Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Kelompok 4
3. Jarjis (2013201098)
4. Iis Delfiani ( )
BUKITTINGGI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah limbah cair dan limbah padat. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibuk Mila Sari,SST.Msi dosen pembimbing mata kuliah Dasar Kesehatan
Lingkungan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari apa yang diharapkan, kritik dan
saran yang bersifat membangun dan membantu untuk kesempurnaan pembuatan makalah ini
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Selain dari pada itu perlu pula dikembangkan industri hilir yang menggunakan limbah
dari industri hulu sebagai bahan bakunya, serta dikembangkan pengaturan nilai ambang batas
limbah maksimum yang masih dibolehkan dibuang ke dalam lingkungan hidup, yaitu limbah
yang tidak melebihi kemampuan lingkungan alam untuk mencernanya. Sehubungan dengan hal
tersebut maka jelaslah bahwa pengolahan dan daur ulang limbah wajib dilakukan oleh setiap
industri.
Dari kajian yang telah dilakukan mengenai sampai seberapa jauh pihak industri telah
melaksanakan kewajiban tentang pengolahan limbah, diketahui bahwa ada industri yang telah
melaksanakan sistem pengolahan daur ulang limbah, demi terciptanya lingkungan yang
kondusif, sehat dan nyaman.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dan cara penanggulangan limbah cair.
b. Untuk mengetahui pengertian dan cara penanggulangan limbah padat.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari limbah yaitu sisa dari suatu
hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa
hasil buangan proses produksi atau aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat
berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut
dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu:
Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari
perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu:
air sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.
Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri.
Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri
pengolahan makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari
berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke
dalam tanah atau melalui luapan dari permukan. Air limbah dapat merembes ke dalam
saluran pembuangan melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan
dapat melalui bagian saluran yang membuka atau yang terhubung kepermukaan.
Contohnya yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan
perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas
permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa
partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem
prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga dalam proses
pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang
misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah
bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini
mengakibatkan buangan air.
Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan dampak
yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber penyakit bagi masyarakat.
Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang
berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas,
teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak
demikian bagi industri kecil atau sedang. Selain itu, limbah cair domestik biasanya tidak terlalu
diperhatikan dengan baik padahal kalau dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu lama
dapat menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, limbah air
deterjen sisa cucian apabila dibiarkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber pencemaran
lingkungan dan menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Mengingat penting dan besarnya
dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair bagi lingkungan, sehingga penting bagi sektor
industri maupun domestik untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta
memerhatikan estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu : (1)secara alami dan, (2) secara buatan.
a) Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam
stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat
pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan
adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik
pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena biaya yang
dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang berkembang.
b) Secara Buatan
Pengolahan air limbah dengan buantan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment
(pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment
(pengolahan lanjutan). Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan
untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak
sedimentasi.
Beberapa alat yang digunakan adalah saringan pasir lambat, saringan pasir cepat,
saringan multimedia, percoal filter, mikrostaining, dan vacum filter. Secondary treatment
merupakan pengolahan kedua, bertujuan untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan
menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Pengolahan limbah rumah tangga bertujuan untuk
mengurangi kandungan bahan organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor. Penguraian bahan organik
ini dilakukan oleh makhluk hidup secara aerobik (menggunakan oksigen) dan anaerobik (tanpa
oksigen).
Dalam pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alami atau secara buatan, perlu
dilakuka berbagai cara pengendalian antara lain menggunakan teknologi.
Pengolahan Limbah Cair Industri pengolahan limbah cair, teknologi peroses produksi, daur
ulang, resure, recovery dan juga penghematan bahan baku dan energi . Agar dapat memenuhi
baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu
baik di dalam proses produksi dan setelah proses produksi.
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang
berbentuk padat. Contoh dari limbah padat diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk besi,
serbuk kayu, kain, dll. Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam kelompok sebagai
berikut:
Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-
bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme. Contohnya yaitu:
sisa makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik
atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit
membusuk. Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran.
Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.
Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai
binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi
berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal daribuangan
industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.
Penanganan limbah padat bisa dibedakan dari kegunaan atau fungsi limbah padat itu
sendiri. Limbah padat ada yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan lagi serta mempunyai
nilai ekonomis seperti plastik, tekstil, potongan logam, namun ada juga yang tidak bisa
dimanfaatkan lagi. Limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan lagi biasanya dibuang, dibakar,
atau ditimbun begitu saja. Beberapa industri tertentu limbah padat yang dihasilkan terkadang
menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan tempat atau areal luas yang dibutuhkan
untuk menampung limbah tersebut.
Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa
makanan, buah, maupun sayuran). Sifat utama dari limbah padat basah ini banyak
mengandung air sehingga cepat membusuk terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.
Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya tidak mudah
membusuk. Limbah padat kering ini terdiri atas dua golongan yaitu metallic rubbish,
contohnya besi tua dan kaleng bekas. Dan yang kedua yakni non metallic rubbish seperti
kaca, mika, dan keramik.
Terdiri dari partikel-partikel kecil, ringan, dan mempunyai sifat mudah berterbangan.
Limbah ini dapat membahayakan pernafasan serta penglihatan. Wujudnya seperti debu
yang dihasilkan pabrik-pabrik serta abu yang berasal dari sisa pembakaran kayu.
Limbah padat ini memiliki ukuran yang cukup besar seperti bekas furniture (kursi
dan meja), peralatan rumah tangga (kulkas dan TV), dan lain sebagainya.
Mengolah limbah padat yang berasal dari industri umumnya lebih sulit dibandingkan
dengan sampah domestik. Berikut cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi keberadaan
limbah padat.
a) Insinerasi
Sebagian sampah tidak bisa terurai atau bahkan memiliki waktu untuk terurai yang
sangat lama. Insinerasi atau proses pembakaran umumnya dilakukan untuk limbah padat
industri. Cara ini dinilai efektif meskipun menimbulkan dampak negatif, yaitu timbulnya polusi
udara bagi lingkungan sekitar.
b) Daur Ulang
Bagi limbah yang berasal dari sampah domestik cara daur ulang masih memungkinkan
untuk diaplikasikan. Misalnya sampah dengan berbahan kertas, bisa diolah kembali menjadi
kertas kembali. Begitu juga dengan plastik bisa diolah untuk menjadi kerajinan maupun
dialihfungsikan menjadi benda lain.
c) Memilah Sampah
Ketika tidak memiliki banyak waktu untuk mengelola sampah domestik, setidaknya kita
dapat memilah dan memisahkannya. Cara ini akan memudahkan dalam proses penghancuran
atau daur ulang.
Jika tidak ada waktu untuk mengelolanya, kita dapat memberikan sampah tersebut pada
penampungan atau organisasi seperti wasterchange untuk mengelolanya.
Upaya lain dalam mengurangi limbah padat adalah dengan cara mengganti sejumlah
penggunaan barang domestik yang berpotensi menjadi sampah padat. Salah satunya yakni
dengan mengurangi penggunaan tas belanja plastik dan membawa tas belanja sendiri dari kain
maupun paper bag serta menggunakan tumbler sebagai pengganti botol plastik ketika minum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu
mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau
solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah, meskipun demikian pada
kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih banyak pula kita jumpai
limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pula menimbulkan banjir serta kerusakan
lingkungan lainnya
3.2 Saran
Bagi semua masyarakat pengelolaan limbah sejak dini merupakan tindakan yang baik
untuk masa depan. Marilah kita bersama-sama wujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.