Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum II Biokimia Dasar

UJI KELARUTAN LIPID DAN PEMBENTUKAN EMULSI

OLEH :

NAMA : MUH. FADHIL ARDANA


NIM : L1A1 20 169
JURUSAN : PETERNAKAN
KELAS :D

KELOMPOK :5
ASISTEN : HAPPY RIZQA AMALIAH

LABORATORIUM UNIT ANALISIS DAN PAKAN TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
BAB 1 .PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid berasal dari makanan yang dikomsumsi dan disintesis di dalam hati.

Kelompok lipid terdiri dari triasilgliserol, fosdolid, kolesterol, dan asam lemak

bebas. Lipid diangkut melalui aliran darah dengan cara berikatan dengan protein

membentuk senyawa yang larut dalam air yang disebut lipoprotein (Beny. A

2013). Kandungan lipid yang terbesar pada makanan adalah jenis trigliserida

(Jim,E.I 2013).

Emulsi merupakan system koloid yang banyak terdapat pada bahan

pangan, kosmetik dan obat-obatan. Seperti juga pada sistem minyak utuh, reaksi

oksidasi lipid juga dapat terjadi dalam sistem emulsi minyak air, bahkan

dilaporkan sistem emulsi lebih mudah mengalami oksidasi atau mempunyai

stabilitas oksidatif lebih rendah dibandingkan minyak utuh.(Saputra 2016)

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian

ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.

2. Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi lipid.

Mengetahui pembentukan emulsi dari lipid.

1.3 Manfaat Praktikum


1. Mahasiswa Dapat Mengetahui Kelarutan Lipid Pada Pelarut Tertentu

2. Mahasiswa Dapat Mengetahui Reaksi-Reaksi Yang Terjadi Pada Indentifikasi

Sifat Minyak.

3. Mahasiswa Dapat Mengetahui Pembentukan Emulsi Dari Lipid.


BAB II. METODEOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum Uji Kelarutan Protein Dilaksanakan Pada Tanggal 15 Juni 2021

Pukul 14-.00 – Selesai. Di Lab. Unit Analisis Dan Pakan Ternak Fakultas

Peternakan, Universitas Halu Oleo Kendari.

2.2 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan pada uji kelarutan protein dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan

No Nama alat Kegunaan


1 Tabung reaksi Tempat mereaksikan dua larutan
2 Rak tabung Wadah meletakkan tabung reaksi
3 Pipet tetes Sebagai saluran tunggal untuk mengambil
cairan dengan volume kecil
4 Kamera Untuk mengambil gambar pada saat
praktikum.
5 Alat tulis Sebagai alat untuk mencatat hasil
praktikum.
6 Sikat tabung Untuk membersihkan tabung reaksi.
7 Tissue rol Untuk mengeringkan/membersihkan alat
yang digunakan pada saat praktikum.
8 Sabun cair Untuk membersihkan tabung reaksi.

Bahan yang digunakan pada uji kelarutan protein dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan

No Bahan Kegunaan
1 Air suling (aquades) Sebagai objek pengamatan
2 Larutan Na2CO3 Sebagai objek pengamatan
3 Minyak bimoli Sebagai objek pengamatan
4 Alkohol 96% Sebagai objek pengamatan
5 Klorofom Sebagai objek pengamatan
Bahan yang digunakan pada uji pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel
3.

Tabel 3. Bahan dan kegunaan

No Bahan Kegunaan
1 Air suling (aquades) Sebagai objek pengamatan
2 Larutan Na2CO3 0,5% Sebagai objek pengamatan
3 Minyak bimoli Sebagai objek pengamatan
4 Larutan sabun Sebagai objek pengamatan
5 Larutan protein Sebagai objek pengamatan

2.3 Prosedur Praktikum


2.3.1 Uji Kelarutan lipid
1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut di isi

dengan air suling,alkohol 96%, klorofom dan larutan Na2CO3

sebanyak 1 ml.

2. Ditambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak bimoli.

3. Dokocok sampai homogen,lalu dibiarkan beberapa saat.

4. Diamati sifat kelarutannya.

2.3.2 Uji Pembentukan Emulsi

1. Disiapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering.

Tabung 1 : diisi 2 ml air dan 2 tetes minyak bimoli

Tabung 2 :diisi 2 ml air, 2 tetes minyak bimoli, dan 2 tetes larutan

Na2CO3 0,5%.

Tabung 3 : diisi 3 ml air, 2 tetes minyak bimoli, dan 2 tetes larutan

sabun

Tabung 4 : diisi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak bimoli.


BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada uji kelarutan protein dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pengamatan

No Bahan Minyak Bimoli


1 Air suling (Aquades) Tidak larut
2 Larutan Na2CO3 0,5% Tidak larut
3 Alkohol Tidak larut
4 Klorofom larut

Hasil pengamatan pembentukan larutan emulsi dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengamatan

No Bahan Hasil Emulsi


1 Air + Minyak Bimoli Emulsi tidak stabil
2 Air + Minyak Bimoli +
Larutan Na2CO3 0,5% Emulsi tidak stabil
3 Air + minyak bimoli + larutan
sabun Emulsi stabil
4 Larutan protein 2% + minyak
bimoli Emulsi stabil

Pengamatan Dokumentasi

Klrofom + minyak bimoli


Larutan sabun + minyak Bimoli

Alkohol + minyak Bimoli

Larutan protein 2% + minyak bimoli


Larutan Na2CO3 0,5% + minyak
bimoli

Air + minyak bimoli

Air + minyak Bimoli + arutan Na2CO3


Air suling + minyak bimoli


3.2 Pembahasan

3.2.1 Uji Kelarutan Iipid

Pada tabung pertama dengan bahan indicator air suling, hasil pengujian

pembuktian minyak bimoli tidak dapat larut pada air suling. Tabung kedua

dengan bahan indicator alkohol 96% membuktikan bahwa dengan pencampuran

alkohol dan minyak membuktikan bahwa minyak tidak larut di alkohol. Pada

tabung ketiga bahan indicator klorofom membuktikan bahwa minyak bimoli larut

pada pelarut klorofom. Pada tabung tekakhir yaitu tabung ke empat dengan

bahan Na2CO3 membuktikan bahwa minyak kelapa tidak mampu larut pada

pelarut Na2CO3 dan membentuk emulsi. Dari empat tabung tersebut diperoleh

hasil yang berbeda beda. Haenuryadin (2015) mengatakan bahwa lipid sebagai

senyawa yang merupakan asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang

mengandung gugus lain tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic

klorofom.

Dari hasil yang diperoleh hanya ada satu bahan indicator yang mampu

melarutkan lemak seperti yang dijelaskan oleh haenuryadin (2015) diatas,

memang benar bahwa pelarut organic termasuk didalamnya klorofom mampu

melarutkan minyak bimoli. Seperti yang kita ketahui bahwa klorofom adalah

pelarut nonpolar, dan lemak juga adalah subtansi nonpolar sehingga kedua bahan
kamu bahas per hasil pengamatan
jadi pembahasan larut di gabung
dan pembahasan tdk larut jga tersendiri
jadi jurnal jgn di gabung ut yg larut dengan tdk larut

tersebut dapat bersatu sebagaimana yang dikatakan oleh Azhari (2015) bahwa “

pelarut akan mengeluarkan senyawa polar, dan pelarut nonpolar akan melarutkan

senyawa nonpolar “.

Bahan indikator selanjutnya yang tidak mampu melarutkan lemak adalah

air Na2CO3, hal ini terjadi karena air merupakan pelarut polar dan pada pelarut

air.

3.2.2 Uji Pembentukan Emulsi

Pembentukan emulsi disperse atau suspense suatu cairan lain dimana

keduannya tidak saling melarutkan. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan

oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak atau air serta

pengaruh emulfisier yang berfungsi menurunkan tegangan terhadap larutan

(susanti, W 2011).

Hasil percobaan air, minyak bimoli dan larutan sabun membentuk emulsi

yang stabil, hal ini terjadi karena larutan sabun merupakan emulfisier dipa yang

berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase kontinu (air) dan

fase disperse (minyak) sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dn

diabsorbsi melapisi butir minyak sehingga butir-butir minyak tak dapat menyatu

kembali. Hasil percobaan larutan protein dengan minyak bimoli menghasilkan

larutan homogeny yang berarti terbentuknya emulsi yang stabil, hal ini pun
dikarenakan larutan protein memiliki bentuk molekul yang dapat terikat pada

minyak sehingga larutan protein dikategorikan sebagai emulfisier yang

melarutkan minyak secara sempurna. Hal ini sesuai dengan susanti W., (2011),

mengenai pembentukan emulsi serta mengaruh emulfisier yang berfungsi

menurunkan tegangan terhadap larutan.

sama seperti kelarutan di bedakan per hasil pengamatanmu


BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

3.3 Kesimpulan
BAHAS TABEL PENGAMATAN
Lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam laritan

polar tetapi dapat larut dalam nonpolar. Lipid yang memiliki ikatan

rangkap merupakan lipid yang bersifat tak jenuh dan bentuknya cair pada

suhu kamar. Lipid tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap mudah

teroksidasi sehingga menimbulkan ketengikan. Lipid yang memiliki

ikatan rangkap merupakan lipid yang bersifat jenuh dan tidak mudah

teroksidasi, sehingga tidak menimbulkan ketengikan. Kolesterol dapat

diuji dengan uji salkowsi dan uji Lieberman buchard.

Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehingga

dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkannya

sehingga antara zat yang terdispersi dengan pendispresinnya tidak akan

pecah atau keduannya tidak akan terpisah.

3.4 Saran

Sebelumnya melakukan praktikum sebaiknya kita mengetahui

tentang definisi protein agar kita tau apa yang akan dilakukan pada

praktikum kali ini.


BAB V. DAFTAR PUSTAKA

Susanti W,. 2011. Kelarutan lipid terhadap pengaruh emulgator terhadap kelarutan

lipid jurnal Biokimia Praktikum.

\Azhari, M.A. 2015. Uji kelarutan, Akrolein, ketidak larutan, ketengikan dan

kolestrol pada lipid. Bogor: Departemen Biokimia Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Buku penuntun praktikum Biokimia untuk mahasiswa analisis.

Anda mungkin juga menyukai