JUDUL KASUS :
FRAKTUR FEMUR DEXTRA TERTUTUP
OLEH :
WILLIAM FRATI PRATAMA
PEMBIMBING :
Ns. SETIAWAN M.Kes
A. DEFINISI
Fraktur adalah patah tulang, biasanya di sebabkan oleh trauma tenaga fisik,
kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut keadaan tulang dan jaringan lunak di sekitar
tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap/tidak lengkap. (Prime
dan Wilson, 2006).
Fraktur Femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha disertai adanya
kerusakan jaringan lunak. (Helmi, 2012).
Fraktur Femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi
akibat trauma langsung ( kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian. (Jitowiyono,
2010).
Fraktur Femur Dextra Tertutup adalah suatu keadaan patah tulang bagian paha
atas dengan kondisi tertutup yang disebabkan oleh trauma fisik.
Tulang terdiri dari tiga sel yaitu osteoblast, osteosit, dan osteoklast. Osteoblast
merupakan sel pembentuk tulang yang berada di bawah tulang baru. Osteosit
adalah osteoblast yang ada pada matriks. Sedangkan osteoklast adalah sel
penghancur tulang dengan menyerap kembali sel tulang yang rusak maupun yang
tua. Sel tulang ini diikat oleh elemen-elemen ekstra seluler yang disebut matriks.
Matriks ini dibentuk oleh benang kolagen, protein, karbohidrat, mineral, dan
substansi dasar (gelatin) yang berfungsi sebagai media dalam difusi nutrisi,
oksigen, dan sampah metabolisme antara tulang daengan pembuluh darah. Selain
itu, didalamnya terkandung garam kalsium organik (kalsium dan fosfat) yang
menyebabkan tulang keras.sedangkan aliran darah dalam tulang antara 200 – 400
ml/ menit melalui proses vaskularisasi tulang (Black,J.M,etal,1993 dan
Ignatavicius, Donna. D,1995).
2. Fungsi Tulang
a) Memberi kekuatan pada kerangka tubuh.
b) Tempat melekatnya otot.
c) Melindungi organ penting.
d) Tempat pembuatan sel darah.
C. ETIOLOGI
1. Fraktur Fisiologis
Suatu kerusakan jaringan tulang yang diakibatkan dari kecelakaan, tenaga
fisik, olahraga, dan trauma dapat disebabkan oleh:
a. Trauma langsung
Yaitu pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara
spontan. yang paling lazim adalah karena kecelakaan sepeda motor. Fraktur ini
disebabkan karena kekuatan yang berlebihan dan tiba-tiba, dapat berupa
pemukulan, pemuntiran, penekukan maupun penarikan antara tendon dan
ligament sehingga bisa berakibat tulang terpisah. Trauma langsung
menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian
sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
Benturan pada lengan bawah, ex: fraktur tulang ulna dan radius.
b. Trauma tidak langsung
Yaitu pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh.
Trauma tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling
lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan. Jatuh tertumpu pada tangan, ex:
fraktur klavikula.
c. Trauma akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan
(Oswari E, 1993).
2. Fraktur Patologis
Dalam hal ini kerusakan tulang terjadi akibat proses penyakit dimana dengan
trauma minor dapat mengakibatkan fraktur ataupun akibat kelemahan tulang
akibat kelainan tulang. Dapat terjadi pada berbagai keadaan berikut:
a. Tumor tulang
Terbagi menjadi jinak dan ganas
b. Infeksi seperti Osteomielitis
c. Scurvy (penyakit gusi berdarah)
d. Osteomalasia
e. Rakhitis
f. Osteoporosis
D. PATOFISIOLOGI
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas
untuk menahan tekanan (Apley, A. Graham, 1993). Tapi apabila tekanan eksternal
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma
pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang.
Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks,
marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi
karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang.
Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang
mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai
dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih.
Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya
(Black, J.M, et al, 1993).
PATHWAY :
Cidera
Kecelakaan,Trauma, Terjatuh,
Osteoporosis
Fraktur
Operasi
Mobilisasi
Terapi Terapi Resiko
nonfarmakologi Infeksi
Farmakologi
Teknik relaksasi
nafas daalm
E. MANIFESTASI KLINIS
(Menurut, Nanda nic-noc, 2015)
1. Tidak dapat menggunakan anggota gerak
2. Nyeri pembengkakan
3. Terdapat trauma
4. Gangguan fungsi anggota gerak
5. Deformitas
6. Kelainan gerak
7. Krepitasi/datang dengan gejala lain
F. KLASIFIKASI FRAKTUR
Penampikan fraktur dapat sangat bervariasi dan dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu:
a. Berdasarkan sifat fraktur.
1). Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa
komplikasi. Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan
keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:
Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cidera jaringan lunak
sekitarnya.
Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan.
Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak
bagian dalam dan pembengkakan.
Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
ancaman sindroma kompartement.
2). Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) X-Ray menentukan lokasi/luas fraktur
2) Scan tulang : memperlihatkan fraktur lebih jelas
3) Arteriogram : memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler
4) Hitung darah lengkap
5) Kretinin : trauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klien ginjal
6) Profil koogulasi
http. Helmi . 2N. 2012.”Buku saku kedaruratan di bidang orthopedi” jakarta.Medica co.id.
http. Istiana 2017. “Asuhan klien dengan gangguan sistem muskulokeletal”.co.id.
http. Jihowiyono.s. 2010. “Askep post operation”. Yogyakarta. Media. Medica. Co. Id
Nurarif. 2015. “ Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosis medis dan Nanda nic
noc. Jilid 2. Medi action.
Syaifuddin. 2011.”Anatomi fisiologi kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan dan
kebidanan”.Ed.4.Jakarta EGL.