Anda di halaman 1dari 128

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.

W DENGAN
ASFIKSIA SEDANG DI RSUD SEKARWANGI
KABUPATEN SUKABUMI

DISUSUN OLEH :
FERRA NOVIANTI
NIM : P17324215043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2018
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. W DENGAN
ASFIKSIA SEDANG DI RSUD SEKARWANGI
KABUPATEN SUKABUMI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kebidanan

DISUSUN OLEH :
FERRA NOVIANTI
NIM : P17324215043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2018
RIWAYAT HIDUP

Biodata
Nama : Ferra Novianti
Agama : Islam
Tempat/ Tanggal Lahir : Bogor, 09 November 1997
Alamat : Kp. Prapatan Kayumanis Rt 03/02 No.05 Kel.
Kayumanis Kec. Tanah Sareal Bogor
No. Telepon 085881981043

Riwayat Pendidikan
1. TK Al-Hidayah : Tahun 2001 - 2003
2. SD Negri Kukupu 1 : Tahun 2003 - 2009
3. SMP Negri 17 Bogor : Tahun 2009 - 2012
4. SMA Taruna Terpadu : Tahun 2012 - 2015
5. Politeknik Kemenkes Bandung : Tahun 2015 - sekarang
prodi Kebidanan Bogor
Scanned by CamScanner
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR, JUNI 2018
Ferra Novianti, NIM : P17324215043
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.W dengan Asfiksia Sedang di RSUD
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.

ABSTRAK

Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi baru lahir mengalami


kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.4 Asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan sel otak bahkan kematian apabila tidak mendapatkan
penanganan segera dan tepat.5 Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2015, Angka Kematian Bayi di Indonesia yaitu sebesar 34 per 1.000
kelahiran hidup.2
Berdasarkan data angka kematian bayi di Provinsi Jawa Barat tahun 2016
yaitu sebesar 4803 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Kabupaten Sukabumi
angka kematian bayi pada tahun 2016 yaitu sebesar 90 per 1.000 kelahiran hidup. 2
Tujuan penulisan laporan kasus ini untuk mengetahui dan memahami
penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.W dengan Asfiksia Sedang di
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
Metode yang digunakan Observasional deskriptif dengan pendekatan studi
kasus. Subjek yang diasuh bayi Ny.W dengan asfiksia sedang. Cara pengambilan data
melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumen rekam medik dan
studi kepustakaan. Analisis data secara deskriptif berdasarkan SOAP.
Didapatkan hasil Bayi Ny.W lahir pervaginam dengan bantuan dorongan
fundus uterus, air ketuban keruh, bayi tidak menangis spontan, sianosis, napas lambat
dan tidak teratur. APGAR score 4/7. Dilakukan suction untuk membersihkan jalan
nafas, diberikan oksigen 0,5 liter/menit, kolaborasi dengan dokter untuk memberikan
terapi infus kaen mg3 dengan 7 tpm, ampicilin 2 x 125 mg secara IV bolus, ceftazidin
3x75 mg secara IV bolus, cefotaxim 125 mg/12 jam. Setelah dilakukan perawatan,
keadaan bayi membaik, menangis kuat, napas teratur, dan gerak aktif.
Didapatkan kesimpulan bayi telah mendapatkan terapi dan perawatan selama
3 hari, keadaan bayi membaik, menangis kuat, nafas teratur, dan gerak aktif. Terdapat
kesenjangan pada praktik saat melakukan pertolongan persalinan.

KATA KUNCI : BAYI BARU LAHIR, ASFIKSIA.


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
segala Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada By.Ny.W dengan Asfiksia
Sedang di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi”. Shalawat dan salam juga
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada sahabat, keluarga serta
umat yang senantiasa meneladani beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Penulis menyadari selama melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini banyak menemukan kesulitan dan hambatan, namun atas segala bantuan dan
bimbingan serta arahan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam
dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung.
2. Ibu Hj. Enung Harni Susilawati, S.Kp, MKM selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Bogor Poltiknik Kesehatan Kemenkes Bandung
3. Ibu dr. Wiwik Marw iah, A.MaRs selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Sekarwangi.
4. Ibu Yohana Wulan Rosaria, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan pengarahan dan masukan dalam penulisan Laporan
Tugas Akhir.
5. Ibu Ni Nyoman Sasnitiari, M.Keb selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan banyak motivasi dalam penulisan Laporan Tugas Akhir.
6. Ibu Sinta Nuryati, M.Keb selaku wali tingkat 3B yang telah memberikan
semangat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir.
7. Ny.W dan keluarga yang telah bekerjasama dengan baik dan bersedia
memberikan informasi untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

i
8. Seluruh dosen dan Staf Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung.
9. Ibu dan keluarga yang selalu memberikan motivasi, semangat, dukungan dan
doa yang mengiringi langkah menempuh pendidikan di Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
10. Serta teman-teman mahasiswi Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung Khususnya Tingkat III Angkatan 17 yang
memberikan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih perlu
bimbingan, sehingga penulis mengharapkan kritik saran yang membangun
guna menyempurnakan penulisan sebelumnya.

Bogor, Juni 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
SURAT PLAGIATISME
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................v
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................4
A. Persalinan .......................................................................................................4
B. Bayi baru lahir ................................................................................................9
C. Asfiksia...........................................................................................................11
D. Aplikasi Manajemen Kebidanan dengan Asfiksia .........................................21
E. Kewenangan Bidan Dalam Penanganan Asfikisia .........................................23
F. Program Tetap Penanganan Asfiksia di RSUD Sekarwangi ..........................25
BAB III METODELOGI LAPORAN KASUS .........................................................27
A. Metode penulisan ...........................................................................................27
B. Teknik pengumpulan data ..............................................................................28
BAB IV HASIL KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN .........................................30
BAB V PEMBAHASAN ...........................................................................................48
A. Data Subjektif.................................................................................................48
B. Data Objektif ..................................................................................................50
C. Analisa............................................................................................................50
D. Penatalaksanaan .............................................................................................51
iii
BAB VI KESIMPULAN ............................................................................................53
A. Kesimpulan.....................................................................................................53
B. Saran ...............................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi


Lampiran 2 : Lembar Informed Consent
Lampiran 3 : Lembar Observasi
Lampiran 4 : Pendokumentasian INC dan PNC
Lampiran 5 : Satuan Acara Penyuluhan mengenai Tanda Bahaya Bayi Baru
Lahir
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan mengenai ASI EKSKLUSIF.
Lampiran 7 : Satuan Acara Penyuluhan mengenai Perawatan Bayi Baru Lahir
Lampiran 8 : Satuan Acara Penyuluhan mengenai Imunisasi
Lampiran 9 : Dokumentasi

v
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 : APGAR SCORE

vi
DAFTAR BAGAN

BAGAN 2.1 : Manajemen Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Asfiksia merupakan kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa depresi
pernafasan yang berlanjut sehingga menimbulkan berbagai komplikasi.
Disamping itu, asfiksia merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas, dan
paling sering terjadi pada periode segera setelah lahir dan menimbulkan
sebuah kebutuhan resusitasi dan intervensi segera untuk meniminalkan
mortabilitas dan morbiditas.1
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015,
Angka Kematian Bayi di Indonesia yaitu sebesar 34 per 1.000 kelahiran
hidup.2 Berdasarkan data angka kematian bayi di Provinsi Jawa Barat tahun
2016 yaitu sebesar 4.803 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Kabupaten
Serkarwangi angka kematian bayi pada tahun 2016 yaitu sebesar 90 per 1.000
kelahiran hidup.2
Penyebab kematian bayi baru lahir tertinggi di dunia yaitu asfiksia, kurang
lebih 23% dari sekitar 4 juta kematian neonatus di seluruh dunia setiap
tahunnya.4 Di Indonesia, asfiksia juga menjadi penyebab kematian bayi baru
lahir tertinggi yaitu sebesar (38%) sedangkan penyebab kematian yang lain
yaitu prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), kelainan
darah/ikterus (5%), post matur (3%), dan kelainan kongenital (1%).3
Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi baru lahir mengalami
kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.4 Asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan sel otak bahkan kematian apabila tidak
mendapatkan penanganan segera dan tepat.5
Kewenangan bidan dalam penatalaksanaan bayi baru lahir dengan asfiksia
(ringan,sedang dan berat) yaitu dengan melakukan tindakan resusitasi
(langkah awal) dan ventilasi tekanan positif.6 Tindakan resusitasi bertujuan
untuk memperbaiki fungsi pernapasan dan jantung pada bayi yang tidak
bernafas.7

1
2

RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi, merupakan rumah sakit tipe C


milik pemerintah Provinsi Jawa Barat yang terletak di Kabupaten
Serkarwangi dan menjadi Rumah Sakit rujukan di wilayah Kabupaten
Serkarwangi dan sekitarnya.RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
mempunyai ruang perinatologi yang merupakan ruang perawatan neonatus
resiko tinggi yang terdiri dari ruang NICU, ruang NAD, ruang Peristi. Dari
data di RSUD Sekarwangi pada tahun 2016 terdapat 437 kasus bayi lahir
dengan Asfiksia.8
Berdasarkan data dan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk
mengambil laporan tugas ahir dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Ny.W dengan Asfiksia Sedang di RSUD Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi”.

B. Rumusan Masalah dan Lingkup Masalah


Rumusan masalah dari Laporan Tugas Akhir ini adalah bagaimanakah
penatalakasanaan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.W dengan Asfiksia
Sedang di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
Lingkup masalah dari Laporan Tugas Akhir ini adalah Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Ny.W dengan Asfiksia Sedang di RSUD Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi. Asuhan ini dilakukan sejak tanggal 19 Pebruari 2018 sampai
tanggal 21 Pebruari 2018.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperoleh penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.W dengan
Asfiksia Sedang di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data subjektif pada Bayi Ny. W dengan Asfiksia Sedang
di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
b. Diperoleh data objektif pada Bayi Ny. W dengan Asfiksia Sedang di
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
3

c. Ditegakkannya analisa pada Bayi Ny. W dengan Asfiksia Sedang di


RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
d. Dibuat penatalaksanaan pada Bayi Ny. W dengan Asfiksia Sedang di
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
e. Diketahui faktor pendukung dan faktor penghambat.

D. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan


1. Bagi RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
Pihak rumah sakit mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat
dalam memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.W dengan Asfiksia
Sedang di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
2. Bagi klien dan keluarga
Keluarga dapat mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir dengan asfiksia
sehingga dapat dengan segera memperoleh penanganan.
3. Bagi profesi bidan
Sebagai bahan masukan bagi profesi bidan agar lebih meningkatkan
keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan, khususnya pada
kasus Asfiksia dan dapat lebih meningkatakan kualitas pelayanan secara
komprehensif khususnya dalam menangani bayi baru lahir dengan
asfiksia, sehingga AKB dapat diturunkan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teori yang di bahas dalam kasus ini yaitu persalinan, bayi baru lahir,
asfiksia, manajemen kebidanaan asfiksia bayi baru lahir, kewenangan bidan,
program tetap penanganan asfiksia di RSUD Sekarwangi.
A. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal
merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37- 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin.9
Persalinan adalah bagian dari proses melahirkan sebagai respons
terhadap kontraksi uterus, segmen bawah uterus teregang dan menipis,
serviks berdilatasi, jalan lahir terbentuk dan bayi bergerak turun ke
bawah melalui rongga panggul.10
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi(janin+uri)
yang dapat hidup ke dunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir
dengan LBK atau dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta
tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam.11
2. Jenis persalinan
Persalinan berdasarkan umur kehamilan yaitu:
a. Abortus : Pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan,
berat janin <500 gram atau usia
kehamilan kurang dari 20 minggu.12

4
5

b. Partus immaturus : Partus dari hasil konsepsi pada


kehamilan dibawah 28 minggu dengan
berat janin kurang dari 1000 gram.
c. Partus prematurus : Kelahiran hidup bayi dengan berat
antara 1000 gram sampai 2500 gram
sebelum usia 37 minggu.
d. Partus Maturus : Persalinan pada kehamilan 37-42
minggu, berat janin diatas 2500 gram.
e. Partus postmaturus : Persalinan yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari hari perkiraan lahir13
3. Proses Terjadinya Persalinan
Peningkatan kadar prostaglandin, oksitosin, dan progesteron diduga
berperan dalam permulaan awitan persalinan. Kadarnya meningkat secara
progresif dan mencapai puncak saat pelahiran kepala dan setelah pelepasan
plasenta.14
Sebab terjadinya proses persalinan belum diketahui secara pasti,
sehingga timbul beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya
hisyaitu:
a. Hormon estrogenmeningkatkan sensivitas otot rahim, sehingga
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar misal rangsangan
oksitosin, prostaglandin, dan rangsangan mekanis.
b. Progesteron menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
prostaglandin, rangsangan mekanis dan menyebabkan otot rahim dan
otot polos relaksasi.15
4. Tanda-tanda persalinan
Tanda dan gejala persalinan antara lain:
a. Rasa sakit karena his datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluarnya lendir bercampur darah (blood show) karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
c. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.
6

d. Pada pemeriksaan dalam didapati serviks mendatar dan pembukaan


telah ada.16
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu power, passage,
passanger, psikologis, dan penolong 38
Beberapa faktor yang berperan didalam sebuah proses persalinan meliputi:
a. Power (Kekuatan)
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter
dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan
plasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan
primer, menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi,
usaha volunteer dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan
sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi
involunter. Kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu yang
terdapat pada penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas.
Dari titik pemicu, kontraksi dihantarkan ke uterus bagian bawah
dalam bentuk gelombang, diselingi periode istirahat singkat. Kekuatan
sekunder terjadi segera setelah bagian presentasi mencapai dasar
panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat mendorong keluar.
Sehingga wanita merasa ingin mengedan. Usaha mendorong ke bawah
ini yang disebut kekuatan sekunder. Kekuatan sekunder tidak
mempengaruhi dilatasi serviks, tatapi setelah dilatasi serviks lengkap.
Kekuatan ini penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan
vagina. Jika dalam persalinan seorang wanita melakukan usaha
volunteer (mengedan) terlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat.
Mengedan akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma pada
serviks.38
b. Passenger (Penumpang)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang
perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin, sedangkan yang perlu
diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan luasnya.17
7

c. Passage (Jalan lahir)


Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir
lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan keras adalah ukuran
dan bentuk tulang panggul, sedangkan pada jalan lahir lunak adalah
segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar
panggul, vagina dan introitus vagina.17
d. Psikologi Ibu
Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia
tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan
kepadanya. Wanita biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya
jika ditanyai. Perilaku dan penampilan wanita serta pasangannya
merupakan petunjuk berharga tentang jenis dukungan yang akan
diperlukannya. Membantu wanita berpartisipasi sejauh yang
diinginkan dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan hasil
akhir mengendalikan rasa nyeri merupakan suatu upaya dukungan
dalam mengurangi kecemasan pasien. Dukungan psikologis dari
orang-orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan
yang sedang berlangsung. Tindakan mengupayakan rasa nyaman
dengan menciptakan suasana yang nyaman dalam kamar bersalin,
memberi sentuhan, memberi penenangan nyari non farmakologi,
memberi analgesia jika diperlukan dan yang paling penting berada
disisi pasien adalah bentuk-bentuk dukungan psikologis. Dengan
kondisi psikologis yang positif proses persalinan akan berjalan lebih
mudah.38
e. Penolong
Dalam menghadapi persalinan seorang calon ibu dapat
mempercayakan dirinya pada bidan, dokter umum, dokter spesialis
obstetric dan ginekologi, bahkan melakukan pengawasan hamil 12-14
kali sampai pada persalinan. Pertemuan konsultasi dan
menyampaikan keluhan, menciptakan hubungan saling mengenal
antar calon ibu dengan bidan atau dokter yang akan menolongnya.
Kedatangannya sudah mencerminkan adanya “informed consent”
8

artinya telah menerima informasi dan dapat menyetujui bahwa bidan


atau dokter itulah yang akan menolong persalinannya. Pembinaan
hubungan antara penolong dan ibu saling mendukung dengan penuh
kesabaran sehingga persalinan dapat berjalan dengan lancar. Kala I,
perlu dijelaskan dengan baik bahwa persalinan akan berjalan aman,
oleh karena kepala masuk pintu atas panggul, bahkan pembukaan
telah maju dengan baik. Keberadaan bidan atau dokter sangat penting
untuk memberikan semangat sehingga persalinan dapat berjalan baik.
Untuk menambah kepercayaan ibu, sebaiknya setiap kemajuan
diterangkan sehingga semangat dan kemampuannya untuk
mengkoordinasikan kekuatan persalinan dapat dilakukan. Pemindahan
penderita keruangan dimana anaknya telah menunggu, masih
merupakan tanggung jawab bidan atau dokter paling sedikit selama 2
jam pertama.39
6. Tahap-tahap Persalinan
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
a. Kala I (Kala pembukaan)
Kala pembukaan berlangsung antara pembukaan 0-10 cm. dalam
Proses ini terdapat 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks
membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks
membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi akan lebih kuat dan sering
selama fase aktif. Lamanya kala 1 pada primigravida berlangsung 12
jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam.
b. Kala II (Kala pengeluaran bayi)
Kala II ini dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
Kala II biasanya akan berlangsung selama 2 jam pada primigravida
dan 1 jam pada multigravida. Pada tahap ini kontraksi akan semakin
kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik.
c. Kala III (Kala pelepasan plasenta)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Proses
ini berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Tanda- tanda terlepasnya
9

plasenta yaitu uterus menjadi berbentuk bulat, tali pusat bertambah


panjang, terjadi semburan darah secara tiba-tiba.
d. Kala IV (Kala pengawasan)
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Pada
kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan
yang paling sering terjadi pada 2 jam pertama.18

B. Bayi baru lahir


1. Pengertian
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dan kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan berat lahir antara 2500-4000 gram pada usia kehamilan 37-42
minggu.18
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram.19
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin.20
Jadi,bayi baru lahir merupakan bayi lahir yang dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
2. Klasifikasi Bayi Baru lahir
Klasifikasi bayi baru lahir dibedakan menjadi dua macam yaitu
klasifikasi menurut berat lahir dan klasifikasi menurut masa gestasi atau
umur kehamilan.
a. Klasifikasi menurut berat lahir yaitu :
1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Bayi yang dilahirkan dengan
berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
10

2) Bayi Berat Lahir Cukup/Normal Bayi yang dilahirkan dengan


berat lahir > 2500 – 4000 gram.
3) Bayi Berat Lahir Lebih Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
>4000gram.7
b. Klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan yaitu :
1) Bayi Kurang Bulan (BKB) Bayi dilahirkan dengan masa gestasi
< 37 minggu (< 259 hari).
2) Bayi Cukup Bulan (BCB) Bayi dilahirkan dengan masa gestasi
antara 37–42 minggu (259–293 hari)
3) Bayi Lebih Bulan (BLB) Bayi dilahirkan dengan masa gestasi >
42 minggu (294 hari).7
3. Ciri- ciri bayi baru lahir normal
a. Berat badan 2500 - 4000 gram
b. Panjang badan 48-52 cm
c. Lingkar dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
f. Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemes
j. Genetalia:
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
Laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Reflek morrow atau bergerak memeluk bila di kagetkan sudah baik
m. Reflek graps atau menggenggam sudah baik
n. Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama,
meconium berwarna hitam kecoklatan.21
4. Penilaian BBL
Penilaian awal dilakukan pada setiap BBL untuk menentukan
apakah tindakan resusitasi harus segera dimulai. Segera setelah lahir,
11

dilakukan penilaian pada semua bayi dengan cara petugas bertanya pada
dirinya sendiri dan harus menjawab segera dalam waktu singkat.
1) Apakah bayi lahir cukup bulan ?
2) Apakah air ketuban jernih dan tidak bercampur mekonium ?
3) Apakah bayi bernafas adekuat atau menangis ?
4) Apakah tonus otot baik ?
Bila semua jawaban di atas "Ya", berarti bayi baik dan tidak
memerlukan tindakan resusitasi.Pada bayi ini segera dilakukan Asuhan
Bayi Normal. Bila salah satu atau lebih jawaban "tidak", bayi
memerlukan tindakan resusitasi segera dimulai dengan langkah awal
Resusitasi.22

C. Asfiksia
1. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi setelah lahir tidak bernafas
secara spontan dan teratur.23
Asfiksia adalah suatu keadaan bayi barulahir yang mengalami gagal
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi
tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam
arang dari tubuhnya.20
Kesimpulan dari pengertian diatas asfiksia adalah suatu keadaan
dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan setelah lahir.
2. Etiologi Asfiksia Bayi Baru Lahir
Pengembangan paru bayi baru lahir terjadi pada menit-menit
pertama kelahirannya, setelah itu diikuti dengan pernapasan teratur.
Asfiksia janin/bayi baru lahir terjadi apabila terdapat gangguan
pertukaran gas atau transport oksigen dari ibu kejanin. Gangguan
transport oksigen tersebut dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan
atau segera setelah lahir.24
Ada beberapa faktor penyebab asfiksia yaitu:
a. Faktor ibu
1) Hipoksia ibu dan gangguan aliran darah uterus
12

2) Pre-eklamsia dan eklamsia


3) Perdarahan anterpartum
4) Partus lama.
5) Demam selama hamil
6) Infeksi Berat (malaria, sifilis dan TBC)
b. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengarahi oleh luas dan
kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan
plasenta dll.
c. Faktor fetus
1) Kompresi umbilicus akan mengakibatkan terganggunya aliran
darah dalam pembuluh darah umbilicus dan menghambat
pertukaran gas antara ibu dan janin.
2) Lilitan tali pusat
3) Tali pusat pendek
4) Simpil tali pusat
5) Prolapsus tali pusat
d. Faktor neonatus
1) Bayi premature
2) Mekonium dalam ketuban
3) Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir yang terjadi
karena beberapa hal, yaitu: Pemakaian obat anestesi atau
analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat
menimbulkan depresi pusat pernafasan janin, trauma yang
terjadi pada persalinan, kelainan kongenital pada bayi.21
3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya asfiksa.
a. Usia Ibu
Usia ibu pada waktu hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu
untuk menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu sehingga
kualitas sumber daya manusia makin meningkat dan kesiapan untuk
menyehatkan generasi penerus dapat terjamin. Kehamilan di usia
13

mudah/remaja (dibawah usia 20 tahun) akan mengakibatkan rasa


takut terhadap kehamilan dan persalinan, hal ini dikarenakan pada
usia tersebut ibu mungkin belum siap untuk mempunyai anak dan
alat-alat reproduksi ibu belum siap untuk hamil. begitu juga
kehamilan di usia tua (di atas 35 tahun) akan menimbulkan
kecemasan terhadap kehamilan dan persalinannya serta alat reproduksi
ibu terlalu tua untuk hamil.28
b. Partus lama
Partus lama merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 24
jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Bila
persalinan berlangsung terlalu lama, maka bisa menimbulkan terjadi
komplikasi baik terhadap ibu dan bayi akan mengalami asfiksia.
Persalinan pada primi lebih lama 5-6 jam dari pada multi. Bila
persalinan berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi-
komplikasi baik terhadap ibu maupun terhadap anak, dan dapat
meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Partus lama merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya asfiksia dan
dapat menimbulkan komplikasi baik terhadap ibu maupun pada bayi
serta dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi.
Partus lama dapat menyebabkan kejadian asfiksia pada bayi baru
lahir, hal ini disebabkan karena semakin lama janin berada di pintu
panggul, maka janin akan mengalami hipoksia sehingga terjadilah
asfiksia.41
c. Oksitosin atau induksi
Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk
merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan.
Dampak dari kegagalan His tersebut menyebabkan persalinan lambat
dan lama serta menyebabkan terjadi gangguan metabolisme ke arah
asidosis dan dehidrasi yang memerlukan penanganan sesuai dengan
penyebabnya. Bila hanya kekuatan His yang lemah maka dapat
dilakukan upaya induksi persalinan dengan metode infus oksitosin.40
Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga
14

terjadi kontraksi otot rahim. Komplikasi yang penting diperhatikan


pada induksi persalinan dengan oksitosin adalah ketuban pecah pada
pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan tanda
perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar, plolapsus
bagian kecil janin terutama tali pusat juga dapat terjadi. Terjadi gawat
janin karena gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetani uteri atau
solusio plasenta. Tetania uteri yaitu his yang yang terlalu kuat dan
sering, sehingga tidak terdapat kesempatan untuk relaksasi otot
rahim, akibatnya yaitu, terjadinya partus presipitatus atau partus yang
berlangsung dalam waktu 3 jam, yang mengakibatkan hal yang fatal
seperti terjadinya persalinan tidak pada tempatnya, terjadi trauma
pada janin, trauma jalan lahir ibu yang luas, dan dapat menyebabkan
asfiksia.40
d. Mekonium dalam ketuban
Kondisi ketuban yang beresiko pada saat ibu bersalin merupakan
salah satu faktor terjadinya asfiksia. Menurut Prawirohardjo (2011)
Apabila kondisi ketuban bermasalah, maka pertumbuhan paru juga akan
bermasalah dan berdampak pada asfiksia. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Septiana (2015), menunjukkan bahwa ada
hubungan antara kondisi ketuban bercampur mekonium dengan kejadian
asfiksia ada bayi baru lahir. Bayi yang lahir dengan kondisi ketuban
yang bercampur mekonium beresiko sebanyak 2,6 kali terjadi asfiksia
pada bayi baru lahir dibandingkan bayi yang lahir tidak dengan ketuban
yang bercampur mekonium.
Mekonium yang kental merupakan penanda hipoksia pada janin,
hipotesis ini ditarik dari anggapan bahwa dalam rahim, hipoksia
meningkatkan persitalsis usus dan relaksasi tonus sfingter ani. Aspirasi
kemungkinan besar terjadi inutero akibat megap-megap janin yang
anoksia. Akibatnya timbul kontroversi mengenai seberapa besar manfaat
pengisapan agresif pada jalan nafas atas (Woodward dkk, 2012).42
4. Gejala dan tanda asfiksia :
a. Tidak bernafas atau nafas megap-megap atau pernafasan lambat
(kurang dari 30 kali per menit).
15

b. Pernafasan tidak teratur, dengkuran atau retraksi (pelekukan dada).


c. Tangisan lemah atau merintih.
d. Warna kulit biru.
e. Tonus otot lemas atau ekstermitas terkulai.
f. Denyut jantung tidak ada atau lambat (kurang dari 100 kali per
menit).6
5. Klasifikasi Klinis
Asfiksia dikelompokkan menjadi beberapa klasifikasi di bawah ini:
a. Asfiksia Berat (nilai APGAR 0 – 3).
b. Asfiksia sedang (nilai APGAR 4 – 6).
c. Asfiksia Ringan(nilai APGAR 7 – 10).19
6. Penilaian Asfiksia Neonatorium
Ada lima hal yang bisa dinilai sebagai berikut:
a. Apperance : penampilan, memperhatikan warna kulit bayi.
b. Pulse : menghitung frekuensi denyut jantung
c. Grimance : melihat usaha nafas bayi, bisa dilihat dari kuat
lemahnya tangisan bayi
d. Activity : melihat tonus otot bayi, aktif atau tidak
e. Reflex : melihat reflek terhadap rangsangan.24

Tabel 2.1 APGAR SCORE


Tanda 0 1 2
Frekuensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100/menit
jantung 100/menit
Usaha nafas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis kuat.

Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi Gerakan aktif

Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat/melawan


respon
Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerahan

Sumber : Arif & Kristiyanasari (2009:17)


16

Penilaian APGAR SCORE.6


a. Menunjukan respon bayi pada lingkungan ekstrauterin dan resusitasi.
b. Dinilai pada menit 1 dan 5 atau setiap 5 menit sampai 20 menit.
c. Nilai APGAR tidak digunakan untuk menentukan bayi memerlukan
resusitasi.
7. Penegakan Diagnosis Asfiksia.
a. Anamnesis.
Dalam wawancara dengan penderita (ibu), bidan menanyakan atau
mengkaji.26
1) Adanya riwayat usia kehamilan kurang bulan.
2) Adanya riwayat air ketuban bercampur meconium.
3) Adanya riwayat lahir tidak bernafas atau menangis.
4) Adanya riwayat gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali
pusat, sungsang, ekstrasi vakum, ekstrasi forsep, dll).
b. Pemeriksaan fisik
Pada saat pemeriksaan fisik bayi ditemukan.27
1) Bayi tidak bernafas atau megap – megap.
2) Denyut jantung kurang dari 100 x/menit.
3) Kulit sianosis, pucat.
4) Tonus otot menurun
8. Pencegahan Asfiksia Neonatorum
Pencegahan, eliminasi dan antisipasi terhadap faktor-faktor resiko
asfiksia neonatorum menjadi prioritas utama.Bila ibu memiliki faktor
resiko yang memungkinkan bayi lahir dengan asfiksia, maka langkah-
langkah antisipasi harus dilakukan.Pemeriksaan anternal dilakukan
minimal 4 kali selama kehamilan seperti anjuran WHO untuk mencari
dan mengeliminasi faktor-faktor resiko. Bila bayi beresiko lahir 10
premature yang kurang dari 34 minggu, pemberian kortikosteroid 24 jam
sebelum lahir menjadi prosedur rutin yang dapat membantu maturasi
paru-paru bayi dan mengurangi komplikasi sindroma distres
pernafasan.21
17

9. Penatalaksanaan Asfiksia secara Umum


Penatalaksanaan khusus pada bayi asfiksia neonatorum, adalah
dengan tindakan resusitasi segera setelah lahir.Resusitasi setelah lahir
adalah upaya untuk membuka jalan nafas, mengusahakan agar oksigen
masuk tubuh bayi dengan meniupkan nafas ke mulut bayi (resusitasi
jantung) sampai bayi mampu bernafas spontan dan jantung berdenyut
spontan secara teratur.21
Penatalaksanaan asfiksia sebagai berikut:
a. Membersihkan jalan napas dengan penghisap lendir dan kasa steril
(cara penatalaksanaan lihat pada bayi normal)
b. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
c. Apabila bayi tidak menangis lakukan cara sebagai berikut :
1) Rangsangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki, mengelus-
ngelus, dada, perut atau punggung.
2) Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan mount
(napas buatan mulut ke mulut)
d. Pertahankan suhu tubuh agar tidak memperburuk keadaan asfiksa
dengan cara:
1) Membungkus bayi dengan kain hangat
2) Badan bayi harus dalam keadaan kering
3) Jangan memandikan bayi dengan air dingin gunakan minyak
atau baby oil untuk membersihkan tubuhnya.
4) Kepala bayi ditutup dengan baik atau topi kepala yang terbuat
dari plastik
e. Apabila nilai apgar pada menit ke lima sudah baik (7-10) lakukan
perawatan selanjutnya:
1) Membersihkan badan bayi
2) Perawatan tali pusat
3) Pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat
4) Melaksanakan antropometri dan pengkajian kesehatan.
5) Memasang pakaian bayi.
6) Memasang tanda pengenal bayi
18

f. Mengajarkan orang tua/ibu cara :


1) Membersihkan jalan napas
2) Menetekkan yang baik
3) Perawatan tali pusat
4) Memandikan bayi
5) Mengobservasi keadaan pernapasan bayi
g. Menjelaskan pentingnya:
1) Pemberian ASI sedini mungkin sampai usia 2 tahun Makanan
bergizi bagi ibu
2) Makanan tambahan buat bayi diatas usia ± 4 bulan
3) Mengikuti program KB segera mungkin
h. Apabila nilai apgar pada menit kelima belum mencapai nilai normal,
persiapkan bayi untuk rujuk kerumah sakit. Jelaskan kepada keluarga
bahwa anaknya harus dirujuk kerumah sakit.25
10. Prinsip dasar Asfiksia pada BBL
Saat dilahirkan bayi biasanya aktif dan segera sesudah tali pusat
dijepit bayi menangis yang merangsang pernafasan. Denyut jantung akan
menjadi stabil pada frekuensi 120 sampai 140 per menit dan sianosis
sentral menghilangkan dengan cepat. Akan tetapi beberapa bayi
mengalami depresi saat dilahirkan dengan menunjukkan gejala tonus otot
yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan
yang wajar.
Penyebab depresi bayi pada saat lahir ini mencakup :
a. Asfiksia
b. Bayi kurang bulan
c. Penyakit neuromuskular bawaan (kongenital)
d. Cacat bawaan.
e. Hipoksia intrapartum.29
11. Tindakan Resusitasi sesuai Tingkatan Asfiksia
Cara pelaksanaan resusitasi sesuai dengan tingkatan asfiksia, antara lain:
a. Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)
1) Bayi dibungkus dengan kain hangat.
19

2) Bersihkan jalan napas dengan penghisap lendir pada hidung


kemudian mulut.
3) Bersihkan badan dan tali pusat.
4) Lakukan observasi tanda vital dan apgar skor dan masukkan ke
dalam inkubator.
b. Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)
1) Bersihkan jalan napas.
2) Bersihkan oksigen 2 liter/menit.
3) Rangsangan pernapasan dengan menepuk telapak kaki apabila
belum bereaksi, bantu pernapasan dengan masker (sungkup).
4) Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan
natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 ml. Dektrosan 40%
sebanyak 4 ml disuntikan melalui vena umbilikasi secara
perlahan-lahan untuk mencegah tekanan Intra Cranial
meningkat.
c. Asfiksia berat (apgar skor 0-3)
1) Bersihkan jalan napas sambil pompa dengan sungkup.
2) Berikan oksigen 4-5 liter/menit.
3) Bila tidak berhasil lakukan ondotrakeal tube (ETT).
4) Bersihkan jalan napas melalui ETT.
5) Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis,
berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 ml. Dekstrosa 40%
sebanyak 4 ml.29
20

12. Manajemen Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia. Sumber : Kemenkes RI 2010
Bagan Alur Manajemen Bayi Baru Lahir
dengan Asfiksia

PENILAIAN :
Sebelum bayi lahir:
1. Apakah kehamilan cukup bulan ?
2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir
3. Apakah bayi menangis atau bernafas/ tidak megap-megap?
4. Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif?

Jika tidak cukup bulan dan


Jika air ketuban tercampur
tidak bernapas atau megap-
mekonium
megap atau lemas

Potong tali pusat NILAI NAPAS


Jika bayi tidak
Jika bayi bernafas atau
menangis atau megap-megap
Langkah awal
1. Jaga bayi tetap hangat bernapas normal
2. Atur posisi bayi
3. Isap lendir Buka mulut lebar,
4. Keringkan dan rangsang taktil
Potong tali pusat usap dan isap lendir
5. Reposisi
dari mulut
NILAI NAPAS Jika tidak bernapas / bernapas megap-megap
VENTILASI
Jika bayi bernafas normal 1. Pasang sungkup. Perhatikan lekatan
ASUHAN PASCA RESUSITASI 2. Ventilasi 2x dengan tekanan 30cm air
1. Pemantauan tanda bahaya 3. Jika dada mengembang lakukan ventilasi
2. Perawatan tali pusat 20 X dengan tekanan 20 cm air selama
3. Inisiasi menyusu dini 30 detik
4. Pencegahan hipotermi
5. Pemberian vitamin K1
6. Pemberian salep/ tetets mata
7. Pemeriksaan fisis NILAI NAPAS
8. Pencatatan & pelaporan
Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap-
1. Ulangi ventilasi sebanyak 20 x selama
Jika bayi mulai bernafas normal
30 detik
1. Hetikan ventilasi 2. Hentikan vebtilasi & nilai kembali
2. ASUHAN PASCA RESUSITAS nafas tiap 30 detik
3. Jika bayi tidak bernafas spontan
sesudah 2 menit resusitas, siapkan
Jika bayi dirujuk
1. Konseling
2. Lanjutkan Resusitasi Jika tidak mau dirujuk & tidak berhasil
\ 1. Sesudah 10 menit bayi tidak bernafas
3. Pemantauan tanda bahaya
4. Perawatan tali pusat spontan dan tidak terdengar denyut jantung
5. Penjegahan hipotermi pertimbangkan menghentikan resusitasi.
6. Pemberian vitamin K1,salep/tetes 2. Konseling
mata 3. Pencatatan dan pelaporan
21

D. Aplikasi Manajemen Kebidanan dengan Asfiksia


1. Subjektif
a. Anamnesis.
Dalam wawancara dengan penderita (ibu), bidan menanyakan atau
mengkaji.26
1) Adanya riwayat usia kehamilan kurang bulan.
2) Adanya riwayat air ketuban bercampur meconium.
3) Adanya riwayat lahir tidak bernafas atau menangis.
4) Adanya riwayat gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali
pusat, sungsang, ekstrasi vakum, ekstrasi forsep, dll).
2. Objektif
a. Penilaian bayi baru lahir
Penilaian awal dilakukan pada setiap BBL untuk menentukan
apakah tindakan resusitasi harus segera dimulai. Segera setelah lahir,
dilakukan penilaian pada semua bayi dengan cara petugas bertanya
pada dirinya sendiri dan harus menjawab segera dalam waktu singkat.
1) Apakah bayi lahir cukup bulan ?
2) Apakah air ketuban jernih dan tidak bercampur mekonium ?
3) Apakah bayi bernafas adekuat atau menangis ?
4) Apakah tonus otot baik ?
Bila semua jawaban di atas "Ya", berarti bayi baik dan tidak
memerlukan tindakan resusitasi. Pada bayi ini segera dilakukan
Asuhan Bayi Normal. Bila salah satu atau lebih jawaban "tidak", bayi
memerlukan tindakan resusitasi segera dimulai dengan langkah awal
Resusitasi.22
b. Penilaian Asfiksia Neonatorium
Ada lima hal yang bisa dinilai sebagai berikut:
1) Apperance : penampilan, memperhatikan warna kulit bayi.
2) Pulse : menghitung frekuensi denyut jantung
3) Grimance : melihat usaha nafas bayi, bisa dilihat dari kuat
lemahnya tangisan bayi
4) Activity : melihat tonus otot bayi, aktif atau tidak
22

5) Reflex : melihat reflek terhadap rangsangan.24


c. Pemeriksaan fisik
Pada saat pemeriksaan fisik bayi ditemukan.27
1) Bayi tidak bernafas atau megap – megap.
2) Denyut jantung kurang dari 100 x/menit.
3) Kulit sianosis, pucat.
4) Tonus otot menurun
3. Analisa
By.Ny. ... neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan asfiksia
sedang
4. Penatalaksanaan
a. Membersihkan jalan napas dengan penghisap lendir dan kasa steril
(cara penatalaksanaan lihat pada bayi normal)
b. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
c. Apabila bayi tidak menangis lakukan cara sebagai berikut :
1) Rangsangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki, mengelus-
ngelus, dada, perut atau punggung.
2) Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan mount
(napas buatan mulut ke mulut)
d. Pertahankan suhu tubuh agar tidak memperburuk keadaan asfiksa
dengan cara:
1) Membungkus bayi dengan kain hangat
2) Badan bayi harus dalam keadaan kering
3) Jangan memandikan bayi dengan air dingin gunakan minyak atau
baby oil untuk membersihkan tubuhnya.
4) Kepala bayi ditutup dengan baik atau topi kepala yang terbuat
dari plastik
e. Apabila nilai apgar pada menit ke lima sudah baik (7-10) lakukan
perawatan selanjutnya:
1) Membersihkan badan bayi
2) Perawatan tali pusat
3) Pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat
23

4) Melaksanakan antropometri dan pengkajian kesehatan.


5) Memasang pakaian bayi.
6) Memasang peneng (tanda pengenal) bayi
f. Mengajarkan orang tua/ibu cara :
1) Membersihkan jalan napas
2) Menetekkan yang baik
3) Perawatan tali pusat
4) Memandikan bayi
5) Mengobservasi keadaan pernapasan bayi
g. Menjelaskan pentingnya:
1) Pemberian ASI sedini mungkin sampai usia 2 tahun Makanan
bergizi bagi ibu
2) Makanan tambahan buat bayi diatas usia ± 4 bulan
3) Mengikuti program KB segera mungkin
h. Apabila nilai apgar pada menit kelima belum mencapai nilai normal,
persiapkan bayi untuk rujuk kerumah sakit. Jelaskan kepada keluarga
bahwa anaknya harus dirujuk kerumah sakit.25

E. Kewenangan Bidan Dalam Penanganan Asfikisia


Standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal
STANDAR 24 : PENANGANAN ASFIKSIA NEONATORUM
Pernyataan standar : Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru
lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasi
secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang
diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.
Prasyarat :
1. Bidan sudah dilatih dengan tepat untuk mendampingi persalinan dan
memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera.
2. Ibu, suami dan keluarganya mencari pelayanan kebidanan untuk
kelahiran bayi mereka.
3. Bidan terlatih dan terampil untuk:
a. Memulai pernafasan pada bayi baru lahir.
24

b. Menilai pernafasan yang cukup pada BBL dan mengidentifikasi


BBL yang memerlukan resusitasi.
c. Menggunakan skor APGAR.
d. Melakukan resusitasi pada bayi baru lahir.
4. Tersedia ruang hangat, bersih, dan bebas asap utuk persalinan.
5. Adanya perlengkapan dan peralatan untuk perawatan yang bersih dan
aman bagi BBL, seperti air bersih, sabun dan handuk bersih, dua handuk/
kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk
menyelimuti bayi), sarung tangan bersih dan DTT, termometer bersih
atau DTT.
6. Tersedia alat resusitasi dalam keadaan baik termasuk ambubag bersih
dalam keadaan berfungsi baik, masker DTT, penghisap DeLee
steril/DTT.
7. Kartu ibu, kartu bayi dan partograf.
8. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang
efektif.37
25

F. Program Tetap penanganan Asfiksia di RSUD Sekarwangi


26
BAB III
METODOLOGI LAPORAN KASUS

A. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir
ini adalah observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang
berjudul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. W dengan Asfiksia Sedang Di
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalam bentuk
SOAP. Metode ini membantu mengungkapkan suatu kasus atau kejadian
berdasarkan teori yang ditetapkan pada keadaan yang sebenarnya.
Pendokumentasian SOAP terdiri dari:
1. S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil diperoleh dari
hasil anamnesa (wawancara). Data yang diperoleh pada kasus ini berupa
identitas pasien, keluhan utama ibu, riwayat kehamilan ibu dan lain-lain.
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostic yang
menjadi data fokus untuk mendukung pemberian asuhan,
pendokumentasian, dan tindakan yang diberikan kepada klien sesuai
analisa.
3. A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data
objektif yang didapat. Setelah mengidentifikasi data maka diperoleh
analisa pada kasus ini yaitu Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. W dengan
Asfiksia Sedang Di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
4. P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan kepada
klien sesuai deng ananalisa.

27
28

B. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara primer dan sekunder:
1. Data Primer
Sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa
wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil
observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Adapun
data primer yaitu :
a. Anamnesis/Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan orang tua dan keluarga klien guna
mendapatkan data yang diperlukan memberikan asuhan kebidanan pada
klien tersebut.
b. Observasi
Metode ini merupakan metode pengumpulan data tentang perilaku
manusia. Perilaku yang diobservasi mungkin pasien atau orang-orang.
Observasi dilakukan terhadap semua tindakan dan terapi oleh bidan dan
dokter dalam memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. W dengan
Asfiksia Sedang Di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan
untuk memperoleh data objektif klien yang sebenarnya, yang dilakukan
secara sistematis dan teliti sehingga didapatkan hasil yang akurat.
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis kepada klien meliputi
pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, dan pemeriksaan
diagnostic lainnya sesuai kebutuhan dan indikasi.

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak
langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Adapun data
sekunder yaitu :
29

a. Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting
baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Membaca dan
mempelajarai status kesehatan klien yang bersumber dari catatan
dokter/bidan maupun hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat
member kontribusi dalam menyelesaikan asuhan kebidanan komprehensif
ini.
b. Studi Kepustakaan
Mempelajari buku atau literatur, mengambil data-data internet yang
terpercaya, membaca buku yang berkaitan dengan kasus asuhan
komprehensif ini.
BAB IV
HASIL KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN

Hari/tanggal pengakajian : Senin, 19 Pebruari 2018


Tempat pengkajian : Ruang Bersalin RSUD Sekarwangi
Waktu pengkajian : 02.00 WIB
Nama pengkaji : Ferra Novianti

A. Data Subjektif
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. W
No.CM 566 911
Tanggal lahir : 19 pebruari 2018
Jam lahir : 02.55 WIB
Berat Badan : 2500 gr
Panjang Badan : 45 cm
Jenis Kelamin : Perempuan

2. Identitas Orang tua


IBU AYAH
Nama Ny.W Tn.A
Umur 15 tahun 15 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan IRT Buruh
Alamat Parung Kuda, Sukabumi

3. Riwayat Dalam Kandungan


Bayi Ny.W merupakan anak pertama pada kehamilan ini. Ini kehamilan
yang tidak diinginkan. Ibu hamil di luar nikah pada saat duduk di bangku
sekolah kelas 2 SMP. Dengan HPHT pada tanggal 22-06-2017, tafsiran
31
32

persalinan pada tanggal 29-03-2018, selama mengandung Ny.W tidak


pernah mengalami keguguran, Ny.W mulai memeriksakan kehamilannya
di puskesmas sejak usia kehamilannya memasuki 5 bulan, sudah
mendapatkan imunisasi TT 2 kali pada usia kehamilan 28 minggu dan
32 minggu. Selama mengandung juga ibu mengkonsumsi tablet
penambah darah dan vitamin yang diberikan oleh bidan, dan selama
dikandungan bayi tidak ada penyulit.

4. Riwayat Saat Dilahirkan


Saat sebelum melahirkan bayinya. Ny.W datang ke RS di rujuk
oleh bidan puskesmas pada tanggal 17 pebruari 2018 pukul 14.40 WIB
dengan kala 1 fase laten usia kehamilan 34 - 35 minggu. Riwayat
diberikan terapi drip nairet dengan larutan dextrose 500 cc kolf 1 dengan
12 tetes permenit dan terapi injeksi dexamethasone 2 x 5 mg untuk
pematangan paru di RS. Setelah selesai pematangan baru, pada tanggal
18 Pebruari 2018 pukul 17.00 WIB, ibu dilakukan USG dan hasil USG
didapatkan usia kehamilan aterm, air ketuban cukup, plasenta di fundus.
Saat proses persalinan, Ny.W melahirkan bayinya dengan
dilakukan tindakan induksi persalinan dengan drip oxytocin 5 IU dengan
tetesan bertahap pukul 18.00 WIB. Pada pukul 02.00 WIB pembukaan
sudah lengkap, DJJ normal dan ketuban terdapat meconium. Ny.W
histeris dan tidak kooperatif, saat pimpin persalinan selama 1 jam yang
lalu bayi masih belum lahir. ibu semakin histeris dan sudah kehabisan
tenaga sehingga dilakukan dorongan fundus uterus oleh bidan rumah
sakit selama 15 menit dan bayi lahir pada pukul 02.55 WIB. Bayi lahir
dengan lama kala I 8 jam dan lama kala II 1 jam.

5. Penilaian Bayi Baru Lahir


Bayi merintih, warna kulit kebiruan, tonus otot kurang aktif.
33

6. APGAR SCORE
Tanda 0 1 2 Nilai

Frekuensi Frekuensi <100 >100 1 2


jantung Jantung
Usaha Tidak ada Negatif 1 1
bernafas Menangis kuat

Tonus otot Lumpuh Gerakan 1 1


negatif Gerakan aktif
Fleksi
sedikit
Refleks Tidak Reaksi 1 1
Bereaksi Reaksi sedikit kuat melawan
Warna Biru/pucat 0 1
Kemerahan, kemerahan
tangan dan
kaki biru.
Jumlah 4 6

Keterangan :
: penilaian 1 menit sesudah lahir lengkap
: penilaian 5 menit sesudah lahir lengkap

B. Data Objektif

1. Keadaan umum : Menangis merintih, gerakan kurang aktif,


kebiruan, terdapat pernafasan cuping hidung
dan retaksi dinding dada.

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung.
2) Dada : terdapat retraksi dinding dada.
34

3) Kulit : Sianosis.
4) Tonus Otot : gerakan kurang aktif.

C. Analisa

Neonatus usia 0 jam dengan asfiksia

D. Penatalaksanaan

02.55 WIB Menjepit potong tali pusat dan mengikat tali pusat
02.55 WIB Menjaga kehangatan bayi dengan mengeringkan bayi dengan
kain pernel, menggantikan kain pernel dan menempatkan bayi
di infant warmer dengan radiasi panas yang mengenai bayi
suhunya antara 35oC- 37oC.
02.55 WIB Memposisikan bayi dalam posisi sedikit ektensi sekitar 3 cm
untuk membuka jalan nafas.
02.55 WIB Membersihkan jalan nafas dengan dilakukan suction dengan
memasukkan kanul section secara hati-hati (hidung ± 5 cm,
mulut ±10 cm) dan menghisap lendir dengan menutup lubang
kanul, menarik keluar perlahan sambil memutar (+ 5 detik )

02.56 WIB Memberikan rangsangan taktil dengan menepuk bagian


punggung hingga telapak kaki  Bayi langsung menangis
namun kurang kuat.
02.56 WIB Mengeringkan kembali bayi dengan menggunakan pernel 
bayi sudah dikeringkan.
03.00 WIB Memberikan salf mata eritromisin untuk mencegah infeksi
pada mata dan menyuntikkan vitamin K1 di 1/3 lateral paha
kiri untuk mencegah perdarahan di otak  bayi sudah
diberikan salf mata dan vitamin K
03.03 WIB Merapihkan bayi dengan memakaikan pakaian bayi, identitas
bayi, membungkus bayi dengan kain pernel dan pakaikan topi
untuk menjaga kehangatan bayi  sudah terpakai.
03.04 WIB Memposisikan bayi sedikit ekstensi  bayi sudah posisi
35

sedikit ekstensi
03.04 WIB Memasangkan oksigen 0,5 liter sesuai advice dokter untuk
memperbaiki keadaan umum bayi  terpasang oksigen 0,5
liter.
03.15 WIB Bayi di bawa ke ruang perinatologi dan tetap menjaga
kehangatan bayi dengan bayi dipakaikan selimut dan topi bayi.
03.20 WIB Menempatkan bayi di infant warmer dengan radiasi panas
yang mengenai bayi suhunya antara 35oC- 37oC.
03.21 WIB Memasangkan oksigen 0,5 liter sesuai advice dokter Sp.A
untuk  oksigen terpasang
03.25 WIB Mengambil sampel darah bayi sesuai advice dokter Sp.A
sampel darah sudah diambil
03.30 WIB Memasangkan infus dextrose 10% dengan 8 tetes permenit
untuk di lengan kanan sesuai advice dokter infus dextrose
terpasang
03.40 WIB Memasangkan OGT (orogastric tube) sesuai advice dokter
Sp.A untuk test feeding (menstimulasi perkembangan saluran
cerna/gastrointestinal)  OGT terpasang
03.45 WIB Mengobservasi TTV, keadaan umum bayi terlampir

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal pengkajian : Senin, 19 Pebruari 2018
Tempat pengkajian : Ruang Perinatologi RSUD Sekarwangi
Waktu pengkajian : 06.30 WIB

A. Data Subjektif
Bayi masih menangis kurang kuat, terdapat sianosis, retraksi dada.

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : sedang
2. Tanda-tanda vital :
a. Laju Jantung : 123 x/menit teratur
36

b. Laju napas : 79 x/menit tidak teratur


c. Suhu : 35,4◦C
3. Antropometri :
a. Berat Badan : 2500 gr
b. Tinggi Badan : 45 cm
c. LK/LD : 32 / 30 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit : Tidak ada bercak dan tanda lahir, warna
kulit kebiruan
b. Kepala : Ubun-ubun kecil datar, tidak ada
molase, tidak ada pembengkakkan.
c. Telinga : Simetris, daun telinga elastis terdapat
lubang telinga.
d. Mata : Simetris, konjugtiva tidak pucat, sclera
putih, tidak ada tanda-tanda infeksi.
e. Hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung,
terpasang oksigen 0,5 liter.
f. Mulut : Bibir pucat, terpasang OGT.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyiroid
dan pembuluh limfe.
h. Dada : Simetris, putting susu sejajar, terdapat
retraksi dinding dada.
i. Abdomen : Tidak ada massa, tali pusat tidak ada
tanda-tanda infeksi.
j. Punggung : Tidak ada benjolan
k. Genetalia : Tampak bersih, labia mayora sudah
menutupi labia minor, terdapat lubang
uretra dan lubang vagina
l. Anus : Terdapat lubang anus
m. Ekstremitas
1) Atas : Simetris, jari-jari tangan lengkap,
gerakan kurang aktif, lengan kanan
37

terpasang infuse dexstrose 10 % dengan


2) Bawah : 8 tetes permenit
Jari kaki lengkap, gerakan kurang aktif
5. System saraf
a. Refleks gabella : positif
b. Refleks moro : positif
c. Refleks palmar : positif
d. Refleks rooting : negatif
e. Refleks suckhing : negatif
f. Refleks swallowing : negatif
g. Refleks Plantar : positif
h. Refleks Babinski : positif

C. Analisa
Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan usia 3 jam dengan asfiksia
sedang

D. Penatalaksanaan
06.32 WIB Tetap menjaga kehangatan bayi  bayi ditempatkan di box
bayi dan bawah pancaran sinar dengan lampu 60 watt dan
jarak 60 cm.
06.33 WIB Monitoring frekuensi pernafasan cepat, serta perubahan
tanda-tanda vital terlampir
06.34 WIB Memposisikan bayi dengan posisi sedikit ekstensi dengan
kepala miring kanan/kiri posisi bayi sudah sedikit
ekstensi
06.35 WIB Mengecek residu tiap 3 jam sekali sesuai advice dokter
Sp.A  residu 1 cc berwarna jernih
06.40 WIB Kolaborasi dengan dokter Sp.A untuk pemberian therapy :
1. Kaen mg3 dengan 6 tpm
2. Ampicilin 2 x 125 mg secara IV bolus.
3. Ceftazidin 3 x 75 mg secara IV bolus.
38

06.50 WIB Menjaga kebersihan bayi dengan mengecek BAK dan BAB
tiap 1 jam sekali.
07.00 WIB Mengobservasi tanda-tanda vital, residu, BAK dan BAB
terlampir
07.10 WIB Mengambil hasil laboratorium keruang Lab hasil
terlampir
08.00 WIB Menjelaskan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir pada orang
tua bayi SAP terlampir

CATATAN PERKEMBANGAN
JAM 10.00 WIB

A. Data Subjektif
Bayi menangis kurang kuat. Bayi masih terdapat sianosis dan retraksi dada,
bayi juga di puasakan karena masih terdapat sekret berwarna jernih di dalam
lambung

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : sedang
2. Tanda-tanda vital :
a. Laju jantung : 126 x/ menit teratur
b. Laju napas : 74 x/menit tidak teratur
c. Suhu : 35,9 ˚C

3. Pemeriksaan fisik :
a. Kulit : Tubuh kemerahan, telapak tangan dan kaki
tampak kebiruan
b. Mata : Tidak kuning, konjungtiva merah muda, sklera
putih, tidak ada tanda-tanda infeksi.
c. Hidung : Terdapat pernapasan cuping hidung, terpasang
O2 0,5 Liter.
d. Mulut : Terpasang OGT
39

e. Dada : Terdapat retr aksi dinding dada dan sesak


f. Abdomen : Tali pusat bersih, tidak kemerahan
g. Genetalia : Terdapat kotoran bayi
h. Ekstremitas
1) Atas : Gerakan kurang aktif, lengan kanan terpasang
infuse dextrose 10%.
2) Bawah : Gerakan kurang aktif

4. Pemeriksaan laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 15,6 gr/% 12-14
Jumlah leukosit 12.500 /mm3 4000-11000
Thrombosit 302.000 /mm3 150000-400000
Hematokrit 46 % 36-46
Golongan darah O/Rh(+)
Gula darah sewaktu 38 mg/dl <180

C. Analisa
Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan usia 7 jam dengan
Gangguan Napas.

D. Penatalaksanaan

10.01 WIB Melaporkan hasil pemeriksaan ke perawat jaga


10.01 WIB Konsul dokter spesialis anak mengenai keadaan bayi advice
dokter naikan oksigen 1 liter dan observasi pernafasan.
10.05 WIB Menjaga kehangatan bayi dengan menggunakan pakaian bayi
dan topi serta menyalakan lampu sorot
10.08 WIB Membersihkan bayi dan menganti diapers bayi
10.20 WIB Mengobservasi TTV, keadaan bayi, BAK dan BAB
10.30 WIB Mengecek residu produksi kosong, advice dokter bayi di
puasa.
40

10.35 WIB Mencatat hasil pemerikaan di buku observasi perina


11.00 WIB Mengganti cairan infuse dextrose 10% dengan cairan Kaen
mg3 500 cc dengan tetesan 6 tpm.
15.00 WIB Pemberian terapi injek Ceftazidin 75 mg secara IV bolus
sesuai advice dokter Sp.A
20.00 WIB Memberikan intake personde Dextrose 5% = 5 cc untuk test
feeding.
20.05 WIB Mengecek residu produksi kosong

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal pengkajian : Selasa, 20 Pebruari 2018
Tempat pengkajian : Perinatologi RSUD Sekarwangi
Waktu pengkajian : 07.15 WIB

A. Data Subjektif
Bayi menangis cukup kuat, bayi sudah diberikan intake personde 5 cc, dan
produksi residu kosong, bayi sudah BAK dan BAB, bayi sudah dimandikan
dan ditimbang ulang berat badannya, oksigen yang terpasang sudah
dilepaskan pada pukul 05.00 WIB.

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : sedang
2. Tanda-tanda vital
a. Laju jantung : 130 x/menit teratur
b. Laju napas : 48 x/menit teratur
c. Suhu : 36,6 ˚C
3. Antropometri
a. Berat Badan lahir : 2500 gr
b. Berat Badan sekarang : 2450 gr
4. Pemeriksaan fisik
a. Kulit : kemerahan
41

b. Mata : tidak ikterus, sclera putih, konjungtiva


merah muda.
c. Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
oksigen sudah terlepas.
d. Mulut : terpasang OGT
e. Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak
sesak, dan tidak terdapat pernafasan cepat.
f. Abdomen : tali pusat tidak terdapat tanda-tanda
infeksi, tali pusat bersih dan tidak lembab.
g. Genetalia : bersih
h. Ekstremitas :
1) Atas : gerakan aktif, lengan kanan terpasang
infuse Kaen mg3
2) Bawah : gerakan aktif.

C. Analisa
Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan usia 2 hari dengan riwayat
asfiksia sedang dalam keadaan baik

D. Penatalaksanaan
07.20 WIB Tetap menjaga kehangatan bayi dengan menyalakan lampu
sorot dan memakaikan topi bayi.
07.22 WIB Pertahankan suhu bayi 36,5-37,5˚C.
07.30 WIB Mengobservasi KU dan TTV  terlampir.
07.45 WIB Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium
 terlampir.
08.00 WIB Memberikan intake personde Dextrose 5% = 5 cc untuk test
feeding.
08.05 WIB Mengecek residu ulang  produksi kosong.

10.00 WIB Melanjutkan pemberian terapi menurut advice dokter Sp.A :


- Ampicilin 2 x 125 mg secara IV bolus.
42

- Ceftazidin 3 x 75 mg secara IV bolus.

11.00 WIB Menjaga kebersihan bayi dengan mengecek BAK/BAB.


13.00 WIB Melepaskan OGT  OGT sudah dilepas.
13.30 WIB Melepaskan Infus set  infus sudah dilepas.
14.00 WIB Memberikan intake peroral 15 cc  bayi menyusu kuat.
16.00 WIB Mengajarkan ibu cara menyusui bayi  ibu mengerti dan
akan melakukannya.
16.01 WIB Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin 
ibu mengerti dan akan melakukannya.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ tanggal pengkajian : Rabu, 21 Pebruari 2018
Tempat pengkajian : Perinatologi RSUD Sekarwangi
Waktu pengkajian : 09.30 WIB

A. Data Subjektif
Bayi sudah menetek ke ibu, menetek dengan kuat, sudah BAB dan BAK,
sudah dimandikan dan ditimbang ulang.

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : baik, warna kulit kemerahan, menangis kuat

2. Antropometri :
a. Berat badan lahir : 2500 gr
b. Berat badan sekarang : 2450 gr
3. Tanda-tanda Vital
a. Laju jantung : 136 x/menit teratur
b. Laju napas : 54 x/menit teratur
c. Suhu : 36,8 oC
4. Pemeriksaan fisik
a. Mata : tidak ikterus, konjungtiva merah muda,
sklera putih.
43

b. Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung


c. Mulut : bibir merah, tidak pecah-pecah.
d. Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak
sesak.
e. Abdomen : tidak ada benjolan pada perut, tali pusat
bersih, tidak kemerahan, tali pusat tidak
menonjol saat bayi menangis.
f. Ekstremitas
1) Atas : gerakan aktif,
2) Bawah : gerakan aktif.
g. Kulit : kemerahan, tidak ikterus, tidak ada
sianosis.
h. Genetalia : tampak keluar lendir keputihan dari
vagina.
5. System saraf
a. Refleks gabella : positif
b. Refleks moro : positif
c. Refleks palmar : positif
d. Refleks rooting : positif
e. Refleks suckhing : positif
f. Refleks swallowing : positif
g. Refleks Plantar : positif
h. Refleks Babinski : positif

6. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 13,2 gr/% 12-14
Jumlah leukosit 10.500 /mm3 4000-11000
Thrombosit 302.500 /mm3 150000-
400000
Hematokrit 46 % 36-46
44

C. Analisa
Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan usia 3 hari dengan
riwayat asfiksia sedang dalam keadaan baik.

D. Penatalaksanaan
09.35 WIB Menjaga kehangatan bayi
09.40 WIB Memberikan intake peroral susu formula 30 cc  bayi
menyusu kuat.
10.00 WIB Memantau ttv, keadaan umum bayi, dan BAB/BAK 
terlampir.
10.40 WIB Menjaga kebersihan bayi dengan mengecek BAB/BAK bayi
tiap 1 jam
11.00 WIB Mengajarkan cara ibu menyusui bayi dengan benar ibu
mengerti dan akan melakukannya.
12.00 WIB Bayi rencana pulang  merapihkan bayi
12.20 WIB Menjelaskan kepada orang tua bayi mengenai perawatan
bayi baru lahir ibu mengerti dan akan melakukannya
12.25 WIB Menjelaskan kepada orang tua bayi mengenai tanda-tanda
bahaya bayi baru lahir ibu mengerti dan akan
melakukannya
12.30 WIB Menjelaskan kepada orang tua bayi mengenai ASI
Eksklusif ibu mengerti dan akan melakukannya
45

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tanggal Pengkajian : Selasa, 06 Maret 2018
Tempat Pengkajian : Rumah Ny.W
Waktu Pengkajian : 11.00 WIB
Nama Pengkaji : Ferra Novianti

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayi menyusu kuat, gerakannya aktif, tali pusat bayi
sudah puput pada usia bayi 10 hari. Setiap pagi bayi dimandikan dan di jemur
sebelum jam 08.30 WIB, selama perawatan tali pusat ibu hanya
membersihkan dengan menggunakan air tanpa diberikan rempah-rempah
ataupun alkohol. Bayi BAB 5 kali dalam sehari dan berwarna kuning dan
BAK 6-7 kali dalam sehari berwarna kuning jernih. Ibu sering mengganti
popok bayi ketika bayinya BAB. Ibu sudah pernah membawa bayinya
keposyandu untuk di timbang.

B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Antropometri:
a. Berat badan lahir : 2500 gr
b. Berat badan sekarang : 2800 gr
3. Tanda-tanda Vital
a. Laju jantung : 134 x/menit teratur
b. Laju napas : 48 x/menit teratur
c. Suhu : 36,5oC
4. Pemeriksaan fisik
a. Mata : tidak ikterus, konjungtiva merah muda,
sklera putih.
b. Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung
c. Mulut : bibir lembab, tidak pecah-pecah, lidah
bersih.
d. Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada,
tidak sesak.
46

e. Abdomen : tidak ada benjolan pada perut, tali pusat


sudah puput pada usia 10 hari.
f. Ekstremitas
1) Atas : gerakan aktif, kuku berwarna merah,
tidak ikterus.
2) Bawah : gerakan aktif, kuku berwarna merah,
tidak ikterus.
g. Kulit : kemerahan, tidak ikterus, tidak ada
sianosis.
h. Genetalia : bersih.

C. Analisa
Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan usia 16 hari dengan
keadaan baik

D. Penatalaksanaan
11.10 WIB Memberitahu ibu bahwa bayi dalam keadaan sehat 
ibu mengerti dan merasa tenang bayi dalam keadaan
sehat.
11.11 WIB Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif
tanpa diberikan pendamping ASI atau susu formula 
ibu mengerti dan akan tetap memberikan ASI ke
bayinya.
11.14 WIB Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan bayi
dengan mengganti popok setiap bayi BAB/BAK  ibu
mengerti dan akan melakukannya.
11.18 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
 ibu mengerti dan akan melakukannya.
11.19 WIB Mengingatkan ibu untuk menjemurkan bayi sebelum
jam 08.30 WIB  ibu mengerti dan akan
melakukannya.
11.25 WIB Menganjurkan ibu untuk kontrol bayinya saat usia 1
47

bulan untuk penimbangan bayi, pemberikan imunisasi


BCG yaitu untuk mencegah penyakit TBC, dan
imunisasi polio.  ibu mengerti dan akan
melakukannya.
11.30 WIB Menjelaskan pada ibu dan keluarga mengenai imunisasi
dan jadwal imunisasi  ibu dan mengerti.
11.40 WIB Menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir yaitu tidak mau menyusui, kejang, demam, tubuh
teraba dingin, merintih, kecepatan pernafasannya <20
kali/menit atau kecepatan pernafasannya >60 menit
untuk segera datang ke petugas kesehatan/layanan
kesehatan seperti puskesmas/klinik.  ibu mengerti dan
akan segera ke puskesmas jika terdapat tanda tanda
bahaya pada bayinya.
BAB V
PEMBAHASAN

Dalam BAB ini penulis akan membahas kesesuaian dan kesenjangan yang
ditemukan antara teori dan praktek dilapangan, serta kendala-kendala yang terjadi
dilapangan selama melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny.W
dengan Asfiksia Sedang di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi.

A. Data Subjektif
Dari hasil pengkajian data subjektif yang diperoleh data Ny.W usia 15
tahun mengaku ini kehamilan yang tidak diinginkan. Ibu hamil di luar nikah
pada saat duduk di bangku sekolah kelas 2 SMP.
Hal ini sesuai dengan teori, menurut Prawirohardjo (2009) bahwa faktor
yang mempengaruhi asfiksia ialah salah satunya usia ibu. Usia ibu pada
waktu hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu untuk menerima tanggung
jawab sebagai seorang ibu sehingga kualitas sumber daya manusia makin
meningkat dan kesiapan untuk menyehatkan generasi penerus dapat terjamin.
Kehamilan di usia mudah/remaja (dibawah usia 20 tahun) akan
mengakibatkan rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, hal ini
dikarenakan pada usia tersebut ibu mungkin belum siap untuk mempunyai
anak dan alat-alat reproduksi ibu belum siap untuk hamil. begitu juga
kehamilan di usia tua (di atas 35 tahun) akan menimbulkan kecemasan
terhadap kehamilan dan persalinannya serta alat reproduksi ibu terlalu tua
untuk hamil.
Ibu merasa hari pertama haid terakhir pada tanggal 22-06-2017 dan
tafsiran persalianan 29-03-2018. Jika dihitung usia kehamilan ibu
berdasarkan HPHT yaitu sekitar 34-35 minggu. Dan didapatkan hasil USG
Ny.W menunjukkan bahwa usia kehamilan ibu cukup bulan. Riwayat
pematangan paru, nairet dan induksi persalinan.
Hal ini sesuai dengan teori, menurut (Manuaba,2010) bahwa hubungan
induksi dengan asfiksia menurut teori, Induksi persalinan adalah tindakan

48
49

terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi
persalinan. Dampak dari kegagalan His tersebut menyebabkan persalinan
lambat dan lama serta menyebabkan terjadi asfiksia.
Saat proses persalinan ibu histeris, tidak kooperatif, dan tidak kuat dengan
mulas yang dirasakannya. Dalam hal ini sesuai dengan teori, menurut
(Sumarah,2008) bahwa faktor yang mempengaruhi persalinan ialah salah
satunya power (kekuatan). Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan
janin dan plasenta dari uterus. Jika dalam persalinan seorang wanita
melakukan usaha volunteer (mengedan) terlalu dini, dilatasi serviks akan
terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma pada
serviks.
Menurut (Sumarah,2008) bahwa faktor yang mempengaruhi persalinan
ialah salah satunya psikologi. Perilaku dan penampilan wanita serta
pasangannya merupakan petunjuk berharga tentang jenis dukungan yang akan
diperlukannya. Membantu wanita berpartisipasi sejauh yang diinginkan
dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan hasil akhir mengendalikan
rasa nyeri merupakan suatu upaya dukungan dalam mengurangi kecemasan
pasien. Dukungan psikologis dari orang-orang terdekat akan membantu
memperlancar proses persalinan yang sedang berlangsung. Dengan kondisi
psikologis yang positif proses persalinan akan berjalan lebih mudah.
Dari riwayat persalinan ibu, ketuban meconium, bayi lahir dengan bantuan
dorongan fundus uteri karena sudah dipimpin meneran satu jam bayi belum
lahir dan ibu kehabisan tenaga. Dalam hal ini sesuai dengan teori, menurut
Prawirohardjo (2011) Apabila kondisi ketuban bermasalah, maka
pertumbuhan paru juga akan bermasalah dan berdampak pada asfiksia. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Septiana (2015), menunjukkan
bahwa ada hubungan antara kondisi ketuban bercampur mekonium dengan
kejadian asfiksia ada bayi baru lahir.
Menurut (Mochtar,2008) bahwa partus lama merupakan faktor penyebab
asfiksia pada bayi baru lahir. Partus lama dapat menyebabkan kejadian
asfiksia pada bayi baru lahir, hal ini disebabkan karena semakin lama janin
50

berada di pintu panggul, maka janin akan mengalami hipoksia sehingga


terjadilah asfiksia.

B. Data Objektif
Data objektif yang diperoleh pada bayi Ny.W lahir tanggal 19 pebuari
2018 jam 02.55 WIB secara dengan bantuan dorongan fundus uteri ditolong
oleh bidan di RSUD Sekarwangi, jenis kelamin perempuan adalah keadaan
bayi lahir merintih, warna kulit kebiruan, tonus otot kurang aktif. Hal ini
sesuai dengan teori, bahwa asfiksia adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir,
sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya.20
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada By.Ny.W
didapatkan hasil berat badan 2500 gr, laju jantung 123 x/menit, laju napas 79
x/menit, suhu 35,4oC Apgar Score 4/6, terdapat pernafasan cuping hidung,
retraksi dinding dada, warna kulit kebiruan, gerakan kurang aktif. Hal ini
sesuai dengan teori, bahwa gejala dan tanda asfiksia yaitu tidak bernafas atau
nafas megap-megap atau pernafasan lambat (kurang dari 30 kali per menit),
pernafasan tidak teratur, dengkuran atau retraksi (pelekukan dada), tangisan
lemah atau merintih, warna kulit biru, tonus otot lemas atau ekstermitas
terkulai, denyut jantung tidak ada atau lambat (kurang dari 100 kali per
menit).6
Menurut teori, asfiksia dikelompokkan menjadi beberapa klasifikasi, ialah
asfiksia berat (nilai APGAR 0 – 3), asfiksia sedang (nilai APGAR 4 – 6),
asfiksia ringan (nilai APGAR 7– 10).19

C. Analisa
Bayi Ny.W Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan dengan
Asfiksia sedang.
Berdasarkan data subjektif yaitu usia kehamilan ibu aterm menurut
riwayat hasil USG dan data objektif bayi lahir merintih, tonus otot kurang
51

aktif, warna kulit kebiruan dengan apgar skore 4/6. Maka ditegakkan analisa
Bayi Ny.W NCB-SMK dengan Asfiksia sedang.

D. Penatalaksanaan
Asuhan Kebidanan pada bayi Ny.W sesuai dengan advice dokter dan
prosedur Rumah Sakit Umum Sekarwangi adalah menjaga kehangatan bayi
dengan mengeringkan bayi dengan kain pernel, menggantikan kain pernel dan
menempatkan bayi di infant warmer dengan radiasi panas yang mengenai
bayi suhunya antara 35oC- 37oC. Memposisikan bayi dalam posisi sedikit
ektensi sekitar 3 cm untuk membuka jalan nafas. Membersihkan jalan nafas
dengan dilakukan suction dengan memasukkan kanul section secara hati-hati
(hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm) dan menghisap lendir dengan menutup
lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil memutar (+5detik).
Bayi diberikan rangsangan taktil dengan menepuk bagian punggung
hingga telapak kaki, bayi langsung menangis namun kurang kuat.
Mengeringkan kembali bayi dengan menggunakan pernel. Bayi langsung
diberikan salf mata eritromisin untuk mencegah infeksi pada mata dan
menyuntikkan vitamin K1 di 1/3 lateral paha kiri untuk mencegah perdarahan
di otak. Dalam hal ini, sesuai dengan teori, menurut (Arief dan
Kristiyanasari,2009) bahwa pemberian Vit.K dan salep mata diberikan ketika
keadaan bayi membaik atau setelah pasca resusitasi.
Memasangkan oksigen 0,5 liter sesuai advice dokter untuk memperbaiki
keadaan umum bayi. Memasangkan infus dextrose 10% dengan 8 tetes
permenit untuk di lengan kanan sesuai advice dokter untuk perbaikan
cairan/nutrisi, dan memasangkan OGT untuk test feeding.
Hal ini sesuai dengan teori, menurut (Maryati, 2011) penanganan pada
asfiksia sedang ialah Asfiksia sedang (apgar skor 4-6).29
a. Bersihkan jalan napas.
b. Bersihkan oksigen 2 liter/menit.
c. Rangsangan pernapasan dengan menepuk telapak kaki apabila belum
bereaksi, bantu pernapasan dengan masker (sungkup).
52

d. Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan natrium
bikarbonat 7,5% sebanyak 6 ml. Dektrosan 40% sebanyak 4 ml
disuntikan melalui vena umbilikasi secara perlahan-lahan untuk
mencegah tekanan Intra Cranial meningkat.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada bab ini penyusun mengambil suatu kesimpulan dari laporan kasus
yang berjudul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny.W dengan
asfiksi sedang di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi
1. Data Subjektif yang didapatkan yaitu air ketuban berwarna meconium dan
bayi lahir dengan bantuan dorongan fundus uterus yang dilakukan oleh
bidan karena sudah ibu dipimpin meneran satu jam bayi belum lahir dan ibu
kehabisan tenaga.
2. Pada data Objektif berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, bayi
Ny.W lahir tanggal 19 Pebruari 2018 jam 02.55WIB dengan bantuan
dorongan fundus uteri ditolong oleh bidan di RSUD Sekarwangi, jenis
kelamin perempuan adalah keadaan bayi lahir merintih, warna kulit
kebiruan, tonus otot kurang aktif. Dengan apgar score 4/6
3. Analisa yang dapat ditegakkan yaitu Bayi Ny.W Neonatus Cukup Bulan –
Sesuai Masa Kehamilan dengan Asfiksia sedang.
4. Penatalaksaan yang dilakukan oleh bidan adalah menjaga kehangatan bayi,
memposisikan bayi dalam posisi ektensi untuk membuka jalan nafas,
membersihkan jalan nafas dengan dilakukan suction, memberikan
rangsangan taktil, dan berkolaborasi dengan dokter untuk advice dokter
dengan memasangkan oksigen 0,5 liter, mengambil sampel darah bayi,
memasangkan infus dextrose 10% di lengan kanan.
5. Faktor pendukung dalam memberikan asuhan kepada klien, yaitu
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik dari lahan praktik seperti
dokter, bidan, perawat yang selalu memberikan kepercayaan, pengetahuan,
dan saran yang berarti sehingga dapat terjalin kerjasama dalam memberikan
asuhan bayi baru lahir yang sesuai

53
54

dengan program tetap penanganan pada bayi dengan asfikisia Rumah Sakit.
Sikap ibu, suami dan keluarga yang antusias dan bekerjasama dengan baik
sehingga memudahkan penulis untuk menggali permasalahan melalui
pengkajian danpemeriksaan fisik sehingga asuhan yang diberikan sesuai
dengan kebutuhan serta dapat diterima baik oleh pasien.
6. Faktor penghambat dalam memberikan asuhan kepada klien, penulis
mendapatkan hambatan pada komukasi karena keterbatasan bahasa. Ibu dan
keluarga lebih cendrung mengerti bahasa sunda.

B. SARAN
1. Untuk Rumah Sakit
Diharapkan agar meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP
serta teori, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kepercayaan dari
pengguna jasa pelayanan, khususnya pelayanan kebidanan pada bayi
dengan asfiksia
2. Untuk keluarga
Ibu dan keluarga mampu memberikan asuhan bayi baru lahir sehari- hari,
tidak lupa untuk memberikan imunisasi pada bayinya, mengetahui tanda
bahaya pada bayi baru lahir serta segera membawa bayi ke tenaga kesehatan
bila terjadi hal tersebut
3. Untuk profesi bidan
a. Diharapkan bidan untuk meningkatkan kualitas asuhan sesuai dengan
teori yang terus berkembang namun tetap berdasarkan wewenang
sebagai bidan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan dan bermanfaat bagi klien.
b. Diharapkan bidan untuk mempelajari bahasa daerah setempat agar tidak
terjadi perbedaan persepsi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anik Maryunani. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : CV. Trans Info Media.2010
2. Dinas Kesehatan Jawa Barat. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
3. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012.
4. Anik Maryunani. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal. Jakarta:
Trans Info Medika. 2013.
5. Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC. 2010.
6. Sudarti, dkk. Asuhan Kebidanan Neonatus Resiko Tinggi dan Kegawatan.
Yogyakarta. 2013.
7. M. Sholeh kosim, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta . 2012
8. Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi. 2017
9. Jannah, N. Askeb II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC. 2014
10. Hanretty, Kevin. Ilustrasi Obstetri. Indonesia: CV Pentasada Medika Edukasi.
2014
11. Mochtar R. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi III.
Jakarta: EGC; 2012
12. Fadlun, Achmad Feryanto. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba
Medika. 2012.
13. Saifuddin. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: EGC. 2014
14. Medforth, Janet. Kebidanan Oxford. Jakarta : EGC. 2011.
15. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.2008.
16. Sofian. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. 2011.
17. Sondakh, Jenny K.S. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga. 2013.
18. Karyuni, dkk. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan untuk
Dokter, Perawat & Bidan. Jakarta : ECG. 2008.
19. Kristiyansari, Weni. ASI, Menyusui dan SADARI. Yogjakarta: NUHA
MEDIKA.2009.
20. Dewi. Asuhan kebidanan pada Neonatus. Jakarta: Salemba Medika.2012
21. Marni dan Kukuh Rahardjo. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012.
22. Yunanto Ari, dkk. Neonatologi. Jakarta : IDAI. 2008.
23. Asri dwi, dkk. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010.
24. Maryunani, A.,Nurhayati. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal, Jakarta : Trans Info
Media. 2008.
25. Arief, Weni Kristiyanasari. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.
Yogyakarta: Nuha Medika. 2009.
26. Anik, Maryunani. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Mat; Nata
Wijaya, Jakarta: TIM. 2009.
27. Dinas Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta. 2008.
28. Prawirohardjo, Sarwono. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.
29. Maryanti, dkk. Buku Ajar Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Penerbit Trans
Info Media. 2011.
30. Mufdlilah, dkk. Konsep kebidanan. Yogyakarta :Nuhamedika. 2012.
31. Estiwidani dkk. Konsep Kebidanan. Yogjakarta: Fitramaya. 2008. (37)
32. Asrinah. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.
33. Hidayat, Asri. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. 2009.
34. Wildan, Moh dan Hidayat, A. Aziz Alimul. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika. 2008.
35. Yanti. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
2010.
36. Pudiastuti, Ratna Dewi. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha
Medika. 2011.
37. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1474/MENKES/PER/X/2010. Jakarta :
Depkes RI
38. Sumarah.dkk. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin).Yogyakarta: Fitramaya. 2008
39. Bandiyah, S. Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika. 2009.
40. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.2010.
41. Mochtar R. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.Jakarta:
EGC; 2008
42. Jurnal penelitian. Hubungan Kondisi Ketuban dengan Kejadian Asfiksia pada
Bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2015
Scanned by CamScanner
Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

Hari/ Jam Laju Laju Suhu Residu BAB BAK


(o
Tanggal (WIB) jantung napas C) (jumlah
(x/menit) (x/menit) dan
warna)
Senin, 03.00 123 76 35,4 1 cc, - -
19-02-18 jernih
04.00 126 75 - - -

05.00 130 77 - - - -

06.00 138 76 35,4 1 cc, + -


jernih
07.00 132 74 - - - -

08.00 130 72 - - - -

09.00 126 76 - - + -

10.00 126 74 35,9 Kosong - +

11.00 128 69 - - - -

12.00 132 65 - - + -

13.00 134 68 - - - -

14.00 138 62 35,9 - - -

15.00 130 64 - Kosong + -


16.00 132 66 - - - +

17.00 136 64 - - - -

18.00 135 62 - Kosong + -

19.00 132 69 - - - -

20.00 142 65 36,0 - - -

21.00 136 66 - Kosong + +

22.00 144 62 - - - -

23.00 140 66 - - - -

24.00 142 62 - Kosong + -

Selasa, 01.00 136 58 - - - -


20-02-18
02.00 140 52 - - - -

03.00 142 60 - Kosong + -

04.00 138 54 - - - -

05.00 146 58 - - - +

06.00 135 52 - Kosong - -

07.00 30 48 36,6 - + -

08.00 126 56 - - - -

09.00 129 49 - - - -
10.00 132 46 - - - -

11.00 136 44 36,7 - + -

12.00 133 48 - - - -

13.00 132 46 - - - +

14.00 128 49 - - - -

15.00 126 50 - - + -

16.00 130 52 36,6 - - -

17.00 132 54 - - - +

18.00 140 50 - - - -

19.00 136 48 - - - -

20.00 134 46 36,8 - + -

21.00 130 48 - - - -

22.00 126 56 - - - +

23.00 129 52 - - - -

24.00 135 54 - - + -

Rabu, 01.00 132 48 - - - -


21-02-18
02.00 140 46 - - - -

03.00 144 49 - - + -
04.00 142 50 - - - -

05.00 138 52 - - - -

06.00 136 54 - - + -

07.00 132 52 - - - +

08.00 136 48 - - - -

09.00 136 54 36,8 - + -

10.00 134 50 - - - -

11.00 129 49 - - - -

12.00 136 46 - - + +

13.00 132 48 36,6 - - -


Lampiran 4
ASUHAN INTRANATAL CARE

Hari/ tanggal pengkajian : Senin, 19 pebruari 2018


Tempat pengkajian : Ruang VK RSUD Sekarwangi
Waktu pengkajian : 02.10 WIB
Nama pengkaji : Ferra Novianti

A. Data Subjektif
1. Identitas pasien
IBU SUAMI
Nama Ny.W Tn.A
Umur 15 tahun 15 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan IRT Buruh
Alamat Parung Kuda, Sukabumi

2. Keluhan utama
Ibu histeris dan tidak kooperatif dalam menghadapi persalinan ini, ibu
tidak kuat dengan mulas yang dirasakan saat ini, ibu mengeluh lemas dan
mulasnya semakin sering dan semakin kuat, nyeri bagian vagina, terasa
keluar lendir, dan ingin meneran.

3. Riwayat kehamilan
a. Ibu mengaku ini kehamilan anak pertama, ini kehamilan yang tidak
diinginkan. Ibu hamil di luar nikah pada saat duduk di bangku
sekolah kelas 2 SMP. Ibu merasa Hari Pertama Haid Terakhir pada
tanggal 22-16-2017, TP : 29-03-2018, ibu tidak pernah mengalami
keguguran, ibu mulai memeriksakan kehamilannya di puskesmas
sejak usia kehamilannya memasuki 5 bulan, ibu sudah di
mendapatkan imunisasi TT 2 kali pada usia kehamilan 28 minggu
dan 32 minggu. Ibu mengkonsumsi tablet penambah darah dan
vitamin yang diberikan oleh bidan, tidak ada penyulit pada
kehamilan ini. Ibu khawatir dengan proses persalinann yang akan
dilewatinya.
b. Ibu datang ke puskesmas ngeluh sudah mulas-mulas, dari HPHT
yang di katakan ibu, usia kehamilan ibu belum cukup bulan, di
puskesmas ibu dilakukan pemeriksaan dalam dan sudah pembukaan
1 cm. Ibu segera di rujuk ke rumah sakit dengan diagnosa preterm
dan kala 1 fase laten.
c. Ibu datang ke rumah sakit di rujuk oleh bidan puskesmas dengan
kala I fase laten dan usia kehamilan belum cukup bulan, ibu sudah
dilakukan tindakan sesuai dengan advice dokter SpOg yaitu tindakan
melahirkan pervaginam, memberikan terapi infus dextros, drip nairet
dengan larutan dextrose500 cc dengan 12 tetes permenitdan terapi
injeksi dexamethasone untuk pematangan paru. Setelah selesai
pematangan baru, ibu dilakukan tindakan induksi persalinan dengan
drip oxytocin 5 IU dengan tetesan bertahap.

4. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga


Ibu tidak pernah memiliki penyakit darah tinggi, kencing manis, demam
tinggi, keputihan yang berbau/ kencing nanah, gangguan berkemih, sesak
nafas, batuk yang terus-menerus.

5. RiwayatPsiko-Sosial-Ekonomi
Ibu mengaku ini merupakan kehamilan yang tidak diinginkan dan ini
kehamilan diluar nikah, saat hamil ibu masih duduk di bangku sekolah
kelas 2 SMP. ibu belum siap dengan kehamilan dan persalinan ini. Ibu
menikah sah pada usia 14 tahun dan suami usia 14 tahun. Ini merupakan
pernikahan pertama untuk keduanya, lama pernikahan 5 bulan. Mertua
dan orang tua ibu sebagai pengambil keputusan dirumah. Ibu mengatakan
tidak ada pantangan selama kehamilan. Ibu berencana bersalin di
puskesmas, keluarga sudah menyiapkan biaya untuk persalinan.
6. Pola Kegiatan sehari-hari
Ibu makan terakhir pukul 20.00 WIB dengan menu bubur ayam ½ porsi,
minum terakhir pukul 23.00 WIB dengan air mineral, ibu BAK terakhir

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : composmentis
b. Keadaan umum : sedang
c. Emosional : tidak stabil
d. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 78 x/menit
3) Pernafasan : 20 x/menit
4) Suhu : 36,7 oC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen :
1) Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi.
2) Palpasi :
a) Leopold I : teraba bokong. TFU : 28 cm
b) Leopold II : teraba punggung kiri.
c) Leopold III : teraba kepala
d) Leopold IV : divergen
e) Perlimaan : 1/5
f) His : 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik
3) Auskultasi :
a) DJJ : 124 x/menit teratur
b. Genetalia :
1) Inspeksi : tampak keluar darah semakin banyak,
vulva sudah membuka, perineum sudah
menonjol.
2) Pemeriksaan dalam : portio tidak teraba, pembukaan lengkap,
ketuban pecah spontan pukul 02.00 WIB
berwarna keruh (bercampur meconium),
presentasi kepala, hodge 4, molase 0.
c. Ekstremitas
1) Atas : tidak odema, terpasang infus dextrose drip
oxy kolf 1 di lengan kanan.
2) Bawah : tidak odema.
3. Data penunjang
a. (USG) : hamil aterm, ketuban cukup, berat janin
2450 gr.
b. Hemoglobin : 12,2 gr/dl

C. Analisa
G1P0A0 hamil aterm dengan inpartu kala II.
Janin tunggal hidup presentasi kepala dalam keadaan normal.

D. Penatalaksanaan
02.15 WIB Mengecek kelengkapana alat alat sudah lengkap
02.16 WIB Menggunakan APD
02.18 WIB Memotivasi ibu untuk tetap semangat, kuat dan sabar dalam
menghadapi persalinan.
02.18 WIB Mengajarkan ibu cara meneran yang benar
02.19 WIB Menganjurkan ibu mengatur nafas
02.20 WIB Menganjurkan ibu miring ke kiri jika tidak mulas dan meneran jika
ada mulas.
02.24 WIB Pimpin persalinan jika ada his.
02.25 WIB Menganjurkan ibu untuk meneran yang benar  ibu merasa lelah
dan tidak kuat meneran
02.30 WIB Menaikkan tetesan drip oxy dalam larutan dextrose 5 % dengan 40
tetes permenit.
02.35 WIB Dilakukan episiotomi karena perineum kaku
02.40 WIB Dilakukan dorongan fundus uteri
02.55 WIB Bayi lahir,jeniskelaminperempuan, menangis merintih, tonus otot
kurang aktif, warna kulit kebiruan.
02.55 WIB Cek janin ke 2  tidak ada janin ke 2

CATATAN PERKEMBANGAN
PUKUL 02.55 WIB

A. Data Subjektif
Ibusenangbayinyasudahlahir, ibumasihmerasa mules.

B. Data Objektif
1. Abdomen : TFU sepusat, teraba keras dan globuler, tidak ada
janin kedua, kandung kemih kosong.
2. Genitalia : tampak pengeluaran darah merah kehitaman, tali
pusat menjulur di depan vulva.

C. Analisa
Inpartu kala III

D. Penatalaksanaan
02.55 WIB Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntikkan obat perangsang
untuk membantu melahirkan ari-ari  ibu mengerti dan bersedia
untuk disuntik.
02.56 WIB Dilakukan injek oxitocin 10 IU di 1/3 lateral paha kanan secara
IM.
02.57 WIB Dilakukan jepit dan potong tali pusat
02.58 WIB Dilakukanpenegangantalipusatterkendaliuntukmelahirkanplasenta.
02.59 WIB Mengamatitanda-tanpapelepasanplasenta uterus keras bulat
(globuler), tali pusat menjulur di depan vulva, semburan darah
berwarna merah kehitaman.
03.00 WIB Plasenta lahir spontan.
03.00 WIB Dilakukan masase fundus uteri  kontraksi uterus baik.
03.01 WIB Dilakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta plasenta lengkap
03.02 WIB Dilakukan pemeriksaan luka laserasi  terdapat luka episiotomi

CATATAN PERKEMBANGAN
Pukul03.03 WIB

A. Data Subjektif
Ibu merasa lega bayi dan ari-arinya sudah lahir, dan ibu masih merasa mules.

B. Data Objektif
1. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras dan globuler,
kontraksi positif, kandung kemih kosong.
2. Genetalia : jumlah darah yang keluar ±150 cc, tidak terdapat luka
laserasi.

C. Analisa
Inpartu kala IV

D. Penatalaksanaan
03.03 WIB Memberitahu ibu bahwa ibu akan dilakukan penjahitan luka jalan
lahir  ibu mengerti dan bersedia
03.04 WIB Dilakukan penjahitan luka episiotomi tanpa anastesi
03.30 WIB Menilai nadi, kontraksi, dan perdarahan ibu.
03.31 WIB Membersihkan dan merapihkan ibu dan tempat ibu
03.35 WIB Ibu dan keluarga diajarkan cara masase fundus uteri
03.36 WIB Merapihkan alat
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN POST NATAL CARE

JAM 05.00 WIB

A. Data Subjektif
1. Keluhan
Ibu masih merasa nyeri dengan jahitan lukanya dan masih merasakan
mulas, ibu sudah makan roti dan segelas teh manis.

2. Riwayat Persalinan
Ibu melahirkan tanggal 19 Pebruari 2018 pukul 02.55 WIB pada usia
kehamilan atrerm. Jenis kelamin perempuan berat badan lahir 2500 gram,
warna air ketuban meconium, persalinan dengan bantuan dorongan
fundus uterus yang dilakukan oleh bidan dikarenakan sudah dipimpin
persalinan selama 1 jam bayi tetap tidak lahir, ibu kelelahan dan tidak
kuat meneran.

3. Riwayat Social
Suami dan keluarga selalu mendampingi ibu. Suami dan keluarga merasa
tenang karena bayi sudah lahir.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanandarah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80x/ menit
c. Respirasi : 20x/menit
d. Suhu : 36,6oC
4. PemeriksaanFisik
a. Mata : konjungtiva pucat, sclera putih
b. Payudara : simetris, putting menonjol, tidak ada
benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan,
sudah terdapat pengeluaran kolostrum.
c. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras
dan bulat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih teraba kosong.
d. Ekstremitas :
1) Atas : tidak odema, lengan kiri masih terpasang
infus RL drip Oxy kolf 1 dengan 20 tpm.
2) Bawah : tidak odema, tidak ada varices.
e. Genetalia : terdapat darah berwarna kemerahan
sebanyak 1 pembalut panjang, jahitan luka
utuh dan basah.
f. Anus : tidakadahemoroid.

5. PemeriksaanPenunjang

a. Haemoglobin : 11,8 gr/dl

C. ANALISA
Ny. W usia 15 tahun, P1A0 postpartum 2 jam dalamkeadaan normal.

D. PENATALAKSANAAN
05.04 WIB Menjelaskan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik dan
normal  ibu dan keluarga mengerti dan akan
melakukannya.
05.05 WIB Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa rasa mulas
yang ibu rasakan hal yang wajar karena proses pengecilan
rahim seperti semula yang menyebabkan mulas  ibu dan
keluarga mengerti.
05.06 WIB Mengajarkan ibu cara memasase fundus uterus agar
mempertahankan kontraksi rahim untuk mencegah
perdarahan  ibu dan keluarga dapat melakukannya.
05.07 WIB Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti miring
kanan kiri, kemudian turun dari tempat tidur untuk buang
air kecil ibu mengerti dan akan melakukannya.
05.08 WIB Menganjurkan ibu untuk jaga kebersihan diri  ibu
mengerti dan akan melakukannya.
05.09 WIB Menganjurkan ibu penuhi kebutuhan istirahat, nutrisi, dan
hidrasi  ibu mengerti dan akan melakukannya.
05.10 WIB Memberikan terapi oral amoxcilin 500 mg, asam
mefenamat 500 mg, tablet penambah darah 60 mg.
05.20 WIB Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas seperti demam tinggi, perdarahan, kejang,
keluarcairan yang berbau dari jalan lahir, ibu terlihat
depress segera lapor kepetugas kesehatan  ibu dan
keluarga mengerti.
06.30 WIB Memindahkan pasien keruang perawatan.

CATATAN PERKEMBANGAN
JAM 08.55 WIB

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan masih merasakan mulas, darah yang keluar seperti haid, ibu
sudah makan nasi lauk pauk dan sayur yang diberikan dari rumah sakit, ibu
sudah minum 1 botol air mineral. Ibu sudah turun dari tempat tidur untuk
kekamar mandi, ibu sudah BAK tetapi belum BAB.

B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 78x/ menit
c. Respirasi : 20x/menit
d. Suhu : 36,6 oC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva pucat, sclera putih
b. Payudara : simetris, putting susu menonjol, sudah keluar
kolostrum.
c. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras danbulat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba
kosong.
d. Ekstremitas :
1) Atas : tidak odema, lengan kiri terpasang infus RL
dengan 20 tpm.
2) Bawah : tidak odema, tidak ada varices.
e. Genetalia : terdapat darah berwarna kemerahan sebanyak ½
pembalut panjang, lokea rubra, jahitan luka utuh
dan basah.
C. Analisa
P1A0 Post partum 6 jam dalam keadaan normal.

D. Penatalaksanaan
08.59 WIB Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
normal  ibu dan keluarga mengerti
08.60 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri  ibu
mengerti dan akan melakukannya.
09.01 WIB Menganjurkan ibu untuk penuhi kebutuhan nutrisi, hidrasi, dan
istirahatibu mengerti dan akan melakukannya.
09.02 WIB Menganjarkan ibu untuk cara memerah ASI  ibu mengerti
dan dapat melakukannya.
09.03 WIB Menjelaskan pada ibu cara perawatan payudara  ibu mengerti
dan dapat melakukannya.
09.04 WIB Menjelaskan kembali pada ibu tanda bahaya pada masa nifas 
ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali.
09.05 WIB Menganjurkan ibu keruang perina untuk menengok bayinya 
ibu mengerti dan akan keruang bayi.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggalpengkajian : Selasa, 20 Pebruari 2018
Jam pengkajian : 07.00 WIB

A. Data subjektif
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan, darah yang keluar seperti darah
haid, ibu sudah makan 1 porsi bubur dan minum air mineral 1 botol, istirahat
dimalam hari cukup, ibu sudah keruang bayi untuk menemui bayinya. Saat ini
ibu ingin pulang.

B. Data objektif
1. KeadaanUmum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 84x/ menit
c. Respirasi : 20x/menit
d. Suhu : 36 oC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : konjungtiva pucat, sclera putih
b. Payudara : simetris, putting susu menonjol, sudah keluar
kolostrum.
c. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras dan bulat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba
kosong.
d. Ekstremitas :
1) Atas : tidak odema, lengan kiri terpasang infus RL
dengan 20 tpm.
2) Bawah : tidak odema, tidak ada varices.
e. Genetalia : terdapat darah berwarna kemerahan sebanyak ½
pembalut panjang, lokea rubra, jahitan luka utuh
dan basah.

B. Analisa
P1A0 Postpartum 1 hari dalam keadaan normal.

C. Penatalaksanaan
07.02 WIB Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
normal  ibu dan keluarga mengerti.
07.03 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri 
ibu mengerti dan akan melakukannya.
07.04 WIB Menganjurkan ibu untuk penuhi kebutuhan nutrisi, hidrasi,
dan istirahat  ibu mengerti dan akan melakukannya.
07.05 WIB Menganjarkan ibu untuk cara memerah ASI  ibu mengerti
dan dapat melakukannya.
07.06 WIB Menjelaskan kembali pada ibu cara perawatan payudara 
ibu mengerti dan dapat melakukannya.
07.07 WIB Menjelaskan kembali pada ibu tanda bahaya pada masa
nifas  ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali.
07.08 WIB Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang tinggi
protein seperti putih telur, ikan, daging untuk proses
penyembuhan lukaibu dan keluarga mengerti.
07.09 WIB advice dokter, pasien dibolehkan pulang.
07.10 WIB Melepaskan infus
07.11 WIB Menjadwalkan ibu untuk control ulang 6 hari lagi pada
tanggal 25 Pebruari 2018 di puskesmas/klinikterdekat.
Lampiran 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Asuhan Bayi Baru Lahir


Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Pada Bayi
Hari/Tanggal : Rabu, 16 pebruari 2018
Waktu : 10 menit
Sasaran : Ny. W
Tempat : Ruang Perinatologi RSUD Sekarwangi

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan klien diharapkan mampu memahami dan
mengerti tentang tanda bahaya pada Bayi.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien dapat mengetahui tanda
bahaya pada Bayi.
C. Materi : Terlampir
D. Sumber : Buku KIA
E. Metode : Ceramah dan tanya jawab
F. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluhan Sasaran
1 menit Pembukaan Membuka acara dengan Menjawab salam dan
mengucapkan salam kepada memperhatikan
sasaran dan Mendengarkan
memperkenalkan diri. penyuluh
Menyampaikan topik dan menyampaikan topic
tujuan penkes kepada dan tujuan.
sasaran. Menyetujui
Kontrak waktu untuk kesepakatan waktu
peleksanaan penkes dengan pelaksanaan penkes.
sasaran.
7 Kegiatan inti Apersepsi Menyampaikan
Menit pengetahuan Ny.W tentang pengetahuannya
materi penyuluhan. tentang materi
Menjelaskan materi penyuluhan.
penyuluhan kepada Ny. W Mendengarkan
dengan menggunakan penyuluh
plifchart. menyampaikan
Memberikan kesempatan materi.
kepada Ny.W untuk Menyampaikan hal-
menanyakan hal-hal yang hal yang tidak
belum dimengerti dari dimengerti dari
materi yang dijelaskan materi penyuluhan.
penyuluh. Menyimak jawaban.
Menjawab pertanyaan yang
diajukan.
3 Evaluasi / Menyampaikan kesimpulan Mendengarkan
Menit penutup materi penyuluhan yang penyampaian
telah disampaikan kesimpulan.
kepada Ny.W. Sasaran mengerti
Mengevaluasi hasil dengan yang
penyuluhan . disampaikan
Menutup acara dan penyuluh.
mengucapkan salam serta Mendengarkan
terima kasih kepada Ny.W. penyuluh menutup
acara dan menjawab
salam.

G. Evaluasi
Mengajukan pertanyaan secara lisan, apa saja tanda bahaya pada bayi?
MATERI

Tanda- Tanda Bahaya Yang Harus Diwapadai Pada Bayi Baru Lahir
1. Pernafasan : sulit atau lebih dari 60 kali permenit
2. Kehangatan : terlalu panas lebih dari 38 0C atau terlalu dingin
kurang dari 360C
3. Warna kulit : kuning (terutama pada 24 jam), biru atau
pucat,memar.
4. Pemberian ASI : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel,
banyak muntah.
5. Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan
(nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
6. Tinja/kemih : tidak buang air besar dalam 3 hari, tidak berkemih
dalam 24 jam, tinja lembek, ada lender atau darah
pada tinja.
7. Aktivitas : menggigil, menangis yang tidak biasa, rewel,
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang
halus, tidak bias tenang, menangis terus-menerus.
Lampiran 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Hari / Tanggal : 21 Pebuari 2018


PokokBahasan : Pendidikan kesehatan pada ibu menyusui
Sub PokokBahasan : ASI ekslusif
Sasaran : Ibu menyusui (Ny.W)
Penyuluh : FerraNovianti
Tempat : Ruang Perinatologi RSUD Sekarwangi

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Ibu menyusui membutuhkan pendidikan kesehatan / health education seperti ASI
ekslusif.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian ASI ekslusif diharapkan ibu
dapat mengerti dan memahami manfaat ASI ekslusif bagi ibu dan bagi bayi.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Setelah dilakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif diharapkan ibu dapat:
Mengetahui pengertian ASI ekslusif.
2. Mengetahui manfaat pemberian ASI ekslusif.
3. Mengetahui langkah-langkah menyusui yang benar.
4. Mengetahui cara memperbanyak ASI.
C. Garis-garis Besar Materi
1. Pengertian ASI ekslusif
2. Manfaat pemberian ASI ekslusif.
3. Langkah-langkah menyusui yang benar.
4. Cara memperbanyak ASI
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media dan Alat Peraga
1. Leaflet
F. Proses Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Evaluasi Waktu
1. Pendahuluan :
a. Memperkenalkan diri Ibu mendengarkan dan 2 menit
b. Menjelaskan tujuan memberi respon.
c. Kontrak waktu

2. Penjelasan :
a. Pengertian ASI Ibu mendengarkan dengan
ekslusif. penuh perhatian 10 menit
b. Manfaat pemberian
ASI ekslusif.
c. Langkah-langkah
menyusui yang benar.
d. Cara memperbanyak
ASI.

3. Penutup :
a. Tanya jawab a. Menanyakan hal yang
b. Menyimpulkan hasil belum jelas. 3 menit
penyuluhan b. Aktif bersama
c. Memberikan salam menyimpulkan.
penutup c. Membalas salam.

G. Evaluasi
1. Mengajukan pertanyaan lisan.
a. Apaitu ASI ekslusif?
b. Apa saja manfaat ASI?
2. Observasi.
a. Respon/tingkah laku ibu saat diberi pertanyaan
b. Ibu antusias atau tidak.
c. Ibu mengajukan pertanyaan atau tidak.
MATERI :
ASI EKSLUSIF

A. Pengertian ASI eksklusif.


ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan untuk bayi sejak baru lahir sampai 6
bulan tanpa makanan pendamping dan minuman pra lakteal (air gula, aqua, dan
lainnya).
B. Tujua npemberian asi ekslusif
1. Bagi bayi
a. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.
b. Mengandung antibody.
c. Asi mengandung komposisi yang tepat.
d. Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu
dan bayi.
e. Terhindar dari alergi.
f. Asi meningkatkan kecerdasan bayi.
g. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena gerakan mengisap mulut bayi pada payudara .
2. Bagi ibu
a. Sebagai kontrasepsi.
b. Aspek kesehatan ibu, aspek penurunan berat badan, aspek psikologi,
C. Manfaat pemberian ASI bagi bayi
1. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan
bayi sampai usia 6 bulan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat kekebalan
sehingga akan lebih jarang sakit, sakit telinga dan infeksi saluran pencernaan.
3. Melindungi anak dari serangan alergi.
4. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga
bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.
5. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
6. Membantu pembentukan rahang yang bagus.
7. Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan
diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
8. Menunjang perkembangan motoric sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih
cepat bisa jalan.
9. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan
spiritual dan hubungan sosial yang lebih baik.
10. Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi.
D. Langkah – langkahmenyusui yang benar
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produki ASI selanjutnya
atau bayi enggan menyusu.
1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting
& sekitar areola sebagai desinfektan & menjaga kelembaban putting susu.
2. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi , bayi ditidurkan diatas
pangkuan ibu dengan cara :
a. Bayi dipegang dengan satu lengan kepala bayi diletakkan pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
b. Satutanganbayidiletakkandielakangbadanibudan yang satudidepan.
c. Perutbayimenempelbadanibu, kepalabayimenghadappayudara
d. Telinga dan lengan bayi terletak pada satugaris lurus
e. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
3. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari
menekan bagian atas areola .
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut ( rooting refleks) dengan cara
menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh mulut bayi
5. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
Usahakan sebagian besar areola dapat masuk mulut bayi, sehingga putting
susu berada dibawah langit langit dan lidah bayi akan menekan asi keluar dari
tempat penampungan asi yang terletak dibawah areola
E. Cara memperbanyak asi
1. Menyusui sesering mungkin
2. Motivasi yang kuat untuk menyusui bayi
3. Pemeriksaan payudara untuk meningkatkan produksi ASI juga dapat
direncanakan dari jauh hari
4. Penggunaan BH yang terlalu sempitakan mempengaruhi produksi ASI
5. Sehabis dilahirkan bayi langsung diperkenalkan dengan payudara
6. Untuk mengatasi keterbatasan ASI perbanyaklah makan daun katuk, bayam,
daun turi (sayuran hijau lainnya) yang banyak mengandung zat untuk
memperbanyak produksi ASI.

SUMBER :
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Makasar : Salemba Medika.
Retna, Diah. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuhamedika.
Lampiran 7
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas


Sub Pokok Bahasan : Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Penyuluh : Ferra Novianti
Sasaran : Ny. W
Tempat : Ruang Perinatologi RSUD Sekarwangi
Waktu : 15 menit

I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami
tentang Gizi Ibu Nifas.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan kebutuhan zat gizi bagi ibu nifas
2. Menjelaskan kebutuhan Istirahat bagi ibu nifas
II. Materi
Terlampir
III. Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Evaluasi

1. Pembukaan a. Salam Pembuka Menjawab salam


(3 menit) b. Memberi kesempatan
kepada ibu untuk
menjelaskan yang telah
ibu ketahui
2. Pengembangan Memberitahu ibu mengenai Menyimak
materi gizi ibu menyusui meliput:
(10 menit) a. Menjelaskan kebutuhan
zat gizi bagi ibu
menyusui
b. Menjelaskan kebutuhan
Istirahat bagi ibu nifas

3. Penutup a. Memberi kesempatan a. Bertanya


(2 menit) untuk bertanya b. Mendengar
b. Menyimpulkan c. Menjawab salam
c. Menutup dengan salam

IV. Media dan Alat


Leaflet
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. Evaluasi
1. Ibu dapat menjelaskan kebutuhan gizi bagi ibu nifas
2. Ibu dapat menjelaskan kebutuhan Istirahat bagi ibu nifas
VII. Referensi
DepKes RI Direktorat Jendral Biro Kesehatan Masyarakat 2001, Gizi
Masyarakat. Jakarta
Husani Yayah k,1999,Makanan Bayi Bergizi. Gajah mada University Press.
Yogyakarta.
Djuhari, Widjajakusumah. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC
Lampiran Materi
KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS

A. Definisi Gizi Ibu Nifas


Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti
“makanan”. Gizi adalah zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Masa nifas adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil. Masa nifa
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati,2010).
Masa nifas ataumasa menyususi adalah masa yang sangat penting, karena
setelah ibu melahirkan akan memerlukan waktu untuk memulihkan kembali
kondisinya dan memepersiapkan ASI sebagai makanan pokok untuk bayinya.
Gizi ibu nifas adalah makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh selama masa nifas.

B. Fungsi Gizi Ibu Nifas


Zat gizi ibu menyusui secara umum lebih tinggi daripada ibu hamil, karena
diperlukan untuk:
1. Mempertahankan kesehatan ibu.
2. Pemulihan kesehatan ibu.
3. Proses produksi ASI yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Sumber tenaga untuk beraktivitas selama pengasuhan bayi.
5. Mengganti jaringan yang rusak.

C. Bahan Makanan yang Dianjurkan Pada Ibu Nifas


1. Sumber kalori: beras, roti, kentang, bihun dan sebagainya.
2. Sumber protein: susu,telur,daging atau hati dan sebagainya.
3. Sumber vitamin dan mineral: sayuran yang berwarna hijau atau kuning,
buah-buahan yang dagingnya berwarna merah atau kuning.
4. Banyak minum terutama sari buah atau air perebus sayuran 4-6 gelas
sehari, bubur kacang hijau dan susu.
5. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari.

D. Bahan Makanan yang Dibatasi pada Ibu Nifas

1. Kopi Karena kopi mengandung kafein. Kafein pada ibu menyususi tidak
akan terbuang secara sempurna, melainkan sebagiannya akan tersisa pada
ASI yang akan ditelan oleh bayi. Akibatnya bayi alan menjadi rewel dan
sulit tidur, dikarenakan bayi belum dapat mengeluarkan kafein secara
sempurna seperti orang dewasa.
2. Makanan yang Pedas Hal ini dikarenakan kandungan rasa pedas yang ada
didalam makanan akan terkonsumsi oleh bayi melalui ASI, yang akan
menyebabkan perut bayi menjadi panas (iritas) bahkan dapat
menyebabkan bayi diare.
3. Bahan makanan yang dapat menimbulkan kembung misalnya: ubi,
singkong, kol, sawi, dan sebagainya.
4. Lemak Jenuh Lemak jenuh harus dihindari karena terbukti dapat
menghambat omega 3 yang dangat dibutuhkan untuk perkembangan otak
bayi. Salah satu makanan yang menganduklemak jenuh adalah gorengan.
5. Alkohol Alkohol akan terbawa ke dalam ASI dan akan membuat byai
menjadi pusing,lemah,sulit bangun dan juga produksi ASI akan
berkurang.

E. Bahan Makanan yang Dibutuhkan pada Ibu Nifas


Bahan Makanan Berat (gr) Ukuran rumah tangga
Beras 500 2,5 gelas
Nasi 200 5 ¼ gelas
Daging 75 3 potong
Tempe 125 5 potong
Sayuran 300 3 gelas
Buah Pepaya 200 1 potong
Susu 200 1 gelas
Gula Pasir 30 3 sendok makan
Minyak 40 Sendok makan
Catatan:
1. 1 gelas isinya 200 ml air
2. 1 potong daging, ukuran 6 X 5 X 2 cm
3. 1 potong tempe, ukuran 4 X 6 X 1 cm
4. 1 potong pepaya, ukuran 5 X 15 cm

F. Contoh Menu Makanan Ibu Nifas Dalam 1 Hari


Pagi : Nasi, tempe goreng, telur, tumis kacang panjang dan wortel, susu.
Snack untuk pukul 10:00 WIB : 1 potong pepaya dan 1 cangkir teh manis
Siang : Nasi, semur daging,tahu goreng, sayur bayam, semangka, Malam :
Nasi, pepes ikan, perkedel, cah kangkung.

G. Kebutuhan Istirahat Ibu Nifas


Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, akan sangat lelah bila
partus berlangsung lama. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia akan mampu
merawat anaknya atau tidak setelah melahirkan. Hal ini mengakibatkan susah
tidur, alasan lainya adalah terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja
bertambah, ibu harus bangun malam untuk memberi asi atau mengganti
popok.
Anjurkan ibu untuk :
a. Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan
b. Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur
c. Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan
d. Mengatur kegiatan rumah sehingga dapat menyediakan waktu untuk
istirahat pada siang hari kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam
Kurang istirahat akan memengaruhi ibu dalam beberapa hal diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi jumlah asi yang diproduksi
b. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
Lampiran 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tanda Bahaya Masa Nifas


Penyuluh : Eka Agustina Ningsih
Hari, Tanggal : 24 Pebruari 2018
Sasaran : Ny. T
Tempat : Raden Dewi Sartika

I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan,diharapkan kepada para masyarakat
khususnya ibu Nifas dapat memahami tanda bahaya Masa Nifas
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Tanda Bahaya Masa Nifas”
diharapkan ibu Nifas mampu:
1. Menjelaskan pengertian Tanda Bahaya Masa Nifas.
2. Menyebutkan macam-macam Tanda Bahaya Masa Nifas
II. MATERI
Terlampir
III. METODE
Ceramah
IV. MEDIA
Buku KIA
V. EVALUASI
Ibu dapat menyebutkan Tanda Bahaya Masa Nifas
VI. DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. Buku Ajar asuhan Kebidanan nifas normal. Monica ester.
Jakarta : EGC, 2009.
Lampiran Materi
TANDA BAHAYA MASA NIFAS

A. Pengertian Tanda Bahaya Masa Nifas


Adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu
diketahuioleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan
ibu.

B. Jenis-jenis Tanda Bahaya Masa Nifas


1. Perdarahan Postpartum
2. Lochea yang berbau busuk
3. Subinvolusi uterus
4. Nyeri pada perut
5. Pusing dan lemas yang berlebihan
6. Suhu tubuh >38
7. Sakit kepala hebat
8. Pembengkakan wajah, tangan dan kaki
9. Payudara merah, panas, terasa sakit
10. Nyeri Berkemih
11. Kehilangan nafsu makan

C. Penanganan
1. Jagalah kebersihan alat kelamin.
2. Nutrisi ditingkatkan.
3. Segera rujuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pengangan
Lampiran 7
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Masa Nifas


Sub Topik : ASI Eksklusif
Sasaran : Ny. T
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Pebruari 2014
Tempat : Ruang Raden Dewi Sartika
Waktu : 12.10 WIB
Penyaji : Eka Agustina N

I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu nifas dapat memahami pentingnya
ASI Eksklusif dan memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sampai usia 6
bulan.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan peserta diharapkan mampu :
a. Mengetahui arti dari ASI Eksklusif
b. Mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif bagi bayi
c. Mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif bagi ibu
II. MATERI
Terlampir
III. METODE
Diskusi dan tanya jawab
IV. MEDIA
Leaflet
V. KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Salam pembuka Menjawab salam
(3 menit) b. Memberikan kesempatan
kepada ibu untuk menjelaskan
yang telah ibu ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang Mendengar dan
(10 menit) pengertian ASI Eksklusif memperhatikan
b. Menjelaskan tentang manfaat
dari ASI Eksklusif bagi ibu
dan bayi
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk Ibu bertanya dan
(5 menit) bertanya bila ada yang belum menjawab salam
dipahami
b. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
c. Menutup dengan mengucap
salam

VI. EVALUASI
Dengan memberikan pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian ASI Eksklusif
2. Apa saja manfaat ASI Eksklusif bagi bayi ?
3. Apa saja manfaat ASI Eksklusif bagi ibu ?
VI. SUMBER KEPUSTAKAAN
Ptriani,Risa. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (ASKEB
III).Yogyakarta: Deepublish; 2014.
Lampiran Materi
ASI EKSKLUSIF

A. Pengertian ASI Eksklusif


ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan
atau makanan lain kecuali vitamin, mineral dan obat. Keuntungan ASI :
1. Lebih mudah dan praktis dalam pemberiannya
2. Komposisi seimbang sesuai kebutuhan bayi
3. Streil
4. Memperbaiki pencernaan bayi
5. Kolostrum mengandung Vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting
untuk bayi
6. Zat gizi yang terkanung sudah cukup untuk tumbuh kembang bayi,
misalnya omega 3 untuk pertumbuhan otak
7. Mempererat hubungan kasih sayang ibu dan anak
8. Menjaragkan kehamilan.
ASI dapat disimpan beberapa saat dengan syarat sebagai berikut:
Metode Penyimpanan Waktu Penyimpanan
Maksimal
Suhu kamar/udara bebas/terbuka 6-8 jam
Lemari pendingin 4˚C 24 jam
Lemari pendingin atau pembeku 2 bulan

B. Manfaat ASI
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga
enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada
usia enam bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan
meningkatnya lama pemberian ASI sampai dua tahun.
1. Manfaat ASI untuk Bayi
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis,
ekonomis, mudah dicerna, memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, dan dapat juga
melindungi infeksi gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-
lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga
mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama
5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme. ASI dapat
meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan
kasih sayang ibu dan anak (bonding).
2. Manfaat ASI untuk ibu
Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian rahim keukuran sebelum hamil serta mempercepat
berhentinya pendarahan post partum. Dengan menyusui kesuburan ibu
akan menjadi berkurang untuk beberpa bulan dan dapat menjarangkan
kehamilan. ASI juga dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara
pada masa yang akan datang (Gupte, 2004).
C. Komposisi Gizi dalam ASI Biasa (Matur)
1. Protein
ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang
sukar dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu
meneybabkan isi pencernaan bayi menjadi lebih lembut atau mudah
dicerna oleh usu bayi. Rasio whey-casein yang tinggipada ASI membnatu
pencernaan bayi dengan pembentukan hasilakhir pencernaan bayi yang
lebih kembut dan mengurangi waktu pengosongan gaster bayi.
2. Lemak
Lemak ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah
satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial,
docosahexaenic acid (DHA) dan arachonic acid (AA) yang berperan
penting dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai 1
tahun usia anak.
3. Vitamin
Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam
kolostrum dan menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber vitamin A
yang baik dengan konsentrasi sekitar 200 IU/dl. Vitamin yang larut dalam
lemak lainnya adalah vitamin D, E, dan K. Vitamin yang larut dalam air,
Vitamin C, asam nicotinic, B12, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B6
(pridoksin) sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan
status gizi normal, tidak perlu diberi suplemen.
4. Zat anti infeksi
ASI sering disebut juga “darah putih” yang mengnadung enzim,
immunoglobulin, dan leukosit. Lekosit terdiri atas fagosit 90% dan
limfosit 10% yang meskipun sedikit tetap dapat memberikan efek protektif
yang signifikan terhadap bayi. Immunoglobukin meruapakan protein yang
dihasilkan oleh sel plasma sebagai respon terhadap adanya imunogen atau
antgen (zat yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibodi).
Lampiran 8
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Sub Topik : Perawatan Tali Pusat
Sasaran : Ny. T
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Pebruari 2014
Tempat : Ruang Raden Dewi Sartika
Waktu : 12.15 WIB
Penyaji : Eka Agustina N

I. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu dan keluarga dapat melakukan
perawatan tali pusat secara mandiri dirumah.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Diharapkan ibu dapat:
a. Mengetahui pentingnya perawatan tali pusat
b. Menyebutkan hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk melakukan
perawaatan tali pusat
c. Mengetahui tanda-tanda infeksi tali pusat
II. METODE
1. Diskusi
2. Tanya jawab
III. MEDIA
Leaflet
IV. MATERI
Terlampir
V. KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan c. Salam pembuka Menjawab salam
(3 menit) d. Memberikan kesempatan
kepada ibu untuk menjelaskan
yang telah ibu ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang Mendengar dan
(10 menit) pentingnya perawatan tali memperhatikan
pusat
b. Menjelaskan tentang hal-hal
yang harus diperhatikan untuk
perawatan tali pusat.
c. Menjelaskan tentang tanda-
tanda infeksi tali pusat
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk Ibu bertanya dan
(5 menit) bertanya bila ada yang belum menjawab salam
dipahami
b. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
c. Menutup dengan mengucap
salam

VI. EVALUASI
Dengan memberikan pertanyaan:
1. Jelaskan pentingnya perawatan tali pusat
2. Apa saja hal yang harus diperhatikan untuk merawat tali pusat ?
3. Apa saja tanda-tanda infeksi tali pusat
VII. DAFTAR PUSTAKA
Fajar Gumilar Ahmad. Perawatan Tali Pusat funiculus umbilicus. Cimahi;
2013.
Lampiran Materi
PERAWATAN TALI PUSAT

A. Pengertian Tali Pusat Bayi


Tali pusat ( Funiculus umbilicalis ) adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah
yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen janin.Tetapi
begitu bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus
dipotong dan diikat atau dijepit.
B. Cara Membersihkan Tali Pusat
1. Cuci tangan bersih
2. Gunakan handscoon
3. Ambil kapas bulat atau kapas yang sudah dicelupkan kedalam air matang,
lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang menempel
pada perut)
4. Lakukan dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna merah.
5. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk memegang ujung tali pusarnya,
agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya
6. Ambil kasa kering lalu bungkus sisa tali pusat. Usahakan agar seluruh
permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban
7. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas.
Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan
8. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatnya.
C. Arah Pembersihan Tali Pusat Bayi Pembersihan tali pusat bayi yang telah
dipotong yaitu : dari bagian tali pusat yang dipotong ke arah pusar dengan
gerakan satu arah. Indikasinya agar bagian yang dipotong tidak terkena
kotoran dari pusar.
D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:
1. Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau menoleskan
cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat
2. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
3. Teknik Perawatan Tali Pusat Bayi. Dalam perawatan maupun pemotongan
tali pusat bayi itu menggunakan teknik steril. Artinya, dalam setiap
pelaksanaan perawatan dan pemotongan tali pusat bayi itu menggunakan
alat- alat yang steril. Dan dalam setiap proses perawatan itu dianjurkan
untuk sealalu memakai hanscoon
4. Penggunaan Popok pada bayi. Saat tali pusat dipotong, maka harus
diperhatikan penggunaan popok bayi tersebut. Sebaiknya popok
dipakaikan dibawah pusar. Alasannya adalah agar pusarnya tidak lembab,
karena apabila lembab akan beresiko timbulnya infeksi.
E. Tanda-Tanda Tali Pusat Bayi yang Terinfeksi
1. Bernanah Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam
merawatnya,seperti kurang bersih dan kurang kering. Hal ini juga bisa
terjadi bila saat pemotongan tali pusat bayi menggunakan benda yang
tidak steril sehingga kuman mudah tumbuh dan berkembangbiak.
2. Bau Tidak Sedap Bau tidak sedap muncul pada tali pusat menandakan
bahwa tali pusat terinfeksi. Lalu tali pusat akan bernanah dan
berlendir.Selain itu juga ditandai dengan kemerahan di sekitar pusar.
3. Tidak Banyak Menangis Bayi yang terinfeksi umumnya tidak banyak
menangis sebaliknya banyak tidur. Gejala ini ditandai dengan bayi malas
minum,demam dan yang paling parah sampai terjadi kejang.
Lampiran 9
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Bayi Baru Lahir


Sub Pokok Bahasan : Tanda-tanda Bahaya Baru Lahir
Penyuluh : Eka Agustina Ningsih
Sasaran : Ny. T
Tempat : Ruang Dewi Sartika

I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan, ibu diharapkan dapat mengerti dan mengetahui tentang
perawatan bayi baru lahir.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, ibu diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
2. Menjelaskan hal yang harus dilakukan bila menemukan salah satu tanda
bahaya
II. Materi
Terlampir
III. Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Evaluasi

1. Pembukaan 1. Salam pembukaan Menjawab salam


(3 menit) 2. Memberi kesempetan
kepada ibu untuk
menjelaskan yang telah
diketahui oleh ibu
2. Pengembangan Memberitahu ibu mengenai Menyimak
materi perawatan bayi baru lahir,
(5 menit) meliputi:
1. Menjelaskan tanda-tanda
bahaya baru lahir
2. Menjelaskan hal yang
harusdilakukan bila
menemukan salah satu
tanda bahaya
3. Penutup 1. Memberi kesempatan untuk a. Bertanya
(2 menit) bertanya b. Mendengar
2. Mengevaluasi materi c. Menjawab
3. Menyimpulkan salam
4. Menutup dengan salam

IV. Media dan Alat


Buku KIA
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. Evaluasi
1. Ibu dapat mnyebutkan tiga dari 7 tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
2. Ibu dapat menyebutkan hal yang harus dilakukan bila menemukan salah satu
tanda bahaya
VII. Referensi
1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka;
1994.
2. Sarwono Prawirohardjo. Syaifuddin Abdul Bari. 2002. Buku panduan
Praktis Pelayanan Kebidanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawihardjo Staf Pengajar. 1985. Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta. FKUI
Lampiran Materi
MATERI TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR

A. Tanda-tanda bahaya bagi baru lahir yang harus di waspadai:


1. Pernafasan sulit atau >60 kali permenit
2. Suhu tubuh terlalu panas >380 C atau terlalu dingin <360 C.
3. Warna kuning ( terutama pada 24 jam pertama), biru, atau pucat
4. Pemberian ASI, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
5. Tali pusat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasa
sulit.
6. Tinja/kemih, tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua,
ada lendir atau darah pada tinja.
7. Aktivitas, menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung,
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang, tidak bisa tenang,
menangis terus-menerus.

B. Hal yang harus dilakukan bila menemukan salah satu tanda bahaya tersebut:
Segera cari pertolongan medis ke Puskesmas, Bidan Praktek, Dokter praktek,
Rumah bersalin dan rumah sakit.
Lampiran 10
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Senam Nifas


Hari, Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2018
Sasaran : Ny. T
Tempat : Rumah Ny. T
Penyuluh : Eka Agustina Ningsih

I. TUJUAN
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran senam nifas, ibu dapat melakukan senam
nifas secara mandiri.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran senam nifas, diharapkan ibu dapat :
1. Menyebutkan manfaat senam nifas
2. Menyebutkan teknik latihan senam nifas
II. MATERI
Terlampir
III. METODE
1. Metode Ceramah
2. Metode Simulasi
IV. MEDIA PENYULUHAN
A. Alat Penyuluhan
Karpet dan Batal
B. Bahan Penyuluhan
Leaflet
V. EVALUASI
Ibu dapat menyebutkan manfaat senam nifas dan menyebutkan gerakan senam
nifas.
Lampiran Materi
SENAM NIFAS

1. Pengertian Senam Nifas


Senam Nifas adalah senama yang bertujuan untuk mengembalikan otot-otot
terutama rahim dan perut kekeadaan semula.
2. Manfaat Senam Nifas
a. Untuk segera mengembalikan bentuk tubuh ibu nifas dan memperbaiki
fungsinya kembali.
b. Membantu memperlancar proses penyembuhan setelah melahirkan.
c. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot panggul
d. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot panggul
e. Mencegah terjadinya penyumbatan aliran darah balik di tungkai bawah
f. Apat membantu kelancaran pengeluaran ASI.
3. Langkah-Langkah Senam Nifas
a. Pernafasan Iga-iga
Terlentang dengan satu bantal, mengeluarkan nafas dari mulut sambil
mengepiskan iga kemudian menarik nafas dari hidung sambil
mengembungkan dada. Sebanyak 15X
b. Gerak Pergelangan Kaki
Duduk denagnkedua kaki lurus ke depan bersandar di atas kedua yang
diletakkan disamping belakang. Putar telapak kaki ke depan, kanan,
belakang, kiri. Sebanyak 5 kali.
c. Kontraksi ringan otot peret dan bokong
Ibu tidur terlentang dengan satu bantal dikepala kedua kaki lurus kedua
tangan disamping badan. Tundukkan kepala kerutkan bokong kedalam
hingga lepas dari kasur, kemudian lepaskan perlahan-lahan. Sebanyak 15x.
d. Latihan kaki
Tidur terlentang dengan satu bantal dikepala, kedua lutut dibengkokan
setengah tinggi dan paha menempel satu sama lain. Kedua lutut
direbahkan ke samping kiri setengah rendah, kembali ketengah,dibawa
kekanan, kembali ketengah dan seterusnya. Sebanyak 5x
e. Menguatkan otot dada
Duduk dengan kedua tangan saling berpegangan pada lengan bawah
Kedua tangan mendorong lengan karah siku tanpa menggeser telapak
tangan ,sampai otot dada terasa tertarik. Kemudian dilepaskan. Sebanyak
45x
f. Mengembalikan otot rahim pada bentuk dan posisi semula.
Tidur tengkurap dengan dua bantal menyangga perut bagian bawah, satu
bantal kecil menyangga punggung kaki, kepala menoleh kesamping
kiri/kanan, letakkan tangan dibawah bantal denga sikut sedikit
dibengkokkan. Sebanyak 5 menit kemudian 20 menit.
Lampiran 11
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Imunisasi Dasar


Hari, Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2018
Sasaran : Ny. T
Penyuluh : Eka Agustina Ningsih
Tempat : Rumah Ny. T

I. TUJUAN
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan ibu mengetahui dan dapat
menerapkan pentingnya imunisasi pada bayi dan balitanya.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan ibu dapat :
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan tentang pengertian dan manfaat
dari imunisasi.
2. Dapat mengetahui dan menjelaskan apa saja macam-macam imunisasi
dasar dan dimana tempat pelaksanaan imunisasi.
3. Dapat mengetahui kapan jadwal pemberian imunisasi dan mengetahui
apa saja efek samping yang ditimbulkan akibat imunisasi.
4. Dapat mengetahui kapan jadwal pemberian imunisasi dasar.
5. Dapat mengetahui dan menjelaskan keadaan seperti apa yang tidak
memperbolehkan anak untuk diimunisasi
II. MATERI
Terlampir
III. METODE
1. Metode Ceramah
2. Tanya Jawab
IV. MEDIA PENYULUHAN
1. Leaflet
2. Buku KIA
V. EVALUASI
1. Sebutkan Macam-Macam Imunisasi Dasar Lengakp ?
2. Sebutkan manfaat dari Imunisasi ?
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan, A. Aziz
Alimul Hidayat, 2011.
2. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Wafi Nur Muslihatun, 2011.
Lampiran Materi
IMUNISASI DASAR LENGKAP

A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan
menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi
imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit seperti TBC, Difteri,
Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan Hepatitis B.
Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-penyakit, terhindar
dari cacat, misalnya lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar dari
kematian.(Sumber : Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan, A. Aziz Alimul Hidayat, 2011).
B. Manfaat Imunisasi
Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak
sehingga tidak mudah tertular penyakit seperti TBC, tetanus, difteri, pertusis
(batuk rejan), polio, campak dan hepatitis.
(Sumber : Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan, A.
Aziz Alimul Hidayat, 2011).
C. Jenis-jenis Imunisasi Dasar
1. Vaksin BCG untuk melindungi bayi dari penyakit Tuberkulosis.
2. Vaksin Polio untuk melindungi bayi dari penyakit Polio (lumpuh layu).
3. Vaksin Hepatitis B untuk melindungi bayi dari penyakit Hepatitis B.
4. Vaksin DPT untuk melindungi bayi dari penyakit Difteri, Pertusis (batuk
rejan), Tetanus.
5. Vaksin Campak untuk melindungi bayi dari penyakit Campak
(Sumber : Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Wafi Nur Muslihatun,
2011).
D. Keadaan Yang Tidak Memperbolehkan Anak di Imunisasi
1. BCG : Sakit kulit/Luka di tempat suntikan
2. DPT 1 : Anak panas lebih > 380¬ C disertai kejang
3. DPT 2/3 : Reaksi berlebihan setelah diimunisasi DPT 1
4. Campak : Anak panas lebih > 380¬ C disertai kejang
5. Polio : Tidak ada
6. Hepatitis B : Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai