg L-1

0,164 mg L-1

0,196 mg L-1

Gambar 4. Persebaran diameter telur pada masing-masing perlakuan

Poopal et al. (2013) melaporkan bahwa adanya paparan merkuri klorida. Penurunan akti-
+ +
penurunan aktivitas enzim Na /K - ATPase pada vitas enzim Na+/K+- ATPase juga terjadi pada
organ insang Cirrhinus mrigala terjadi akibat Platichtys flesus yang terdapat di wilayah per-

44 Jurnal Iktiologi Indonesia


Zulfahmi et al.

airan yang terkontaminasi merkuri (Stagg et al. Rasio pakan 2% dari bobot tubuh yang
1992). diberikan didasarkan pada pertimbangan agar
Selama 56 hari masa pemeliharaan, perla- ikan uji mampu bertahan hingga akhir masa
kuan kontrol (0 mg L-1) memiliki persentase ting- pemeliha-raan dan mengurangi pencemaran air
kat kelangsungan hidup tertinggi (46,67%) di- pada media uji akibat sisa pakan.
-1
ikuti oleh perlakuan 1 (0,164 mg L ) dan per- Palar (2004) menjelaskan bahwa kebera-
-1
lakuan 2 (0,196 mg L ) yakni masing masing daan toksikan dapat memengaruhi kerja enzim-
sebesar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa se- enzim yang berada di dalam hati. Kong et al.
makin tinggi dosis merkuri klorida yang dipa- (2012) melaporkan adanya peningkatan aktivitas
parkan terhadap hewan uji akan menurunkan de- enzim acid phosphatase (ACP) dan alkalin phos-
rajat kelangsungan hidup ikan uji tersebut. Me- phatase (AKP) serta sitokrom P-450 (Henczová
nurut Lu (1995) semakin besar konsentrasi logam et al. 2008) di dalam hati ikan seiring meningkat-
berat yang dipaparkan pada media pemeliharaan nya dosis dan waktu pemaparan merkuri yang
akan semakin meningkatkan tingkat mortalitas diberikan. Hal yang sama juga pernah dilaporkan
organisme akuatik. sebelumnya oleh Broeg (2003). Aktivitas enzim
Adanya mortalitas ikan uji pada konsen- akan menurun seiring meningkatnya akumulasi
trasi kontrol disebabkan adanya pengaruh kondisi merkuri di dalam hati hewan uji (Henczová et al.
variabel kimiawi media terutama ammoniak. 2008). Turunnya aktivitas enzim yang berada di
Hasil pengamatan variabel fisik-kimiawi yang dalam hati akan menyebabkan terganggunya pro-
dilakukan pada hari ke-14 menunjukkan nilai ses metabolisme di dalam hati, yang akan ber-
amoniak tertinggi dibandingkan dengan hari ke dampak pada turunnya bobot hati (HSI).
28, 42, dan 56. Nilai amoniak pada awal peme- Perubahan nilai HSI terjadi akibat vakuo-
-1
liharan berkisar antara 0,01-3,144 mgL . Amo- lalisasi sitoplasma diikuti dengan penciutan inti
niak yang tinggi ini diduga berasal dari kandung- sel yang menyebabkan menurunnya nilai HSI
an feses di dalam air yang berasal dari ikan uji (Lam et al. 2006). Perubahan nilai HSI ini me-
yang memiliki kepadatan relatif tinggi (10 ekor nunjukkan bahwa ukuran dan bobot sel hati men-
per wadah). Nilai amoniak yang tinggi dapat jadi mengecil atau berkurang akibat adanya pe-
menyebabkan ikan mengalami kehilangan kese- maparan dari merkuri. Figueiredo-Fernandes et
imbangan dan menyebabkan kematian (Palar al. (2007) juga melaporkan adanya perubahan ni-
2004). lai HSI pada ikan nila akibat paparan Cu.
Laju pertumbuhan bobot rata-rata harian Pemaparan merkuri juga mengakibatkan
ikan nila tertinggi terdapat pada perlakuan kon- terganggunya kondisi hati ikan. Hati merupakan
trol (0,27%) diikuti dengan perlakuan 2 (0,23%) organ utama untuk melakukan biotransformasi
dan perlakuan 1 (0,25%). Pada penelitian ini berbagai macam bahan kimiawi. Organ hati sa-
konsentrasi merkuri belum memberikan penga- ngat sensitif terhadap paparan dari berbagai tok-
ruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan bobot sikan yang berada di lingkungan perairan. Organ
ikan. Hal ini disebabkan tidak adanya pemberian ini dapat menunjukkan gelaja perubahan fisiolo-
pakan dalam jumlah yang optimum pada semua gis dan biokimiawi yang muncul akibat paparan
perlakuan sehingga tidak menyebabkan adanya toksikan. Rata-rata nilai HSI menunjukkan ada-
pengaruh terhadap laju pertumbuhan bobot ikan. nya perbedaan yang nyata (p <0,05) antara perla-

Volume 14 Nomor 1, Februari 2014 45


Paparan merkuri pada ikan nila

kuan kontrol (0 mg L-1) dengan perlakuan 2 akibat pengaruh berbagai polutan masih belum
-1
(0,196 mg L ). Nilai HSI pada perlakuan kontrol banyak dipublikasikan pada berbagai pustaka.
-1
(0 mg L ) pada akhir pengamatan yaitu 3,46%, Pemaparan merkuri tidak memberikan pe-
sedangkan pada perlakuan 2 (0,196 mg L-1) ada- ngaruh yang nyata pada bobot gonad. Hasil peng-
lah 2,09%. Giguère et al. (2004) menyatakan amatan terhadap IKG dan fekunditas ikan uji ti-
bahwa hati adalah organ paling cocok untuk bio- dak menunjukkan perbedaan nyata. Kasper et al.
monitoring kesehatan ikan terutama akibat papar- (2009) menjelaskan bahwa akumulasi merkuri
an logam berat, karena konsentrasi logam paling paling sedikit terdapat di gonad dan tidak terlalu
banyak terakumulasi di bagian hati. memberikan pengaruh yang berarti terhadap per-
Merkuri di dalam hati terbagi menjadi dua kembangan gonad ikan. Batchelar et al. (2013)
bagian yaitu sebagian terakumulasi di dalam hati menyatakan bahwa tidak ditemukan hubungan
dan sebagiannya lagi akan dikirim ke empedu signifikan antara IKG dengan kandungan merku-
(Palar 2004). Cairan empedu merupakan hasil se- ri pada tubuh Perca flavencens. Gonad tidak
kresi hati yang berfungsi untuk mengemulsi le- mampu memproses merkuri yang berikatan de-
mak sehingga lemak dapat dengan mudah dicer- ngan gugus sulfihidril dalam jumlah yang tinggi,
na dan diserap oleh usus. Selain itu, cairan empe- berbeda halnya dengan organ organ lain yang
du juga bertindak sebagai media untuk ekskresi mampu mengabsorsi merkuri (Clarkson 2002).
zat endogen dan zat eksogen dari darah dan hati Pemaparan merkuri berpengaruh nyata
yang tidak disekresikan melalui ginjal (Grosell et terhadap perubahan yang terjadi pada ukuran dia-
al. 2000). Tingginya kandungan merkuri pada meter telur ikan uji (p<0,05). Ukuran diameter
media akan menyebabkan tingginya akumulasi telur ikan uji pada perlakuan 2 (0,196 mg L-1)
merkuri dalam tubuh ikan sehingga berdampak memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan
pada tingginya volume cairan empedu pada ikan. ukuran diameter telur pada perlakuan kontrol.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Turunnya nilai HSI ikan uji pada perlakuan 2
banyak logam yang dikeluarkan dari hati menuju (0,196 mg L-1) dibandingkan pada perlakuan
empedu (Bunton & Frazier 1994 dan Dijkstra et kontrol diduga menyebabkan terganggunya pro-
al. 1996). Logam berat pada ikan diekskresikan ses vitelogenesis sehingga mengecilkan ukuran
terutama melalui empedu (Grosell et al. 2000). diameter telur ikan uji. Ram & Sathyanesan
Beberapa polutan, termasuk logam, menyebab- (1983) menyatakan bahwa merkuri inorganik
kan perubahan pada empedu (Morozov & menghambat perkembangan oocit dari Channa
Vysotskaya 2007). Neves et al. (2012) juga me- punctatus. Jalius et al. (2008) menjelaskan bah-
laporkan terjadinya perubahan pada empedu wa senyawa pencemar terutama logam berat
Mugil liza yang hidup pada daerah perairan yang seperti Pb, Cd, Cr, dan Hg memengaruhi perkem-
terkontaminasi minyak. Nilai rata-rata VER ikan bangan sel-sel kelamin tahap awal dan akhir. Ke-
uji meningkat seiring dengan meningkatnya kon- adaan ini diduga terjadi pada tahap penggandaan
sentrasi merkuri. Pengaruh merkuri terhadap pe- sel-sel yang memengaruhi proses pembelahan
ningkatan VER berbeda nyata antara perlakuan mitosis terutama pada fase metafase yang sangat
kontrol (12,26%) dan perlakuan 2 (26,65%). sensitif terhadap keberadaan toksikan dan per-
Pengukuran nilai VER pada berbagai jenis ikan ubahan lingkungan.

46 Jurnal Iktiologi Indonesia


Zulfahmi et al.

Simpulan Dijkstra M, Havinga R, Vonk RJ, Kuipers F.


1996. Bile secretion of cadmium, silver,
Nilai LC50-96 jam merkuri klorida
zinc and copper in the rat. Involvement of
(HgCl2) pada ikan nila (O. niloticus) adalah 1,64 various transport systems. Life Sciences,
59(15):1237-1246.
mg L-1. Pemaparan merkuri klorida (HgCl2) me-
Effendie MI. 1979. Metoda biologi perikanan.
ningkatkan mortalitas ikan nila. Merkuri klorida
Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hlm.
(HgCl2) menyebabkan terjadinya penurunan bo-
Figueiredo-Fernandes AA, Ferrera-Cardoso JV,
bot hati ikan nila, peningkatan volume cairan em- Garcia-Santos S, Monteiro SM, Carrola J,
Matos, Fontainhas-Fernandes. 2006. Histo-
pedu, dan membuat ukuran diameter telur ikan
pathological changes in liver and gill epi-
nila mengecil. thelium of Nile tilapia, Oreochromis nilo-
ticus, exposed to waterborne copper.
Pesquisa Veterinária Brasileira, 27(3):103-
Daftar pustaka 109.
Ay Ö, Kalay M, Tamer L, Canli M. 1999. Cop- Finney DJ. 1971. Probit analysis. Cambridge
per and lead accumulation in tissues of a University Press, New York. 245 p.
freshwater fish Tilapia zillii and its effects
on the branchial Na+/K+-ATPase activity. Giguère A, Campbell PG, Hare L, McDonald
Bulletin Environmental Contamination and DG, Ramussen JB. 2004. Influence of lake
Toxicology, 62(2):160-168. chemistry and fish age on cadmium, copper,
and zinc concentrations in various organs of
Batchelar KL, Kidd KA, Munkittrick KR, Drev- indigenous yellow perch (Perca flavescens).
nick PE, Burgess NM. 2013. Reproductive Journal of Fisheries and Aquatic Sciences,
health of yellow perch (Perca flavescens) 61(9):1702-1716.
from a biological mercury hotspot in Nova
Scotia, Canada. Science of the Total En- Grosell M, O’Donnell MJ & Wood CM. 2000.
vironment, (454-455):319-327. Hepatic versus gallbladder bile composi-
tion: in vivo transport physiology of the
Broeg K. 2003. Acid phosphatase activity in liver gallbladder in rainbow trout. American
macrophage aggregates as a marker for pol- Journal of Physiology: Regulatory Inte-
lution-induced immunomodulation of the grative and Comparative Physiology, 278:
non-specific immune response in fish. Hel- 1674-1684.
goland Marine Research, 57(3):166-175.
Henczová M, Deér AK, Filla A, Komlósi V,
Bleau H, Daniel C, Chevalier G, Van Tra H, Mink J. 2008. Effects of Cu2+ and Pb2+ on
Hontela A. 1996. Effects of acute exposure different fish species: Liver cytochrome P-
to mercury chloride and methyl mercury on 450-dependent monooxygenase activities
plasma cortisol, T3, T4, glucose and liver and FTIR spectra. Comparative Biochemis-
glycogen in rainbow trout, Oncorhynchus try and Physiology, 148:53-60.
mykiss. Aquatic Toxicology, 34:221-235.
Htun-han M. 1978. The reproductive biology of
Bunton TE, Frazier JM. 1994. Extrahepatic tissue the dab Limanda limanda (L) in the North
copper concentrations in white perch with Sea; gonadosomatic Index; Hepatosomatic
hepatic copper storage. Journal of Fish Bio- Index and condition factor. Journal of Fish
logy, 45(4):627-640. Biology, 13(3):369-378.
Clark R. 2001. Marine pollution. Oxford Univer- Jalius D. Djokosetiyanto D, Sumantadinata K,
sity Press. New York. 231 p. Riani E, Ernawati Y. 2008. Akumulasi lo-
gam berat dan pengaruhnya terhadap sper-
Clarkson TW. 2002. The three modern faces of
matogenesis kerang hijau (Perna viridis).
mercury. Environmental Health Perspec-
Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan
tives, 110(1):11-23.
Indonesia, 15(1):77-83.
Clarkson TW, Magos L. 2006. The toxicology of
Kasper D, Palermo EFA, Dias ACM, Ferreira
mercury and its chemical compounds. Criti-
GL, Leitão RP, Branco CWC, Malm O.
cal Reviews in Toxicology, 36(8):609-662.
2009. Mercury distribution in different tis-
Díez S. 2009. Human health effects of methyl- sues and trophic levels of fish from a tropi-
mercury exposure. Reviews Environmental cal reservoir. Neotropical Ichthyology, 7(4):
Contamination Toxicology, 198:111-132. 751-758.

Volume 14 Nomor 1, Februari 2014 47


Paparan merkuri pada ikan nila

Kehrig HA, Costa M, Moreira I, Malm O. 2002. Pandey S, Kumar R, Sharma S, Nagpure NS,
Total and methyl mercury in a Brazilian es- Srivastava SK, Verma MS. 2005. Acute
tuary, Rio de Janeiro. Marine Pollution Bul- toxicity bioassays of mercuric chloride and
letin, 44(10):1018-1023. malathion on air-breathing fish Channa
punctatus (Bloch). Ecotoxicology and Envi-
Kong X, Wang S, Jiang H, Nie G, Li G. 2012.
ronmental Safety, 61(1):114-120.
Responses of acid/alkaline phosphatase, ly-
sozyme, and catalase activities and lipid Poopal RK, Mathan R, Bheeman D. 2013. Short-
peroxidation to mercury exposure during term mercury exposure on Na+/K+-ATPase
the embryonic development of goldfish activity and ion oregulation in gill and brain
(Carassius auratus). Aquatic Toxicology, of an Indian major carp, Cirrhinus mrigala.
(120-121):119-125. Journal of Trace Elements in Medicine and
Biology, 27(1):70-75.
Lakra WS, Nagpure NS. 2009. Genotoxicologi-
cal studies in fishes: a review. The Indian Purnomo T, Muchyiddin. 2007. Analisis kan-
Journal of Animal Sciences, 79(1): 93-98. dungan timbal (Pb) pada ikan bandeng
(Chanos chanos Forsk.) di Tambak Keca-
Lam SH, Winata CL,Tong Y, Korzh S, Lim WS,
matan Gresik. Neptunus, 14(1):68-77.
Korzh V. 2006. Transcriptome kinetics of
arsenic-induced adaptive response in zebra- Ram RN, Sathyanesan AG. 1983. Effect of mer-
fish liver. Physiological Genomics, 27(3): curic chloride on the reproductive cycle of
351-61. the teleostean fish Channa punctatus. Bul-
letin of Environmental Contamination and
Lu CF. 1995. Toksikologi dasar. Universitas In-
Toxicology, 30(1):24-27.
donesia Press, Jakarta. 290 hlm.
Roberts RJ. 1978. Fish pathology. Bailliere Tin-
Mathan R, Kurunthachalam SK, Priya M. 2010.
dal. London. 571 p.
Alterations in plasma electrolyte levels of a
freshwater fish Cyprinus carpio exposed to Stagg R-M, Rusin J, Brown F. 1992. Na+ /K+
acidic pH. Toxicological Environmental ATPase activity in the gills of the flounder
and Chemistry, 92(1):149-157. (Platichthys flesus L.) in relation to mercury
contamination in the firth of forth. Marine
Morozov DN, Vysotskaya RU. 2007. Compara-
Environmental Research, 33(4):255-266.
tive study of bile acid composition of bile
of the European vendace Coregonus albula Steffens W. 1989. Principles of fish nutrition.
L. and the European whitefish Coregonus Ellis Horwood Limited, West Sussex, Eng-
lavaretus L. under conditions of technoge- land. 384 p.
nic water reservoir pollution. Journal of
Ullrich SM, Tanton TW, Abdrashitova SA. 2001.
Evolutionary Biochemistry and Physiology,
Mercury in the aquatic environment: a re-
43(5):490-494.
view of factors affecting methylation. Cri-
Neves RLS, Oliviera TF, Ziolli RL. 2007. Poly- tical Reviews in Environment Science and
cyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) in Technology, 31(3):241-93.
fish bile (Mugil liza) as biomarkers for en-
United States Environmental Protection Agency
vironmental monitoring in oil contaminated
(US-EPA). 1991. Methods for measuring
areas. Marine Pollution Bulletin, 54(1):
the acute toxicity of effluent and receiving
1818-1824.
waters to freshwater and marine organisms.
Palar H. 2004. Pencemaran dan toksikologi lo- 4th edition. U.S. Environmental Protection
gam berat. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Agency. Washington D.C. United States.
152 hlm. 247 p.

48 Jurnal Iktiologi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai