Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala

Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah


Tahun 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kesatuan ekosistem yang

menggambarkan keterkaitan antara satu komponen lingkungan hidup dengan komponen

lainnya. Komponen utama DAS adalah vegetasi, tanah dan air yang berinteraksi dengan

sumber daya manusia dan teknologi. Sungai memiliki fungsi penting bagi kehidupan

manusia, diantaranya sebagai sumber air untuk mengaliri lahan pertanian, peternakan,

perkebunan, dan yang paling penting adalah untuk memenuhi kebutuhan langsung air

bersih, baik untuk keperluan rumah tangga dan berbagai bentuk industri.

Pemanfaatan air sungai untuk berbagai kebutuhan dan aktivitas disekitar DAS

akan mempengaruhi kualitas air sungai, disamping adanya pengaruh erosi, longsor,

banjir dan sebagainya. Pengaruh yang paling utama dari berbagai aktivitas manusia dan

kejadian alam adalah menurunnya kualitas air sungai sehingga air tersebut

membutuhkan upaya untuk pengelolaan dan pemulihan. DAS Weh Pucuk Celala

merupakan salah satu sumber air yang direncanakan akan dijadikan sumber air bersih

bagi masyarakat sekitar Kecamatan Celala. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemantauan

untuk mengetahui kualitas air sungai Weh Pucuk Celala.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Mendapatkan informasi atau gambaran kualitas air sungai Weh Pucuk Celala

Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah sehingga dapat digunakan sebagai dasar

pertimbangan dalam perencanaan pengelolaan kualitas air untuk kebutuhan air bersih

bagi masyarakat sekitar.

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 1


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

2. Tujuan

a. Mengetahui kualitas air sungai Weh Pucuk Celala Kecamatan Celala

Kabupaten Aceh Tengah.

b. Tersusunnya Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Weh Pucuk

Celala Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah.

C. Ruang Lingkup Kegiatan

1. Pemantauan Lokasi Sampling

2. Pelaksanaan Sampling dan Analisa Parameter Lapangan

3. Analisa Laboratorium

4. Penyusunan Laporan

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 2


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

BAB II
GAMBARAN LOKASI DAN PROFIL PARAMETER UJI

A. LOKASI PEMANTAUAN

Lokasi pemantauan kualitas air sungai Weh Pucuk Celala Kecamatan Celala

Kabupaten Aceh Tengah dilakukan pada Tanggal 24 November 2020. Lokasi

pemantauan dan pelaksanaan sampling terletak di Kampung Arul Gading Kecamatan

Celala Kabupaten Aceh dengan koordinat lokasi N = 04º 32,866’ & E = 096º 39,105’.

B. PROFIL PARAMETER UJI

1. Temperatur

Temperatur atau suhu merupakan derajat panas atau dinginnya air yang diukur

pada skala definitif seperti derajat Celsius (˚C) atau derajat Fahrenheit (˚F). Suhu

merupakan faktor penting dalam mengatur proses metabolisme mahluk hidup di

perairan. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi pada

badan air.

2. Warna

Warna perairan dikelompokkan menjadi dua yaitu warna sesungguhnya (true

color) dan warna tampak (apparent color). Warna sesungguhnya adalah warna yang

hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut. Warna tampak adalah warna yang

tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut tetapi juga oleh bahan tersuspensi. Warna

dapat diamati secara visual kasat mata maupun diukur berdasarkan skala Platinum

Kobalt (PtCo) dengan membandingkan warna air sampel dengan warna standar.

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 3


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

3. Bau

Bau terjadi karena peristiwa oksidasi reduksi dari senyawa-senyawa yang

terkandung di dalam air serta dapat juga terjadi karena aktivitas mikroba, baik dalam

kondisi aerob maupun anaerob. Selain itu bau juga dapat terjadi akibat lepasnya gas-gas

dari dalam air ke udara. Untuk mengukur seberapa besar konsentrasi bau sangat sulit,

karena sukarnya mendeteksi bau dengan alat, sehingga bau hanya dapat dirasakan oleh

suatu alat penciuman manusia.

4. Rasa

Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Pengukuran parameter rasa

pada air dilakukan dengan metode organoleptik atau menggunakan kepekaan indera

manusia. Timbulnya rasa biasanya disebabkan adanya gas terlarut dan organisme hidup

yang berada di dalam air misalnya ganggang. Selain itu rasa juga dapat terjadi karena

adanya limbah padat atau limbah cair yang berasal dari buangan rumah tangga dan

adanya organisme pembusuk limbah yang masuk ke air.

5. Kecerahan

Kecerahan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan cahaya untuk

menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Kecerahan merupakan sebagian cahaya

yang diteruskan dalam air dan dinyatakan dengan persen (%) dari beberapa panjang

gelombang di daerah spektrum yang terlihat melalui lapisan sekitar satu meter dan jatuh

lurus pada permukaan air (Boyd 1982).

6. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan

banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan - bahan yang terdapat di

dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 4


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik

dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain.

7. Daya Hantar Arus Listrik (DHL)

Daya hantar listrik adalah kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik dan

kemampuan tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat

pengukuran. Konduktivitas arus listrik mengalirkan arusnya tergantung pada mobilitas

ion dan kadar yang terlarut. Penggunan DHL sebagai parameter kuaitas air bertujuan

untuk mengukur kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan listrik serta

memprediksi kandungan mineral dalam air.

8. Total Suspended Solid (TSS)

Total Suspended Solid (TSS) atau sering juga disebut sebagai zat padat

tersuspensi merupakan semua zat padat (pasir, lumpur, tanah) atau partikel-partikel

yang telah tersuspensi di dalam air. Banyaknya TSS yang terdapat di suatu perairan

akan berpengaruh terhadap kejernihan air, selanjutnya berpengaruh terhadap daya

penetrasi cahaya dan akhirnya akan mempengaruhi kualitas air tersebut. TSS yang

tinggi dapat menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga akan

mengganggu proses fotosintesis dan menyebabkan turunnya oksigen terlarut yang

dilepas ke dalam air oleh tanaman.

9. Total Dissolved Solid (TDS)

Total Dissolved Solid (TDS) atau biasa disebut sebagai zat padat terlarut

merupakan parameter dari jumlah material yang terlarut di dalam air. TDS biasanya

disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion yang biasa yang ditemukan di

perairan. Jumlah total zat padat terlarut yang bernilai tinggi di dalam air akan

mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga mempengaruhi regenerasi

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 5


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

oksigen serta fotosintesis dan selanjutnya aka mempengaruhi dari pada kualitas air

tersebut.

10. Sulfat

Sulfat merupakan salah satu anion yang banyak terdapat pada badan air. Sulfat

merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam penyediaan air, terutama dalam

penyediaan air minum karena pengaruh pencucian perut yang dapat terjadi pada

manusia apabila ada dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Jumlah Sulfat yang tidak

terlalu besar dapat menimbulkan diare sulfat pada boilers menimbulkan endapan (hard

scales) demikian pula pada heatexchanges sulfat bersifat irritant bagi saluran

gastrointestinal bila bercampur dengan Mg atau Na.

11. pH

Nilai pH pada suatu perairan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

organisme perairan sehingga seringkali dijadikan petunjuk untuk menyatakan baik

buruknya suatu perairan. pH adalah tingkatan derajat keasaman suatu larutan yang

diukur dengan skala 0 sampai dengan 14. Tinggi dan rendahnya nilai pH sangat

dipengaruhi oleh kandungan mineral yang terdapat di dalam air. Nilai pH air standar

yaitu berkisar diantara nilai 6 sampai dengan 9. Air yang memiliki nilai ph dibawah 6

disebut asam, sedangkan yang bernilai diatas 9 disebut basa.

12. Chemical Oxygen Demand (BOD)

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan

untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi. Angka COD merupakan ukuran

bagi pencemaran air oleh zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui

proses biologis dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 6


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan

untuk mengoksidasi seluruh bahan-bahan organik yang ada dalam air baik yang mudah

diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukar atau tidak bisa diuraikan secara

biologis. Pengukuran COD dilakukan untuk mengetahui tingkat penguraian produk-

produk kimiawi seperti senyawa minyak dan buangan kimia lainnya yang sangat sulit

atau bahkan tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme.

13. Biohemical Oxygen Demand (COD)

Biochemial Oxygen Demand (BOD) atau sering juga disebut kebutuhan oksigen

biologi adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses

dekomposisi bahan organik. Angka jumlah BOD adalah jumlah oksigen yang

dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut dan

zat organik yang tersuspensi di dalam air. Untuk studi untuk kualitas air, parameter

BOD sangat penting sekali, karena merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air

yang tercemar biasanya memiliki nilai BOD yang tinggi, sebaliknya air yang tidak

tercemar memiliki nilai BOD yang rendah.

14. Dissolved Oxygen (DO)

Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) atau biasa disingkat DO merupakan

elemen paling penting dalam sistem kehidupan di perairan, karena berperan pada proses

metabolisme di dalam tubuh organisme. DO dibutuhkan untuk oksidasi bahan organik

dan anorganik dalam proses aerobik. Semakin besar nilai DO pada air mengindikasikan

air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat

mengurangi efisiensi pengambilan oksigen oleh biota sehingga menurunkan

kemampuannya untuk hidup normal dalam lingkungan perairan.

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 7


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

15. Nitrat (NO3)

Nitrat (NO3-) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan

nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat bersifat mudah larut dalam

air dan stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen

di perairan. Nitrat dapat berasal dari buangan industri, pupuk, cat, maupun limbah.

Kadar nitrat biasanya rendah, namun bisa menjadi tinggi pada aliran air di daerah-

daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrogen.

16. Nitrit (NO2)

Nitrit (NO2-) merupakan peralihan antara amonia dan nitrat. Keberadaan nitrit

menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang

memiliki kadar oksigen terlarut sangat rendah. Kandungan nitrit di perairan biasanya

lebih sedikit dari pada nitrat, hal ini disebabkan nitrit bersifat tidak stabil dengan

keberadaan oksigen, sehingga segera dioksidasi menjadi nitrat. Sumber utama dari nitrit

adalah pencemaran yang disebabkan oleh pupuk nitrogen apada areal pertanian, sampah

organik hewan ataupun manusia.

17. Minyak Lemak

Minyak dan lemak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga

banyak di dapat di dalam air limbah. Kandungan zat minyak dan lemak dapat

ditentukan melalui contoh air limbah. Minyak dan lemak membentuk ester dan alkohol.

Lemak tergolong pada bahan organik yang tetap dan tidak mudah untuk diuraikan oleh

bakteri. Terbentuknya emulsi air dalam minyak akan membuat lapisan yang menutupi

permukaan air dan dapat merugikan karena penetrasi sinar matahari ke dalam air

berkurang serta lapisan minyak menghambat pengambilan oksigen dari udara menurun.

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 8


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

BAB III
METODELOGI

A. Pemantauan dan Lokasi Sampling

Lokasi pemantauan kualitas air sungai Weh Pucuk Celala Kecamatan Celala

Kabupaten Aceh Tengah dilakukan pada Tanggal 24 November 2020. Lokasi

pemantauan dan pelaksanaan sampling terletak di Kampung Arul Gading Kecamatan

Celala Kabupaten Aceh dengan koordinat lokasi N = 04º 32,866’ & E = 096º 39,105’.

B. Pengukuran Debit Air

Debit air dapat diartikan sebagai ukuran dari banyaknya volume air yang mampu

melewati suatu tempat ataupun yang dapat ditampung di dalam sebuah tempat per

satuan waktu. Salah satu cara untuk pengawasan DAS yaitu dengan cara melakukan

pengukuran debit. Pengawasan DAS sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan

air atau sungai sebagai sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

Pengukuran debit air sungai dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung

besarnya luas penampang sungai dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

A=L× d

Dimana : A = Luas Penampang Sungai (m)

L = Lebar basah sungai (m)

d = Kedalaman rata-rata sungai (m)

Kemudian untuk menghitung debit air dapat dilakukan dengan menggunakan

perhitungan sebagai berikut:

Q= A × V

Dimana : Q = Debit Air Sungai (m3/detik)

V = Kecepatan laju air rata-rata (m)/detik

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 9


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

C. Metode Sampling

Metode sampling yang digunakan dalam pemantauan Kualitas Air Sungai Weh

Pucuk Celala Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah mengacu pada Standar

Nasional Indonesia (SNI) 03-7016-2004 tentang tata cara pengambilan sampel dalam

rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah aliran sungai. Sedangkan teknik

sampling air sungai yang digunakan yaitu mengacu pada Standar Nasional Indonesia

(SNI) 6989.57 : 2008 tentang Air dan Air Limbah-Bagian 57: Metoda Pengambilan

Sampel Air Permukaan.

D. Metode Pengujian

Metode pengujian terbagi menjadi 2 (Dua) bagian yaitu Uji Insitu dan Uji

Laboratorium. Uji Insitu merupakan pengujian dengan menggunakan alat portabel yang

dilakukan langsung dilapangan. Sedangkan Uji Laboratorium merupakan pengujian

dngan menggunakan alat dan bahan yang dilakukan di laboratorium.

Parameter yang dilakukan pengujian menggunakan metode uji insitu yaitu Suhu,

Warna, Bau, Rasa, Kecerahan, Kekeruhan, DHL, pH dan DO.

Parameter yang dilakukan pengujian menggunakan metode uji laboratorium

yaitu TSS, TDS, Sulfat, COD,BOD, Nitrat, Nitrit dan Minyak Lemak.

E. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pemantauan Kualitas Air Sungai Weh

Pucuk Celala Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah yaitu seperti ditunjukkan

dalam Tabel 2.1.

Tabel 3.1 Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Kegunaan


1 pH Meter Mengukur nilai pH
2 Turbidy Meter Mengukur kekeruhan
3 Conductivity Meter Mengukur DHL

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 10


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

4 DO Meter Mengukur DO (Oksigen Terlarut)


5 Secchi Disc Mengukur kecerahan
6 Termometer Mengukur suhu
7 GPS Mengetahui koordinat lokasi
8 Oven Pemanas Sampel
9 Flow Watch Mengukur Kecepatan Laju Air
10 Meteran Mengukur Panjang, Lebar dan Kedalaman
11 Botol PE & Botol Gelap Wadah penyimpanan sampel
12 Incubator Analisis BOD
13 COD Reaktor Analisis COD
14 Rotary Evavorator Analisis Minyak Lemak
15 Spektrofotometer Analisis Nitrit, Nitrat, Sulfat, COD
16 Pompa Vakum Analisis TSS, TDS
17 Kertas saring Analisis TSS, TDS, Minyak Lemak
18 Bahan-bahan kimia Pengawet sampel & pembuatan reagen pengujian,

F. Baku Mutu

Baku Mutu untuk setiap parameter dalam pemantauan Kualitas Air Sungai Weh

Pucuk Celala Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah mengacu kepada Kriteria

Baku Mutu Air Kelas II Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air seperti yang ditunjukkan pada Tabel

3.2.

Tabel 3.2 Kriteria Mutu Air Kelas II


Parameter Satuan Baku Mutu Keterangan
Suhu °C - Deviasi suhu dari keadaan alamiahnya
TDS mg/L 1000
TSS mg/L 50 Bagi pengelolaan air minum secara
konvensional,
nilai TSS ≤ 5000
pH - 6-9 Apabila secara alamiah di luar rentang
tersebut, maka ditentukan berdasarkan
kondisi alamiah
BOD mg/L 3
COD mg/L 25
DO mg/L 4 Angka batas minimum
Nitrat mg/L 10
Nitrit mg/L 0.06 Bagi pengelolaan air minum secara
konvensional,
nilai Nitrit ≤ 1
Minyak Lemak mg/L 1

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 11


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

BAB IV
HASIL PEMANTAUAN

A. Perhitungan Debit Air

Hasil pengukuran parameter untuk perhitungan debit air sungai Weh Pucuk

Celala Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah yaitu seperti diperlihatkan pada

Tabel 4.1.

Hasil Pengukuran
No Parameter Satuan
1 2 3 4 5
1 Kedalaman Sungai (d) m 0.4 0.23 0.37 0.27 0.1
2 Kecepatan Laju Air (v) m 0.5 1.1 0.5 0.5 0.1
3 Lebar Basah Sungai (A) m 5.7

Perhitungan untk menentukan besar debit air sungai Weh Pucuk Celala

Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah yaitu sebagai berikut:

- Perhitungan Kedalaman (d) rata-rata:

d 1+d 2+d 3+d 4+ d 5


d rata −rata =
5

0.4+0.23+ 0.37+0.27+ 0.1


d rata −rata =
5

1.37
d rata −rata =
5

d rata −rata =0.274 m

- Perhitungan Kecepatan (v) rata-rata:

v 1+v 2+v 3+ v 4+ v 5
v rata−rata=
5

0.5+1.1+0.5+0.5+ 0.1
v rata−rata=
5

2.7
v rata−rata=
5

v rata−rata=0.54 m

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 12


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

- Perhitungan Luas Penampang Sungai (A)

A=L× d rata−rata

A=5.7 ×0.274

A=1.5618 m

- Perhitungan Debit Air Sungai (Q)

Q= A × v rata−rata

A=1.5618× 0.54

A=0.843372m 3 /detik

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka didapat besarnya debit

air sungai Weh Pucuk Celala Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah yaitu sebesar

0.843372 m3/detik.

B. Hasil Uji Parameter Kualitas Air

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan terhadap seluruh parameter kualitas

air yaitu seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Uji Parameter Kualitas Air


No Parameter Uji Metode Uji Satuan Baku Mutu Hasil Uji Keterangan

1 2 3 5 6 7 8
1 Suhu Insitu °C - 21 -
2 Warna Insitu - - Tidak Berwarna Baik
3 Bau Insitu - - Tidak Berbau Baik
4 Rasa Insitu - - Tidak Berasa Baik
5 Kecerahan Insitu cm - 30 -
6 Kekeruhan Insitu NTU - 20.89 -
7 DHL Insitu µS - 544 -
8 TSS Laboratorium mg/L 50 41 Baik
9 TDS Laboratorium mg/L 1000 80.5 Baik
10 Sulfat Laboratorium mg/L - 6.07 -
11 pH Insitu - 6-9 7.79 Baik
12 COD Laboratorium mg/L 25 8.06 Baik
13 BOD Laboratorium mg/L 3 0.79 Baik
14 DO Insitu mg/L 4 10.73 Baik
15 Nitrat Laboratorium mg/L 10 0.05 Baik
16 Nitrit Laboratorium mg/L 0.06 0.03 Baik
17 Minyak Lemak Laboratorium mg/L 1 0.39 Baik

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 13


Laporan Pemantauan Kualitas Air Weh Pucuk Celala
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah
Tahun 2020

BAB V
KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka didapat besarnya debit

air sungai Weh Pucuk Celala Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah yaitu

sebesar 0.843372 m3/detik.

2. Dari hasil pengujian parameter kualitas air didapatkan hasil yang baik untuk

semua parameter dan tidak ada hasil pengujian yang melewati baku mutu.

3. Secara umum kualitas air sungai Weh Pucuk Celala Kecamatan Celala

Kabupaten Aceh Tengah bernilai baik dan memenuhi baku mutu yang

digunakan.

UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Aceh Tengah Page 14

Anda mungkin juga menyukai